Anda di halaman 1dari 5

3.

2 Macam-macam tekanan darah


3.2.1 Sistol (berkontraksi)
Tekanan masksimal sewaktu sistol ventrikel, satu inti sekuncup darah
masuk ke arteri dan venrikel. Sementara, hanya seketitar sepertiga dari
jumlah tersebut meninggalkan arteri untuk masuk ke anteriol dan
memompa darah keluar dari arteri didorongkan recoil elastic.
Arteri elastic teregang sewaktu sistol jantung karena lebih banyak
daerah yang disemprotkan ke dalam arteri dibandingkan dengan yang
keluar ke anteriol sempit beresistensi tinggi di hilir
3.2.2 Diastol (berelaksasi)
Tekanan minimal dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju
pembuluh yang lebih kecil.
Rekoil elastik arteri selama diastole jantung terus mendorong darah
maju ketika tidak sedang memompa darah.
3.3 Faktor-faktor dan mekanisme perubahan tekanan darah dan denyut nadi
Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis, gangguan pola listrik biasanya
disertai oleh gangguan aktivitas kontraktil jantung. Karena itu, evaluasi pola-pola
EKG dapat memberi informasi yang bermanfaat mengenai status jantung.
Penyimpangan yang utama adalah kelainan kecepatan jantung, kelainan irama dan
miopati jantung.
Kecepatan denyut jantung dapat ditentukan dari jarak antara dua kompleks
QRS yang berurutan di kertas berskala yang digunakan untuk merekam EKG.
Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100 denyut permenit disebut takikardia ,
sementara denyut nadi yang kurang dari 60 kali permenit disebut bradikardia.
Irama merujuk keteraturan atau spacing gelombang EKG. Setiap variasi dari
irama normal dan rangkaian eksitasi jantung disebut aritmia. Hal ini dapat
disebabkan oleh focus ektopik, perubahan aktivitas pemacu nodus SA, atau
gangguan hantaran. Ekstrasistol atau kontraksi ventrikel prematur, yang berasal
dari suatu fokus ektropik adalah penyimpangan dari irama normal yang sering
ditemukan. Kelainan lain pada irama yang mudah dideteksi oleh EKG adalah
atrial flutter, fibrilasi atrium, fibrilasi ventrikel, dan blok jantung.

Pada kondisi normal, otot jantung tetap menerima aliran darah yang memadai
untuk menunjang aktivitasnya, bahkan sewaktu olahraga, saat kecepatan aliran
darah koronaria meningkat hingga lima kali lipat daripada saat istirahat.
Tambahan darah yang disalurkan ke sel0sel jantung terutama dilakukan
melalui vasodilatasi, atau pelebaran, pembuluh koronaria, yang memungkinkan
lebih banyak darah melewatinya, khusunya selama diastole. Meningkatnya aliran
darah koronaria ini diperlukam untuk memenuhi peningkatan kebutuhan O2
jantung karena jantung, tidak seperti sebagian besar jaringan lain, tidak mampu
menyerap tambahan O2 dari darah yang mengalir melalui pembuluh-pembuluhnya
untuk menunjang peningkatan aktivitas metaboliknya. Sebagian besar jaringan
pada keadaan istirahat hanya mengekstraksi sekitar 25% O2 yang tersedia dari
darah yang mengaliri mereka, menyisakan cadangan O2 yang cukup besar yang
dapat diambil ketika kebutuhan O2 jaringan meningkat; yaitu, jaringan dapat
dengan segera meningkatkan ketersediaan O2nya dengan menyerap lebih banyak
O2 dari darah yang melaluinya. Sebaliknya, jantung, bahkan pada kondisi
istirahat, menyerap hingga 65% O2 yang ada di pembuluh koronaria, jauh lebih
banyak daripada yang diserap oleh jaringan lain. Hal ini menyisakan sedikit O2
dalam cadangan di darah koronaria seandainya kebutuhan O2 ke otot jantung
adalah dengan meningkatkan aliran darah koronaria.

Tekanan arteri rerata secara terus-menerus dipantau oleh baroreseptor


(reseptor tekanan) di dalam system sirkulasi. Ketika tekanan arteri rerata
meningkat, potensial reseptor baroreseptor ini meningkat sehingga kecepatan
lepas muatan neuron-neuron aferen terkait meningkat.
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen tentang keadaan tekanan arteri
adalah pusat control kardiovaskular, yang terletak di medulla oblongata. Jalur
aferennya adalah sistem saraf otonom. Pusat kontrol kardiovaskular mengubah
perbandingan antara aktivitas simpatis dan parasimpatis ke organ-organ efektor.

Refleks dan respons lain yang mempengaruhi tekanan darah:


1. Reseptor volume atrium kiri dan kanan dan osmoreseptor hipotalamus
terutama penting dalam keseimbangan air dan garam di tubuh;
keduanya memengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan
mengontrol volume plasma.
2. Kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta, berkaitan erat
tetapi berbeda dengan baroreseptor, peka terhadap kadar O2 yang
rendah atau asam yang tinggi dalam darah. Fungsi utamanya ialah
meningkatkan secar refleks aktivitas pernafan untuk membawa masuk
lebih banyak O2 atau mengeluarkan lebih banyak pembentuk asam,
tetapi kemoreseptor tersebut juga secara refleks meningkatkan tekanan
darah dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskular.
3. Respon kardiovaskular yang berkaitan dengan perilaku dan emosi
tertentu diperantai melalui jalur korteks serebrum-hipotalamus dan
tampaknya telah terprogram. Respons-respons ini mencakup
perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskular yang menyertai respons
generalisata simpatis , peningkatan kecepatan jantung dan tekanan
darah pada orgasme seksual, dan vasodilatasi kuit lokal yang berkaitan
dengan rasa malu.
4. Perubahan kardiovaskular mencolok yang menyertai olahraga,
termasuk peningkatan substansial aliran darah otot rangka,
peningkatan signifikan curah jantung, penurunan resistensi perifer
secara total, dan peningkatan tekanan arteri rerata. Pusat otak menjadi
pemicu perubahan jantung dan pembuluh darah pada saat olahraga.
Efek-efek ini kemudian diperkuat oleh masukan aferen ke pusat
kardiovaskular medulla dari kemoreseptor di otot oleh mekanisme
lokal yang penting dalam mempertahankan vasodilatasi di otot yang
aktif.
5. Kontrol hipotalamus atas arteriol kulit untuk tujuan mengatur suhu
didahulukan daripada control pusat kardiovaskular atas pembuluh
yang sama untuk tujuan mengatur tekanan darah.
Sumber : Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 8th ed. Pendit BU,
translator. Jakarta: EGC, 2014. 325-396 p.

Anda mungkin juga menyukai