Dinas Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
DINAS KESEHATAN
Provinsi Banten
2013
DAFTAR ISI
i
BAB 3. SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT.................................. 37
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas
dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, khususnya pada bidang-
bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer,
baik dibidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat
pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi
pengaplikasian. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dapat
dilakukan melalui media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus
terus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya,
solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya
manusia yang menggunakannya.
Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayan kesehatan masyarakat akan
melayani traksaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan
tindakan dalam banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi
pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut kesehatan dan
nyawa pasien.
Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula
jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap
dalam satu koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumah sakit
juga harus mengelola seluruh kegiatan operasionalnya.
Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan
sisi kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun perangkat kerasnya dalam
upanya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara
manual.
1 | Page
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah
a. Terwujudnya pelayanan dan informasi yang cepat dalam pengurusan
administrasi manajemen rumah sakit.
b. Terwujudnya pendokumentasian yang lengkap dan tertata guna
pertanggung jawaban dikemudian hari.
c. Rumah Sakit Umum Pemerintah Provinsi Banten, dalam hal ini
dokter/suster dan manajemen dapat bekerja dengan efektive dan
efesien dalam mengelola manajemen rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat proses Pelayanan, Pengobatan,dan lain-lain.
2 | Page
1.4.2 Modul Sistem Informasi Rumah Sakit
a. Modul Pendaftaran
b. Modul Dokter (Poliklinik)
c. Modul IGD
d. Modul Laboratorium
e. Modul Radiologi
f. Modul Kamar Operasi & Kamar Bersalin
g. Modul rawat inap
h. Modul Medical Check Up (MCU)
i. Modul Rekam Medis
j. Modul Billing System (Kasir)
k. Modul Warehouse
l. Modul Depo
m. Modul Apotek / Farmasi
n. Modul Laporan
3 | Page
BAB 2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2.1 Spesifikasi Teknis Perangkat Lunak
Aplikasi berbasis opensource, berbasis web, bebas lisensi, support HL-7,
support ICD-10, mengadopsi back-up dan log system, serta dapat dikoneksikan
dengan data dasar penduduk (pasien) Propinsi Banten. Dari spesifikasi yang
telah ditentukan diatas maka sistem menggunakan:
Programming Language : PHP, XMl, HTML, Javascript
Application Interface : Web Browser (Firefox, IE, etc.)
Server Database : PostgreSQL 8.x
Operating System : Linux
2.1.1 Framework
Framework system aplikasi yang digunakan adalah berbasis web yang multi-
tier. Hal ini berdasar bebarapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Fast, Simple, Cheap Client Deployment: Praktis tidak ada requirement khusus
untuk melakukan instalasi di sisi client karena aplikasi web browser umumnya
sudah terdapat di operating system yang ada.
2. Updatable: Perbaikan dan update system cukup di lakukan di sisi server, dan tidak
ada pada sisi client. Bandingkan dengan system Client-Server yang harus
melakukan updating baik di server maupun di masing-masing client computer bila
ada update.
3. Massive User Ready: Dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna
secara paralel, persis sebagaimana internet bekerja.
4. Internet Ready: Kemampuan untuk dapat langsung berintegrasi dengan internet
5. Low Hardware Client Requirement: Tidak membutuhkan spesifikasi perangkat
keras client yang tinggi karena cukup menggunakan browser maka aplikasi dapat
dipakai.
6. Security: bila menggunakan protokol HTTPS maka setiap koneksi akan di encrypt
sehingga tidak memungkinkan adanya data yang dapat di baca selain oleh yang
berhak.
7. Low Bandwidth Usage: Karena protokol http umumnya tidak membutuhkan
koneksi yang terus menerus maka otomatis bandwidth yang terpakai lebih hemat
yang berakibat pada meningkatnya kecepatan akses dan bertambahnya skala
kemampuan pengguna aplikasi.
4 | Page
2.1.2 Availability
Untuk menjamin tingkat ketersediaan system aplikasi yang tinggi untuk
digunakan oleh client maka server di desain dengan memanfaatkan system
online database dan server replication. Jadi Server ke dua akan dapat
berfungsi optimal bila ada keadaan darurat yang memaksa server utama untuk
stop. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada system security seperti sudah di
jelaskan di atas.
Keamanan
Kinerja
5 | Page
Kemudahan penggunaan
Kemudahan perawatan dan modifikasi
Berbasis open source agar biaya support dan upgrade di masa
mendatang dapat ditekan.
Faktor-faktor nomor diatas ditentukan oleh kualitas
metodologi pengembangan perangkat lunak yang
digunakan, yang harus mengikuti kaidah-kaidah dalam
ilmu rekayasa perangkat lunak. Sedangkan faktor terakhir
yang telah disebutkan diatas bergantung pada pemilihan komponen yang akan
digunakan.
Dengan mengingat faktor-faktor di atas maka teknologi dan bahasa
pemrograman yang dipilih adalah:
2.2.1 Server database
Server database adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk
menyimpan dan membaca data terstruktur dengan cara yang
cepat, aman, namun dapat menampung data dalam jumlah
yang besar. Mayoritas server database berupa Relational Database
Management System (RDBMS) yang menyimpan data dalam bentuk tabel-
tabel yang saling berhubungan. Komunikasi dengan sebuah RDBMS
dilakukan dengan menggunakan bahasa SQL yang distandarisasi oleh ISO.
Walaupun jenis produk dan vendor RDBMS cukup beragam (di antaranya
yang terbesar adalah Oracle, IBM, dan Microsoft) semuanya memiliki
implementasi SQL standar tersebut dengan sedikit perbedaan (disebut
dialek SQL).
6 | Page
2. Kompatibilitas: PostgreSQL dapat bekerja di multiple operating
system dengan baik diantaranya di Linux, UNIX (AIX, BSD, HP-UX,
SGI IRIX, Mac OS X, Solaris, Tru64), and Windows
7 | Page
2.2.2 Web server
Web server adalah sebuah aplikasi server
yang berkomunikasi dengan aplikasi client
dengan menggunakan HTTP (HyperText
Transfer Protocol). Untuk aplikasi modern
HTTP telah menjadi protokol yang populer digunakan untuk komunikasi
antar aplikasi dibanding protokol binary karena kemudahan implementasi
terutama terkait dengan masalah konfigurasi firewall. Selain itu dengan
diterimanya standar XML secara luas sebagai lingua franca antar aplikasi
maka HTTP otomatis semakin luas digunakan karena HTTP adalah cara
termudah untuk mengirim XML. Sebuah server web dapat melayani
permintaan data-data statik, namun untuk data dinamik yang melibatkan
input atau pemrosesan data umumnya sebuah web server perlu memanggil
server-side script atau CGI untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut.
Web server yang digunakan adalah web server Apache 2.2 yang dibuat oleh
Apache Software Foundation. Web server Apache pada saat ini (data
Netcraft Februari 2009) digunakan oleh 49% situs yang ada di internet.
Apache memiliki reputasi sebagai web server yang paling cepat, aman,
stabil, mudah dikelola, dan mudah dikombinasikan dengan teknologi lain.
Apache juga dapat dijalankan di sistem operasi berbasis UNIX, GNU/Linux,
Windows, dan beberapa sistem operasi lain.
8 | Page
Server-side script yang digunakan adalah PHP 5.2. PHP (singkatan dari PHP:
HyperText Processor) adalah server-side script yang paling banyak
digunakan di internet. PHP yang dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf sejak
versi 3 menggunakan parser yang dikembangkan oleh Zend Technologies.
9 | Page
Figure 1. Statistik pengguna PHP (http://php.net/usage.php)
(Apache, IIS, IBM Websphere, Oracle AS, dan lain-lain).
10 | P a g e
ditetapkan oleh W3C (World Wide Web Consortium) dan merupakan
pengembangan XML dari HTML (yang berbasis SGML).
Untuk mengatasi hal ini dimunculkan konsep RIA (Rich Internet Application)
atau Rich Client dimana aplikasi client masih menggunakan browser namun
sudah memiliki kekayaan antar muka seperti aplikasi desktop lainnya.
11 | P a g e
Salah satu solusi RIA ini adalah sebuah konsep yang dinamakan AJAX
(Asynchronous JavaScript and XML). AJAX memanfaatkan sebuah object
JavaScript non-standar yang pertama kali dibuat oleh Microsoft bernama
XMLHttpRequest untuk mengirimkan dan menerima informasi dari server
secara asynchronous (di belakang layar) berupa file dalam format XML atau
JSON (JavaScript Object Notation). Dengan memanfaatkan AJAX ini aplikasi
berbasis web terasa lebih interaktif, responsif, dan cepat tanpa melakukan
proses reload atau submit seperti halnya aplikasi web tanpa AJAX. Aplikasi
web modern berbasis AJAX dapat dilakukan dengan persyaratan browser
minimal Microsoft Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0, Opera 8.0,
atau browser berbasis KHTML 3.2 (seperti Konqueror dan Safari di
Macintosh).
12 | P a g e
Gambar Skema Cara Kerja AJAX
AJAX mulai dipopulerkan penggunaannya pada tahun 2005 oleh Google
dengan peluncuran Gmail dan GoogleMaps. Sejak saat itu mulai
bermunculan pustaka AJAX yang dapat diperoleh secara bebas.
Network Security
Sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut dengan
banyak pihak, dalam hal ini semua pihak yang terkoneksi dengan
jaringan yang akan dibangun.
Pengaturan policy dalam menggunakan resource didalam jaringan
juga sangat penting untuk menghindari penyebaran virus dan
pembebenan jaringan.
Perancangan topologi jaringan akan terkait dengan rencana
besaran jaringan yang akan dibangun, apakah jaringan akan
terkoneksi dengan internet atau hanya jaringan lokal saja, apakan
perlu penggunaan firewall dst.
13 | P a g e
Secara sederhana topologi jaringan seperti gambar di bawah ini :
Application Security
Yang perlu diperhatikan dalam issue ini adalah user akses level dari
user yang mempunyai akses kedalam aplikasi.
Aplikasi mempunyai dua level otentikasi, yang pertama adalah
penggunaan user/password untuk bisa masuk kedalam aplikasi,
yang kedua pembagian otoritas didalam aplikasi.
14 | P a g e
PUBLIK
AUTENTIKASI
OTORISASI
APP. USER
APPLICATION SECURITY
Jika dilihat dari gambar diatas maka : hanya user yang mempunyai
user dan password saja yang bisa masuk kedalam aplikasi dan
hanya user yang mempunyai otoritas saja yang bisa mengakses
halaman tertentu didalam aplikasi
Host Security
Isue ini berkaitan dengan tingkat keamanan mesin server yang
dibangun, baik database server maupun aplication server.
Aplikasi dibangun didalam server dengan operating system yang
berbasis linux, dimana menurut hasil survey tingkat keamanannya
relatif lebih bagus daripada operating system yang lain.
Tetapi tidak hanya itu, administrasi server erat kaitannya dengan
pemilihan aplikasi server yang di install didalam mesin. Aplikasi-
15 | P a g e
aplikasi yang sudah diketahui mempunyai lubang keamanan harus
segera di perbaiki (patch).
Proses patching ini harus dilakkan secara terus menerus karena
perkembangan issue keamanan sangat cepat berubah, dan
salahsatu keunggulan dari produk open source seperti linux ini
update-an (patch) sangat cepat direlease di internet, tanpa harus
menunggu release dari vendor resmi pembuatnya seperti
kebanyakan produk closed source
PATCH
LOGGER
LINUX OS
HOST SECURITY
Information Security
Issue ini tak kalah pentingnya dari tiga issue sebelumnya, terkait
dengan keamanan dan reliabilitas data.
Metoda backup data, manajemen penempatan data sangat penting
untuk diperhatikan.
16 | P a g e
Kami menyarankan untuk membuat sebuah back-up server data
yang berjalan secara simultan dengan server database yang real.
Seperti terlihat didalam gambar di bawah ini :
Input data
Keterangan:
Proses input dilakukan pada
server real
Database backup akan secara
otomatis melakukan
sinkronisasi data secara
SINKRO NISASI realtime
Untuk keadaan normal, akses
Databa se Real Databas e Backup public akan mengambil data
dari database real
Jika database real mati, maka
database backup bisa langsung
digunakan dengan data yang
terkini
Akses Publik
17 | P a g e
2.3 Interface (Antar Muka) Aplikasi
2.3.1 Registrasi
Pasien baru berisi data-data fisik dan data kesehatan pasien seperti nama,
alamat, golongan darah, data alergi pasien, penanggung biaya. Setelah
registrasi ini pasien baru berhak atas kartu pasien berbentuk barcode, yang
berguna dalam mempermudah administrasi dikemudian hari.
2.3.2 Laboratorium
Manajemen laboratorium dengan fitur-fitur seperti penambahan jenis tes yang
dapat di input sendiri, dan laporan hasil tes yang langsung di print.
18 | P a g e
2.3.3 Rawat Inap
Melihat status hunian kamar, untuk mempermudah dalam pemesanan kamar.
19 | P a g e
Tampilan status hunian dengan format yang mudah dilihat :
2.3.4 Farmasi
Untuk dapat mengetahui stok minimum, maximum barang ataupun obat yang
ada.
2.3.5 Poliklinik
Berisi daftar keterangan waktu , dokter yang praktek dan Keterangan daftar
antrian.
20 | P a g e
2.3.6 Kasir
Perincian tagihan kepada pasien.
2.3.7 Laporan
Laporan Kinerja
21 | P a g e
Laporan LOS, ALOS, BOR, TOI, BTO, NDR, GDR
Selain laporan berupa kompilasi data, aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) juga mempunyai bentuk laporan yang berupa grafik seperti laporan
22 | P a g e
perbandingan kunjungan poliklinik
Sistem Informasi Rumah Sakit adalah aplikasi client-server dimana semua proses
algoritma berjalan didalam server dan komputer client sebagai interface untuk
mengakses aplikasi. Seperti umumnya sebuah aplikasi client-server maka
aplikasi ini memerlukan sebuah jaringan yang efisien dan mudah ditangani jika
terjadi gangguan.
Koneksi dari Server aplikasi ke workstation (client) disarankan tidak lebih dari 3
Level HUB/Switch dan tidak kurang dari 2 Level HUB/Switch. Seperti
digambarkan pada halaman di bawah ini.
23 | P a g e
Untuk infrastruktur satu lantai, disarankan pembagian beban network sama
banyak, dengan cara pengaturan jumlah PC yang seimbang pada setiap RING
Networknya, yang berpusat pada Ruang MDF (Main Data Facilities) dengan
penempatan Perangkat server pada suhu 19oC s/d 23oC. Ring network dapat
berdasarkan kepada bagian ataupun unit Rumah Sakit, sehingga dapat mudah
dilakukan pengecekan jaringan untuk unti/bagian yang terhubung apabila ada
gangguan teknis. Untuk Device Wireless berlaku pula perlakuan diatas. Pada
gambar terlihat Level Device wireless ini ada pada level 2 switch/hub.
24 | P a g e
Untuk jaringan pada gedung terlihat semua jalur kabel tiap lantai menuju dan
memusat pada IDF(Intermediate Data Facilities) kemudian dari setiap IDF
menuju dan memusat ke MDF(Main Data Facilities). IDF bisa diaplikasikan pada
nurse station atau unit lain yang merupakan pusat tiap lantainya.
25 | P a g e
2.5 Metodologi
a. Insepsi
Tahap insepsi adalah tahap persiapan. Hal-hal yang perlu ditentukan
dalam tahap insepsi ini adalah jadwal kerja, pembentukan tim, dan
ruang lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
b. Elaborasi
Tahap elaborasi adalah tahap perencanaan di mana penekanan
dilakukan pada terselesaikannya deskripsi kebutuhan perangkat lunak
(termasuk survei), analisa dan desain arsitektur, serta pembangunan
28 | P a g e
kerangka dasar aplikasi dan metode pengujiannya.
c. Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahap pembangunan di mana penekanan
dilakukan pada desain teknis, pemrograman, dan pengujian perangkat
lunak.
d. Transisi
Tahap transisi adalah tahap penerapan di mana dilakukan uji coba oleh
calon pengguna, pelatihan, persiapan pemakaian dan diakhiri dengan
pemakaian sistem oleh pengguna.
e. Produksi
Tahap produksi adalah tahap operasional di mana kegiatan utama
adalah perawatan sistem termasuk melakukan backup data.
2.5.3 Kegiatan pelaksanaan
Dalam setiap tahap dilakukan beberapa jenis kegiatan yang umumnya
berjalan bersamaan. Enam kegiatan pertama kerkaitan dengan kegiatan
inti pengembangan aplikasi sedangkan empat kegiatan selanjutnya adalah
kegiatan dukungan.
a. Business modelling
Pemodelan Bisnis mendokumentasikan proses bisnis, yaitu cara kerja
pengguna dalam memanfaatkan aplikasi ini (baik tanpa aplikasi
maupun cara kerja yang diinginkan dengan menggunakan aplikasi). Hal
ini dilakukan dengan cara:
Survey dan pemetaan yang terdiri dari:
o Pertemuan Awal untuk menyepakati ruang lingkup umum dan
project charter.
o Pertemuan Teknis yang terdiri dari pengumpulan data,
wawancara dengan calon pengguna, studi literatur dan studi
29 | P a g e
terhadap aplikasi-aplikasi yang telah ada, baik aplikasi yang akan
dibangun sekarang maupun aplikasi-aplikasi lain yang perlu
diintegrasikan (bila ada).
Analisa cara kerja penggunaan yang menghasilkan:
o Diagram Workflow yaitu alur kerja pemakaian perangkat lunak.
o Diagram Business Use-Case atau Business Process Modeling
Notation (BPMN) yaitu diagram yang menjelaskan jenis-jenis
pengguna dan aktivitas yang dapat dilakukan oleh pengguna.
o Glossary yaitu daftar kota kata istilah yang sering dipakai dalam
bidang ruang lingkup aplikasi.
b. Requirements
Analisa kebutuhan mendeskripsikan secara detil apa yang akan
dilakukan oleh aplikasi, hal ini dilakukan dengan penyusunan dokumen
use-case dan business rules. Analisa kebutuhan dilakukan oleh Analis
Bisnis. Analisa kebutuhan meliputi:
Melakukan analisa terhadap asumsi kondisi sistem informasi awal.
Pada tahap ini, akan dilakukan analisa mengenai siapa saja pihak-
pihak yang akan terlibat di dalam Sistem (organisasi atau aplikasi
lain) dan bagaimana bentuk komunikasi informasi yang terjadi
antar pihak-pihak tersebut.
Melakukan analisa terhadap kebutuhan sistem informasi. Berkaitan
dengan analisa terhadap kondisi sistem informasi yang telah ada di
atas, maka pada tahap ini akan dilakukan analisa mengenai proses-
proses mana saja yang membutuhkan penanganan melalui Sistem
Informasi.
Mengidentifikasi ruang lingkup sistem informasi. Pada tahap ini,
dilakukan pengidentifikasian ruang lingkup sistem informasi yang
akan dibangun sesuai dengan analisa kebutuhan di atas.
Mengidentifikasi ruang lingkup keluaran sistem informasi. Sebagai
kelanjutan dari tahapan di atas, pada tahap ini dilakukan
pengidentifikasian ruang lingkup bentuk keluaran (output) dari
sistem informasi yang akan dihasilkan.
30 | P a g e
Melakukan analisa terhadap aplikasi yang akan dibangun. Pada
tahap ini dilakukan analisa terhadap aplikasi yang akan dibangun.
Analisa yang dilakukan meliputi bentuk dan sistematika aplikasi
sistem yang akan dibangun.
Pendokumentasian hasil analisa. Hasil akhir analisa kebutuhan adalah
dokumen-dokumen berikut:
o Dokumen Use Case yang berisi pendetilan skenario penggunaan
aplikasi mengikuti format yang telah ditetapkan.
o Non Functional Requirements yaitu berisi pembatasan-pembatasan
teknis mengenai perangkat lunak yang harus dibangun.
o Business Rules yaitu aturan-aturan yang harus diikuti oleh aplikasi.
Business Rules diperoleh langsung dari peraturan kerja organisasi
dan dari hasil survey.
o Sketsa Antar Muka yaitu desain antar muka yang akan digunakan di
dalam aplikasi.
31 | P a g e
Diagram) untuk menjelaskan struktur database yang akan digunakan.
Analisa dan Desain merupakan proses multi langkah yang terdiri dari
d. Implementation
Implementasi yaitu merealisasikan desain ke dalam kode komputer
yang dapat dieksekusi oleh komputer. Ini dilakukan dengan melakukan
pemrograman.
32 | P a g e
Metodologi pemrograman yang digunakan di dalam pengembangan
aplikasi Sistem Informasi adalah metodologi Object Oriented
Programming (OOP). Alasan digunakannya metodologi OOP ini berkaitan
erat dengan karakteristik yang menjadi ciri-ciri yang dimilikinya, yaitu:
Pendekatan lebih pada data dan bukan pada prosedur / fungsi.
Program besar dibagi pada apa yang dinamakan objek-objek.
Struktur data dirancang dan menjadi karakteristik dari objek-objek.
Fungsi-fungsi yang mengoperasikan data tergabung dalam suatu
objek yang sama.
Data tersembunyi dan terlindung dari fungsi/prosedur yang ada di
luar.
Objek-objek dapat saling berkomunikasi dengan saling mengirim
pesan satu sama lain.
Pendekatan adalah dari bawah ke atas (bottom up approach).
Pemrograman dilakukan dengan menggunakan satu atau lebih
bahasa pemrograman dengan bantuan perangkat kerjanya.
Perangkat kerja yang digunakan meliputi IDE (Integrated
Development Environment) dan Version Control System.
IDE adalah sebuah perangkat bantu pemrograman yang membantu
dalam proses pengetikan kode, dokumentasi pemrograman, pencarian
kesalahan program, perapian dan organisasi kode program, pelacakan
eksekusi program, uji coba aplikasi, serta kompilasi dan pemaketan
hasil akhir program.
Version Control System adalah sebuah perangkat kolaborasi antar
pemrogram yang memungkinkan setiap pemrogram bekerja pada satu
buah basis kode yang sama. Penggunaan version control system amat
penting agar tidak terjadi kehilangan data dan aplikasi dapat diuji
integrasinya secara cepat. Version Control System yang digunakan
adalah git yang bersifat terdistribusi sehingga version control system
ini selalu dapat digunakan walaupun tidak terhubung ke server kerja
yang utama.
33 | P a g e
kegiatan ini. Kegiatan ini melibatkan Administrator Basis Data,
Programmer dan Penulis Dokumentasi.
e. Test
Uji Coba adalah melakukan uji coba untuk menghilangkan kesalahan-
kesalahan yang mungkin timbul. Uji coba dilakukan oleh Pengujicoba
Aplikasi dengan bantuan Programmer. Uji coba terdiri dari beberapa
yaitu:
Uji coba proses yang dilakukan secara otomatis oleh software. Agar
hal ini dapat dilakukan maka untuk setiap fungsi atau proses di
dalam aplikasi perlu disiapkan data uji dan prosesnya dimasukkan
ke dalam sebuah perangkat yang disebut UnitTest. UnitTest
kemudian dapat terus-menerus dijalankan secara otomatis untuk
memastikan bahwa proses telah dilakukan oleh sistem dengan
benar dan tetap benar setelah dilakukan berbagai modifikasi atau
penambahan fitur.
Uji coba antar muka yang dilakukan oleh tester (penguji coba).
Penguji coba selain mencatat kesalahan yang mungkin timbul juga
bertanggung jawab untuk memberi masukan-masukan mengenai
kemudahan penggunaan sistem.
Analisa kinerja atas sistem yang dibangun yang disesuaikan dengan
dokumen analisa kebutuhan yang dibuat pada kegiatan analisa
kebutuhan.
Uji coba beta (Beta test) adalah uji coba yang dilakukan oleh calon
pengguna. Ini dilakukan pada tahap Transisi.
Hasil akhir kegiatan uji coba adalah laporan bug (kesalahan
program) beserta dengan laporan perbaikan kesalahan program
yang telah dilakukan.
f. Deployment
Pemasangan Sistem informasi meliputi melakukan pemaketan,
instalasi, konversi data, konfigurasi aplikasi, pelatihan. Sebagian besar
kegiatan pemasangan dilakukan pada fase Transisi. Kegiatan ini
melibatkan Administrator Sistem, Administrator Basis Data, Operator
Basis Data, dan Instruktur Pelatihan.
34 | P a g e
Pemaketan dilakukan dengan pembuatan program instalasi sistem,
dokumentasi instalasi, dan penyerahannya dalam bentuk CD dan
dokumen.
Instalasi meliputi pemasangan aplikasi tersebut di perangkat keras
yang akan digunakan.
Konfigurasi aplikasi adalah penyesuaian konfigurasi agar aplikasi
siap pakai.
Konversi data berupa pemasukan data awal yang dibutuhkan agar
aplikasi dapat mulai dipakai.
Pelatihan dan sosialisasi dilakukan bagi para pengguna dan
administrator agar mereka dapat mengoperasikan sistem dengan
tepat dan efektif.
h. Project management
Pengelolaan proyek meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan sumber daya, pengelolaan resiko, pembagian tugas,
pengukuran kinerja, pengontrolan, dan evaluasi tim kerja.
i. Environment
Penyiapan lokasi meliputi pengelolaan alat, sarana, prosedur,
guidelines yang diperlukan pada saat pengembangan. Pemasangan
perangkat kerja dilakukan di lokasi pengembangan, lokasi uji coba, dan
lokasi pemakaian akhir. Hasil pemasangan didokumentasikan dalam
dokumen konfigurasi jaringan dan aplikasi. Dokumentasi merupakan hal
yang sangat penting dilakukan karena akan menjadi acuan pada tahap
35 | P a g e
Perawatan.
36 | P a g e
BAB 3. SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
37 | P a g e
Input dan cetak hasil pemeriksaan MCU
Pendaftaran pasien MCU (perorangan/perusahaan)
9. Modul Rekam Medis
Resep elektronik
Catatan perkembangan medis pasien oleh dokter
ICD 10
Ekspedisi rekam medis pasien
Laporan
10. Modul Billing System (Kasir)
Transaksi pembayaran dengan menggunakan cash/kartu kredit/transfer
Transaksi pembayaran pasien dengan perusahaan penjamin
Transaksi penerimaan uang muka pasien
Transaksi pengembalian uang ke pasien (Credit Note)
Laporan transaksi harian/bulanan kasir
11. Modul Warehouse
Transaksi penerimaan barang (obat / logistik)
Transaksi pemesanan barang ruangan
Transaksi transfer barang
Transaksi penggunaan barang
Transaksi retur kepada suplier
Transaksi adjusment stok barang
Transaksi stok opname
Laporan laporan inventori (stock status,kartu stock,expired item,
slow/fast moving item dll)
Manajemen barang (obat / logistik)
Manajemen pabrik
Manajemen suplier
12. Modul Depo
Transaksi pemesanan barang ruangan
Transaksi transfer barang
Laporan depo
13. Modul Apotek / Farmasi
Transaksi penjualan obat / alkes
38 | P a g e
Transaksi penerimaan retur obat / alkes pasien
Transaksi penerimaan resep harian rawat inap
Transaksi pembuatan purchase request (PR)
Transaksi pemesanan obat / alkes
Transaksi transfer obat / alkes
Transaksi penggunaan obat / alkes
Laporan laporan apotek / farmasi (penjualan, pemakaian, transfer
barang dll)
Manajemen stok minimal masing masing obat / alkes
14. Modul Laporan
Sensus harian pasien rawat jalan
Rekapitulasi data kunjungan pasien baru lama
Rekapitulasi data kunjungan pasien per poliklinik
Rekapitulasi data kunjungan pasien per dokter
Rekapitulasi data kunjungan pasien per wilayah
Rekapitulasi pasien rawat jalan
Rekapitulasi pasien rujukan rawat jalan
Rekapitulasi data kunjungan GD per dokter
RL1
RL2a
RL2a1
RL2b
RL2b1
Rekapitulasi pasien rawat inap
Laporan pengguna ruang perawatan
Sensus harian pasien rawat inap
Sensus harian pasien rawat inap per bulan
Data pasien rawat inap
Rujukan pasien rawat inap
Tingkat penyakit tertinggi
Sensus bulanan rawat jalan
Sensus bulanan rawat inap
Laporan unbill
39 | P a g e
Laporan transfer ruangan
Top up deposit
Laporan pasien aktif rawat inap
cancel registrasi
Laporan harian kunjungan pasien
Laporan tingkat hunian rawat inap
Laporan ODC
Laporan MCU per dokter
Discharge pasien report
Laporan kunjungan VK
Laporan kunjungan OK
Laporan SOAP op
Laporan SOAP ip
Laporan sensus SOAP
Laporan USG
Laporan tindakan dokter
Laporan cancel bill
Laporan cancel payment
Laporan uncek bill
Laporan pasien igd yang order LAB / RAD
Laporan pasien meninggal
Laporan pasien MCU
Laporan jumlah pasien lama baru
Index pasien baru per hari
Grafik perbandingan kunjungan
Grafik perbandingan kunjungan Inpatient
Grafik perbandingan kunjungan Regional
Grafik pasien OK
Grafik pasien VK
40 | P a g e
BAB 4. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara konsultan dan pemberi
tugas.
2. Terciptanya koordinasi yang baik antara unit-unit kerja yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan.
3. Terjaminnya kelancaran jalannya pekerjaan secara keseluruhan.
Rencana kegiatan ini disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Hasil Kerja
(minggu ke-)
1 Persiapan (Business Modeling)
Persiapan Administrasi 1 Dokumen administratif
Persiapan Teknis 1 Rencana kerja
Dokumen project charter
Pengumpulan Data 6 Berita acara survei
2 Perumusan Kebutuhan Laporan hasil survei
(Requirements)
Analisa Kebutuhan 6 Dokumen spesifikasi
kebutuhan
Berita acara hasil analisa
kebutuhan
3 Penyerahan Laporan
Pendahuluan
4 Analisa dan Desain
Desain Database 10 Dokumen desain database
Desain Aplikasi 10 Dokumen desain aplikasi
4 Laporan Pendahuluan
41 | P a g e
Tenggat Waktu Hasil Kerja
No Kegiatan
(minggu ke-)
Dokumentasi teknis
5 Penyerahan Laporan Kemajuan 8 Laporan Kemajuan
6 Implementasi (Pemrograman)
43 | P a g e
4.3 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
44 | P a g e
BAB 5. PENUTUP
Demikian Laporan Pendahuluan ini kami buat, semoga pekerjaan ini dapat
bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum dan masyarakat Provinsi Banten.
45 | P a g e