suatu rencana jalan yang ditentukan dari standar desain ditentukan oleh
desain (baik untuk jalan dalam kota maupun jalan luar kota) didasarkan
1. Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah
dengan klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
1. Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri
dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
2. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang
2006, 2006:6).
3. Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata.
4. Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas balik,
antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal (PP RI No.
tetap terpenuhi.
kegiatan wilayah dengan persil atau pusat kegiatan lokal dengan pusat
boleh terputus.
d. Jalan Lingkungan Primer
bermotor beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan
(1985:3).
3) Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata.
4) Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terhambat
3) Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata.
4) Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terhambat
adalah:
kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam
Mobil
P 1,3 2,1 5,8 0,9 1,5 7,3 4,4
Penumpang
Truk As
SU 4,1 2,4 9,0 1,1 1,7 12,8 8,6
Tunggal
Bis
A-BUS 3,4 2,5 18,0 2,5 2,9 12,1 6,5
Gandengan
Truk
Semitrailer
WB-12 4,1 2,4 13,9 0,9 0,8 12,2 5,9
Kombinasi
Sedang
Truk
WB-15 4,1 2,5 16,8 0,9 0,6 13,7 5,2
Semitrailer
Convension
al School SB 3,2 2,4 10,9 0,8 3,7 11,9 7,3
Bus
City Transit
CB 3,2 2,5 12,0 2,0 2,3 12,8 7,5S
Bus
Sumber: RSNI T-14-2004 Geometri Jalan Perkotaan
2.2.2. Arus Lalu Lintas
nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas. Semua nilai
arus lalu lintas (per arah dan total) dikonversikan menjadi satuan mobil
(emp) yang diturunkan secara empiris untuk tiap tipe kendaraan berikut:
truk kecil, dan jeep atau kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan
2. Kendaraan berat (HV) meliputi truk dan bus atau kendaraan bermotor
3. Sepeda motor (MC) merupakan kendaraan bermotor beroda dua atau tiga
tergantung tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam
kend/jam.
2.2.3. Nilai Konversi Kendaraan
Penumpang (emp) dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Nilai emp untuk Jalan Perkotaan terbagi Satu Arah
tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika
dimana:
(km/jam).
FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang
diamati (km/jam)
(FVw)
Tabel 2.6 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu
Lintas (FVw)
Lebar jalur lalu lintas
Tipe Jalan FVw (km/jam)
efektif (Wc) (m)
Per lajur
3 -4
Empat lajur terbagi atau 3,25 -2
jalan satu arah 3,5 0
3,75 2
4 4
Per lajur
3 -4
3,25 -2
Empat lajur tak terbagi
3,5 0
3,75 2
4 4
Lanjutan Tabel 2.6
Lebar jalur lalu lintas
Tipe Jalan FVw (km/jam)
efektif (Wc) (m)
Total
5 -9,5
6 -3
7 0
Dua lajur tak terbagi
8 3
9 4
10 6
11 7
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
(FFVsf)
Tabel 2.7 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping Dengan
Bahu (FFVsf)
Kelas Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan
hambatan lebar bahu
Tipe Jalan
samping Lebar bahu efektif rata-rata Ws (m)
(SFC) ≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥ 2,0 m
Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Empat
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
lajur
Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
terbagi
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
(4/2 D)
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Empat
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
lajur tak
Sedang 0,93 0,96 0,99 1,02
terbagi
Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98
(4/2 UD)
Sangat Tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95
Lanjutan Tabel 2.7
Kelas Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan
hambatan lebar bahu
Tipe Jalan
samping Lebar bahu efektif rata-rata Ws (m)
(SFC) ≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥ 2,0 m
Dua lajur Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
tak terbagi Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
(2/2 UD) Sedang 0,91 0,93 0,96 0,99
atau jalan Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
satu arah Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
Tabel 2.8 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping Dengan
Kereb (FFVsf)
Kelas Faktor penyesuaian untuk hambatan samping
hambatan dan jarak kereb penghalang
Tipe Jalan
samping Jarak kereb penghalang Wk (m)
(SFC) ≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥ 2,0 m
Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Empat
Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
lajur
Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
terbagi
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
(4/2 D)
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Empat
Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
lajur tak
Sedang 0,91 0,93 0,96 0,98
terbagi
Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,94
(4/2 UD)
Sangat Tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90
Dua lajur Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
tak terbagi Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
(2/2 UD) Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
atau jalan Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
satu arah Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
5. Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVcs)
Tabel 2.9 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVcs)
Ukuran Kota (juta penduduk) Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota
< 0,1 0,90
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
dimana:
C = Kapasitas
2.15.
Hendarsin (2000:67).
diijinkan untuk suatu ruas jalan adalah 0,75. Jika nilai DS > 0,75 maka jalan
perlu diadakan peningkatan kembali, namun jika nilai DS ≤ 0,75 maka jalan
Q
DS =
C
Dimana :
terdiri dari:
P-BM-2011 (2011:11), lebar jalur lalu lintas dan bahu jalan ditentukan
sebagai berikut:
2. Median
(2004:5), Median adalah bagian dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh
yang berlawanan. Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar
antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk
(Heukelom & Klomp) berikut ini dapat digunakan untuk tanah berbutir
halus (fine-grained soil) dengan nilai CBR terendam 10 atau lebih kecil.
campuran aspal serta bahan-bahan dalam hal ini agregat yang bersifat
yang melayani beban lalu lintas ringan sampai dengan sedang, seperti
jalan perkotaan.
tersebut adalah :
lentur yang terletak antara tanah dasar dan lapis pondasi. Biasanya
dipadatkan.
b. Lapis pondasi
c. Lapis Permukaan
sebagai lapisan paling atas dan biasanya terletak di atas lapis pondasi.
2) Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi badan jalan dari
Portland sebagai bahan pengikat, untuk mengikat pelat beton tipis yang
sebagai berikut :
standar (𝑍𝑅 ).
beban gandar standar. Untuk mendapatkan lalu lintas pada lajur rencana
w18 = DD x DL x ŵ18
Dimana :
bervariasi dari 0,3 – 0,7 tergantung arah mana yang ‘berat’ dan ‘kosong’.
(1+g)n −1
Wt = w18 x
g
Dimana:
(a) dan ketebalan (D) dan dapat dilihat pada Tabel 2.21.
tidak terputus).
mengganggu lalu-lintas.
Tabel 2.22.
dengan rumus :
rencana,
b. Reliabilitas (R).
dasar (MR),
ITP : 𝑎1 𝐷1 + 𝑎2 𝐷2 + 𝑎3 𝐷3
Dimana :
berubah menjadi :
ITP : 𝑎1 𝐷1 + 𝑎2 𝐷2 𝑚2 + 𝑎3 𝐷3 𝑚3
ΔIP
𝑙𝑜𝑔10 𝑥 ( )
𝐼𝑃𝑜 + 𝐼𝑃𝑓
+ + 2,32 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑀𝑅 ) − 8,07
1094
0,4 +
(𝐼𝑇𝑃 + 1)5,19
Dimana :
𝑍𝑅 = Standar deviasi
𝑀𝑅 = Modulus resilien
Dimana:
dinyatakan dalam mm/hari. Data curah hujan ini diperoleh dari Badan
b. Jika daerah layanan tidak memiliki data curah hujan, maka dapat
Dimana:
PU, 1980):
L
Tc =
V
Dimana:
H 0,6
v = 72 x ( )
L
Dimana:
d. Luas daerah layanan (A) untuk saluran samping jalan perlu diketahui
e. Luas daerah layanan terdiri atas luas setengah badan jalan (A1), luas
setengah badan jalan (I1), panjang bahu jalan (I2), dan daerah sekitar
C1 x A1 + C2 x A2 + C3 x A3 𝑥 fk3
C =
A1 + A2 + A3
Dimana:
permukaan
kondisi permukaan
1
Q= xCxIxA
3,6
Dimana:
Fd = Q / v (𝑚2 )
tinggi jagaan (W) untuk saluran drainase jalan bentuk trapesium dan
W = √0,5 𝑥 ℎ
Dimana:
atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang
yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
34 tahun 2014, 2014:4). Marka jalan dapat berupa sebuah garis menerus
Ada 2 macam marka garis, yaitu marka melintang dan marka membujur,
marka jalan juga dapat berupa huruf, angka, maupun simbol (Permenhub RI
berwarna putih putus –putus berfungsi sebagai garis sumbu dan pemisah,
dimana jika ada marka putus-putus artinya kendaraan di lajur kiri boleh
putih menerus juga berfungsi sebagai garis sumbu dan pemisah, serta
jalan atau dalam kata lain tegak lurus arah jalan.Marka jalan melintang
jalur yaitu marka berbentuk panah, dan marka huruf serta angka.
tahun 2014, 2014:3). Rambu lalu lintas umumnya diletakan disebelah kiri
jalur lalu lintas dengan penempatan yang tidak mengganggu pejalan kaki
dan pengguna lalu lintas serta mudah dilihat oleh pengemudi kendaraan.
2. Rambu Larangan
larangan memiliki warna dasar putih, warna tulisan hitam dan warna tepi
3. Rambu Perintah
dasar biru.
4. Rambu Petunjuk
petunjuk ditempatkan pada sisi jalan, pemisah jalan atau diatas daerah
manfaat jalan sebelum tempat, daerah atau lokasi yang ditunjuk. Contoh
5. Rambu Sementara
1991:2).
Fungsi dari lampu penerangan jalan antara lain adalah untuk
lampu penerangan jalan pada suatu daerah-daerah tertentu atau pada suatu
pada nilai efektifitas (lumen/watt) lampu yang tinggi dan umur rencana