LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAH SINYAL DIGITAL
“WATER LEVEL SENSOR”
LEMBAR PENGESAHAN
No Percobaan : 01 (Satu)
NIM : 1505042004
Kelas : EK-4B
Nilai :
Keterangan :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana Allah SWT atas
rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan tugas rancang ini. Laporan tugas
rancang ini membahas “WATER LEVEL SENSOR“. Laporan ini dibuat setelah kami
menyelesaikan proyek sebagai syarat nilai Mata Kuliah Praktikum Pengolah Sinyal Digital,
Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Medan.
Dalam penyusunan laporan ini saya telah banyak mendapat bantuan ,dorongan, dari
teman satu team sensor level air yang sangat membantu dalam kelancaran penyusunan tugas
rancang ini. Oleh karena itu melalui kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya, ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Herri Trisna
Frianto ST. MT, selaku Dosen pengampu mata kuliah Pengolah Sinyal Digital, yang mana
telah banyak memberikan arahan kepada kami sehingga alat dan laporan telah selesai sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran akan saya terima
sebagai perbaikan untuk dikemudian hari. Semoga laporan ini dapat berguna baik bagi
penulis sendiri maupun bagi para pembaca sebagai tambahan wawasan .
Praktikan
(1505042004)
DAFTAR ISI
COVER LAPORAN ........................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ 2
KATA PENGANTAR ........................................................................3
DAFTAR ISI ....................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 5
1.1 Latar Belakang Melakukan Praktikum .................................. 5
1.2 Perumusan Masalah Praktikum ............................................. 6
1.3 Batasan Masalah Praktikum .................................................. 6
1.4 Tujuan Melakukan Praktikum ............................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TEORI DASAR
Dari rangkaian water level sensor yakni rangkaian pendeteksi banjir, pendeteksi
pengisian air bak mandi, tandom adalah ketika bak mandi sedang dalam proses pengisian air
maka papan rangkaian PCB akan terkena air, dimana air disini sebagai konduktor yang baik
untuk menghantarkan arus, sehingga bisa mengaktifkan transistor sebagai saklar otomatis dan
kemudian transistor akan mengaktifkan lampu LED dan buzzer/alarm akan berbunyi untuk
memberitahukan kapada kita bahwa bak mandi sudah terisi penuh.
Transformasi fourier adalah transformasi yang dapat merubah suatu sinyal dari
domain waktu s(t) kedalam domain frekuensi S(f).
Dapat kita katakan dari dua persamaan diatas bahwa X(f) adalah transformasi Fourier
dari x(t) yang mengubah x(t) dari domain waktu ke domain frekuensi,dan untuk persamaan
ke2 adalah kebalikan dari persamaan ke1 atau bisa di sebut dengan invers transformasi
faurier.
Dibawah ini contoh dari transformasi fourier,dari domain waktu ke domain frekuensi.
Pada gambar di atas,di bagian kiri merupakan sinyal asli dari domain waktu.dan Sisi
sebelah kanan merupakan hasil transformasi fourier .
Kelebihan Transformasi fourier
Definisi transformasi fourier sebagai tool/alat untuk mengubah suatu sinyal dari
kawasan waktu ke kawasan frekuensi,menjelaskan kepada kita bahwa transformasi ini
memiliki kelebihan:
1. Mampu menunjukkan kandungan frekuensi yang terkandung di dalam sinyal.
2. Mampu menunjukan beberapa banyak komponen frekuensi yang ada di dalam sinyal.
Dalam alat ini, kami menggunakan transistor BC547 bertipe NPN. Sedikit mengenai
cara kerja transistor untuk NPN, arus yang berada dikaki Kolektor pada transistor akan
mengalir menuju Emitor “hanya” apabila diberikan sedikit saja arus atau tegangan pada kaki
basis. Besar penguatan arus tersebut tergantung pada karakteristik transistor itu sendiri.
Saklar adalah suatu komponen yang memiliki dua kali dan dua keadaan yaitu on dan
off. Pada kondisi off arus tidak bisa mengalir karena terputus aliran arusnya. Sedangkan pada
kondisi on tentunya tidak ada hambatan (udara) yang menghalangi sehingga arus mengalir
dengan bebas.
+5V
1kΩ
B
A
BC 546
S 10kΩ
Jika arus basis mendapat arus yang cukup, maka arus kolektor akan mengalir ke
emitor transistor. Jika arus pada basis transistor diberikan lebih besar dari yang diperlukan
oleh transistor untuk mencapai saturasi, maka transistor berada dalam keadaan over
saturation, tegangan kolektor emitor kecil (sekitar 0,.2 – 0.3 V) dan itu berarti transistor
berada dalam keadaan sakar tertutup.
2.4 Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm.
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise),
dan induktansi.Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya
resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Simbol Resistor
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap
disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk
resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran
fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan
fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari
resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan
sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Nilai Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam
kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang
terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai toleransi ini ada beberapa macam yaitu
resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2%
(resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan
toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode
warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan
dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor
dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor
5% dan resistor 1%.
2.5 Buzzer
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.
LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna
Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh
mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control
perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan
Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan
panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode)
yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang
mengganti lampu tube.
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat
dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub
yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila
dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan
junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses
untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga
menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju
atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-
Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang
bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan
photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan
maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik
menjadi Energi Cahaya.
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita
dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED
adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri
Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak
di sisi yang Flat.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Percobaan alat ini saya lakukan tepatnya digedung C Lt.2, RC 206 kelas EK-4B,
kampus Politeknik Negeri Medan pada tanggal 06 juni 2017, percobaan yang sudah saya
lakukan ini untuk mengetahui materi praktek pengolah sinyal lebih jelas berdasarkan apa
yang sudah saya lakukan.
3.2.2 Bahan
1. Papan PCB : Disesuaikan rangkaian
2. Resistor 220k : 7 Buah
3. Transistor BC547 : 4 Buah
4. Buzzer : 1 Buah
5. LED : 3 Buah
6. Batteray 9 Volt : 1 Buah
7. Konektor Batteray : 1 Buah
8. Kabel Jumper : 4 Buah
9. Pelarut : Secukupnya
INPUT
Batterai 9 Volt
PROSES
Rangkaian Sensor
OUTPUT OUTPUT
LED BUZZER
Apabila saat rangkaian diberi sumber 9 volt DC (ON), maka indikator lampu LED ataupun
Buzzer akan menyala apabila air tersentuh papan rangkaian PCB berdasarkan levelnya
masing-masing.
Membuat Layout
Melarut PCB
Pada Aplikasi Eagle Print Layout
Setelah file sudah diprint dalam bentuk kertas maka langkah selanjutnya yaitu
potong papan PCB sesuai dengan ukuran rangkaian yang sudah kita print, kemudian
menggosok kertas tersebut dengan menggunakan setrika pada papan PCB. Pastikan bahwa
rangkaian layoutnya terjipak dipapan PCB, Setelah rangkaian sudah terjiplak berikutnya
proses pelarutan komponen dengan larutan kimia, sampai papan PCB berbentuk seperti
gambar layout rangkaian yang kita buat diaplikasi eagle.
Dalam peletakan komponen pada rangkaian water lever sensor lihat terlebih
datasheet dari setiap komponen yang akan kita gunakan, dikarenakan agar kita tidak salah
dalam peletakkan komponennya, seperti halnya polaritas komponen tersebut. Setelah sudah
diketahui dari datasheet komponen maka proses pemaasangan komponen tersebut
disesuaikan dengan gambar seperti pada gambar layout PCB menggunakan aplikasi Eagle
diatas.
Pengujian water level sensor saya ini dengan menggunakan 3 jenis air, yaitu :
1. Air (murni)
3. Pertalite
Pada percobaan pertama yaitu tanpa menggunakan air dengan sumber tegangan
sebesar 9 Volt, dan percobaan kedua dengan menggunakan ketiga jenis air tersebut. Juga
dengan sumber tegangan 9 Volt. Dipercobaan ini saya bengukur berapa tegangan output dari
ketiga lampu LED dan satu buzzer dengan ketiga jenis air tersebut.
- Led warna biru meyala dengan nilai tegangan sebesar 7,8 Volt
- Led warna merah meyala dengan nilai tegangan sebesar 7,8 Volt
- Led warna biru menyala dengan nilai tegangan sebesar 7,0 Volt
2. Air sprite
- Led warna hijau meyala dengan nilai tegangan sebesar 7,0 Volt
- Led warna biru meyala dengan nilai tegangan sebesar 6,8 Volt
- Led warna merah meyala dengan nilai tegangan sebesar 6,6 Volt
3. Pertalite
- Led warna hijau tidak hidup (OFF) dengan nilai tegangan sebesar 7,2 Volt
- Led warna biru tidak hidup (OFF) dengan nilai tegangan sebesar 7,2 Volt
- Led warna merah tidak hidup (OFF) dengan nilai tegangan sebesar 7,0 Volt
- Buzzer tidak hidup (OFF) dengan nilai tegangan sebesar 6,8 Volt
3.4.5 Analisa
Berdasarkan dari hasil pengukuran yang sudah saya lakukan dapat diambil analisa
bahwa nilai tegeangan terbesar dari 3 jenis air tersebut ialah air Pertalite. Sedangkan air yang
tegangangannya paling rendah ialah air sprite. Pada pengujian menggunakan cairan pertalite
indikator lampu LED dan buzzer tidak menyala, sementara pada jenis air murni dan air sprite
lampu LED dan buzzer menyala.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Rancangan Alat
Percobaan praktikum pertama yaitu tanpa menggunakan cairan, berikut tabel hasil percobaan
pengukuran yang saya ukur menggunakan multimeter analog.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang sudah saya lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
Water level sensor adalah sensor yang mendeteksi ketinggian atau kedalaman air, alat ini
saya gunakan untuk mendeteksi kedalaman air pada suatu wadah penampungan, alat ini juga
bisa sebagai pemberi pringatan atau informasi pada saat terjadinya banjir. Yang mana
indikator lampu LED dan buzzer yang akan memberikan isyarat kepada kita tentang kondisi
kedalaman air tersebut.
Water Level Sensor ini sangat bermanfaat bagi kita dalam kehidupan sehari-hari
yang bisa kita aplikasikan dirumah, Sehingga alat ini dapat memudahkan kita sebagai
manusia untuk lebih menghemat air.
5.2 Saran
Dari hasil yang telah didapatkan dalam pembuatan proyek water level sensor, penulis
menemukan beberapa hal untuk perbaikan mutu kinerja alat yang lebih baik untuk
kedepannya. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa saran untuk kemajuan sistem ini :
1. Sebaiknya kabel yang didhubungkan dengan papan PCB yang bertindak sebagai
pengukuran tegangan.
2. Dalam mendesain rangkain sebaiknya jarak antar komponen tidak terlalu jauh,
dengan suara nada “AIR SUDAH TERISI PENUH” Sehingga memiliki kesan yang
lebih baik.
5.3 Lampiran
Praktikan
(1505042004)