Sejarah :
- Penggunaan obat untuk tujuan sosial,keagamaan atau pengobatan
sudah dikenal sejak lama coba-coba pengetahuan turun-temurun
pengetahuan empiris.
Resep peninggalan orang Samaria ( 5000 th yg lalu ) menggunakan
akar, biji-2an, kulit pohon,garam.
Jamur antibiotik di China sudah digunakan sejak 2500 th BC
obat bisul.
Resep tidak masuk akal buta : mata babi, madu, antimon
Masuk akal : orang Mesir mengobati rabun senja dengan hati
sapi dipanggang digerus
- Bahan alam aktivitasnya tidak seragam perkembangan ilmu-ilmu
lain
- Pertengahan abad 19 perkembangan obat sintetis
Tujuan mempelajari :
1. Supaya dapat menggunakan obat secara rasional
2. Supaya mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan
berbagai gejala penyakit
Obat :
1. Semua senyawa kimia yang mempengaruhi jaringan biologi
Sirkulasi Sistemik
Biotransformasi
c. Per rektal :
keuntungan : dapat dipergunakan untuk penderita yg muntah,
tidak sadar, pasca bedah dan metabolisme lintas pertama kecil
kerugian : iritasi mukosa rektum, absorpsi tidak lengkap dan
tidak teratur.
- kerugian :
butuh cara asepsis
bahaya penularan penyakit : hepatitis
sukar dilakukan sendiri oleh penderita
tidak ekonomis
menimbulkan rasa nyeri
lebih berbahaya dari pada per oral
b. Pada mata
- untuk mendapat efek lokal pada mata
- absorpsi melalui kornea dan akan lebih cepat bila kornea infeksi atau
trauma
- dapat menimbulkan efek sistemik yg tidak diinginkan absorpsi
melalui sal nasolakrimalis mis : beta blocker untuk glaukoma dapat
menimbulkan efek toksik sistemik
DISTRIBUSI
Akumulasi
- Obat dapat terakumulasi dalam sel jaringan dengan mekanisme :
adanya transport aktif
ikatan dg komponen intrasel : protein, fosfolipid, nukleoprotein
kelarutan di dalam lemak
- Contoh jaringan yg bisa menjadi tempat akumulasi :
hati : penggunaan kuinakrin kronik
Jaringan lemak : obat yg larut lemak ( mis: tiopental )
Protein plasma :
obat yg bersifat asam terikat pd albumin
obat yg bersifat basa terikat pd α 1-glikoprotein
Tulang : logam berat ( Pb, radium )
Cairan lambung : obat yg bersifat basa lemah
Sal cerna : reservoir untuk obat dl sediaan lepas lambat
- Obat yg terakumulasi dl keseimbangan dg obat dl plasma akan
dilepas waktu kadar dl plasma turun memperpanjang kerja obat
Sawar
- Adalah pertahanan spesifik pada jaringan tertentu sehingga sulit
ditembus oleh mol obat
- Ada 2 sawar penting :
1. sawar darah-otak ( Blood Brain Barrier )
2. sawar uri
BIOTRANSFORMASI
- Adalah perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan
dikatalisis oleh enzim
- Molekul obat akan dirubah lebih poler lebih mudah larut air
lebih mudah diekskresikan
- Perubahan aktifitas :
obat menjadi tidak aktif kerja obat berakhir
obat tetap aktif, lebih aktif, lebih toksik
- Metabolit yg aktif :
Langsung diekskresikan
mengalami biotransformasi lebih lanjut diekskresikan
kerja obat berakhir
- Reaksi :
1. Reaksi Fase I = Reaksi Non-sintetik
berupa reaksi : oksidasi, reduksi, hidrolisa
tidak perlu energi
metabolit : tidak aktif, kurang aktif, lebih aktif
EKSKRESI
- Obat diekskresi dalam bentuk molekul asal atau metabolit
- Jalur ekskresi :
Ginjal yang terpenting
ekskresi melalui ginjal akan menurun bila terjadi
gangguan fungsi ginjal dosis obat harus diturunkan
atau interval diperpanjang
Empedu usus feses atau dari empedu siklus
enterohepatik metabolisme kembali ginjal
Jalur lain ; saliva, ASI, air mata, rambut sangat kecil
FARMAKODINAMIKA
- Mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat dan mekanisme kerjanya
O + R OR Efek
Reseptor Obat
- Sifat kimia
komponen yang paling penting : protein
Asam nukleat : reseptor untuk obat sitostatika
- Kepatuhan penderita
- Kesalahan medikasi
Faktor-2 Farmakokinetik
- Kondisi fisiologik
- Kondisi patologik
- Faktor genetic
- Interaksi obat
KADAR OBAT DI - Toleransi
TEMPAT KERJA
Faktor-2 Farmakodinamik
1. Anak
Pada neonatus dan bayi terdapat perbedaan respons yang disebabkan
karena berbagai fungsi farmakokinetik dan farmakodinamik yang belum
sempurna :
a. Absorpsi :
produksi asam lambung masih sedikit pH lambung >
peristaltik lambat laju absorpsi lambat O.o.a lambat
metabolisme lintas pertama kurang
b. Distribusi :
kapasitas ikatan protein plasma rendah
sawar darah otak dan sawar kulit belum sempurna
ada jaringan yang sedang tumbuh yang peka terhadap obat-2
tertentu
c. Biotransformasi : terutama glukuronidasi dan hidroksilasi belum
sempurna
d. Ekskresi : fungsi ekskresi ginjal lebih rendah
2. Usia lanjut
Faktor-2 yang menyebabkan terjadinya perubahan respons obat :
a. Absorpsi : diperlambat karena aliran darah ke GIT dan motilitas
berkurang absorpsi diperlambat mula kerja obat tertunda
b. Distribusi :
cairan tubuh berkurang kadar obat dalam darah dan jaringan
>>
rasio lemak terhadap air >> obat yg larut lemak dapat
terakumulasi
jumlah albumin berkurang jumlah obat bebas >>
c. Biotransformasi :
penurunan produksi enzim
penurunan aliran darah hati
penurunan fungsi hati total
penurunan metabolisme waktu paruh diperpanjang
d. Ekskresi : penurunan aliran darah ginjal dan penurunan laju filtrasi
glomerulus ( 40-50% ) penurunan ekskresi
e. Perubahan farmakodinamik : peningkatan sensitivitas reseptor ,
terutama reseptor di otak
f. Adanya berbagai penyakit penggunaan banyak jenis obat
kemungkinan interaksi >>
KONDISI PATOLOGIK
1. Penyakit saluran cerna
- mengurangi kecepatan dan / atau jumlah obat yang diabsorpsi p.o,
melalui :
perlambatan pengosongan lambung
percepatan waktu transit dalam sal cerna
malabsorpsi
dan/ atau metabolisme dalam sal cerna
- Prinsip pemberian obat :
hindarkan obat yang bersifat iritan pada keadaan stasis /
hipomotilitas sal cerna
hindarkan sediaan lepas lambat dan sediaan salut enterik pada
keadaan hiper atau hipomotilitas
dosis disesuaikan berdasarkan respons klinik
2. Penyakit kardiovaskuler
- Dapat mengurangi distribusi obat dan aliran darah ke hepar dan ginjal
kadar obat dalam darah >>
- Prinsip pemberian obat :
turunkan dosis awal dan penunjang
sesuaikan dosis berdasarkan respons klinik
3. Penyakit hepar
Terutama pada penyakit hati yang parah , karena hati mempunyai
kapasitas cadangan yang besar
- Mengurangi metabolisme dan sintesa protein plasma kadar obat
bebas dalam plasma >>
- Meningkatkan sensitivitas reseptor di otak terhadap obat-2 : depresan
( sedatif-hipnotik, analgesik narkotik ), diuretik yang menimbulkan
hipokalemia, dan obat yang dapat menimbulkan konstipasi.
pencetus ensefalopati hepatik
- Berkurangnya sintesa faktor pembekuan darah respons terhadap
antikoagulan >>
- Obat-obat yang dapat menyebabkan retensi cairan ( antiinflamasi
non-steroid, kortikosteroid, kortikotropin ) memperburuk udem dan
asites.
- Obat-2 hepatotoksik yang berhubungan dengan dosis, sudah akan
menyebabkan toksisitas pada hepar pada dosis rendah
- Prinsip pemberian obat :
Pilih obat yang ekskresi utama melalui ginjal
Hindarkan penggunaan obat-2 depresi
4. Penyakit ginjal
- mengurangi ekskresi melalui ginjal
- Mengurangi kadar protein plasma atau mengurangi ikatan protein
plasma ( ureum dan FFA dalam darah >> ), akibatnya :
kadar obat bebas dalam darah >>
terjadi perubahan keseimbangan elektrolit dan asam basa
meningkatkan sensitifitas atau respons jaringan terhadap obat-2
tertentu
mengurangi atau menghilangkan efektifitas beberapa jenis obat
- Prinsip pemberian obat :
Pilih obat yang eliminasinya terutama melalui hati
Hindarkan penggunaan tetrasiklin, diuretik merkuri, diuretik
hemat kalium, diuretik tiazid, antidiabetik oral dan aspirin
Gunakan dosis lebih rendah dari normal, terutama untuk obat-2
yang eliminasi utama melalui ginjal
FAKTOR GENETIK
- Farmakogenetik : cabang farmakologi yang mempelajari perubahan
respons obat karena pengaruh faktor genetik
- Perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik tergantung pada gen,
yang disebabkan oleh kekurangan, kelebihan atau polimorfisme enzim
tertentu, yaitu pada pembentukan isoenzim dengan aktifitas enzim yang
berubah terjadi sejak lahir
- Idiosinkrasi : hipersensitifitas bawaan terhadap senyawa tertentu
- Contoh : defisiensi enzim Glukosa-6-fosfat-dehidrogenase pemberian
obat-2 antimalaria, sulfonamid dan nitrofurantoin anemia hemolitik
( orang negro, penduduk L tengah, India )
FAKTOR LAIN
1. Interaksi obat
2. Toleransi T. Farmakokinetik dan T. farmakodinamik
3. Pengaruh lingkungan :
Mis : kebiasaan merokok mempercepat metabolisme obat-2
tertentu ( mis. Teofilin ) respons penderita <<
EFEK SAMPING
2. Reaksi alergi
- Adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan reaksi organisme
terhadap senyawa tertentu
- Sifat :
tidak tergantung pada dosis
tidak spesifik pada suatu senyawa
terjadi karena ada reaksi antigen – antibodi
- Syarat : harus ada kontak pertama sensibilisasi
- Faktor -2 yang mempercepat timbulnya alergi :
Genetik
Frekuensi pemakaian
Cara pemakaian
- Jenis reaksi alegi :
Jenis reaksi segera anafilaktik
Jenis reaksi lambat reaksi tuberkulin
Bentuk khusus Sindrom Stevens – Johnson
5. Ketergantungan obat
Adalah suatu keadaan psikis dan fisik yang terjadi karena interaksi
obat dengan organisme, yang dikarakterisasi melalui reaksi perilaku,
antara lain selalu terpaksa menggunakan obat secara periodik atau
berulang untuk mengalami efek psikisnya dan untuk mencegah efek
yang tidak enak karena kehilangan obat tsb
Tahap-2 :
Habituasi ( pembentukan kebiasaan ) : kebutuhan untuk
menggunakan obat tertentu secara teratur untuk mencapai
suatu keadaan euforia sifat ketergantungan : psikis
Toleransi : setelah pemberian berulang suatu obat, maka dosis
harus ditingkatkan untuk mendapatkan efek yang sama
ketergantungan fisik
Adiksi : ketergantungan psikis dan fisik