Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-6 1

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan


Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek
Jalan Sindang Barang – Cidaun, Cianjur.
Muhamad Yodi Aryangga, Anak Agung Gde Kartika, ST., MSc.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: kartika@ce.its.ac.id

Abstrak - Jalan Sindang barang-Cidaun terletak di lentur, alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Jalan tersebut akan perkerasan kaku.
menghubungkan Kecamatan Sindang Barang dengan Kecamatan Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa
Cidaun..Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan lentur,
dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal
alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi perkerasan
kaku. Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa ini dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang
dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal ini paling sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-
dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang paling Cidaun ini. Analisa ekonomi dilakukan setelah kita
sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-Cidaun ini. merencanakan kedua jenis perkerasan tersebut. Kemudian
Analisa ekonomi dilakukan setelah kita merencanakan kedua jenis hasil perbandingan terhadap penggunaan setiap jenis
perkerasan tersebut. Kemudian hasil perbandingan terhadap konstruksi perkerasan tersebut dievaluasikan sehingga
penggunaan setiap jenis konstruksi perkerasan tersebut diketahui jenis konstruksi perkerasan jalan yang paling sesuai
dievaluasikan sehingga diketahui jenis konstruksi perkerasan
untuk digunakan berdasarkan kondisi lapangan
jalan yang paling sesuai untuk digunakan berdasarkan kondisi
lapangan.
Dari hasil perhitungan didapatkan tebal perkerasan lentur II. METODOLOGI
dengan susunan Surface Course dari Laston 15 cm, Base Course
dari Batu Pecah Kelas B (CBR 80%) 20 cm, dan Sub Base Course Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.
dari Sirtu Kelas A (CBR 70%) 25 cm. Tebal konstruksi perkerasan
kaku dengan susunan Surface Course dari Pelat Beton K-350 26
cm, Sub Base Course dari Sirtu kelas A (CBR 70%)20 cm, Dowel ϕ
32 – 300 mm, dan Tie Bars D 12 – 780 mm. Dari analisis ekonomi
diperoleh B/c untuk perkersan lentur sebesar 155,22 dan B/C
untuk perkerasan kaku sebesar 157,13. Sehingga dapat dimbil
kesimpulan bahwa akan lebih menguntungkan apabila Jalan
Sindang Barang – Cidaun ini menggunakan perkerasan kaku

Kata kunci : Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, Analisa


Ekonomi, Sindang Barang-Cidaun.

I. PENDAHULUAN
Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang
memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka meningkatkan perkembangan di bidang
ekonomi, industri dan perdagangan di Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui dinas terkait yaitu
Dinas Pekerjaan Umum merencanakan membangun jalan
Sindang Barang-Cidaun. Bila dilihat dari lokasinya, jalan
Sindang Barang-Cidaun terletak di tepi laut selatan Pulau Jawa
sehingga diperkirakan jalan tersebut di kemudian hari akan
terendam air pasang (rob) yang memiliki kandungan keasaman
yang tinggi. Semakin tinggi tingkat keasaman air yang
merendam, semakin merusak konstruksi jalan dengan
perkerasan lentur (Prabowo,2003). Sehingga perlu adanya
altenatif lain dalam perencanaan perkerasan jalan Sindang
Barang-Cidaun. Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan Gambar 1 Metodologi Tugas Akhir
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peramalan Jumlah Penduduk, PDRB dan PDRB


perkapita
Metode yang digunakan pada peramalan ini adalah metode
regresi linier dengan selisih kuadrat terkecil, Regresi linier
adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan persamaan 68
garis linier sebagai dasar perhitungan peramalan selama usia
rencana. Persamaan regresi linier untuk jumlah pendduduk,
PDRB, dan PDRB perkapita dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Persamaan Regresi Linier 1,16
Data Persamaan Regresi Linier R
Jumlah Penduduk Y= 14213.4X-26379409 0.84184
PDRB Y= 336131.071X-667304077.9 0.9979
PDRB Perkapita Y= 718924.712X - 1426584489 0.99338
Gambar 2 Grafik diversion curve
B. Peramalan Jumlah Kendaraan Sehingga dari perhitungan diatas didapatkan persebaran
Faktor Pertumbuhan lalu Lintas sebesar 32% kendaraan melewati rute Selatan (Sindang
Faktor pertumbuhan didapatkan dengan mencari selisih Barang) dan 68% kendaraan melewati rute utara (Cianjur).
angka perkiraan tahun yang ditinjau dengan angka perkiraan
tahun sebelumnya, kemudian dibagi dengan angka perkiraan Peramalan Volume Kendaraan
tahun sebelumnya. Sebagai contoh, dari tabel 5.4 didapatkan Dari Trip Assignment didapatkan prosentase kendaraan
jumlah penduduk pada tahun 2014 diramalkan sebanyak yang melewati Sindang Barang – Cidaun sebesar 32% dari
2.246.379 jiwa, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak jumlah keseluruhan kendaraan. Volume masing-masing jenis
2.232.165 jiwa. Dengan demikian, perhitungan faktor kendaraan yang melewati Jalan Sindang Barang – Cidaun
pertumbuhan angkutan umum dan bus pada 2014 adalah : dapat dihitung dengan mengalikan prosentase kendaraan yang
Faktor pertumbuhan = = 0,00636 melewati jalan tersebut dengan volume jenis kendaraan
tersebut.
Trip Assignment Sebagai contoh, untuk perhitungan kendaraan yang
Perhitungan trip assignment diperlukan untuk mengetahui melewati Jalan Sindang Barang - Cidaun pada tahun 2013,
prosentase kendaraan yang melalui dan membebani suatu jumlah Small bus (SB), yang lewat diprediksi sebesar 309
jalan. Metode yang digunakan dalam perhitungan trip kendaraan untuk arah Sukabumi - Tasikmalaya. prosentase
assignment ini adalah grafik Diversion Curve . Penggunaan jumlah kendaraan yang melewati Jalan Sindang Barang –
Grafik Diversion Curve cukup sederhana yaitu dengan cara Cidaun pada arah Sukabumi - Tasikmalaya adalah 32% maka
membandingkan 2 kondisi jalan yang memiliki tipe dan kelas jumlah SB yang melewati Jalan pada arah mojoagung-
jalan yang sama. dilakukan analisa terhadap jarak dan travel trowulan pada tahun 2013 adalah:
time kemudian diplot pada grafik Diversion Curve. Analisa Vol.SB Jalan Sindang Barang - Cidaun
tersebut kemudian disajikan dalam perhitungan berikut : = 32% x 309 = 99 kendaraan
 Rute A = Tasikmalaya – Sukabumi ( Lewat Sindang Dengan faktor pertumbuhan kendaraan telah diketahui,
Barang) maka dapat diramalkan pertumbuhan volume kendaraan yang
Panjang rute A = 312,3 km akan melewati Jalan Sindang Barang - Cidaun selama usia
Kecepatan rencana rute A = 80 km/jam rencana. Jumlah total kendaraan kemudian dikalikan dengan
Travel time rute A = 312,3km / 80km/jam faktor pertumbuhan kendaraan, kemudian ditambah dengan
= 3.904 jam = 234,225 menit volume kendaraan tahun sebelumnya. Sebagai contoh jumlah
sepeda motor yang melewati Jalan Sindang Barang - Cidaun
 Rute B = Tasikmalaya – Sukabumi ( Lewat Cianjur)
pada tahun 2010 adalah 1213, Sedangkan dari tabel 5.5
Panjang rute B = 202 km
didapatkan faktor pertumbuhan kendaraan pribadi pada 2011
Kecepatan rencana rute B = 60 km/jam
adalah 0,01925. Dengan demikian, perhitungan jumlah sepeda
Travel time rute B = 202km / 60km/jam
motor yang melewati Jalan Sindang Barang – Cidaun pada
= 3.367 jam = 202 menit
tahun 2011 adalah:
 Travel Time Ratio
Jumlah kendaraan = (1213*0,01925) + 1213 = 1343.
= Travel time rute A / Travel time rute B
= 234,225 / 202 C. Perencanaan Perkerasan Lentur
= 1,16 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Nilai Travel Time Ratio kemudian diplot pada grafik Dalam perencanaan perkerasan jalan untuk Jalan
Diversion curve untuk mendapatkan persebaran kendaraan Sindang Barang - Cidaun ini digunakan perencanaan
yang melewati kedua rute tersebut seperti yang dapat dilihat konstruksi bertahap perkerasan lentur dengan menggunakan
pada Gambar 2. Metode Analisa Komponen (Cara Bina Marga). Adapun
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3

beberapa ketentan dalam perencanaan tebal perkerasan lentur 7. Perencanaan Indeks Permukaan pada awal umur rencana
disini adalah sebagai berikut : (IP0)
 Peranan jalan = Jalan Arteri Nilai IP0 = 4 untuk jenis lapis permukaan laston yang
 Tipe Jalan = 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD) dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan.
 Umur rencana = 10+10 tahun 8. Perencanaan Indeks Permukaan Akhir (IPt)
 Jalan direncanakan dibuka pada tahun 2014 Dengan harga Lintas Ekivalen Rencana (LER) >1000
Tebal perkerasan direncanakan dengan langkah-langakh dan klasifikasi jalan arteri luar kota, harga Indeks
berikut : Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt) sebesar 2,5.
1. Perhitungan Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan 9. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Contoh perhitungan angka ekivalen kendaraan Harga CBR yang mewakili untuk Jalan Sindang Barang
ditunjukkan sebagai berikut: – Cidaun adalah 5 %
Kendaraan Pribadi 2 ton (1.1)  Sumbu depan : 50 %, koefisien relatif (a) untuk masing-masing lapisan sebagai
Sumbu belakang : 50 % berikut :
4 4
E = STRT + STRT   0.5 x2    0.5 x2  = 0,0023521 a2 = 0,13
 5.4   5.4 
    a3 = 0,13
2. Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Sehingga perencanaan tebal perkerasan adalah sebagai
Contoh perhitungan Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) berikut :
Jalan Sindang Barang - Cidaun : engan LER = 6176,52375
LEP Bus Kecil = LHR Bus Kecil 2014 x C x E diperoleh ITP3 = 12,97.
= 103 x 0,5 x 0,0758 = 3,905
Total LEP = 1574,6155 menggunakan sirtu / pitrun (kelas A) dengan LER =
3. Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) 6176,52375 diperoleh ITP2 = 7,04.
Contoh perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Jalan Lapisan pondasi atas (base course) menggunakan
Sindang Barang - Cidaun : batu pecah kelas B dengan LER = 6176,52375 dan
LEA Bus Kecil = LHR Bus Kecil 2024 x C x E FR = 1,5 diperoleh ITP1 = 6,85.
= 109 x 0,5 x 0,0758 = 4,133 tahap pertama =
Total LEA tahun ke 10 = 2171,764 3028,226883 dan FR = 1,5 diperoleh ITP3 = 11,66.
Total LEA tahun ke 20 = 2769,455 Selanjutnya ditentukan tebal masing-masing lapisan
4. Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET) dengan rumus sebagai berikut :
LET umur rencana tahap pertama
= ½ . (LEP + LEA tahun ke-10) ITP1 = a1 . D1
= ½ (1574,6155 + 2171,764) = 1873,18975 D1 = 6,85/ 0,40
LET umur rencana tahap kedua = 17,125 cm > tebal minimum = 7,5
= ½ . (LEA tahun ke-10 + LEA tahun ke-20) Dipakai D1 sebesar 18 cm.
= ½ (2171,764 + 2769,455) = 2470,6095
5. Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER) ITP2 = a1 . D1 + a2 . D2
LER = LET umur rencana . FP 7,04 = 0,40 . 18 + 0,13 . D2
Faktor penyesuaian (FP) ditentukan dengan rumus : D2 = 0 cm < tebal minimum = 20 cm
Fp  UR   dimana UR = umur rencana = 10 tahun Dipakai D2 sebesar 20 cm.
 10 
 
Tahap 1= LERtahap1  LETtahap1UR  x1,67 ITP3 = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
 10  12,97 = 0,40 . 18 + 0,13 . 20 + 0,13 . D3
 
= 1873,18975 (10/10) x 1,67 D3 = 24,4 cm > tebal minimum = 10 cm
= 3028,226883. Dipakai D3 sebesar 25 cm.
Tebal lapisan permukaan (surface course) tahap
Tahap 2= LERtahap 2  LETtahap 2UR  x 2,5 pertama, Da :
 10 
  ITP3 = a1 . Da + a2 . D2 + a3 . D3
= 2470,6095 (10/10) x 2,5 11,66 = 0,40 . Da + 0,13 . 20 + 0,13 . 25
= 6176,52375. Da = 14,52 cm > tebal minimum = 5 cm
6. Penentuan Faktor Regional (FR) Dipakai Da sebesar 15 cm.
Prosentase kendaraan berat ( ≥ 5 ton ) pada Jalan Sindang tahap kedua,
Barang –Cidaun adalah = 7,2% < 30%. Untuk prosentase Db :
kendaraan berat < 30% dengan kelandaian < 6% dan D1 = Da + Db
mempunyai iklim untuk curah hujan rata-rata tahunan < Db = 18 – 14,52 = 3,48 cm
900 mm/tahun, maka berdasarkan Tabel 2.6, Jalan Dipakai Db sebesar 4cm.
mempunyai Faktor Regional (FR) = 1,5 Ilustrasi untuk tebal perkerasan rencana Jalan Sindang
Barang – Cidaun dapat dilihat pada Gambar 3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4

2. Kekuatan Tanah Dasar


Nilai CBR yg mewakili = 5%. Diperoleh nilai k = 36,7
kPa / mm untuk CBR 5%
3. Beban Lalu-Lintas Rencana
o Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
Untuk perencanaan perkerasan kaku, beban kendaraan
yang digunakan adalah kendaraan dengan berat ≥ 5 ton.
Berikut ini jumlah sumbu kendaraan niaga yang dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2
Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
Gambar 3 Ilustrasi Tebal Perkerasan Rencana Jalan Jenis Beban Sumbu (ton) Jumlah Jumlah Sumbu Jumlah STRT
Kendaraan pertama Kedua ketiga keempat Kendaraan per Kendaraan Sumbu Beban Jumlah
Sindang Barang - Cidaun Bus 6 ton 2 4 103 2 206 2 103
Da = 15cm ; Laston MS 744 Bus 9 ton 3 6 12 2 24 3 12
Db = 4 cm ; Laston MS 744 Truk 8,3 ton
Truk 18,2 ton
2.77
6.07
5.53
12.13
445
269
2
2
890 2.77
538 6.07
445
269
D2 = 20 cm ; Batu pecah kelas B (CBR 80%) Truk 25 ton 6.25 18.75 122 2 244 6.25 122
D3 = 25 cm ; SIRTU kelas A (CBR 70%) Truk gandeng
31,4 ton 5.02 11.3 7.54 7.54 17 4 68 5.02 17
Tanah Dasar (CBR 5%)
Truk trailer 42
Perencanaan Perkuatan Jalan Lama (Pelapisan ton 7.56 11.76 22.68 34 3 102 7.56 34
Tambahan/Overlay) Jumlah 1002 2072 1002

Perencanaan pelapisan tambahan hakikatnya sama dengan  Jumlah sumbu kendaraan niaga :
perencanaan tebal lapis perkerasan jalan baru. Tebal lapis JSKN = 365 x JSKNH x R
tambahan diperoleh berdasarkan kinerja sisa dari lapis  i = ((% LHR kendaraan pribadi x irata-rata
perkerasan jalan lama yang diperoleh sebagai hasil PDRB perkapita) + (% LHR angkutan umum
pemeriksaan visual. dan bus x irata-rata jumlah penduduk) + ( %
Penentuan Tebal Lapis Tambahan LHR truk x irata-rata PDRB)) / 100%
i = ((47% x 0,0476) + (27% x 0,0062) +
Laston 18 cm = 60% x 18 x 0,4`= 4,32 (26% x 0,0280)) / 100%
Batu Pecah kelas B 20 cm = 100% x 20 x 0,13 = 2,6 i = 0,0313
Sirtu kelas A 25cm = 100% x 25 x 0,13 = 3,25  R= = = 49,347

ITPada= 10,17 Maka : JSKN = 365 x 2072 x 49,347


= 37320149,16 buah
Δ ITP = ITP – ITPada = 11,7 – 10,17 = 1,53 o Jumlah Repetisi Beban
1,53 = 0,4 x D1  Repetisi beban = JSKN x % konfigurasi terhadap
D1 = 3,825 cm JSKNH x Cd.
Dipakai D1 sebesar 4 cm Dengan Cd = 0,5 diperoleh harga repetisi kumulatif
dari tiap kombinasi konfigurasi / beban sumbu pada
D. Perencanaan Perkerasan Kaku
lajur rencana seperti ditampilkan pada tabel 4
Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku perhitungan di bawah :
Dalam perencanaan perkerasan jalan perkerasan kaku Tabel 4
untuk Jalan Sindang Barang - Cidaun ini digunakan Perhitungan Jumlah Repetisi Beban
perencanaan konstruksi perkerasan kaku yang didasarkan atas
perencanaan yang dikembangkan oleh NAASRA (National
Association of Australian State Road Authorities). Adapun
beberapa ketentan dalam perencanaan tebal perkerasan lentur
disini adalah sebagai berikut :
 Peranan jalan = Jalan Arteri
 Tipe Jalan = 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD)
 Umur rencana = 30 tahun
 Jalan direncanakan dibuka pada tahun 2014
1. Mutu Beton Rencana
Akan digunakan beton dengan kuat tekan 28 hari sebesar
350 kg/cm2 .
f’c = 350/10,2 = 34 Mpa > 30 Mpa
fr = 0,62 = 3,6 Mpa > 3,5 Mpa
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5

F. Perencanaan Biaya Perkerasan Kaku


4. Kekuatan Pelat Beton Perencanaan Biaya Konstruksi Perkerasan Kaku
Sebagai langkah awal diperkirakan tebal pelat beton Biaya konstruksi dihitung dengan Rencana Anggaran Biaya
(rencana dengan dowel) = 200 mm > 150 mm (minimum dengan hasil akhir masing-masing pekerjaan:
yand disyaratkan). Diperiksa apakah estimasi tebal pelat 1) Sub Base Course (Sirtu Kelas B) = Rp 3.768.754.450
cukup atau tidak, dari jumlah persentase fatigue yang 2) Bekisting = Rp 4.512.278.382
terjadi (disyaratkan < 100%). Dengan tebal pelat = 20 cm, 3) Beton K-350 = Rp 48.719.757.264
ternyata jumlah fatigue 65840,563 > 100%, maka 4) Pembesian = Rp 7.349.811.863
perhitungan harus diulang dengan tebal pelat = 24 cm 5) Bahu Jalan = Rp 12.767.768.484
(dicoba). Dengan tebal pelat = 24 cm, ternyata jumlah Total biaya konstruksi perkerasan kaku adalah
fatigue 2327,929 > 100%, maka perhitungan harus diulang Rp 77.118.370.444
dengan tebal pelat = 26 cm (dicoba). Dengan tebal pelat =
26 cm, ternyata jumlah fatigue 0 < 100 %, maka tebal pelat Biaya Pemeliharaan Rutin
yang harus digunakan = 26 cm. Pemeliharaan rutin dilakukan setiap tahun dengan asumsi
jalan mengalami kerusakan 1% setiap tahunnya.
Perencanaan Penulangan Perkerasan Kaku
Total biaya pemeliharaan rutin selama usia rencana adalah
Pada perencanaan perkerasan kaku jalan Sindang Barang –
Rp 17.218.977.391
Cidaun ini, direncanakan menggunakan perkerasan
bersambung tanpa tulangan. G. Perhitungan User Cost
Tebal pelat beton = 26 cm User Cost Perkerasan Lentur
Lebar pelat beton = 3,5 m Pada perhitungan BOK perkerasan lentur, yang digunakan
Panjang pelat beton = 5 m (jarak antar sambungan) adalah dengan cara metode ND Lea. Pada metode ND Lea.
a. Dowel Pada perhitungan BOK perkerasan lentur dengan metode ND
Dengan tebal pelat perkerasan 26 cm, diperlukan dowel Lea ini digunakan komponen biaya-biaya dasar tahun 1975.
diameter 32 mm dengan panjang 450 mm dan jarak antara Setelah itu biaya dasar tersebut dikonversikan lagi sesuai
dowel 300mm. dengan IHK yang berlaku dan dikalikan lagi dengan indeks
b. Tie Bar jenis permukaan setiap jenis kendaraan. Kemudian
Jarak terpendek dari tepi adalah 3,5 m. Diperlukan jarak ditambahkan dengan faktor tambahan (Auto : 1% , Bus : 3%,
maksimum untuk tie bar diameter 12 mm dengan tebal Truk : 6%). Sepeda motor tidak dibahas secara khusus. Sepeda
pelat 260 mm sebesar 780 mm serta panjang 635 mm. motor dijadikan sebagai biaya tambahan terhadap Auto.
E. Perencanaan Biaya Perkerasan Lentur Diasumsikan selama 3 tahun setelah pembangunan maupun
setelah dilakukan overlay jalan dalam kondisi good sedangkan
Perencanaan Biaya Konstruksi Perkerasan Lentur
pada tahun lainnya dalam kondisi fair.
Hasil Rencana Anggaran Biaya masing-masing lapisan:
Perhitungan user cost pada tabel diatas menggunakan IHK
1) Surface Course (Laston) = Rp 23.652.327.540
nasional, sehingga nilai total user cost nya harus dikalikan
2) Base Course (Batu Pecah Kelas A) = Rp 6.782.041.370
dengan koefisien pembanding antara IHK Cianjur dengan IHK
3) Sub Base Course (Sirtu Kelas A) = Rp 4.710.943.062
Nasional.
4) Bahu Jalan = Rp 12.767.768.484
User Cost perkerasan lentur = Rp 5.737.163.590.478
Total biaya konstruksi perkerasan lentur adalah
Koefisien pembanding antara IHK Cianjur dengan IHK
Rp 47.913.080.456
Nasional = 1,0034
Biaya Pemeliharaan Berkala
Total User Cost Perkerasan Lentur
1. Biaya Pelapisan Tambahan Perkerasan Lentur
= Rp 5.737.163.590.478 x 1,0034
Dalam perencanaan konstruksi perkerasan lentur untuk
= Rp 5.756.669.946.685
Jalan Sindang Barang – Cidaun ini digunakan perencanaan
User Cost Perkerasan Kaku
konstruksi bertahap sehingga pada tahun 2024 perlu
Perhitungan user cost perkerasan kaku tidak berbeda
dilakukan pelapisaan tambahan dengan tebal 4 cm seperti
dengan perhitungan user cost perkerasan lentur sebelumnya,
yang telah dijelaskan di perhitungan sebelumnya.
tetapi pada perhitungan user cost perkerasan kaku pada 25
Sedangkan pada tahun 2034 direncanakan akan dilakukan
tahun pertama kondisi jalan dianggap dalam kondisi good
Pelapisan tambahan yang berfungsi sebagai perkuatan jalan
sedangkan pada sisa umur rencana kondisi jalan dianggap
lama dengan tebal 4 cm.
dalam kondisi fair.
2. Biaya Pemeliharaan Rutin
Total User Cost Perkerasan Kaku = Rp 5.128.074.621.651
Pemeliharaan rutin perkerasan lentur dilakukan setiap
User Cost Eksisting
tahun. Diasumsikan Jalan Sindang Barang – Cidaun
Perhitungan user cost eksisting tidak berbeda dengan
mengalami kerusakan sebesar 5% setiap tahunnya.
perhitungan user cost perkerasan sebelumnya, tetapi pada
Total Biaya Perawatan Perkerasan lentur
perhitungan user cost eksisting selama 30 tahun kondisi jalan
= Biaya Pelapisan Tambahan + Biaya Perawatan Rutin
dianggap dalam kondisi poor karena jalan dianggap tidak
= Rp. 13.571.177.228 + Rp. 29.963.826.382
mengalami perbaikan.
= Rp. 43.535.003.610
Total User Cost Perkerasan Kaku = Rp 19.951.418.184.449
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6

H. Evaluasi Ekonomi 1. Tebal konstruksi perkerasan lentur menggunakan


Evaluasi ekonomi pada Jalan Sindang Barang – Cidaun ini perencanaan konstruksi bertahap metode Bina Marga,
menggunakan metode Perbandingan Manfaat Biaya atau dengan tebal masing-masing lapisan:
Benefit Cost Ratio (BCR) metode Net Present Ratio (NPV). a. Surface Course (Laston) : 15 + 4 cm.
Berikut ini perhitungan lebih jelasnya : b. Base Course (Batu Pecah Kelas B) : 20 cm.
a. Perkerasan Lentur c. Sub Base Course (Sirtu Kelas A) : 25 cm.
 Initial Cost = Rp 47.913.080.456 2. Tebal konstruksi perkerasan kaku menggunakan metode
 Operational Cost = Rp 43.535.003.610 NAASRA, dengan susunan:
 Total Cost = Rp 91.448.084.066 a. Surface Course (pelat beton) : 26 cm.
b. Sub Base Course (Sirtu Kelas A) : 20 cm.
 User Cost = Rp 5.756.669.946.685
c. Dowel
 User Cost Existing = Rp 19.951.418.184.449
 Ø = 32 mm
 Benefit  panjang dowel = 450 mm
= User Cost - User Cost Existing  jarak antar dowel = 300 mm
= Rp 19.951.418.184.449 - Rp 5.756.669.946.685 d. Tie bar
= Rp 14.194.748.237.764  D = 12 mm
1. Benefit Cost Ratio  panjang tie bar = 635 mm
 jarak antar tie bar = 780 mm
3. Dari hasil analisis dan evaluasi ekonomi diperoleh hasil:
= 155,22 > 1 a. Perkerasan Lentur
2. Net Present Value  Initial Cost = Rp 47.913.080.456
Benefit – Cost  Operational Cost = Rp 43.535.003.610
= Rp 14.194.748.237.764 - Rp 91.448.084.066  Total Cost = Rp 91.448.084.066
= Rp 14.103.300.153.698  User Cost = Rp 5.756.669.946.685
b. Perkerasan Kaku b. Perkerasan Kaku
 Initial Cost = Rp 77.118.370.444  Initial Cost = Rp 77.118.370.444
 Operational Cost = Rp 17.218.977.391  Operational Cost = Rp 17.218.977.391
 Total Cost = Rp 94.337.347.835  Total Cost = Rp 94.337.347.835
 User Cost = Rp 5.128.074.621.651  User Cost = Rp 5.128.074.621.651
 User Cost Existing = Rp 19.951.418.184.449 c. Dari hasil perbandingan dan evaluasi ekonomi,
 Benefit didapatkan hasil:
= User Cost - User Cost Existing  Perhitungan B/C masing-masing alternatif
= Rp 19.951.418.184.449 - Rp 5.128.074.621.651 - Alternatif A = 155,22
= Rp 14.823.343.562.798 - Alternatif B = 157,13
1. Benefit Cost Ratio  Perhitungan NPV masing-masing alternatif
- Alternatif A = Rp 14.103.300.153.698
- Alternatif B = Rp 14.729.006.214.963
= 157,13 > 1 Dengan demikian, dipilih perkerasan kaku untuk Jalan
2. Net Present Value Sindang - Cidaun dengan alasan lebih menguntungkan dari
segi ekonomi jalan raya.
Benefit – Cost
= Rp 14.823.343.562.798 - Rp 94.337.347.835
= Rp 14.729.006.214.963 DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil perbandingan analisis ekonomi didapatkan B/C [1] Direktorat Jenderal Bina Marga. 1985. Petunjuk Perencanaan Tebal
dan NPV perkerasan kaku sebesar 157,13 dan Rp Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen.
14.103.300.153.698 lebih besar dari B/C dan NPV perkerasan Departemen Pekerjaan Umum.
[2] Hendarsin, S.L. 2000. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan
lentur yang hanya sebesar 155,22 dan Rp 14.729.006.214.963 Raya. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung.
. Maka dipilih alternatif menggunakan perkerasan kaku karena [3] Kartika, A.A.G. 2006. Buku Ajar Ekonomi Jalan Raya. Jurusan Teknik
lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya. Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS.
[4] Prabowo, A.H. September 2003. “Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang
(Rob) terhadap kinerja Lataston (HRS-WC) berdasarkan Uji Marhall dan
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Uji Durabilitas Modifikasi”. PILAR 12,2:89-98.
[5] Prastyanto, C.A., Kartika, A.A.G., dan Buana, C., 2008. Buku Ajar
Dari hasil perhitungan tebal perkerasan Jalan Sindang Teknik Jalan Raya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Barang – Cidaun dengan panjang 23,39 km yang terletak di Perencanaan ITS.
Kabupaten Cianjur, didapatkan hasil dan kesimpulan sebagai [6] Saodang, H. 2009. Konstruksi Jalan Raya : Struktur dan Konstruksi
Jalan Raya. Penerbit Nova. Bandung.
berikut.

Anda mungkin juga menyukai