Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Edema Paru

Ada beberapa macam penyebab edema paru, biasanya berhubungan dengan


gangguan pada jantung. Namun, edema paru juga dapat terjadi tanpa gangguan
jantung.
Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dari bagian rongga
jantung yang disebut ventrikel kiri. Ventrikel kiri mendapat darah dari paru-paru,
yang merupakan tempat pengisian oksigen ke dalam darah untuk kemudian
disalurkan ke seluruh tubuh. Darah dari paru-paru, sebelum mencapai ventrikel kiri,
akan melewati bagian rongga jantung lainnya, yaitu atrium kiri. Edema paru yang
disebabkan oleh gangguan jantung terjadi akibat ventrikel kiri tidak mampu
memompa masuk darah dalam jumlah yang cukup, sehingga tekanan di dalam
atrium kiri, serta pembuluh darah di paru-paru meningkat. Peningkatan tekanan ini
kemudian menyebabkan terdorongnya cairan melalui dinding pembuluh darah ke
dalam alveoli. Beberapa penyakit jantung yang dapat menyebabkan edema paru,
antara lain:

 Penyakit jantung koroner.


 Kardiomiopati.
 Hipertensi.
 Penyakit katup jantung.

Selain akibat masalah yang berkaitan dengan jantung, edema paru juga bisa
disebabkan oleh beberapa kondisi atau faktor lainnya, seperti:

 Acute respiratory distress syndrome.


 Infeksi virus.
 Emboli paru.
 Cedera pada paru-paru.
 Tenggelam.
 Berada di ketinggian (di atas 2.400 meter di atas permukaan laut).
 Cedera kepala, kejang, atau setelah operasi otak.
 Menghirup asap saat terjadi kebakaran.Terpapar racun amonia dan klorin,
yang mungkin terjadi saat kecelakaan kereta.
 Kecanduan kokain.

 Gejala Edema Paru


 Pada kasus edema paru kronis yang bersifat jangka panjang, pasien akan
merasa lebih cepat lelah yang ditandai dengan lebih sering merasa sesak
dibanding dengan biasanya. Sesak napas akan lebih terasa ketika penderita
sedang melakukan aktivitas fisik dan berbaring. Gejala edema paru kronis
juga dapat disertai dengan dengan suara napas tersumbat yang khas saat
menghembuskan napas (mengi), terbangun pada malam hari saat tidur,
peningkatan berat badan yang cepat, bengkak pada kedua tungkai.
 Jenis edema paru yang kedua adalah edema paru akut yang bersifat cepat.
Pada kondisi ini, gejala sesak napas menyerang secara tiba-tiba hingga
menyebabkan penderitanya seakan-akan merasa tercekik atau tenggelam.
Mereka akan terlihat cemas atau ketakutan dengan mulut megap-megap
karena berusaha keras mendapatkan oksigen. Selain itu, penderita akan
mengalami palpitasi atau peningkatan detak jantung secara cepat dan tidak
teratur disertai batuk berdahak yang berbusa dan bercampur darah. Apabila
edema paru akut ini terjadi akibat penyakit jantung, maka gejala nyeri dada
juga bisa turut dirasakan.

Diagnosis Edema Paru


Selain melakukan pemeriksaan fisik sebagai upaya mencocokkan gejala yang ada,
serta mengkaji riwayat kesehatan pasien terhadap kemungkinan memiliki masalah
pada jantung, dokter perlu juga melakukan sejumlah metode pemeriksaan tertentu,
di antaranya adalah:

 Pulse oximetry, untuk mengukur secara cepat kadar oksigen di dalam darah,
dengan menempatkan sensor pada jari tangan atau kaki.
 Elektrokardiografi (EKG), untuk melihat adanya tanda-tanda serangan
jantung dan masalah pada irama jantung.
 Foto Rontgen dada, untuk memastikan bahwa pasien benar-benar
mengalami edema paru, serta melihat kemungkinan lain penyebab sesak
napas.
 Tes darah, untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam
darah (analisis gas darah), mengukur kadar hormon B-type
natriuretic peptide (BNP) yang meningkat pada gagal jantung, serta melihat
fungsi tiroid dan ginjal. Ekokardiografi, untuk mengetahui adanya masalah
pada otot jantung. Kateterisasi jantung, dilakukan bila edema paru disertai
nyeri dada, namun tidak ditemukan kelainan di EKG maupun ekokardiografi.
 Kateterisasi arteri paru, untuk mengukur tekanan di dalam pembuluh darah
paru-paru. Pemeriksaan ini dilakukan bila pemeriksaan lain tidak mampu
memastikan penyebab edema paru.

Pengobatan Edema Paru


Jika Anda melihat seseorang mengalami serangan edema paru akut dengan gejala
berupa pusing, sesak napas yang terjadi tiba-tiba, napas terengah-engah disertai
mengi, batuk yang disertai dahak berbusa atau bercampur darah, terlihat lelah, kulit
menjadi berwarna biru, dan mengeluarkan banyak keringat akibat tekanan darah
yang turun, segera bawa ke rumah sakit atau hubungi ambulans. Edema paru akut
yang tidak segera ditangani berpotensi mengakibatkan kematian.
Sebagai penanganan pertama edema paru, dokter akan memberikan penderita
oksigen. Setelah itu, untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah, baik sebelum
masuk paru-paru dan jantung, atau setelahnya. Obat yang diberikan adalah diuretik
seperti furosemide dan obat golongan nitrat seperti nitrogliserin. Diuretik bekerja
dengan membuang lebih banyak cairan, sedangkan nitrat bekerja dengan
melebarkan pembuluh darah. Kedua hal tersebut dapat mengurangi tekanan di
dalam pembuluh darah.
Edema paru sering disertai dengan naiknya tekanan darah atau malah menurunkan
tekanan darah, obat untuk membuat tekanan darah optimal akan diberikan, baik
menurunkan atau menaikkan.
Bila diperlukan, pasien akan dipasangkan selang untuk disambungkan ke alat bantu
napas, untuk memastikan oksigen yang masuk ke dalam tubuh cukup.

Pencegahan Edema Paru


Mencegah edema paru dapat dilakukan dengan cara mencegah penyakit jantung,
seperti:

 Berolahraga sebanyak 30 menit tiap hari.


 Mengonsumsi makanan sehat berupa sayur-sayuran, buah-buahan, serta
makanan rendah lemak, gula, dan garam. Hal tersebut bertujuan untuk
menjaga berat badan, kadar kolesterol dalam darah, dan tekanan darah Anda
selalu berada di batas normal.
 Tidak merokok dan hindari stres.

Komplikasi Edema Paru


Edema paru yang tidak tertangani atau terus berlanjut dapat menyebabkan
peningkatan tekanan di ruang jantung sebelah kanan, yang menerima darah dari
seluruh tubuh. Kondisi ini mengakibatkan ruang jantung kanan gagal berfungsi dan
terjadi penumpukan cairan di rongga perut (asites), bengkak pada tungkai, dan
pembengkakan organ hati.

Anda mungkin juga menyukai