Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Keluhan pasien:
Pruritis ( rasa gatal pada tubuh seseorang)
Urin berwarna gelap
Ukuran lingkar pinggang meningkat
Turunnya selera makan dan turunnya berat badan
Ikterus (kuning pada kulit dan mata) muncul belakangan
2. Tanda klasik:
Telapak tangan merah
Pelebaran pembuluh darah ginekomastia bukan tanda yang spesifik
Ensefelopati hepatitis dengan hepatitis fulminan akut dapat terjadi
dalam waktu singkat dan pasien akan merasa mengantuk, delirium,
kejang, dan koma dalam waktu 24 jam
IV. Patofisiologi
Infeksi hepatitis B atau C yang menimbulkan peradangan sel hati.
Peradangan ini menimbulkan nekrosis pada daerah yang luas (hepatoseluler),
terjadi kolaps lobulus hati yang memacu timbulnya jaringan parut disertai
terbentuknya septa fibrosa difus dan nodus sel hati. Jaringan parut ini dapat
menghubungkan antara porta yang satu dengan porta yang lainnya atau dengan
sentral. Nodul yang timbul menyebabkan percabangan pembuluh heppatik,
gangguan aliran darah porta dan hipertensi portal.
Mekanisme sirosis hati dapat terjadi secara :
1. Mekannis
2. Imunologis
3. Campuran
Umumnya tahap perkembangan penyakit sirosis hati terbagi atas 3, yaitu :
1. Fibrosis (scarring)
Kerusakan pada sirosis terutama dipicu oleh alkohol, virus, dan bahan lain
yang berbahaya bagi sel-sel hati. Hal ini mengakibatkan sebagian besar sel
hati (hepatosit) mengalami nekrosis kematian sel.
Selanjutnya timbul fibrosis pada hati. Sebagai respons dari keadaan
tersebut, hepatosis akan beregenerasi membentuk tonjolan-tonjolan
abnormal dan nodul-nodul disekitar area yang mengalami fibrosis,
mengakibatkan morfologi organ hati menjadi tidak normal, dan sirosis hati
mulai berkembang.
2. Perubahan aliran darah dan cairan empedu
Pada tahap ini terjadi pergantian arah aliran darah dan empedu. Perubahan
arah aliran darah ini mengakibatkan terjadinya :
Overproduksi gas nitrogen monoksida yang dihasilkan limpa,
sehingga penmbuluh darah pada limpa melebar
Penyempitan pembuluh darah halu dan saluran empedu di hati.
Perlambatan aliran darah dari usus halus menuju hati akibat
penyempitan pembuluh darah. Aliran ini kemudian kembali menuju
vena porta dan mencari rute alternatif.
Terjadi varises pada perut dan bagian bawah esophagus.
Gejala penyakit kuning akibat masuknya cairan empedu kedalam
aliran darah dan meningkatnya kadar bilirubin.
Pembengkakan pada lengan dan tungkai bawah akibat sirkulasi
cairan kedalam rongga abdomen yang tidak normal.
3. Perubahan ukuran hati
Pada stadium awal dari sirosis hati, ukuran hati akan bertambah besar.
Ukuran hati akan perlahan menyusut seiring dengan bertambahnya
tingkat keparahan sirosis hati. (Misnadiarly.2007.hal 26)
V. Alur masalah sirosi hepatis
Sirosis Hepatis
Hipertensi portal
Blirubin tak terkunjugasi
Varises esofagus
Peningkatan tekanan
hidrostatik,
peningkatan MK: gangguan citra Penumpukan garam empedu
permeabilitas vaskuler tubuh dibawah kulit
pruritas
Filtrasi cairan keruang ketiga
MK: Ketidakefektifan
pola nafas
VI. Penatalaksanaan
Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup dilakukan kontrol
yang teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori dan protein, lemak
secukupnya.
1. Pasien sirosis dengan penyebab yang diketahui seperti :
a. Alkohol dan obat-obat lain dianjutkan menghentikan
penggunaannya Alkohol akan mengurangi pemasukan protein
kedalam tubuh. Dengan diet tinggi kalori (300 kalori), kandungan
protein makanan sekitar 70-90 gr sehari untuk menghambat
perkembangan kolagenik dapat dicoba dengan pemberian D.
Penicilamine dan Colchicine.
b. Hemokromatosis
Dihentikan pemakaian preparat yang mengandung besi/terapi kelasi
(desferioxamine). Dilakukan vena seksi 2x seminggu sebanyak 500
cc selama setahun.
c. Pada hepatitis kronik autoimun diberikan kortikosteroid
2. Therapi terhadap komplikasi yang timbul
a. Untuk asites
Diberikan diet rendah garam 0,5 gr/hari + total cairan 1,5 lt/hari.
Spironolakton (diuretik bekerja pada tubulus distal) dimulai
dengan dosis awal 4 x 25 mg/hari, dinaikkan sampai total dosis
800 mg sehari, efek optimal terjadi setelah pemberian 3 hari.
Idealnya pengurangan berat badan dengan pemberian diuretik
ini adalah 1 kg/hari. Bila perlu dikombinasikan dengan furosemid
(bekerja pada tubulus proksimal).
b. Perdarahan varises esofagus (hematemesis, hematemesis dengan
melena atau melena saja)
Lakukan pemasangan UB tube untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari saluran sama, disamping melakukan
aspirasi cairan lambung yang berisi darah, untuk mengetahui
apakah perdarahan sudah berhenti/masih berlangsung
Bila perdarahan banyak, tekanan sistolik dibawah 100 mmHg,
nadi diatas 100 x/menit atau Hb dibawah 99% dilakukan
pemberian IVFD dengan pemberian dextrosa/salin dan transfusi
darah secukupnya
Diberikan vasopresin 2 amp 0,1 gr dalam 500 cc cairan DS
% atau salin pemberian selama 4 jam dapat diulang 3x
Dilakukan pemasangan SB tube untuk menghentikan perdarahan
serius
Dapat dilakukan skleroterapi sesudah dilakukan endoskopi kalau
ternyata perdarahan berasal dari pecahnya varises
Untuk mencegah rebleeding dapat diberikan propanolol
c. Untuk ensefalopati
Dilakukan koreksi faktor pencetus seperti pemberian KCL
pada hipokalemia
Mengurangi pemasukan protein makanan dengan memberi diet
sesuai
Aspirasi cairan lambung bagi pasien yang mengalami
perdarahan pada varises
Klisma untuk mengurangi absorbsi bahan nitrogen
Pemberian : - duphalac 2 x 2 sendok makan - neomisin
per oral untuk sterilisasi usus - antibiotik
campisilin/sefalosporin pada keadaan infeksi sistemik
Trasplatasi hati
VII. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fungsi hepar abnormal
2. SGOT, SGPT, LDH (meningkat)
3. Biopsy hepar dan ultrasonografi
4. Scan CT, atau MRI di lakukan untuk mengkaji ukuran hepar, derajat
obstruksi dan aliran darah hepatic
VIII. Masalah keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru
2. Kelebihan volume cairan b.d hipertensi portal sekunder terhadap sirosis
3. Nyeri akut
4. Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas sekunder terhadap kelemahan
5. Gangguan citra tubuh b.d perubahan peran fungsi
IX Askpe secara teori
A. Identitas
Nama:-
Usia:
agama:-
pekerjaan:-
alamat:
suku / bangsa:-
no.register:-
B. Riwayat penyakit
Keluhan utama
akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji klien tentang
kondisinya saat ini keluhan utama sirosis hepatis adalah mual,
muntah nyeri abdomen dan keterbatasan gerak
Riwayat penyakit sekarang
Ketidakefektifal pola nafas b.d penurunan ekspansi paru
Kelebihan volume cairan b.d hipertensi portal sekunder terhadap
sirosis
Nyeri akut
Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas sekunder terhadap
kelemahan
Gangguan citra tubuh b.d perubahan peran fungsi
Riwayat penyakit yang lalu
Kaji riwatyat penyakit pasien di masa lalu
Riwayat penyakit keluarga
Ada tidaknya penyakit keturunan dalam keluarga
C. Pemeriksaan fisik
Tampak lemah
Peningkatan suhu, peningkatan tekanan darah (bila ada
kelebihan cairan)
Sclera ikterik, konjungtiva anemis d. Distensi vena jugularis
dileher
Dada
Ginekomastia (pembesaran payudara pada laki-laki)
Penurunan ekspansi paru
Penggunaan otot-otot asesoris pernapasan
Disritmia, gallop
Suara abnormal paru
Abdomen :