1, (2013) 1-6 1
Abstrak - Jalan Sindang barang-Cidaun terletak di lentur, alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Jalan tersebut akan perkerasan kaku.
menghubungkan Kecamatan Sindang Barang dengan Kecamatan Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa
Cidaun..Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan lentur,
dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal
alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi perkerasan
kaku. Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa ini dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang
dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal ini paling sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-
dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang paling Cidaun ini. Analisa ekonomi dilakukan setelah kita
sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-Cidaun ini. merencanakan kedua jenis perkerasan tersebut. Kemudian
Analisa ekonomi dilakukan setelah kita merencanakan kedua jenis hasil perbandingan terhadap penggunaan setiap jenis
perkerasan tersebut. Kemudian hasil perbandingan terhadap konstruksi perkerasan tersebut dievaluasikan sehingga
penggunaan setiap jenis konstruksi perkerasan tersebut diketahui jenis konstruksi perkerasan jalan yang paling sesuai
dievaluasikan sehingga diketahui jenis konstruksi perkerasan
untuk digunakan berdasarkan kondisi lapangan
jalan yang paling sesuai untuk digunakan berdasarkan kondisi
lapangan.
Dari hasil perhitungan didapatkan tebal perkerasan lentur II. METODOLOGI
dengan susunan Surface Course dari Laston 15 cm, Base Course
dari Batu Pecah Kelas B (CBR 80%) 20 cm, dan Sub Base Course Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.
dari Sirtu Kelas A (CBR 70%) 25 cm. Tebal konstruksi perkerasan
kaku dengan susunan Surface Course dari Pelat Beton K-350 26
cm, Sub Base Course dari Sirtu kelas A (CBR 70%)20 cm, Dowel ϕ
32 – 300 mm, dan Tie Bars D 12 – 780 mm. Dari analisis ekonomi
diperoleh B/c untuk perkersan lentur sebesar 155,22 dan B/C
untuk perkerasan kaku sebesar 157,13. Sehingga dapat dimbil
kesimpulan bahwa akan lebih menguntungkan apabila Jalan
Sindang Barang – Cidaun ini menggunakan perkerasan kaku
I. PENDAHULUAN
Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang
memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka meningkatkan perkembangan di bidang
ekonomi, industri dan perdagangan di Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui dinas terkait yaitu
Dinas Pekerjaan Umum merencanakan membangun jalan
Sindang Barang-Cidaun. Bila dilihat dari lokasinya, jalan
Sindang Barang-Cidaun terletak di tepi laut selatan Pulau Jawa
sehingga diperkirakan jalan tersebut di kemudian hari akan
terendam air pasang (rob) yang memiliki kandungan keasaman
yang tinggi. Semakin tinggi tingkat keasaman air yang
merendam, semakin merusak konstruksi jalan dengan
perkerasan lentur (Prabowo,2003). Sehingga perlu adanya
altenatif lain dalam perencanaan perkerasan jalan Sindang
Barang-Cidaun. Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan Gambar 1 Metodologi Tugas Akhir
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2
beberapa ketentan dalam perencanaan tebal perkerasan lentur 7. Perencanaan Indeks Permukaan pada awal umur rencana
disini adalah sebagai berikut : (IP0)
Peranan jalan = Jalan Arteri Nilai IP0 = 4 untuk jenis lapis permukaan laston yang
Tipe Jalan = 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD) dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan.
Umur rencana = 10+10 tahun 8. Perencanaan Indeks Permukaan Akhir (IPt)
Jalan direncanakan dibuka pada tahun 2014 Dengan harga Lintas Ekivalen Rencana (LER) >1000
Tebal perkerasan direncanakan dengan langkah-langakh dan klasifikasi jalan arteri luar kota, harga Indeks
berikut : Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt) sebesar 2,5.
1. Perhitungan Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan 9. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Contoh perhitungan angka ekivalen kendaraan Harga CBR yang mewakili untuk Jalan Sindang Barang
ditunjukkan sebagai berikut: – Cidaun adalah 5 %
Kendaraan Pribadi 2 ton (1.1) Sumbu depan : 50 %, koefisien relatif (a) untuk masing-masing lapisan sebagai
Sumbu belakang : 50 % berikut :
4 4
E = STRT + STRT 0.5 x2 0.5 x2 = 0,0023521 a2 = 0,13
5.4 5.4
a3 = 0,13
2. Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Sehingga perencanaan tebal perkerasan adalah sebagai
Contoh perhitungan Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) berikut :
Jalan Sindang Barang - Cidaun : engan LER = 6176,52375
LEP Bus Kecil = LHR Bus Kecil 2014 x C x E diperoleh ITP3 = 12,97.
= 103 x 0,5 x 0,0758 = 3,905
Total LEP = 1574,6155 menggunakan sirtu / pitrun (kelas A) dengan LER =
3. Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) 6176,52375 diperoleh ITP2 = 7,04.
Contoh perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Jalan Lapisan pondasi atas (base course) menggunakan
Sindang Barang - Cidaun : batu pecah kelas B dengan LER = 6176,52375 dan
LEA Bus Kecil = LHR Bus Kecil 2024 x C x E FR = 1,5 diperoleh ITP1 = 6,85.
= 109 x 0,5 x 0,0758 = 4,133 tahap pertama =
Total LEA tahun ke 10 = 2171,764 3028,226883 dan FR = 1,5 diperoleh ITP3 = 11,66.
Total LEA tahun ke 20 = 2769,455 Selanjutnya ditentukan tebal masing-masing lapisan
4. Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET) dengan rumus sebagai berikut :
LET umur rencana tahap pertama
= ½ . (LEP + LEA tahun ke-10) ITP1 = a1 . D1
= ½ (1574,6155 + 2171,764) = 1873,18975 D1 = 6,85/ 0,40
LET umur rencana tahap kedua = 17,125 cm > tebal minimum = 7,5
= ½ . (LEA tahun ke-10 + LEA tahun ke-20) Dipakai D1 sebesar 18 cm.
= ½ (2171,764 + 2769,455) = 2470,6095
5. Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER) ITP2 = a1 . D1 + a2 . D2
LER = LET umur rencana . FP 7,04 = 0,40 . 18 + 0,13 . D2
Faktor penyesuaian (FP) ditentukan dengan rumus : D2 = 0 cm < tebal minimum = 20 cm
Fp UR dimana UR = umur rencana = 10 tahun Dipakai D2 sebesar 20 cm.
10
Tahap 1= LERtahap1 LETtahap1UR x1,67 ITP3 = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
10 12,97 = 0,40 . 18 + 0,13 . 20 + 0,13 . D3
= 1873,18975 (10/10) x 1,67 D3 = 24,4 cm > tebal minimum = 10 cm
= 3028,226883. Dipakai D3 sebesar 25 cm.
Tebal lapisan permukaan (surface course) tahap
Tahap 2= LERtahap 2 LETtahap 2UR x 2,5 pertama, Da :
10
ITP3 = a1 . Da + a2 . D2 + a3 . D3
= 2470,6095 (10/10) x 2,5 11,66 = 0,40 . Da + 0,13 . 20 + 0,13 . 25
= 6176,52375. Da = 14,52 cm > tebal minimum = 5 cm
6. Penentuan Faktor Regional (FR) Dipakai Da sebesar 15 cm.
Prosentase kendaraan berat ( ≥ 5 ton ) pada Jalan Sindang tahap kedua,
Barang –Cidaun adalah = 7,2% < 30%. Untuk prosentase Db :
kendaraan berat < 30% dengan kelandaian < 6% dan D1 = Da + Db
mempunyai iklim untuk curah hujan rata-rata tahunan < Db = 18 – 14,52 = 3,48 cm
900 mm/tahun, maka berdasarkan Tabel 2.6, Jalan Dipakai Db sebesar 4cm.
mempunyai Faktor Regional (FR) = 1,5 Ilustrasi untuk tebal perkerasan rencana Jalan Sindang
Barang – Cidaun dapat dilihat pada Gambar 3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4
Perencanaan pelapisan tambahan hakikatnya sama dengan Jumlah sumbu kendaraan niaga :
perencanaan tebal lapis perkerasan jalan baru. Tebal lapis JSKN = 365 x JSKNH x R
tambahan diperoleh berdasarkan kinerja sisa dari lapis i = ((% LHR kendaraan pribadi x irata-rata
perkerasan jalan lama yang diperoleh sebagai hasil PDRB perkapita) + (% LHR angkutan umum
pemeriksaan visual. dan bus x irata-rata jumlah penduduk) + ( %
Penentuan Tebal Lapis Tambahan LHR truk x irata-rata PDRB)) / 100%
i = ((47% x 0,0476) + (27% x 0,0062) +
Laston 18 cm = 60% x 18 x 0,4`= 4,32 (26% x 0,0280)) / 100%
Batu Pecah kelas B 20 cm = 100% x 20 x 0,13 = 2,6 i = 0,0313
Sirtu kelas A 25cm = 100% x 25 x 0,13 = 3,25 R= = = 49,347