Anda di halaman 1dari 1

Sebuah Opini tentang Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan sebuah sistem kesehatan yang diusung pada masa
pemerintahan Presiden Joko Widodo. Diharapkan dengan diadakannya sistem kesehatan ini, setiap
warga negara dapat mengakses kesehatan tanpa perlu khawatir akan biaya. Namun dalam
pelaksanaannya, ada banyak kerugian dan kekurangan yang dirasakan, baik bagi masyarakat maupun
pemerintah.

Pertama, Negara mengalami deficit dengan adanya JKN. Terdapat 5.810 temuan yang memuat 1.393
kelemahan Sistem Pengendalian Internal dan 6.201 permasalahan ketidakpatuhan yang berdampak
kepada negara sebesar Rp19.480.000.000.000. Adapun yang dimuat dalam laporan tersebut adalah tiga
permasalahan, yaitu: jumlah fasilitas dan sumberdaya yang ada belum memadai untuk mendukung alat
kesehatan layanan kesehatan di tingkat primer.

Kedua, sejak berlakunya sistem JKN, potensi terjadi fraud dalam layanan kesehatan di Indonesia semakin
terlihat. Hal ini dapat semakin meluas karena sistem pembayaran baru, kurangnya pengawasan, serta
adanya pembenaran terhadap tindakan ini. Fraud layanan kesehatan berpotensi merugikan negara dan
menurunan mutu dari layanan kesehatan. Hingga pertengahan tahun 2015, ditemukan potensi terjadi
fraud dari 175.774 klaim Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) mencapai
angka Rp440.000.000.000,00. Potensi fraud ini baru dari kelompok provider pelayanan kesehatan,
belum ditambah dari sector lain seperti staf BPJS Kesehatan, pasien, dan Supplier alat kesehatan dan
obat. Nilai ini dilansir belum menunjukkan nilai yang sebenarnya mengingat sistem pengawasan yang
digunakan masih belum optimal dan sederhana. Bentuk fraud yang umum ditemukan adalah upcoding,
inflated bills, service unbundling, no medical value, dan standard of care.

Ketiga,, masih ditemukan celah di

putri.halleyana@unpad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai