Anda di halaman 1dari 51

PROVINSI BANTEN

Dinas Kesehatan

LAPORAN PENDAHULUAN

DINAS KESEHATAN
Provinsi Banten
2013
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................... 1


1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
1.2 MAKSUD ...................................................................................... 2
1.3 TUJUAN ...................................................................................... 2
1.4 RUANG LINGKUP .............................................................................. 2
1.4.1 Spesifikasi Teknis: ............................................................... 2
1.4.2 Modul Sistem Informasi Rumah Sakit ........................................ 3
BAB 2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI ..................................... 4
2.1 SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT LUNAK ....................................................... 4
2.1.1 Framework........................................................................ 4
2.1.2 Availability ....................................................................... 5
2.1.3 Data Backup ...................................................................... 5
2.1.4 Sistem Informasi Rumah Sakit ................................................ 5
2.2 INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI PERANGKAT LUNAK .............................................. 5
2.2.1 Server database ................................................................. 6
2.2.2 Web server ........................................................................ 8
2.2.3 Server-side script ................................................................ 8
2.2.4 Antar Muka (Interface) Browser ............................................ 10
2.2.5 Security System ................................................................ 13
2.3 INTERFACE (ANTAR MUKA) APLIKASI ........................................................ 18
2.3.1 Registrasi ....................................................................... 18
2.3.2 Laboratorium .................................................................. 18
2.3.3 Rawat Inap ...................................................................... 19
2.3.4 Farmasi .......................................................................... 20
2.3.5 Poliklinik ........................................................................ 20
2.3.6 Kasir ............................................................................. 21
2.3.7 Laporan ......................................................................... 21
2.4 INFRASTURKTUR PERANGKAT KERAS YANG DISARANKAN ..................................... 23
2.5 METODOLOGI ............................................................................... 26
2.5.1 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak (Unified Process)....... 26
2.5.2 Fase Pelaksanaan .............................................................. 27
2.5.3 Kegiatan pelaksanaan ........................................................ 29

i
BAB 3. SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT.................................. 37

BAB 4. RENCANA KEGIATAN .................................................. 41


4.1 RENCANA KERJA ............................................................................ 41
4.2 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ......................................................... 43
4.3 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN ..................................................... 44
BAB 5. PENUTUP ............................................................... 45

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi rumah sakit merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh


seluruh tingkat rumah sakit secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat.

Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas
dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, khususnya pada bidang-
bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer,
baik dibidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat
pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi
pengaplikasian. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dapat
dilakukan melalui media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus
terus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya,
solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya
manusia yang menggunakannya.

Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayan kesehatan masyarakat akan
melayani traksaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan
tindakan dalam banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi
pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut kesehatan dan
nyawa pasien.

Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula
jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap
dalam satu koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumah sakit
juga harus mengelola seluruh kegiatan operasionalnya.

Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan
sisi kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun perangkat kerasnya dalam
upanya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara
manual.

1 | Page
1.2 Maksud

Kegiatan Pengadaan Jasa Konsultansi Software Aplikasi Sistem Informasi Rumah


Sakit (SIRS) dilaksanakan untuk pembangunan sarana Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Umum Pemerintah Provinsi Banten..

1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah
a. Terwujudnya pelayanan dan informasi yang cepat dalam pengurusan
administrasi manajemen rumah sakit.
b. Terwujudnya pendokumentasian yang lengkap dan tertata guna
pertanggung jawaban dikemudian hari.
c. Rumah Sakit Umum Pemerintah Provinsi Banten, dalam hal ini
dokter/suster dan manajemen dapat bekerja dengan efektive dan
efesien dalam mengelola manajemen rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat proses Pelayanan, Pengobatan,dan lain-lain.

1.4 Ruang lingkup


Ruang Lingkup Pekerjaan (Scope of Work ) dari ini diantaranya adalah:

1.4.1 Spesifikasi Teknis:


a. Aplikasi harus bebas platform;
b. Aplikasi harus berbasis Web;
c. Software (aplikasi dan database) harus bebas lisensi;
d. Aplikasi harus support protocol HL-7, protokol untuk koneksi dengan
alat-alat kesehatan;
e. Harus sudah berbasiskan Medical record support ICD 10;
f. Aplikasi sudah mengadopsi teknik back-up dan log-off active session;
g. Database aplikasi dapat dikoneksikan dengan database database aplikasi
yang menjadi data dasar penduduk (pasien) daerah Provinsi Banten;

2 | Page
1.4.2 Modul Sistem Informasi Rumah Sakit
a. Modul Pendaftaran
b. Modul Dokter (Poliklinik)
c. Modul IGD
d. Modul Laboratorium
e. Modul Radiologi
f. Modul Kamar Operasi & Kamar Bersalin
g. Modul rawat inap
h. Modul Medical Check Up (MCU)
i. Modul Rekam Medis
j. Modul Billing System (Kasir)
k. Modul Warehouse
l. Modul Depo
m. Modul Apotek / Farmasi
n. Modul Laporan

3 | Page
BAB 2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2.1 Spesifikasi Teknis Perangkat Lunak
Aplikasi berbasis opensource, berbasis web, bebas lisensi, support HL-7,
support ICD-10, mengadopsi back-up dan log system, serta dapat dikoneksikan
dengan data dasar penduduk (pasien) Propinsi Banten. Dari spesifikasi yang
telah ditentukan diatas maka sistem menggunakan:
 Programming Language : PHP, XMl, HTML, Javascript
 Application Interface : Web Browser (Firefox, IE, etc.)
 Server Database : PostgreSQL 8.x
 Operating System : Linux
2.1.1 Framework
Framework system aplikasi yang digunakan adalah berbasis web yang multi-
tier. Hal ini berdasar bebarapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Fast, Simple, Cheap Client Deployment: Praktis tidak ada requirement khusus
untuk melakukan instalasi di sisi client karena aplikasi web browser umumnya
sudah terdapat di operating system yang ada.
2. Updatable: Perbaikan dan update system cukup di lakukan di sisi server, dan tidak
ada pada sisi client. Bandingkan dengan system Client-Server yang harus
melakukan updating baik di server maupun di masing-masing client computer bila
ada update.
3. Massive User Ready: Dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna
secara paralel, persis sebagaimana internet bekerja.
4. Internet Ready: Kemampuan untuk dapat langsung berintegrasi dengan internet
5. Low Hardware Client Requirement: Tidak membutuhkan spesifikasi perangkat
keras client yang tinggi karena cukup menggunakan browser maka aplikasi dapat
dipakai.
6. Security: bila menggunakan protokol HTTPS maka setiap koneksi akan di encrypt
sehingga tidak memungkinkan adanya data yang dapat di baca selain oleh yang
berhak.
7. Low Bandwidth Usage: Karena protokol http umumnya tidak membutuhkan
koneksi yang terus menerus maka otomatis bandwidth yang terpakai lebih hemat
yang berakibat pada meningkatnya kecepatan akses dan bertambahnya skala
kemampuan pengguna aplikasi.

4 | Page
2.1.2 Availability
Untuk menjamin tingkat ketersediaan system aplikasi yang tinggi untuk
digunakan oleh client maka server di desain dengan memanfaatkan system
online database dan server replication. Jadi Server ke dua akan dapat
berfungsi optimal bila ada keadaan darurat yang memaksa server utama untuk
stop. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada system security seperti sudah di
jelaskan di atas.

2.1.3 Data Backup


Selain memanfaat kan online replication, backup database secara “batch”
atau periodik juga dilakukan. Proses ini dapat dilakukan pada waktu tertentu
dimana tidak terdapat “Peak” atau high load. Hasil dari proses ini adalah
berupa file yang nantinya dapat di simpan pada media yang aman

2.1.4 Sistem Informasi Rumah Sakit


Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit adalah aplikasi pada rumah sakit yang
bertujuan untuk membantu proses administrasi mulai dari registrasi pasien,
penyimpanan data rekam medis, pemesanan ke unit penunjang, inventori
obat dan alat kesehatan (farmasi), dan billing system (kasir).

Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit dibangun dengan menggunakan


teknologi berbasis web, dengan bahasa pemograman bebas lisensi, sistem
operasi independen serta database yang bebas lisensi atau dengan kata lain
opensource.

2.2 Infrastruktur Teknologi Perangkat Lunak


Pemilihan teknologi yang digunakan dalam pembangunan sebuah sistem
informasi adalah sebuah kegiatan yang amat menentukan secara jangka
panjang sehingga perlu dilakukan secara cermat. Faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan utama dalam melakukan pemilihan teknologi adalah:

 Keandalan dan stabilitas

 Keamanan
 Kinerja

5 | Page
 Kemudahan penggunaan
 Kemudahan perawatan dan modifikasi
 Berbasis open source agar biaya support dan upgrade di masa
mendatang dapat ditekan.
Faktor-faktor nomor diatas ditentukan oleh kualitas
metodologi pengembangan perangkat lunak yang
digunakan, yang harus mengikuti kaidah-kaidah dalam
ilmu rekayasa perangkat lunak. Sedangkan faktor terakhir
yang telah disebutkan diatas bergantung pada pemilihan komponen yang akan
digunakan.
Dengan mengingat faktor-faktor di atas maka teknologi dan bahasa
pemrograman yang dipilih adalah:
2.2.1 Server database
Server database adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk
menyimpan dan membaca data terstruktur dengan cara yang
cepat, aman, namun dapat menampung data dalam jumlah
yang besar. Mayoritas server database berupa Relational Database
Management System (RDBMS) yang menyimpan data dalam bentuk tabel-
tabel yang saling berhubungan. Komunikasi dengan sebuah RDBMS
dilakukan dengan menggunakan bahasa SQL yang distandarisasi oleh ISO.
Walaupun jenis produk dan vendor RDBMS cukup beragam (di antaranya
yang terbesar adalah Oracle, IBM, dan Microsoft) semuanya memiliki
implementasi SQL standar tersebut dengan sedikit perbedaan (disebut
dialek SQL).

PostgreSQL (www.postgresql.org) di gunakan sebagai aplikasi database


server. Database ini adalah database open source dengan fitur terlengkap
saat ini dan digunakan secara luas oleh kalangan IT seluruh dunia. Berikut
beberapa pertimbangan utama pemilihan database ini:

1. Maturity Level: Postgresql sudah termasuk database yang “mature”


dan sudah dikembangkan selama lebih dari 15 tahun oleh ratusan
programmer di seluruh dunia dan digunakan untuk menangan
aplikasi-aplikasi berskala enterprise.

6 | Page
2. Kompatibilitas: PostgreSQL dapat bekerja di multiple operating
system dengan baik diantaranya di Linux, UNIX (AIX, BSD, HP-UX,
SGI IRIX, Mac OS X, Solaris, Tru64), and Windows

3. Kelengkapan Fitur: fully ACID compliant, full support untuk foreign


keys, joins, views, triggers, dan stored procedures (dalam multiple
languages). Ini termasuk hampir seluruh SQL92 and SQL99 data
types, termasuk INTEGER, NUMERIC, BOOLEAN, CHAR, VARCHAR,
DATE, INTERVAL, dan TIMESTAMP. PostgeSQL juga supports
penyimpanan binary large objects, misal pictures, sounds, atau
video. Ia juga mempunyai native programming interfaces untuk
C/C++, Java, Perl, Python, Ruby, Tcl, ODBC.

4. Backup: Mendukung Hot / Cold Backup, asynchronous replication


dan nested transactions (savepoints).

5. Scallable: Mampu menampung data hingga 32 Terabytes per table


dan unlimitted untuk size database.

6. Free, Open Source: dapat digunakan tanpa harus membayar royalti


(free), bahkan proses updatenya pun free, ini tentu berpengaruh
terhadap biaya investasi yang dikeluarkan.

7. Penggunaan yang luas oleh berbagai kalangan seluruh dunia,


mendapatkan berbagai penghargaan
(http://www.postgresql.org/about/awards) diantaranya:

 2005 Linux Journal Editors' Choice Awards for Best Database,


 2004 ArsTechnica Best Server Application Award,
 2004 Linux Journal Editors' Choice Awards for Best Database,
 2004 Linux New Media Award For Best Database,
 2003 Linux Journal Editors' Choice Awards for Best Database,
 2002 Linux New Media Editors Choice Award for Best Database,
 2000 Linux Journal Editors' Choice Awards for Best Database.

7 | Page
2.2.2 Web server
Web server adalah sebuah aplikasi server
yang berkomunikasi dengan aplikasi client
dengan menggunakan HTTP (HyperText
Transfer Protocol). Untuk aplikasi modern
HTTP telah menjadi protokol yang populer digunakan untuk komunikasi
antar aplikasi dibanding protokol binary karena kemudahan implementasi
terutama terkait dengan masalah konfigurasi firewall. Selain itu dengan
diterimanya standar XML secara luas sebagai lingua franca antar aplikasi
maka HTTP otomatis semakin luas digunakan karena HTTP adalah cara
termudah untuk mengirim XML. Sebuah server web dapat melayani
permintaan data-data statik, namun untuk data dinamik yang melibatkan
input atau pemrosesan data umumnya sebuah web server perlu memanggil
server-side script atau CGI untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut.

Web server yang digunakan adalah web server Apache 2.2 yang dibuat oleh
Apache Software Foundation. Web server Apache pada saat ini (data
Netcraft Februari 2009) digunakan oleh 49% situs yang ada di internet.
Apache memiliki reputasi sebagai web server yang paling cepat, aman,
stabil, mudah dikelola, dan mudah dikombinasikan dengan teknologi lain.
Apache juga dapat dijalankan di sistem operasi berbasis UNIX, GNU/Linux,
Windows, dan beberapa sistem operasi lain.

Apache dapat memanggil berbagai jenis modul server-side script di mana


yang paling umum digunakan adalah PHP.

2.2.3 Server-side script


Server-side script adalah aplikasi yang dipanggil oleh
web server untuk melakukan fungsi-fungsi dinamik
seperti misalnya memasukkan dan memroses data.
Server-side script umumnya juga berhubungan dengan database untuk
memperoleh datanya.

8 | Page
Server-side script yang digunakan adalah PHP 5.2. PHP (singkatan dari PHP:
HyperText Processor) adalah server-side script yang paling banyak
digunakan di internet. PHP yang dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf sejak
versi 3 menggunakan parser yang dikembangkan oleh Zend Technologies.

Keunggulan PHP dibandingkan dengan server-side script yang lain (ASP.NET,


JSP, Perl, ColdFusion, dll.) antara lain adalah:

 PHP dikenal memiliki kinerja yang cepat dan dapat mengolah


beban besar.

 PHP memiliki library standar dan non-standar dalam jumlah


besar (143) sehingga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
beragam teknologi. Hal ini berkaitan dengan sifat
keterbukaannya dan maturitasnya sehingga hampir seluruhnya
dapat diperoleh dengan bebas.

 PHP 5 memiliki dukungan penuh untuk pemrograman object-


oriented dengan fitur-fitur seperti object model, member
private dan protected, method private dan protected, class dan
method abstract, interface, object cloning, constructor,
destructor, dan exception.

 Bahasa PHP relatif mudah dipelajari sehingga memiliki


komunitas yang besar. Oleh karena itu dukungan mudah
diperoleh dalam bentuk sumber daya manusia maupun
referensi.
 PHP dapat dijalankan oleh beberapa server web yang berbeda

9 | Page
Figure 1. Statistik pengguna PHP (http://php.net/usage.php)
(Apache, IIS, IBM Websphere, Oracle AS, dan lain-lain).

2.2.4 Antar Muka (Interface) Browser


Browser menjadi antar muka yang populer digunakan
untuk aplikasi-aplikasi yang penggunanya banyak dan
tersebar di beberapa lokasi. Hal ini disebabkan telah
tersedianya berbagai jenis browser secara otomatis di
berbagai sistem operasi sehingga di komputer-komputer
client tidak perlu diinstal sesuatu lagi. Hal ini amat memudahkan pada saat
perawatan sehingga setiap terjadi masalah atau terjadi perubahan sistem
semuanya cukup dilakukan di server saja, tidak perlu memeriksa komputer-
komputer client. Ini disebut konsep thin client karena komputer client
sama sekali tidak melakukan pemrosesan logika aplikasi. Pemrosesan yang
terjadi di komputer client hanyalah pemrosesan yang dilakukan oleh antar
muka untuk memberi kemudahan penggunaan.

Ada beberapa komponen yang diolah oleh sebuah browser:

 XHTML (eXtensible HyperText Markup Language) berisi struktur dan


data antar muka. Seluruh informasi dan fungsionalitas
dideskripsikan dalam file ini, termasuk widget-widget sederhana
untuk keperluan input data. XHTML adalah sebuah standar yang

10 | P a g e
ditetapkan oleh W3C (World Wide Web Consortium) dan merupakan
pengembangan XML dari HTML (yang berbasis SGML).

 CSS (Cascading Style Sheet) berisi informasi mengenai layout dan


style tampilan, termasuk unsur visualnya. Agar aplikasi tampak
teratur dan mudah digunakan, maka pengaturan tata letak,
penekanan dengan warna dan efek, serta nilai estetika dapat
diatur lewat file CSS ini. CSS ini juga memungkinkan antar muka
bersifat konsisten antar modulnya. CSS adalah standar yang
ditetapkan oleh W3C. CSS terdiri dari 3 level, di mana sampai saat
ini sebagian besar browser baru mengikuti level 1 secara penuh.
Browser paling populer Internet Explorer 6 baru
mengimplementasikan sebagian CSS level 2, sedangkan browser
Mozilla dan Opera sudah mengimplementasikan sebagian besar CSS
level 2.

 JavaScript adalah sebuah bahasa pemrograman yang dapat


dijalankan di dalam browser. JavaScript dipergunakan untuk
melakukan pemrosesan antar muka, termasuk melakukan
pengecekan-pengecekan awal terhadap validitas data. JavaScript
mengakses struktur pada XHTML dengan menggunakan DOM
(Document Object Model) yang disediakan oleh browser dan
memanipulasinya berdasarkan style yang ada pada CSS. Kombinasi
XHTML, CSS, dan JavaScript ini sering kali disebut DHTML (Dynamic
HTML). DOM adalah standar yang ditetapkan oleh W3C, sedangkan
JavaScript distandarisasi oleh ECMA (European Computer
Manufacture Association) dengan nama ECMAScript.

Walaupun populer digunakan namun antar muka yang dilakukan di browser


memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak didapati di aplikasi desktop
lain. Keterbatasan yang dimaksud misalnya fitur drag-and-drop dan
kemampuan mengambil atau menyimpan data tambahan ditengah proses
pengisian form.

Untuk mengatasi hal ini dimunculkan konsep RIA (Rich Internet Application)
atau Rich Client dimana aplikasi client masih menggunakan browser namun
sudah memiliki kekayaan antar muka seperti aplikasi desktop lainnya.

11 | P a g e
Salah satu solusi RIA ini adalah sebuah konsep yang dinamakan AJAX
(Asynchronous JavaScript and XML). AJAX memanfaatkan sebuah object
JavaScript non-standar yang pertama kali dibuat oleh Microsoft bernama
XMLHttpRequest untuk mengirimkan dan menerima informasi dari server
secara asynchronous (di belakang layar) berupa file dalam format XML atau
JSON (JavaScript Object Notation). Dengan memanfaatkan AJAX ini aplikasi
berbasis web terasa lebih interaktif, responsif, dan cepat tanpa melakukan
proses reload atau submit seperti halnya aplikasi web tanpa AJAX. Aplikasi
web modern berbasis AJAX dapat dilakukan dengan persyaratan browser
minimal Microsoft Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0, Opera 8.0,
atau browser berbasis KHTML 3.2 (seperti Konqueror dan Safari di
Macintosh).

12 | P a g e
Gambar Skema Cara Kerja AJAX
AJAX mulai dipopulerkan penggunaannya pada tahun 2005 oleh Google
dengan peluncuran Gmail dan GoogleMaps. Sejak saat itu mulai
bermunculan pustaka AJAX yang dapat diperoleh secara bebas.

2.2.5 Security System


Keamanan sebuah sistem secara sederhana bisa di tinjau dari tiga aspek

dimana ketiganya saling berkaitan erat :

 Network Security
Sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut dengan
banyak pihak, dalam hal ini semua pihak yang terkoneksi dengan
jaringan yang akan dibangun.
Pengaturan policy dalam menggunakan resource didalam jaringan
juga sangat penting untuk menghindari penyebaran virus dan
pembebenan jaringan.
Perancangan topologi jaringan akan terkait dengan rencana
besaran jaringan yang akan dibangun, apakah jaringan akan
terkoneksi dengan internet atau hanya jaringan lokal saja, apakan
perlu penggunaan firewall dst.

13 | P a g e
Secara sederhana topologi jaringan seperti gambar di bawah ini :

Jika jaringan yang akan dikembangkan hanya jaringan lokal, maka


yang perlu diperhatikan adalah policy pengaturan akses. Tetapi
jika jaringan yang akan dibangun terkoneksi ke internet maka
perlu dibangun juga firewall dan koneksi yang etr-enkripsi.

 Application Security
Yang perlu diperhatikan dalam issue ini adalah user akses level dari
user yang mempunyai akses kedalam aplikasi.
Aplikasi mempunyai dua level otentikasi, yang pertama adalah
penggunaan user/password untuk bisa masuk kedalam aplikasi,
yang kedua pembagian otoritas didalam aplikasi.

14 | P a g e
PUBLIK

AUTENTIKASI

OTORISASI

APP. USER

APPLICATION SECURITY

Jika dilihat dari gambar diatas maka : hanya user yang mempunyai
user dan password saja yang bisa masuk kedalam aplikasi dan
hanya user yang mempunyai otoritas saja yang bisa mengakses
halaman tertentu didalam aplikasi
 Host Security
Isue ini berkaitan dengan tingkat keamanan mesin server yang
dibangun, baik database server maupun aplication server.
Aplikasi dibangun didalam server dengan operating system yang
berbasis linux, dimana menurut hasil survey tingkat keamanannya
relatif lebih bagus daripada operating system yang lain.
Tetapi tidak hanya itu, administrasi server erat kaitannya dengan
pemilihan aplikasi server yang di install didalam mesin. Aplikasi-
15 | P a g e
aplikasi yang sudah diketahui mempunyai lubang keamanan harus
segera di perbaiki (patch).
Proses patching ini harus dilakkan secara terus menerus karena
perkembangan issue keamanan sangat cepat berubah, dan
salahsatu keunggulan dari produk open source seperti linux ini
update-an (patch) sangat cepat direlease di internet, tanpa harus
menunggu release dari vendor resmi pembuatnya seperti
kebanyakan produk closed source

PATCH

LOGGER

LINUX OS

HOST SECURITY

 Information Security
Issue ini tak kalah pentingnya dari tiga issue sebelumnya, terkait
dengan keamanan dan reliabilitas data.
Metoda backup data, manajemen penempatan data sangat penting
untuk diperhatikan.

16 | P a g e
Kami menyarankan untuk membuat sebuah back-up server data
yang berjalan secara simultan dengan server database yang real.
Seperti terlihat didalam gambar di bawah ini :

Input data
Keterangan:
 Proses input dilakukan pada
server real
 Database backup akan secara
otomatis melakukan
sinkronisasi data secara
SINKRO NISASI realtime
 Untuk keadaan normal, akses
Databa se Real Databas e Backup public akan mengambil data
dari database real
 Jika database real mati, maka
database backup bisa langsung
digunakan dengan data yang
terkini

Webs erver Web server

Akses Publik

Secara garis besar konfigurasi aplikasi akan terlihat seperti gambar


di bawah ini :

17 | P a g e
2.3 Interface (Antar Muka) Aplikasi

Beberapa interface/antar muka aplikasi:

2.3.1 Registrasi
Pasien baru berisi data-data fisik dan data kesehatan pasien seperti nama,
alamat, golongan darah, data alergi pasien, penanggung biaya. Setelah
registrasi ini pasien baru berhak atas kartu pasien berbentuk barcode, yang
berguna dalam mempermudah administrasi dikemudian hari.

2.3.2 Laboratorium
Manajemen laboratorium dengan fitur-fitur seperti penambahan jenis tes yang
dapat di input sendiri, dan laporan hasil tes yang langsung di print.

18 | P a g e
2.3.3 Rawat Inap
Melihat status hunian kamar, untuk mempermudah dalam pemesanan kamar.

19 | P a g e
Tampilan status hunian dengan format yang mudah dilihat :

2.3.4 Farmasi
Untuk dapat mengetahui stok minimum, maximum barang ataupun obat yang
ada.

2.3.5 Poliklinik
Berisi daftar keterangan waktu , dokter yang praktek dan Keterangan daftar
antrian.

20 | P a g e
2.3.6 Kasir
Perincian tagihan kepada pasien.

2.3.7 Laporan
Laporan Kinerja

21 | P a g e
Laporan LOS, ALOS, BOR, TOI, BTO, NDR, GDR

Laporan Morbiditas pasien`

Selain laporan berupa kompilasi data, aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) juga mempunyai bentuk laporan yang berupa grafik seperti laporan

22 | P a g e
perbandingan kunjungan poliklinik

2.4 Infrasturktur Perangkat Keras yang Disarankan

Sistem Informasi Rumah Sakit adalah aplikasi client-server dimana semua proses
algoritma berjalan didalam server dan komputer client sebagai interface untuk
mengakses aplikasi. Seperti umumnya sebuah aplikasi client-server maka
aplikasi ini memerlukan sebuah jaringan yang efisien dan mudah ditangani jika
terjadi gangguan.

Media jaringan yang tersedia dapat merupakan jaringan kabel, nirkabel


(wireless), atau kombinasi dari keduanya.

Koneksi dari Server aplikasi ke workstation (client) disarankan tidak lebih dari 3
Level HUB/Switch dan tidak kurang dari 2 Level HUB/Switch. Seperti
digambarkan pada halaman di bawah ini.

23 | P a g e
Untuk infrastruktur satu lantai, disarankan pembagian beban network sama
banyak, dengan cara pengaturan jumlah PC yang seimbang pada setiap RING
Networknya, yang berpusat pada Ruang MDF (Main Data Facilities) dengan
penempatan Perangkat server pada suhu 19oC s/d 23oC. Ring network dapat
berdasarkan kepada bagian ataupun unit Rumah Sakit, sehingga dapat mudah
dilakukan pengecekan jaringan untuk unti/bagian yang terhubung apabila ada
gangguan teknis. Untuk Device Wireless berlaku pula perlakuan diatas. Pada
gambar terlihat Level Device wireless ini ada pada level 2 switch/hub.

Untuk infrastruktur Gedung bertingkat atau beberapa lantai. Disarankan ada


satu Ruang MDF (Main Data Facilities) pada sebuah lantai yang dipilih untuk
penempatan server. Dari sana data didistribusikan ke tiap lantainya, sehingga
tiap lantai mempunyai 2nd Switch Level yang terdapat di IDF (Intermediate Data
Facilities). Baru dari sanalah data didistribusikan ke 3rd Switch kemudian
sampai pada workstation.
Seperti gambar dibawah ini.

24 | P a g e
Untuk jaringan pada gedung terlihat semua jalur kabel tiap lantai menuju dan
memusat pada IDF(Intermediate Data Facilities) kemudian dari setiap IDF
menuju dan memusat ke MDF(Main Data Facilities). IDF bisa diaplikasikan pada
nurse station atau unit lain yang merupakan pusat tiap lantainya.

25 | P a g e
2.5 Metodologi

2.5.1 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak (Unified


Process)
Ada beberapa metodologi pengembangan perangkat lunak yang umum
dipakai. Perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi baik di
bidang analisa dan desain maupun di bidang teknik pemrogramannya
menyebabkan metodologi pengembangan perangkat lunak juga harus ikut
menyesuaikan diri. Metodologi yang lebih baru telah mengadopsi metode
analisa, desain, dan pemrograman yang berorientasi objek. Metodologi
berorientasi objek yang paling populer saat ini adalah Unified Process.

Unified Process dikembangkan sebagai metodologi yang bersifat use-case


driven, berpusat pada arsitektur, iteratif, dan inkremental didasarkan pada
UML (Unified Modeling Language) yaitu bahasa model standar untuk desain
berorientasi objek. Unified Process dikembangkan oleh Rational Software
(yang sekarang bagian dari IBM) semenjak tahun 1999. Unified Process
mendeskripsikan pemberian dan pengelolaan tugas serta tanggung jawab
dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak. Unified Process
yang dilaksanakan dengan produk-produk bantu yang dibuat oleh Rational
Software (IBM) disebut Rational Unified Process (RUP).

Unified Process mendefinisikan tahap pelaksanaan, kegiatan, peran


pelaksana, hasil pekerjaan, dan prinsip yang harus diikuti. Namun Unified
Process tidak dapat diterapkan secara langsung karena memang
dimaksudkan sebagai kerangka proses kerja yang harus diadaptasikan.
Unified Process menyediakan berbagai 'pustaka' proses kerja yang harus
dipilih untuk disesuaikan dengan tim pelaksana dan jenis perangkat lunak
yang dikembangkan.

Prinsip-prinsip Unified Process adalah:


 Pengembangan perangkat lunak secara iteratif
 Pengelolaan kebutuhan
 Penggunaan arsitektur yang berbasis komponen
 Pemodelan perangkat lunak secara visual (diagram UML)
26 | P a g e
 Verifikasi kualitas perangkat lunak
 Perubahan pada perangkat lunak yang terkendali
Agile Unified Process adalah adaptasi-adaptasi Unified Process yang
menekankan pada kecepatan pengembangan dan fleksibilitas kebutuhan.
Umumnya Agile Unified Process memilih set aktivitas dan artifak UP yang
sesederhana mungkin dan menggunakan perencanaan tingkat tinggi untuk
keseluruhan proyek (phase plan) dengan menyusun perencanaan detil
(iteration plan) pada setiap awal iterasi.

Deskripsi Unified Process selanjutnya adalah Unified Process yang


diadaptasikan dengan prinsip-prinsip Agile.

2.5.2 Fase Pelaksanaan


Fase pengembangan dalam Unified Process ada 4 buah, ditambah dengan 1
fase penggunaan.

Diagram Sistematika Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak

a. Insepsi
Tahap insepsi adalah tahap persiapan. Hal-hal yang perlu ditentukan
dalam tahap insepsi ini adalah jadwal kerja, pembentukan tim, dan
ruang lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).

Tahap ini merupakan critical step yang perlu di rumuskan secara


terinci. Terdapat beberapa hal yang perlu disepakati bersama didalam
27 | P a g e
perencanaan, penerapan, dan evaluasi atas SIRS. Hal-hal tersebut
antara lain kebutuhan dan tujuan dari setiap tahapan pelayanan rumah
sakit, sumber informasi penting yang perlu dipersiapkan, jadwal atas
aktivitas-aktivitas berdasarkan prioritas yang telah disepakati, serta
sumber daya lainnya yang tersedia untuk membantu proses ini. Yang
perlu diperhatikan pada tahapn ini diantaranya:

o On field Experience . Team yang kami turunkan baik pada saat


development maupun implementasi merupakan team yang
sudah berpengalaman dalam menerapkan sistem dibeberapa
Rumah Sakit, sehingga banyak hal-hal praktis yang bisa
menjadi masukan dalam proses penentuan Sistem Operation
Procedure (SOP) maupun tatalaksana penggunaan aplikasi SIRS.

o Kebutuhan . Kebutuhan adalah untuk membangun sitem


informasi rumah sakit terpadu yang merupakan pemetaan dari
manual prosedur operasi standar atau SOP. Kebutuhan
pemeriksaan sistem adalah untuk mendapatkan kondisi
dimana sistem yang tersedia siap mendukung operasional
melalui kecukupan kontrol internal yang memadai, tingkat
jaminan yang tinggi terhadap confidentiality, integrity dan
availability, dan prosedur operasi standar yang siap diterapkan.

o Best Practice. Kami juga akan mendasarkan pemeriksaan


sistem terhadap praktik terbaik yang tersedia pada saat ini.
Praktik terbaik akan didapatkan melalui perencanaan, riset,
observasi dan analisa terhadap sistem organisasi serupa.

o Kebutuhan. Dari proses analisa SOP dan aplikasi yang berjalan


sekarang, maka munculah GAP Analisis antara kebutuhan
dilapangan dengan aplikasi SIRS dan inilah yang akan menjadi
dasar proses kustomisasi.

b. Elaborasi
Tahap elaborasi adalah tahap perencanaan di mana penekanan
dilakukan pada terselesaikannya deskripsi kebutuhan perangkat lunak
(termasuk survei), analisa dan desain arsitektur, serta pembangunan

28 | P a g e
kerangka dasar aplikasi dan metode pengujiannya.

c. Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahap pembangunan di mana penekanan
dilakukan pada desain teknis, pemrograman, dan pengujian perangkat
lunak.

Setelah proses development maka pada saat proses pengembangan dan


installasi sifatnya hanya setting parameter dan kustomisasi saja.

d. Transisi
Tahap transisi adalah tahap penerapan di mana dilakukan uji coba oleh
calon pengguna, pelatihan, persiapan pemakaian dan diakhiri dengan
pemakaian sistem oleh pengguna.

e. Produksi
Tahap produksi adalah tahap operasional di mana kegiatan utama
adalah perawatan sistem termasuk melakukan backup data.
2.5.3 Kegiatan pelaksanaan
Dalam setiap tahap dilakukan beberapa jenis kegiatan yang umumnya
berjalan bersamaan. Enam kegiatan pertama kerkaitan dengan kegiatan
inti pengembangan aplikasi sedangkan empat kegiatan selanjutnya adalah
kegiatan dukungan.

a. Business modelling
Pemodelan Bisnis mendokumentasikan proses bisnis, yaitu cara kerja
pengguna dalam memanfaatkan aplikasi ini (baik tanpa aplikasi
maupun cara kerja yang diinginkan dengan menggunakan aplikasi). Hal
ini dilakukan dengan cara:
 Survey dan pemetaan yang terdiri dari:
o Pertemuan Awal untuk menyepakati ruang lingkup umum dan
project charter.
o Pertemuan Teknis yang terdiri dari pengumpulan data,
wawancara dengan calon pengguna, studi literatur dan studi

29 | P a g e
terhadap aplikasi-aplikasi yang telah ada, baik aplikasi yang akan
dibangun sekarang maupun aplikasi-aplikasi lain yang perlu
diintegrasikan (bila ada).
 Analisa cara kerja penggunaan yang menghasilkan:
o Diagram Workflow yaitu alur kerja pemakaian perangkat lunak.
o Diagram Business Use-Case atau Business Process Modeling
Notation (BPMN) yaitu diagram yang menjelaskan jenis-jenis
pengguna dan aktivitas yang dapat dilakukan oleh pengguna.
o Glossary yaitu daftar kota kata istilah yang sering dipakai dalam
bidang ruang lingkup aplikasi.

b. Requirements
Analisa kebutuhan mendeskripsikan secara detil apa yang akan
dilakukan oleh aplikasi, hal ini dilakukan dengan penyusunan dokumen
use-case dan business rules. Analisa kebutuhan dilakukan oleh Analis
Bisnis. Analisa kebutuhan meliputi:
 Melakukan analisa terhadap asumsi kondisi sistem informasi awal.
Pada tahap ini, akan dilakukan analisa mengenai siapa saja pihak-
pihak yang akan terlibat di dalam Sistem (organisasi atau aplikasi
lain) dan bagaimana bentuk komunikasi informasi yang terjadi
antar pihak-pihak tersebut.
 Melakukan analisa terhadap kebutuhan sistem informasi. Berkaitan
dengan analisa terhadap kondisi sistem informasi yang telah ada di
atas, maka pada tahap ini akan dilakukan analisa mengenai proses-
proses mana saja yang membutuhkan penanganan melalui Sistem
Informasi.
 Mengidentifikasi ruang lingkup sistem informasi. Pada tahap ini,
dilakukan pengidentifikasian ruang lingkup sistem informasi yang
akan dibangun sesuai dengan analisa kebutuhan di atas.
 Mengidentifikasi ruang lingkup keluaran sistem informasi. Sebagai
kelanjutan dari tahapan di atas, pada tahap ini dilakukan
pengidentifikasian ruang lingkup bentuk keluaran (output) dari
sistem informasi yang akan dihasilkan.

30 | P a g e
 Melakukan analisa terhadap aplikasi yang akan dibangun. Pada
tahap ini dilakukan analisa terhadap aplikasi yang akan dibangun.
Analisa yang dilakukan meliputi bentuk dan sistematika aplikasi
sistem yang akan dibangun.
Pendokumentasian hasil analisa. Hasil akhir analisa kebutuhan adalah
dokumen-dokumen berikut:
o Dokumen Use Case yang berisi pendetilan skenario penggunaan
aplikasi mengikuti format yang telah ditetapkan.
o Non Functional Requirements yaitu berisi pembatasan-pembatasan
teknis mengenai perangkat lunak yang harus dibangun.
o Business Rules yaitu aturan-aturan yang harus diikuti oleh aplikasi.
Business Rules diperoleh langsung dari peraturan kerja organisasi
dan dari hasil survey.
o Sketsa Antar Muka yaitu desain antar muka yang akan digunakan di
dalam aplikasi.

c. Analysis and design


Analisa dan Desain mendeskripsikan solusi teknis yang akan digunakan
untuk mencapai perilaku yang sudah ditetapkan dalam kegiatan
requirement. Desain di sini meliputi desain alur, desain interaksi,
desain visual, dan desain teknis. Kegiatan ini dilakukan oleh Analis dan
Desainer Sistem, Desainer Visual, dan Administrator Basis Data.
Metodologi Analisa dan Desain yang digunakan di dalam pengerjaan
Sistem Informasi ini adalah metodologi analisa dan desain berorientasi
objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language). UML
adalah bahasa pemodelan / diagram yang secara standar digunakan
untuk mengekspresikan hasil analisa dan desain. UML disepakati
sebagai standar industri di bawah pengawasan OMG (Object
Management Group). UML berisi spesifikasi beberapa jenis dokumen
atau diagram, seperti misalnya diagram use case untuk menjelaskan
requirement atau diagram class untuk menjelaskan class-class yang
diperlukan dalam pemrograman nanti. Selain diagram/dokumen UML
untuk melengkapi desain diperlukan pula dokumen tambahan, seperti
misalnya desain sketsa user interface dan ERD (Entity Relationship

31 | P a g e
Diagram) untuk menjelaskan struktur database yang akan digunakan.
Analisa dan Desain merupakan proses multi langkah yang terdiri dari

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


 Melakukan desain terhadap aplikasi yang akan dibangun. Setelah
dilakukan analisa, maka pada tahap ini dilakukan kegiatan desain
aplikasi yang akan dibangun.
 Melakukan desain format keluaran sistem. Tahapan ini adalah fase
dimana dilakukan penetapan mengenai keluaran (output) seperti
apa yang akan dihasilkan dari aplikasi.
 Menyusun kebutuhan data untuk sistem yang akan dibangun. Pada
tahap ini, dilakukan penyusunan kebutuhan data-data yang akan
tercakup di dalam informasi-informasi yang disajikan, dan
dilakukan pencocokan antara data-data tersebut dengan perangkat
pendukungnya.
 Merancang alur sistem aplikasi. Tahap ini merupakan tahapan awal
dari dimulainya pembangunan Sistem Informasi. Tahapan ini adalah
tahapan yang mencoba untuk menentukan aturan-aturan bisnis
(business rules) yang akan membangun sistem secara keseluruhan.
 Melakukan pembangunan / pengembangan database. Di dalam
kegiatan ini, dilakukan pembangunan / pengembangan database
dari aplikasi Sistem Informasi berkaitan dengan aturan-aturan bisnis
(business rules) di atas.
Pendokumentasian hasil analisa dan desain berupa dokumen-dokumen
utama berikut:
o Activity Diagram atau Sequence Diagram
o Desain Antar Muka
o Class Diagram
o ERD (Entity Relationship Diagram)
o Desain Visual

d. Implementation
Implementasi yaitu merealisasikan desain ke dalam kode komputer
yang dapat dieksekusi oleh komputer. Ini dilakukan dengan melakukan
pemrograman.

32 | P a g e
Metodologi pemrograman yang digunakan di dalam pengembangan
aplikasi Sistem Informasi adalah metodologi Object Oriented
Programming (OOP). Alasan digunakannya metodologi OOP ini berkaitan
erat dengan karakteristik yang menjadi ciri-ciri yang dimilikinya, yaitu:
 Pendekatan lebih pada data dan bukan pada prosedur / fungsi.
 Program besar dibagi pada apa yang dinamakan objek-objek.
 Struktur data dirancang dan menjadi karakteristik dari objek-objek.
 Fungsi-fungsi yang mengoperasikan data tergabung dalam suatu
objek yang sama.
 Data tersembunyi dan terlindung dari fungsi/prosedur yang ada di
luar.
 Objek-objek dapat saling berkomunikasi dengan saling mengirim
pesan satu sama lain.
 Pendekatan adalah dari bawah ke atas (bottom up approach).
 Pemrograman dilakukan dengan menggunakan satu atau lebih
bahasa pemrograman dengan bantuan perangkat kerjanya.
Perangkat kerja yang digunakan meliputi IDE (Integrated
Development Environment) dan Version Control System.
IDE adalah sebuah perangkat bantu pemrograman yang membantu
dalam proses pengetikan kode, dokumentasi pemrograman, pencarian
kesalahan program, perapian dan organisasi kode program, pelacakan
eksekusi program, uji coba aplikasi, serta kompilasi dan pemaketan
hasil akhir program.
Version Control System adalah sebuah perangkat kolaborasi antar
pemrogram yang memungkinkan setiap pemrogram bekerja pada satu
buah basis kode yang sama. Penggunaan version control system amat
penting agar tidak terjadi kehilangan data dan aplikasi dapat diuji
integrasinya secara cepat. Version Control System yang digunakan
adalah git yang bersifat terdistribusi sehingga version control system
ini selalu dapat digunakan walaupun tidak terhubung ke server kerja
yang utama.

Hasil akhir pemrograman sebuah perangkat lunak yang telah dapat


dijalankan sesuai dengan desain. Dokumentasi yang akan digunakan
oleh pengguna seperti manual penggunaan juga dihasilkan dalam

33 | P a g e
kegiatan ini. Kegiatan ini melibatkan Administrator Basis Data,
Programmer dan Penulis Dokumentasi.

e. Test
Uji Coba adalah melakukan uji coba untuk menghilangkan kesalahan-
kesalahan yang mungkin timbul. Uji coba dilakukan oleh Pengujicoba
Aplikasi dengan bantuan Programmer. Uji coba terdiri dari beberapa
yaitu:
 Uji coba proses yang dilakukan secara otomatis oleh software. Agar
hal ini dapat dilakukan maka untuk setiap fungsi atau proses di
dalam aplikasi perlu disiapkan data uji dan prosesnya dimasukkan
ke dalam sebuah perangkat yang disebut UnitTest. UnitTest
kemudian dapat terus-menerus dijalankan secara otomatis untuk
memastikan bahwa proses telah dilakukan oleh sistem dengan
benar dan tetap benar setelah dilakukan berbagai modifikasi atau
penambahan fitur.
 Uji coba antar muka yang dilakukan oleh tester (penguji coba).
Penguji coba selain mencatat kesalahan yang mungkin timbul juga
bertanggung jawab untuk memberi masukan-masukan mengenai
kemudahan penggunaan sistem.
 Analisa kinerja atas sistem yang dibangun yang disesuaikan dengan
dokumen analisa kebutuhan yang dibuat pada kegiatan analisa
kebutuhan.
 Uji coba beta (Beta test) adalah uji coba yang dilakukan oleh calon
pengguna. Ini dilakukan pada tahap Transisi.
 Hasil akhir kegiatan uji coba adalah laporan bug (kesalahan
program) beserta dengan laporan perbaikan kesalahan program
yang telah dilakukan.

f. Deployment
Pemasangan Sistem informasi meliputi melakukan pemaketan,
instalasi, konversi data, konfigurasi aplikasi, pelatihan. Sebagian besar
kegiatan pemasangan dilakukan pada fase Transisi. Kegiatan ini
melibatkan Administrator Sistem, Administrator Basis Data, Operator
Basis Data, dan Instruktur Pelatihan.

34 | P a g e
 Pemaketan dilakukan dengan pembuatan program instalasi sistem,
dokumentasi instalasi, dan penyerahannya dalam bentuk CD dan
dokumen.
 Instalasi meliputi pemasangan aplikasi tersebut di perangkat keras
yang akan digunakan.
 Konfigurasi aplikasi adalah penyesuaian konfigurasi agar aplikasi
siap pakai.
 Konversi data berupa pemasukan data awal yang dibutuhkan agar
aplikasi dapat mulai dipakai.
 Pelatihan dan sosialisasi dilakukan bagi para pengguna dan
administrator agar mereka dapat mengoperasikan sistem dengan
tepat dan efektif.

g. Confoguration and change management


Pengelolaan konfigurasi dan perubahan meliputi:
 Pengelolaan dokumentasi, kode, dan aplikasi yang dihasilkan dalam
pengerjaan proyek.
 Pengelolaan dan pengendalian perubahan-perubahan yang terjadi
selama berjalannya pengembangan.
 Status dan pengukuran kemajuan serta kualitas setiap dokumen.
 Kegiatan ini dilakukan oleh Manajer Proyek dengan bantuan
sekretaris proyek.

h. Project management
Pengelolaan proyek meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan sumber daya, pengelolaan resiko, pembagian tugas,
pengukuran kinerja, pengontrolan, dan evaluasi tim kerja.

i. Environment
Penyiapan lokasi meliputi pengelolaan alat, sarana, prosedur,
guidelines yang diperlukan pada saat pengembangan. Pemasangan
perangkat kerja dilakukan di lokasi pengembangan, lokasi uji coba, dan
lokasi pemakaian akhir. Hasil pemasangan didokumentasikan dalam
dokumen konfigurasi jaringan dan aplikasi. Dokumentasi merupakan hal
yang sangat penting dilakukan karena akan menjadi acuan pada tahap

35 | P a g e
Perawatan.

j. Operation and support


Operasional dan Dukungan bertujuan untuk memastikan bahwa sistem
dapat digunakan secara tepat dan efektif. Hal ini meliputi pengecekan
bahwa perangkat lunak berjalan sebagaimana mestinya, jaringan masih
tersedia dan termonitor, serta data pekerjaan terbackup. Bila terjadi
gangguan maka akan diambil langkah-langkah agar sistem dapat
dipakai kembali dalam waktu yang sesingkat-singkatnya tanpa
kehilangan data. Dukungan diberikan untuk mengarahkan para
pengguna yang menemui kesulitan dalam pemakaian sistem.

36 | P a g e
BAB 3. SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Sistem Informasi Rumah Sakit Umum Banten memiliki modul-modul sebagai


berikut:
1. Modul Pendaftaran
 Pendaftaran pasien langsung (rawat inap/jalan)
 Pendaftaran pasien perjanjian
2. Modul Dokter (Poliklinik)
 Jadwal dokter
 Daftar pasien per dokter
 Rekapitulasi data tindakan dokter per pasien
3. Modul IGD
 Daftar tunggu pasien IGD
 laporan data kunjungan pasien IGD
4. Modul Laboratorium
 Transaksi pemesanan laboratorium
 Transaksi pengisian dan cetak hasil lab
 Setup konfigurasi lab (jenis pemeriksaan,kategori,nilai normal dll)
 Laporan laboratorium
5. Modul Radiologi
 Transaksi pemesanan radiologi
 Transaksi pengisian dan cetak hasil radiologi
 Setup konfigurasi lab (jenis pemeriksaan,kategori dll)
 Laporan radiologi
6. Modul Kamar Operasi & Kamar Bersalin
 Transaksi pemesanan kamar operasi / bersalin
 Pencatatan laporan medis pra dan pasca operasi
7. Modul rawat inap
 Manajemen kamar rawat inap
 Status hunian kamar
8. Modul Medical Check Up (MCU)
 Setup paket MCU

37 | P a g e
 Input dan cetak hasil pemeriksaan MCU
 Pendaftaran pasien MCU (perorangan/perusahaan)
9. Modul Rekam Medis
 Resep elektronik
 Catatan perkembangan medis pasien oleh dokter
 ICD 10
 Ekspedisi rekam medis pasien
 Laporan
10. Modul Billing System (Kasir)
 Transaksi pembayaran dengan menggunakan cash/kartu kredit/transfer
 Transaksi pembayaran pasien dengan perusahaan penjamin
 Transaksi penerimaan uang muka pasien
 Transaksi pengembalian uang ke pasien (Credit Note)
 Laporan transaksi harian/bulanan kasir
11. Modul Warehouse
 Transaksi penerimaan barang (obat / logistik)
 Transaksi pemesanan barang ruangan
 Transaksi transfer barang
 Transaksi penggunaan barang
 Transaksi retur kepada suplier
 Transaksi adjusment stok barang
 Transaksi stok opname
 Laporan laporan inventori (stock status,kartu stock,expired item,
slow/fast moving item dll)
 Manajemen barang (obat / logistik)
 Manajemen pabrik
 Manajemen suplier
12. Modul Depo
 Transaksi pemesanan barang ruangan
 Transaksi transfer barang
 Laporan depo
13. Modul Apotek / Farmasi
 Transaksi penjualan obat / alkes

38 | P a g e
 Transaksi penerimaan retur obat / alkes pasien
 Transaksi penerimaan resep harian rawat inap
 Transaksi pembuatan purchase request (PR)
 Transaksi pemesanan obat / alkes
 Transaksi transfer obat / alkes
 Transaksi penggunaan obat / alkes
 Laporan laporan apotek / farmasi (penjualan, pemakaian, transfer
barang dll)
 Manajemen stok minimal masing masing obat / alkes
14. Modul Laporan
 Sensus harian pasien rawat jalan
 Rekapitulasi data kunjungan pasien baru lama
 Rekapitulasi data kunjungan pasien per poliklinik
 Rekapitulasi data kunjungan pasien per dokter
 Rekapitulasi data kunjungan pasien per wilayah
 Rekapitulasi pasien rawat jalan
 Rekapitulasi pasien rujukan rawat jalan
 Rekapitulasi data kunjungan GD per dokter
 RL1
 RL2a
 RL2a1
 RL2b
 RL2b1
 Rekapitulasi pasien rawat inap
 Laporan pengguna ruang perawatan
 Sensus harian pasien rawat inap
 Sensus harian pasien rawat inap per bulan
 Data pasien rawat inap
 Rujukan pasien rawat inap
 Tingkat penyakit tertinggi
 Sensus bulanan rawat jalan
 Sensus bulanan rawat inap
 Laporan unbill

39 | P a g e
 Laporan transfer ruangan
 Top up deposit
 Laporan pasien aktif rawat inap
 cancel registrasi
 Laporan harian kunjungan pasien
 Laporan tingkat hunian rawat inap
 Laporan ODC
 Laporan MCU per dokter
 Discharge pasien report
 Laporan kunjungan VK
 Laporan kunjungan OK
 Laporan SOAP op
 Laporan SOAP ip
 Laporan sensus SOAP
 Laporan USG
 Laporan tindakan dokter
 Laporan cancel bill
 Laporan cancel payment
 Laporan uncek bill
 Laporan pasien igd yang order LAB / RAD
 Laporan pasien meninggal
 Laporan pasien MCU
 Laporan jumlah pasien lama baru
 Index pasien baru per hari
 Grafik perbandingan kunjungan
 Grafik perbandingan kunjungan Inpatient
 Grafik perbandingan kunjungan Regional
 Grafik pasien OK
 Grafik pasien VK

40 | P a g e
BAB 4. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara konsultan dan pemberi
tugas.
2. Terciptanya koordinasi yang baik antara unit-unit kerja yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan.
3. Terjaminnya kelancaran jalannya pekerjaan secara keseluruhan.
Rencana kegiatan ini disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

4.1 Rencana Kerja

Kegiatan pelaksanaan, pemantauan dan pengendaliannya dilakukan melalui


sebuah proses kerja yang disepakati bersama yang dilakukan pada titik-titik
yang disepakati bersama. Sesuai dengan perkiraan jadwal kerja maka titik-titik
pemantauan (berupa tenggat waktu), kegiatan, dan materi yang harus
diserahkan adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Tenggat Waktu

Hasil Kerja
(minggu ke-)
1 Persiapan (Business Modeling)
Persiapan Administrasi 1 Dokumen administratif
Persiapan Teknis 1 Rencana kerja
Dokumen project charter
Pengumpulan Data 6 Berita acara survei
2 Perumusan Kebutuhan Laporan hasil survei
(Requirements)
Analisa Kebutuhan 6 Dokumen spesifikasi
kebutuhan
Berita acara hasil analisa
kebutuhan
3 Penyerahan Laporan
Pendahuluan
4 Analisa dan Desain
Desain Database 10 Dokumen desain database
Desain Aplikasi 10 Dokumen desain aplikasi
4 Laporan Pendahuluan
41 | P a g e
Tenggat Waktu Hasil Kerja
No Kegiatan
(minggu ke-)
Dokumentasi teknis
5 Penyerahan Laporan Kemajuan 8 Laporan Kemajuan
6 Implementasi (Pemrograman)

Penulisan Dokumentasi 11 Dokumen petunjuk


penggunaan
Dokumen petunjuk instalasi
7 Uji Coba

Pemrograman Aplikasi 11 Source code aplikasi

Uji Coba Aplikasi 11 Dokumen hasil pengujian


Dokumen UAT (User
Acceptance Test)
Berita Acara Ujicoba
Pengguna
Uji Coba Integrasi 11 Dokumen hasil pengujian
integrasi
8 Pemasangan (Deployment)
Instalasi 12 Perangkat lunak terinstalasi
Integrasi Sistem 12 Aplikasi terintegrasi
Sosialisasi dan Pelatihan 12 Materi Pelatihan
Berita Acara Sosialisasi dan
Pelatihan
9 Penyerahan Laporan Akhir 12 Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan
Laporan Akhir
Berita Acara Penutupan
42 | P a g e
4.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Aktivitas pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan jadwal berikut terhitung sejak diterbitkannya SPMK.
Minggu 6 bulan
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Assessment Kondisi Eksisting
3 Pelaporan Awal
4 Analisa dan Perancangan
5 Pengembangan Aplikasi
6 Pelaporan Antara
7 Pengujian
8 Pelatihan
9 Implementasi
10 Serah Terima Pekerjaan dan Laporan Akhir
11 Pemeliharaan / Dukungan Teknis
Jadwal Pelaksanaan

43 | P a g e
4.3 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Struktur organisasi tim pelaksana kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Organisasi Pelaksana

44 | P a g e
BAB 5. PENUTUP

Demikian Laporan Pendahuluan pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Software


Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), Provinsi Banten ini diharapkan
dapat meningkatkan gambaran tentang deskripsi aplikasi yang akan dibangun
serta keluaran yang diharapkan. Dalam laporan ini juga di tuangkan jadwal
rencana pekerjaan.

Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Software Aplikasi Sistem Informasi


Rumah Sakit (SIRS), Provinsi Banten ini merupakan wujud partisipasi kami di
dalam meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah Provinsi Banten terutama
dalam bidang pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Demikian Laporan Pendahuluan ini kami buat, semoga pekerjaan ini dapat
bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum dan masyarakat Provinsi Banten.

45 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai