Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah yang maha ESA, karena
berkat kemurahanNYA makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan dalam
makalah ini kami membahas “Alat Mesin Nebulizer”.

Makalah ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman Masalah Alat Mesin
Nebulizer . Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam kami sampaikan kepada bapak selaku dosen mata kuliah Teknologi
Informatika, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini .

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat .

Pematang Reba, Mei 2017

Kelompok I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................. 2

C. Tujuan penulisan .............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Definisi ............................................................................... 3

B.Indikasi Dan Kontraindikasi Inhalasi Uap............................3

C. Prosedur Kerja.................................................................... 4

D. Hal Yang Perlu Diperhatikan..............................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 6

B. Saran................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan
ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari
udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan
zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Bila
dalam proses ini terjadi suatu bronkokontriksi atau penyempitan bronkus adalah suatu penyempitan
jalan nafas khususnya bronkioli. Penyempitan ini disebabkan oleh kontriksi otot ataupun akibat reaksi
radang,sentuhan (misal: intubasi bronkoskopi),bahan kimia (misal: alergen/ asap).

Bronkospasme mengakibatkan gangguan dalam pertukaran gas dan bila terjadi pada klien,
gejalanya yaitu klien sukar bernafas. Pengobatan yang tepat,cepat, dan dapat bekerja efektif sangat
dianjurkan, salah satu obatnya yaitu bronkodilator. Pemberian bronkodilator ini melalui jalur inhalasi,
pengobatan ini bertujuan untuk memperlebar jalan nafas, dengan melemaskan otot bronkioli atau
mengurangi rasa radang. Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses
pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik. Penumpukan mukus di dalam
saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika serangan asma dapat dikurangi secara
cepat dengan obat dan teknik penggunaan inhaler yang sesuai.

Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsinya terjadi secara cepat karena permukaan
absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan pada penyakit paru-paru misalnya
asma bronkial, obat dapat diberikan langsung pada bronkus. Tidak seperti penggunaan obat secara
oral (tablet dan sirup) yang terpaksa melalui sistem penghadangan oleh berbagai sistem tubuh,
seperti eleminasi di hati. Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk
segera bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu diberikan
lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Tapi cara pemberian obat ini diperlukan alat dan
metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan obatnya sering mengiritasi
epitel paru.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana alat Mesin dari Nebulizer?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk menegtahui alat mesin dari nebulizer.

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI

Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat
langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Pemberian per inhalasi adalah
pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan.

Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan
alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan alat
pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk
pengobatan saluran pernafasan bagian lebih bawah

Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat mengubah obat yang
berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang berasal dari udar yang
dipadatkan, atau gelombang ultrasonik.aerosol yang berbentuk dihirup penderita melalui mouth
piece atausungkup Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi
(pelebaran bronkus) yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Hasil pengobatan dengan
nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Ada nebulizer yang
menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya
timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak banyak terbuang.

Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan pemompaan
udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam nebulizer chamber. Cara ini
memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah
dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah hanya
50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri.
Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 – 8
liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium
bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl.

Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain:

a. Simple nebulizer

b. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8


mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di
rumah sakit.

c. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,
sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang
bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.
Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke
saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan
dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk
menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum
yang kental
d. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 –
30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien
dengan intubasi trakea.

Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan,
sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan
dengan gas kompresor.

B. Indikasi Dan Kontraindikasi Inhalasi Uap

1. Indikasi Inhalasi Uap

Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk :

- pasien sesak nafas dan batuk

- broncho pnemonia

- ppom (bronchitis, emfisema

- asma bronchial

-rhinitis dan sinusitis

-paska tracheostomi

pilek dengan hidung sesak dan berlendir

-selaput lendir mengering

- ritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas

2. Kontraindikasi Inhalasi Uap

Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien dengan alergi
terhadap bahan atau obat yang digunakan.

C. Prosedur Kerja
Persiapan alat
- nebulizer
- tissue
- selang/kanul udara
- sarung tangan
- stetoskop
- obat inhalasi
- kapas alkohol
- masker, nasal canule, mouthpiece
- neirbeken
- kasa lembab
- nacl 0,9 %

Persiapan Pasien

1. Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan kemudian menahan
napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk meningkatkan tekanan intrapleural dan
membuka kembali alveoli yang kolaps, dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional.

2. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja.

3. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di rumah.

Persiapan Lingkungan
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:

1. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.

2. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

Tahap pre interaksi


- siapkan alat
- baca status pasien
- cuci tangan

Tahap orientasi
- berikan salam, panggil klien dengan namanya
- jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga

Tahap kerja

1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan

2. Mendengarkan suara napas dengan stetoskop

3. Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin nebulizer.

4. Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON


5. Atur posisi fowler

6. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang ke neirbeken

7. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak keluar

8. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur

9. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien istirahat

10. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah mengeluarkan secret.

11. Melepaskan masker, menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan dahaknya.

12. Mengulangi Prosedur 2

13. Perhatikan keadaan umum

14. Membersihkan area mulut dengan tissue

15. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas

16. Cuci tangan

Tahap terminasi
- evaluasi perasaan klien
- simpulkan hasil kegiatan
- lakukan kontak utk kegiatan selanjutnya
- akhiri kegiatan

Dokumentasi
- catat tindakan yang telah dilakukan

D. Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single use).

2. Lindungi mata dari uap.

3. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.

4. Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.

5. Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan tiup
melalui mulut.

6. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan, gemetar
(tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.

7. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.
8. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas
melalui hirupan. Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi efek samping yang
sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan
jenis lainnya.Untuk mendapatkan manfaat obat yang optimal , obat yang diberikan per inhalasi harus
dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas. Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk
aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.

B. Saran

Setelah mengetahui pemberikan obat secara inhalasidiiharapkan kepada pembaca maupun


masyarakat dapat mengetahui dengan baik bagaimana penggunaan terapi inhalasi dengan baik dan
benar.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan rusepno.,dr. Alatas.,dkk.(1985).Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FKUI.


Jakarta:Infomedika.Suriadi.,Rita Yuliani.(2006).Buku Pegangan Klinik Asuhan Keperawatan pada
Anak.Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.

Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Elsina S. Prosedur Tindakan Bidang Paru
dan Pernapasan–Diagnostik dan Terapi. Bagian Pulmonologi FKUI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001;
59-64.

Anda mungkin juga menyukai