Selain akibat masalah yang berkaitan dengan jantung, edema paru juga bisa
disebabkan oleh beberapa kondisi atau faktor lainnya, seperti:
Pulse oximetry, untuk mengukur secara cepat kadar oksigen di dalam darah,
dengan menempatkan sensor pada jari tangan atau kaki.
Elektrokardiografi (EKG), untuk melihat adanya tanda-tanda serangan
jantung dan masalah pada irama jantung.
Foto Rontgen dada, untuk memastikan bahwa pasien benar-benar
mengalami edema paru, serta melihat kemungkinan lain penyebab sesak
napas.
Tes darah, untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam
darah (analisis gas darah), mengukur kadar hormon B-type
natriuretic peptide (BNP) yang meningkat pada gagal jantung, serta melihat
fungsi tiroid dan ginjal. Ekokardiografi, untuk mengetahui adanya masalah
pada otot jantung. Kateterisasi jantung, dilakukan bila edema paru disertai
nyeri dada, namun tidak ditemukan kelainan di EKG maupun ekokardiografi.
Kateterisasi arteri paru, untuk mengukur tekanan di dalam pembuluh darah
paru-paru. Pemeriksaan ini dilakukan bila pemeriksaan lain tidak mampu
memastikan penyebab edema paru.