DIMENSIA
NAMA KELOMPOK :
JAKARTA
2017
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DI WIJAYA KUSUMA SASANA TRESNA WERDHA KARYA BAKTI RIA
PEMBANGUNAN JAKARTA TIMUR
A. TOPIK
Menyusun Puzzle
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok diharapkan penghuni wijaya kusuma
mampu melatih otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat pada lansia.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok diharapkan penghuni wijaya kusuma
mampu:
C. LANDASAN TEORI
Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Depkes RI, 2001).
Dengan bertambahnya usia banyak fungsi tubuh menjadi menurun yang berdampak pada
biologis seperti menjadi malas beraktifitas, gangguan mobilitas, mata kabur,
pendengaran kurang, terjadi inkontinensia urin, daa ingat menurun dan lain-lain.
Sedangkan pada aspek psikososial lansia akan kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan keluarga sehingga berpotensi menimbulkan stress psikososial (Depkes,
2000).
Proses menjadi tua adalah tahap akhir dari perjalanan hidup manusia, yang ditandai
dengan penurunan semua fungsi alat-alat tubuh seseorang. Dengan menurunnya fungsi
alat-alat tubuh ini, seseorang akan menjadi sangat terbatas atau mengalami keterlambatan
dalam memenuhi kebutuhannya untuk kehidupan sehari-hari. Akibat dari keadaan ini
akan memberikan dampak biopsikososial dan spiritual pada usia lanjut .
Pada lanjut usia terjadi perubahan atau penurunan baik secara fisik, mental, sosial
dan spiritual. Terjadinya perubahan pada persyarafan yaitu daya ingat menurun.
Demikian pula pada lanjut usia yang mengalami penurunan fungsi kerja otak diperlukan
latihan dan aktifitas otak agar kemundurun fungsi tersebut dapat ditekan. Bila hal
tersebut tidak dilakukan bukan hanya kualitas hidup yang tidak optimal tetapi berbagai
penyakit pikun atau demensia lebih banyak dan lebih cepat menghinggap pada usia
lanjut nantinya. Otak memiliki plastisitas bahwa kita dapat membangun neurons dan
susunannya di dalam jaringan otak untuk mengembalikan fungsi-fungsinya.
Definisi demensia menurut WHO adalah sindrom neurodegeneratif yang timbul
karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progesifitas disertai dengan gangguan
fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil
keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif
biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat melatih daya ingat dan melindungi diri dari
gejala demensia di masa usia lanjut yaitu dapat dengan menyusun puzzle. Puzzle
merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam
merangkainya. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk bersosialisasi dengan satu
sama lain dan meningkatkan kemampuan fisik dan mental mereka pada waktu yang
sama. Puzzle dapat melatih otak khususnya otak kiri, menurut pusat pelatihan kognitif
Learning.
Dari hasil pengkajian MMSE didapatkan dari 19 lansia yang tinggal di wijaya
kusuma ruang aster 57,8 % mengalami gangguan kognitif ( demensia ). Sehubungan
dengan permasalahan tersebut kelompok tertarik untuk memberikan terapi aktifitas
kelompok dengan menyusun puzzle bagi penghuni wijaya kusuma khususnya diruang
aster.
D. PESERTA
Kriteria Peserta
1. Masih aktif
2. Dapat bersosialisasi dengan baik
3. Peserta mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, bila peserta
akan meninggalkan kegiatan maka peserta harus minta izin kepada
fasilitator atau kepada penyaji
Proses seleksi :
Sasaran : Lansia yang mengalami penurunan kognitif ( Demensia)
Jumlah : orang
E. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian Kelompok :
Leader : Anggi Detha M Kopong S.Kep
Co Leader : Amsah Saputra, S.Kep
Observer : Reineke Praticilia, S.Kep
Fasilitator : Marlen Amelia Rawung, S.Kep
Mesi Hariyanti, S.Kep
Haryati Abubakar, S.Kep
Neni , S.Kep
Norita Rajagukgukri, S.Kep
Ricard A Kaay S.Kep
Kristin Ayu Malinda K. S. Kep
Fandry R Paidara S. Kep
Karolus S Lehalima S. Kep
Jennifer Tania Kakondo S. Kep
a. Uraian Tugas
1) Leader : Anggi Detha M kopong, S.Kep.
Membuka dan menutup kegiatan
Menjelaskan tentang aturan dan cara pelaksanaan kegiatan
Mengarahkan jalannya kegiatan
Memberi reinforcement positif atas hasil yang dicapai
Mengatasi masalah yang mungkin timbul
Menjelaskan tujuan dari terapi
F. METODE
Metode : dinamika kelompok, ( diskusi dan demostrasi )
G. WAKTU
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 November 2017
Jam : 10.00 – 10.45 wib
H. TEMPAT
Ruang Wijaya Kusuma
I. ALAT
1. Puzzle
2. Speaker / MP3 musik
3. Papan nama peserta
Setting Tempat
Keterangan :
: Pembimbing
: Leader
: Co Leader
: Observer
: Fasilitator
: Peserta
J. Proses Pelaksanaan
1. Fase persiapan : membuat kontrak dengan klien, mempersiapkan alat dan tempat
2. Fase orientasi :
Salam teraupetik : salam dari terapis kepada klien, klien dan terapis pakai pakai
papan nama
Evaluasi / validasi : terapis menanyakan keadaan klien saat ini, terapis
menanyakan apakah sering mendengar music? Apa jenis music kesukaan?
Ataukah apakah ada yang mempunyai lagu favorite/kesukaan?
Kontrak : menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu setiap peserta diberikan kesempatan
untuk menyusun puzzle dan kemudian lagu diputar/diperdengarkan, kemudian,
peserta akan berlomba untuk menyusun dengan tepat Puzzle yang diacak.
Menjelaskan aturan main yaitu : jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepda terapis. Lama kegiatan 45 menit. Setiap
peserta mengikitu kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Fase kerja
Terapis memberikan contoh langkah permainan yang harus diikuti oleh peserta.
Ajarkan pandu positif/yel-yel untuk menghidupkan suasana.
Hidupkan MP3 Player Music/speaker.
Fasilitator berperan dalam membantu dan mengarahkan klien dalam melakukan
kegiatan.
Berikan pujian setiap peserta yang berhasil menebak Puzzle..
4. Fase terminasi
a) Evaluasi :
Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
Memberikan pujian atas keberhasilan peserta TAK
b) Tindak lanjut :
Menganjurkan anggota terapis untuk saling berbagi kenangan manis atau cerita
kepada sesama anggota panti yang lain.
NO TAHAP KEGIATAN TERAPI KEGIATAN WAKTU
KEGIATA PESERTA
N
- Mendengarkan serta
menjawab salam
3. Penutup 5 menit
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang hadir dapat lebih bersosialisasi dengan penghuni wijaya kusuma
b. Peserta yang hadir dapat mengunggapkan perasaan senang setelah mengikuti
terapi aktivitas kelompok
c. Peserta yang hadir dapat tampak rileks