Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Alllah SWT, Panduan Kegiatan Program DBD Puskesmas UPT Puskesmas
Air putih kota Samarinda telah selesai disusun.
Panduan ini dibuat untuk melaksanakan Kegiatan DBD di Puskesmas Industri sebagai unit
penyelenggara pelayanan public.
Selain itu, penyusunan panduan ini bertujuan untuk memberikan petunjuk cara pelaksanaan
DBD di Puskesmas Air Putih bagi seluruh staf Puskesmas UPT Puskesmas Air Putih.
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas UPT
Puskesmas Air Putih dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
E. Batasan Operasional
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
A. Denah Ruang
B. Standart Fasilitas
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang besar di Indonesia. Prevalensi PTM dan cedera di Indonesia
berdasarkan Riskesdas 2013, hipertensi usia >18 tahun (25.8%), rematik
(24.7%), cedera semua umur (8.2%) dengan cedera akibat transportasi darat
(47.7%),asma (4.5%), PPOK umur ≥ 30 tahun (3.8%), diabettes mellitus
(2,1%), PJK umur ≥ 15 tahun (1.5%), batu ginjal (0.6%), hipertiroid umur ≥15
tahun berdasarkan diagnosis (0.4%), gagal jantung (0.3%), gagal ginjal kronik
(0.2%), stroke (12.1%) dan kanker (1.4%)
Penyakit Tidak Menular terjadi akibat berbagai berbagai faktor resiko,
seperti merokok, diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan konsumsi
minuman beralkohol. Faktor resiko tersebut akan menyebabkan terjadinya
perubahan fisiologis di dalam tubuh manusia, sehingga menjadi faktor resiko
lain tekanan darah meningkat, gula darah meningkat, kolesterol darah
meningkat, dan obesitas. Selanjutnya dalam waktu yang relatif lama terjadi
PTM. Berdasarkan Riskesdas 2013 prevalensi obesitas pada laki-laki umur
>18 tahun (19.7%) dan pada perempuan (32.9%), obesitas sentral (26.6%),
konsumsi tembakau usia ≥15 tahun (36.6%), kurang konsumsi sayur dan
buah (93.5%)
Program pengendalian PTM dan faktor resikonya dilaksanakan mulai dari
pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan, serta rehabilitasi. Kegiatan
pencegahan dan deteksi dini dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan
masyarakat melalui Posbindu PTM, sedangkan deteksi dini, pengobatan dan
rehabilitasi di fasilitas pelayanan kesehatan, baik fasilitas kesehatan tingkata
pertama(FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).
B. TUJUAN PEDOMAN
Sebagai panduan pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM bagi pengelola
program Posbindu PTM di Puskesmas Air Putih dan institusi serta organisasi lainnya
dalam terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.
C. SASARAN
E. BATASAN OPERASIONAL
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini
terhadap PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala
pada yang mengalaminya.
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau
UKM yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan
puskesmas.
Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM meliputi wawancara
untuk perilaku merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktifitas fisik,
konsumsi alkohol, kemudian pengukuran secara berkala tinggi badan dan berat badan,
menghitung nilai indeks massa tubuh (IMT), mengukur lingkar perut, tekanan
darah,dan pemeriksaan gula darah sewaktu , kolesterol total, trigliserida.
Jika pada saat wawancara, pengukuran, pemeriksaan ditemukan faktor risiko
PTM, maka dilakukan tindak lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu melalui
penyuluhan individu, kelompok atau konseling secara perorangan sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya bagi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk
ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Posbindu PTM dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :
1. Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrument atau
formulir untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan
yang telah diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
perut, IMT, pemeriksaan tekanan darah, serta konseling.
2. Posbindu PTM utama meliputi kegiatan Posbindu PTM dasar ditambah dengan
pemeriksaan guladarah, kolesterol total,yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih (dokter,bidan,perawat kesehatan/tenaga ahli teknologi laboratorium
medik/lainnya).
F. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan Pasal 96 “Penyelenggara Kegiatan menjadi tanggungjawab
bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”
3. Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
5. Peraturan Pemerintah No.109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.741 Tahun 2008 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269 tahun 2011 tentang
pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
9. Peraturan menteri dalam negeri republik Indonesia No.40 tahun 2013 tentang
pemberdayaan masyarakat melalui gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan
keluarga.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.45 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan surveilans kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.40 Tahun 2013 tentang peta
jalan pengendalian dampak konsumsi rokok
12. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1479 tahun 2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan system surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
PTM terpadu
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan Penanggung Jawab Posbindu PTM, dan Pegawai
puskesmas termasuk kader kesehatan yang telah ada atau beberapa dari masing-
masing kelompok yang bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM yang dikoordinir
oleh penanggung jawab Posbindu PTM sesuai dengan kesepakatan.
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM disepakati dan disusun bersama
dengan sektor terkait yang biasanya di laksanakan sebulan sekali.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
dilakukan oleh Penanggung Jawab Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di Aula Puskesmas Air Putih yang
terletak di Lantai 2 Puskesmas Air Putih.
B. Standar Fasilitas
1. Pedoman Umum Pos Pembinaan terpadu PTM : 1 buah
2. Panduan pengukuran Faktor Risiko PTM : 1 buah
3. Panduan Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko : 1 buah
4. Petunjuk teknis Penyelenggaraan pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
: 1 buah
5. Panduan Penyelenggaraan Posbindu PTM : 1 buah
6. Tensimeter Digital : 1 buah
7. Alat Pengukur Tinggi Badan : 1 buah
8. Timbangan : 1 buah
9. Pita Pengukur : 1 buah
10. Alat pengukur Gula darah,kolesterol dan asam urat : 1buah
A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu PTM Puskesmas mencakup :
1. Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM
dengan melibatkan masyrakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan evaluasi. Masyarakat di perankan sebagai sasaran kegiatan, target
perubahan, agen perubahan, sekaligus sebagai sumber daya. Dalam
pelaksanaan selanjutnya kegiatan Posbindu PTM menjadi upaya kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dimana kegiatan ini diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan sumber daya, kemampuan dan kebutuhan
masyarakat.
2. Substansi Posbindu PTM mengacu kepada kegiatan, bukan terhadap tempat. Hal
ini yang membedakan Posbindu PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatan berupa
deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini faktor risiko
PTM. Persiapan dalam penyelenggaraan Posbindu PTM didahului dengan
identifikasi kelompok potensial yang ada di masyarakat, sosialisasi dan advokasi,
pelatih petugas pelaksana Posbindu PTM atau fasilitas tekhnis, fasilitas logistik,
pengaturan mekanisme kerja antara petugas pelaksana Posbindu PTM dengan
pembinanya, serta sumber pembiayaan.
BAB V
Kebutuhan dan dan logistik untuk pelaksanaan posbindu PTM di rencanakan dalam
pertemuan sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode Posbindu PTM yang akan
dilaksanakan.Dalam Penyelenggaraan Posbindu PTM agar dapat berlangsung secara
berkelanjutan, diperlukan pembiayaan yang memadai. Pembiayaan dapat berasal dari
pemerintah, swasta, kelompok masyarakat/lembaga atau pihak lain yang peduli terhadap
persoalan penyakit tidak menular.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan dan pembinaan posbindu PTM dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan posbindu PTM tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta
aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.