Anda di halaman 1dari 10

OPTIMASI PROPORSI ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN KRIM TABIR

SURYA LAPISAN PUTIH KULIT SEMANGKA SECARA SLD

THE OPTIMUM OF STEARIC ACID AND TRIETHANOLAMINE IN SUNSCREEN


CREAM OF WATERMELON RIND WITH SLD

Dian Marlina1), Ilham Kuncahyo2)


Fakultas Farmasi , Universitas Setia Budi

ABSTRAK

Lapisan putih kulit semangka (Citrullus vulgaris, Schrad) mengandung senyawa antioksidan
flavonoid.
Sediaan krim dibuat untuk mempermudah pemakaian lapisan putih kulit semangka. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan formula optimum krim tabir surya lapisan putih kulit semangka
terhadap proporsi asam stearat dan trietanolamin dengan metode simplex lattice design. Hasil penelitian
formula optimum krim tabir surya lapisan putih kulit semangka diperoleh pada proporsi
asam stearat 50% dan trietanolamin 50%.
Kata kunci: Lapisan putih kulit semangka, krim, asam stearat, trietanolamin, simplex lattice design.

ABSTRACT

Watermelon rind (Citrullus vulgaris, Schrad) contains antioxidants flavonoids compounds.Cream


were made to facilitate the use of watermelon rind. The purposes of this research are to obtain the optimum
formula of sunscreen cream of watermelon rind on the proportion of stearic acid and triethanolamine using
the simplex lattice design. The results show that the optimum formula of sunscreen cream of watermelon
rind was obtained on the proportion of 50% stearic acid and 50% triethanolamine.

Key words: Watermelon rind, cream, stearic acid, triethanolamine, simplex lattice design..
PENDAHULUAN relatif bahan-bahan yang digunakan dalam
Sinar UV yang bersumber dari suatu formula, sehingga diharapkan akan
sinar matahari merupakan musuh utama dapat dihasilkan suatu formula yang paling
kecantikan. Pengaruh sinar UV pada wajah baik sesuai dengan kriteria yang
akan merusak sel-sel kulit dan ditentukan (Kurniawan & Sulaiman 2009).
menyebabkan DNA tidak berfungsi Pengujian aktivitas antioksidan
dengan baik sehingga menimbulkan kulit terhadap krim menggunakan metode 1,1-
rusak, bahkan dapat menyebabkan diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH) karena
terjadinya kanker kulit. Perlindungan dari sederhana, mudah, cepat, peka, dan hanya
tabir surya diperlukan karena dapat bekerja memerlukan sedikit sampel (Hanani et al.
secara langsung di permukaan kulit 2005).
(Hernani & Rahardjo 2005).
METODOLOGI
Lapisan putih kulit semangka Alat
(Citrullus vulgaris, Schrad) berpotensi Alat yang dipakai dalam penelitian
sebagai tabir surya alami karena adalah oven, blender, ayakan no 60,
mengandung senyawa antioksidan vackum buchner, neraca analitis, gelas
flavonoid. Kandungan senyawa ukur 100 ml, erlenmeyer 100 ml, moisture
antioksidan total dalam lapisan putih kulit balance, viskometer Cup and Bob, alat uji
semangka sebesar 33,8164% (Rochmatika daya lekat, ekstensometer, corong kaca,
et al. 2012). Sediaan krim dipilih karena cawan porselen, mortier dan stamfer,
lebih disukai dibanding salep, terkait tabung reaksi, spektrofotometer UV-Vis,
dengan kemudahan pemakaiannya, dan
kuvet, labu takar dan pipet volume.
lebih tidak kotor atau berlemak (Sulaiman
Bahan
& Kuswahyuning 2008).
Bahan sampel yang digunakan
Asam stearat dapat berfungsi adalah lapisan putih kulit semangka
sebagai emulgator dalam pembuatan krim (Citrullus vulgaris, Schrad), etanol 70%,
jika direaksikan dengan basa (KOH) atau aquadest, setil alkohol, parafin cair, asam
trietanolamin untuk menetralkannya (Idson stearat, trietanolamin, lanolin anhidrat,
& Lazarus 1986). Optimasi dengan metode propilenglikol, tween 80, span 80, BHT,
Simplex Lattice Design (SLD) dapat nipagin, nipasol, oleum lavender, 1,1
digunakan untuk menentukan proporsi
diphenil-2 pikrilhidrazil (DPPH), rutin, Pemeriksaan serbuk
dan metanol p.a. Pemeriksaan serbuk dilakukan
terhadap organoleptik serbuk meliputi
Jalan penelitian
Determinasi tanaman semangka bentuk, warna, bau, rasa; dan pemeriksaan

Tanaman yang akan diteliti Susut pengeringan. Penetapan susut

dideterminasi berdasarkan ciri-ciri pengeringan menggunakan alat moisture

morfologis terhadap kepustakaan. balance.


Pembuatan ekstrak
Pengumpulan bahan
Pembuatan ekstrak lapisan putih
Bahan sampel yang digunakan
kulit semangka menggunakan metode
adalah buah semangka (Citrullus vulgaris,
maserasi dengan menggunakan pelarut
Schrad) yang bewarna merah, sudah
matang, dan diambil lapisan putih etanol 70%, kemudian pelarut diuapkan

kulitnya. pada almari pengering (oven) pada suhu


30oC sampai diperoleh ekstrak kental.
Pembuatan serbuk
Lapisan putih kulit semangka yang Pemeriksaan ekstrak
diperoleh disortasi, dicuci dengan air Pemeriksaan yang dilakukan meliputi

mengalir, dikeringkan dalam alat pemeriksaan organoleptik, susut

pengering (oven) pada suhu 50 – 60oC. pengeringan menggunakan moisture

Simplisia yang telah kering diserbuk balance, uji viskositas menggunakan alat
viskometer Cup and Bob, uji daya lekat,
dengan mesin penggiling kemudian diayak
dan Identifikasi kandungan kimia secara
menggunakan ayakan nomor 60 sampai
KLT terhadap senyawa flavonoid, saponin,
serbuk terayak habis.
dan polifenol.

Tabel 1. Identifikasi dengan KLT


Senyawa Fase diam Fase gerak Pereaksi Pustaka
semprot
butanol:asam asetat:air Larutan
Flavonoid Selulosa (4:5:1) sitroborat Kuning
kloroform:metanol:air Anisaldehid
Saponin Silika gel GF254 Ungu
(65:35:2)
butanol:asam asetat:air
Polifenol Silika gel GF254 (4:1:5) FeCl3 1% Biru kehitaman
Penyiapan formula berdasarkan propilenglikol, tween 80, nipagin, dan
simplex lattice design aquadest pada suhu 70ºC. Krim dibuat
Sediaan krim dibuat dalam tiga dengan mencampurkan fase air ke dalam
formula dalam komposisi yang sama, yang fase minyak sambil diaduk sampai
membedakan hanyalah pada proporsi asam terbentuk basis krim di dalam mortier
stearat dan trietanolamin, sebagaimana hangat. Setelah basis dingin, ekstrak kental
dalam tabel 2. BHT, dan oleum lavender.
Tabel 2. Formula krim campuran asam stearat-
trietanolamin berdasarkan simplex Pengujian mutu fisik krim
lattice design
1. Uji organoleptis
F1(100 F2(50% F3(0%-
Bahan -50%) 100%) Uji organoleptis krim meliputi uji
%-0%)
20 20 20
Ekstrak kental
warna, bau, dan konsistensi krim.
Setil alkohol 7 7 7
2. Uji homogenitas
Parafin cair 25 25 25
Uji homogenitas dilakukan secara
Asam stearat 8 7 6
visual dengan melihat keseragaman warna
Trietanolamin 1 2 3
dalam basis yang sudah bercampur.
Lanolin anhidrat 3 3 3
3. Uji tipe krim
Propilenglikol 15 15 15 Uji tipe krim dilakukan dengan
Tween 80 2,7 2,7 2,7 metode pewarnaan dan pengenceran.
Span 80 4,3 4,3 4,3
4. Uji viskositas
BHT 0,02 0,02 0,02 Uji viskositas krim dilakukan
Nipagin 0,2 0,2 0,2 dengan menggunakan alat viskometer Cup
Nipasol 0,02 0,02 0,02 and Bob. Pengujian dilakukan setelah
Oleum lavender 2 tetes 2 tetes 2 tetes sehari sediaan krim dibuat dan setiap
Sampai Sampai Sampai minggu selama satu bulan. Pembacaan
Aquadest
100 100 100
dilakukan tiga kali replikasi.

Pembuatan krim 5. Uji daya lekat krim


Fase minyak dibuat dengan Uji daya lekat menggunakan dua
melebur setil alkohol, parafin cair, asam buah objek glass yang pada salah satu
stearat, lanolin anhidrat, span 80 dan ujung objek glass ditekan beban 500 g

nipasol pada suhu 70ºC. Fase air dibuat selama 5 menit, melepaskan beban seberat

dengan cara melebur trietanolamin, 20 g dan mencatat waktunya sehingga


kedua objek tersebut terlepas. Pengujian Pembuatan larutan stok krim rutin
dilakukan setelah sehari sediaan krim 500 ppm kemudian dibuat seri
dibuat dan setiap minggu selama satu pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 25
bulan. Pembacaan dilakukan tiga kali ppm, dan 50 ppm.
replikasi. Pembuatan larutan stok ekstrak

6. Uji daya sebar krim 1000 ppm kemudian dibuat seri


Uji daya sebar krim dilakukan pengenceran 20 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 80
dengan alat ekstensometer. Uji ini ppm, dan 100 ppm.
dilakukan dengan cara menimbang 0,5 g Pembuatan larutan stok krim 5000
krim, meletakkan kaca di tengah kaca ppmkemudian dibuat seri pengenceran 100
bulat berskala. Diatas krim diletakkan kaca ppm, 200 ppm, 250 ppm, 400 ppm, dan
bulat lain dan pemberat, diamkan selama 500 ppm.
satu menit kemudian dicatat Penentuan panjang gelombang
penyebarannya. Pengujian dilakukan maksimum. Metanol p.a. dipipet 4,00 ml,
setelah sehari sediaan krim dibuat dan ditempatkan dalam vial, ditambah larutan
setiap minggu selama satu bulan. stok DPPH 0,4 mM sebanyak 1,00 ml.
Pembacaan dilakukan tiga kali replikasi Penentuan panjang gelombang maksimum
(Voight 1994). dilakukan dengan mengukur absorbansi
Penentuan formula optimum pada panjang gelombang 450 - 550 nm.
Penentuan formula optimum Penentuan operating time (OT).
dengan metode simplex lattice design Larutan uji sebanyak 4,00 ml, ditempatkan
menggunakan Software Design Expert dalam vial, ditambah larutan stok DPPH
8.0.6. 0,4 mM sebanyak 1,00 ml. Penentuan

Uji aktivitas penangkap radikal DPPH operating time dilakukan pada panjang
Pembuatan larutan stok DPPH 0,4 gelombang maksimum dengan interval
mM, 15,8 mg serbuk DPPH dilarutkan waktu 5 menit sampai didapat absorbansi
dengan metanol p.a sampai tanda pada yang stabil, dan tidak terlihat adanya
labu takar 100,00 ml. penurunan absorbansi.
Pembuatan larutan stok rutin 100 Uji aktivitas penangkap radikal
ppm kemudian dibuat seri pengenceran 1 dilakukan dengan cara : 4,00 ml larutan uji
ppm, 2 ppm, 4 ppm, 5 ppm, dan 8 ppm. ditambahkan 1,00 ml larutan DPPH 0,4
mM, diinkubasi selama operating time dan teoritis mutu fisik krim dengan uji T (T-
dibaca absorbansinya pada λ maksimum. Test) dengan taraf kepercayaan 95% yang
Setiap pengujian dilakukan tiga kali dilakukan dengan menggunakan program
replikasi (Molyneux 2003). SPSS versi 18.
Aktivitas penangkap radikal DPPH
Analisis hasil
dihitung dengan rumus :
Optimasi formula krim dianalisis
secara SLD menggunakan Software Peredaman (%) =
Design Expert 8.0.6 terhadap parameter
viskositas, daya sebar, dan daya lekat yang
Data aktivitas antioksidan radikal DPPH
diambil datanya dari pengujian hari kedua.
dihitung dengan metode probit dari
Hasil yang diperoleh dari percobaan.
persamaa regresi linier dan ditentukan
Validasi formula terpilih dilakukan dengan
IC50.
membandingkan hasil percobaan dan hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengujian mutu fisik krim
Tabel 3. Viskositas sediaan krim tabir surya lapisan putih kulit semangka dengan
berbagai konsentrasi asam stearat dan trietanolamin
Pemeriksaan waktu Viskositas (dPas)
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Hari ke-2 126,67±2,89 183,33±14,43 173,33±2,89
Minggu 1 211,67±12,58 196,67±5,77 241,67±14,43
Minggu 2 205,00±18,08 185,00±8,66 226,67±15,28
Minggu 3 190,00±10,00 175,00±5,00 216,67±14,43
Hasil pengamatan terhadap viskositas krim menunjukkan bahwa viskositas ketiga
formula krim cenderung menurun walaupun pada hari kedua ke minggu pertama mengalami
kenaikan.
Tabel 4. Hasil rata-rata daya lekat krim tabir surya lapisan putih kulit semangka
Waktu pemeriksaan Daya lekat (menit)
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Hari ke-2 0,14±0,02 1,55±0,55 2,68±0,53
Minggu 1 0,50±0,11 2,39±0,33 3,52±0,17
Minggu 2 0,43±0,09 2,23±0,23 3,24±0,18
Minggu 3 0,38±0,08 1,96±0,29 2,89±0,34
Pengamatan daya lekat krim tiap minggu menunjukkan bahwa daya lekat krim
cenderung mengalami penurunan pada pengujian tiap minggunya seperti pada pengujian
viskositas.
Tabel 5. Hasil rata-rata daya sebar krim tabir surya lapisan putih kulit semangka
Beban Diameter penyebaran (cm ± SD)
Formula (gram) Hari ke-2 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
53,704 4,15±0,06 3,90±0,07 5,23±0,20 5,67±0,08
103,704 4,73±0,03 4,30±0,06 5,98±0,18 6,46±0,16
F1 153,704 5,02±0,06 4,93±0,42 6,37±0,24 6,89±0,14
203,704 5,28±0,07 5,00±0,12 6,78±0,26 7,26±0,13
253,704 5,56±0,02 5,17±0,14 7,24±0,25 7,60±0,14
53,704 3,58±0,11 3,67±0,09 4,45±0,10 4,65±0,10
103,704 4,08±0,06 4,08±0,04 5,11±0,19 5,23±0,04
F2 153,704 4,46±0,06 4,40±0,02 5,54±0,08 5,69±0,11
203,704 4,82±0,07 4,65±0,10 5,80±0,09 5,92±0,08
253,704 5,01±0,10 4,78±0,09 5,95±0,12 6,23±0,13
53,704 3,00±0,02 2,82±0,08 3,42±0,16 4,47±0,08
103,704 3,43±0,03 3,16±0,03 3,91±0,05 5,15±0,12
F3 153,704 3,72±0,07 3,36±0,02 4,31±0,06 5,35±0,10
203,704 4,03±0,05 3,61±0,01 4,50±0,08 5,68±0,09
253,704 4,23±0,09 3,78±0,01 4,68±0,08 6,09±0,09

Hasil pengujian daya sebar menunjukkan bahwa ketiga formula krim cenderung
mengalami peningkatan.

Tabel 6. Hasil pengujian parameter sifat fisik krim pada hari kedua
Parameter Formula 1 Formula 2 Formula 3
Viskositas (dPas) 126,67 183,33 173,33
Daya lekat (menit) 0,14 1,55 2,68
Daya sebar (cm) 4,73 4,08 3,43
Data pengujian parameter sifat fisik krim pada hari kedua dijadikan acuan dalam
penentuan persamaan Simplex Lattice Design dengan menggunakan software Design Expert
8.0.6, sehingga didapatkan persamaan untuk masing-masing parameter sifat fisik krim.

Desi gn-E xpert® Software

Persamaan untuk viskositas : Com ponent Codi ng: A ctual Two Component Mix
Vi skositas

Desi gn Poi nts 190

Y= 126.67(A)+173.33(B)+133.32(A)(B) X1 = A: A sam stearat


X2 = B: TEA 180

Persamaan untuk daya lekat : 170

Y=0.14(A)+2.68(B)+0.56(A)(B) 160

150

Persamaan untuk daya sebar :


V is k o s ita s

140

Y=4.73(A)+3.43(B)+0.000(A)(B) 130

Keterangan: 120

Actual 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000

Y = respon Asam ActualTE A


steara
3.000 2.500 2.000 1.500 1.000

(A) = kadar asam stearat


(B) = kadar trietanolamin, (A) + (B) =1 Gambar 1. Grafik hubungan viskositas
De si gn- E xp ert® So ftwar e
Co m po ne nt Co di n g: A ctual Two Component Mix
yang sebelumnya telah dilakukan
Da ya l e kat
3
De si gn Poi n ts

X1 = A: A sa m stear at
pembuatan dan perhitungan secara teoritis,
X2 = B: TEA 2.5

sehingga validasi dilakukan terhadap


2

perbandingan 75% - 25% atau komposisi


le k a t

1.5

asam stearat 7,5 g dan trietanolamin 2,5 g.


Da ya

0.5
Tabel 7. Hasil pembacaan uji krim optimum
0
berdasarkan Design Expert 8.0.6 dan
hasil percobaan
Actua 6.00 0 6.50 0 7.00 0 7.50 0 8.00 0
lAsa ActualTEA
m
3.00 0 2.50 0 2.00 0 1.50 0 1.00 0 Formula validasi
stear
at

Sifat fisik (75%-25%)


Gambar 2. Grafik hubungan daya lekat Prediksi Percobaan±SD
Viskositas
Desi gn-E xpert® Software
163,33 153,33±5,77
Com ponent Codi ng: A ctual
Daya sebar
Two Component Mix (dPas)
4.8
Desi gn Poi nts
Daya lekat
X1 = A: A sam stearat 0,88 0,90±0,20
X2 = B: TEA 4.6 (menit)
4.4
Daya sebar (cm) 4,405 4,49±0,06
s ebar

4.2 Tabel 8. Hasil validasi terhadap nilai prediksi


dan percobaan formula 75% - 25%
D ay a

3.8
Signifikansi
Pengujian Signifikansi Kesimpulan
terpilih
3.6

Tidak
3.4

Viskositas 0,096 0,05 berbeda


Actua 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000
lAsa ActualTEA
m
3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 signifikasi
stear
at

Daya Tidak
0,899 0,05 berbeda
lekat
Gambar13. Grafik hubungan daya sebar signifikasi
De sig n- E xp er t® S o ftwar e
Daya Tidak
Co m po ne nt Co din g : A ctua l Two Component Mix berbeda
De sir a bil ity
sebar 0,064 0,05
0.70 0
De sig n P oints
signifikasi
X1 = A: A sa m stear at
X2 = B: TE A 0.60 0 Pr edict i on 0.652
X1 7.000
X2 2.000
0.50 0
Hasil validasi nilai prediksi dengan
0.40 0
D e s i r a bi l i t y

0.30 0
nilai percobaan krim komposisi 75% -
0.20 0
25% terhadap ketiga parameter uji yang
0.10 0
meliputi viskositas, daya lekat, dan daya
0.00 0

ActualA sam stearat 6.00 0 6.50 0 7.00 0 7.50 0 8.00 0


sebar menunjukkan tidak adanya
ActualTEA 3.00 0 2.50 0 2.00 0 1.50 0 1.00 0

perbedaan yang signifikan. Hal ini


Gambar 4. Grafik hasil penentuan titik menunjukkan bahwa persamaan yang
optimum
diperoleh dari software merupakan
Dari hasil analisa data dengan persamaan yang valid, hasil prediksinya
Software Design Expert 8.0.6 diketahui tidak menunjukkan perbedaan yang berarti
bahwa formula optimum berada pada F2 terhadap hasil percobaan.
Saran
Aktivitas Antioksidan terhadap IC50
Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran
97,387 yang dapat disampaikan yaitu:
100 87,579
1. Perlu dilakukan isolasi lebih lanjut
untuk mengasilkan senyawa murni
IC 50 (ppm)

50
6,107 7,294 yang aktif sebagai antioksidan dalam
0 tanaman sehingga dapat meningkatkan

Rutin
aktivitas.
Krim rutin
2. Perlu diteliti lebih lanjut terhadap SPF
Ekstrak kental
sediaan krim.
Gambar 17. Histogram aktivitas antioksidan
terhadap IC50 DAFTAR PUSTAKA
Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005.
Hasil pengujian aktivitas Identifikasi senyawa antioksidan
antioksidan menunjukkan bahwa krim dalam spons Callyspongia sp dari
tabir surya mempunyai aktivitas kepulauan seribu. Majalah Ilmu
Kefarmasian 2: 127-133.
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar Hernani, Rahardjo, M. 2005. Tanaman
87,597 ppm. Berkhasiat Antioksidan. Jakarta:
Penebar Swadaya. hlm 8-12, 17,
46-47.
KESIMPULAN DAN SARAN Idson B, Lazarus J. 1986. Semipadat. Di
Kesimpulan dalam: Lachman L, Ieberman HA,
Berdasarkan hasil pengamatan Kanig JL. Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Jilid II. Suyatmi
dapat disimpulkan bahwa : S, penerjemah; Jakarta: Universitas
1. Formula optimum krim tabir surya Indonesia Press. hlm 1091-1144.
Kurniawan DW, Sulaiman TNS. 2009.
lapisan putih kulit semangka (Citrullus Teknologi Sediaan Farmasi.
vulgaris, Schrad) diperoleh pada Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm 89-
97.
proporsi asam stearat 50% dan Molyneux P. 2003. The use of the stable
trietanolamin 50%. free radical diphenylpicrilhidrazyl
(DPPH) for estimating antioxidant
2. Krim tabir surya lapisan putih kulit activity.
semangka (Citrullus vulgaris, Schrad) Rochmatika LD, Kusumastuti H,
Setyaningrum GD, Muslihah NI.
mempunyai aktivitas antioksidan 2012. Analisa kadar antioksidan
dengan nilai IC50 sebesar 87,579 ppm. pada masker wajah berbahan dasar
lapisan putih kulit semangka
(Citrullus vulgaris, Scrad).
Prosiding seminar nasional
penelitian, pendidikan dan Fakultas Farmasi Unversitas
penerapan MIPA; fakultas MIPA Gadjah Mada. hlm 33-58,73-79.
UNY, 2 Juni 2012. Yogyakarta: Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Farmasi. Edisi V. Yogyakarta:
Yogyakarta. hlm K-133 – K-140. Universitas Gadjah Mada Press.
Sulaiman TNS, Kuswahyuning R. 2008. hlm 311-383, 511-585.
Teknologi & Formulasi Sediaan
Semipadat. Yogyakarta:
Laboratorium Teknologi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai