Anda di halaman 1dari 6

JTM Vol. 04, No.

1, Februari 2015 14

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6”


PADA PT IKPT

Sigit Mulyanto
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana
Email :sigit_mulyanto@yahoo.co.id

Abstrak - Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang kompleks, pada saat perancangannya banyak
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sehingga diperoleh suatu rancangan sistem
perpipaan yang baik dan efisien. Untuk membangun sebuah sistem perpipaan dibutuhkan pengetahuan
tentang hal-hal yang menyangkut masalah perpipaan itu sendiri. Dalam tugas akhir ini akan dibahas
mengenai analisa tegangan pipa steam low condensate ukuran 6 inchi pada plant sebuah pabrik yang
perancangannya dilaksanakan oleh PT. IKPT dengan nama 6SLC-23210-ASA2. Analisis sistem
perpipaan ini meliputi analisa tegangan yang bertujuan untuk memperoleh kondisi sistem perpipaan
yang aman beroperasi. Sistem perpipaan pada kondisi awal dinyatakan aman beroperasi karena pada
analisa tegangan pipa tidak terjadi over stress yang pada kondisi desain sistem perpipaan menunjukkan
tegangan maksimum terdapat pada node 30 sebesar 297.6 kg/cm2 = 29.18 N/mm2.Jalur perencanaan
perpipaan tidak terjadi overstress dan aman bagi manusia dan fasilitas migas di sekitarnya.

Kata kunci : tegangan, steam low condensate, sistem perpipaan.

PENDAHULUAN 1. Beban Statik (sustain, expansi dan


Indonesia merupakan negara dengan operating) pada dasarnya adalah suatu
kekayaan sumber daya alam yang sangat beban yang disebabkan oleh pengaruh
berlimpah. Salah satunya yang ada didalam internal yakni tekanan, temperature dan
perut bumi yaitu minyak dan gas bumi. Untuk berat material pipa serta semua komponen
memperoleh bahan bakar yang diinginkan, baik dalam sistem. Selain dari itu beban statik
eksplorasi maupun proses pengolahan lanjut dapat juga disebabkan oleh adanya beban
diperlukan adanya sistem perpipaan untuk external, yakni gempa, thrust load dari relief
mendistribusi fluida didalamnya. valve, wind dan wave dan beban ultimate
Sistem perpipaan adalah suatu sistem tanah bila pipa berada dalam tanah (under
yang kompleks, pada saat perancangannya ground). Beban statik selain akibat beban
banyak aspek-aspek yang perlu diperhatikan ultimate tanah sering disebut dengan
dan dipertimbangkan sehingga diperoleh suatu beban ”static occational” atau lebih dikenal
rancangan sistem perpipaan yang baik dan dengan beban ”quasi dynamic”, dikatakan
efisien. Untuk membangun sebuah sistem demikian karena beban dianggap seolah-
perpipaan dibutuhkan pengetahuan tentang olah sebagai beban dinamik tetapi bukan
hal-hal yang menyangkut masalah perpipaan fungsi waktu.
itu sendiri.
Dalam tugas akhir ini akan dibahas 2. Beban Dinamika (occasional)
mengenai analisa tegangan pipa steam low mempertimbangkan adanya beban
condensate ukuran 6 inchi pada plant sebuah external sebagai fungsi waktu [W = f(t)],
pabrik yang perancangannya dilaksanakan antara lain gempa (seismic), operasi safety
oleh PT. IKPT dengan nama 6SLC-23210- valve, vibrasi (pulsation) dan water
ASA2. Analisis sistem perpipaan ini meliputi hammer.
analisa tegangan yang bertujuan untuk
memperoleh kondisi sistem perpipaan yang 3. Beban termal / ekspansi (Sexp), yaitu
aman beroperasi. beban yang timbul akibat ekspansi panas.
Dengan memperhatikan aspek teknis Beban termal dibagi menjadi tiga bagian
dan ekonomi, merubah support pada sistem berdasarkan sumber penyebabnya, yaitu :
perpipaan lebih mudah dan lebih murah  Beban termal akibat pembatasan gerak
dibanding dengan membuat routing sistem oleh tumpuan, beban ini (gaya dan
perpipaan baru. momen) timbul jika ekspansi atau
konstraksi bebas perpipaan akibat
termal terhalang oleh tumpuan.
Klasifikasi Beban
Beban-beban pada sistem pemipaan  Beban termal akibat perbedaan
diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, temperatur, beban ini terjadi akibat
yaitu: perubahan temperatur yang besar dan

ISSN 2089 - 7235


JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 15

cepat, termasuk juga akibat distribusi 3. Tegangan utama circumferential


temperatur yang tidak seragam karena (Circumferential principal stress) atau
adanya aliran kalor yang tinggi melalui disebut juga sebagai Hoop stress,
dinding pipa. tegangan ini bekerja tegak lurus terhadap
 Beban termal akibat perbedaan tegangan longitudinal dan tegangan radial,
koefisien ekspansi, beban ini terjadi tegangan ini bertendensi membelah
pada sistem pipa yang materialnya dinding pipa dalam arah melingkar pipa dan
mempunyai koefisien ekspansi yang tegangan ini disebabkan tekanan dari
berbeda. dalam pipa, besarnya bervariasi sesuai
dengan tebal dinding pipa. Rumus untuk
Teori tegangan pipa tegangan tangensial dapat didekati dengan
memakai persamaan berikut dan dijelsakan
pada gambar 3.

SH
Gambar 1, Arah tegangan yang terjadi

1. Tegangan utama longitudinal (Longitudinal P


principal stress) yaitu tegangan yang
bekerja sepanjang garis sumbu pipa,
tegangan ini disebabkan oleh SH
pembengkokan, beban gaya aksial atau
tekanan. Dan tegangan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : Gambar 3 Tegangan utama longitudinal
a. Akibat gaya aksial
r xr
P(r + )
x S = r
(r − r )
L L
Secara konservatif untuk pipa yang lebih tipis
F x
Gambar 2, Tegangan utama longitudinal
FA dapa dilakukan penyederhanaan rumus
akibat gaya aksial tegangan pipa tangensial ini dengan
mengasumsikan gaya akibat tekanan dalam
F bekerja sepanjang pipa.
S = Didasarkan oleh F=P.di.I ditahan oleh
Am
b. Tegangan longitudinal akibat tekukan dinding pipa seluas Am=2t.L sehingga rumus
M R M untuk tegangan tangensial ini dapat dituliskan
S = = sebagai berikut :
I Z
c. Tegangan longitudinal akibat tekanan P. d
S =
dalam 2t
Pd
S = Nozzle displacement
4t
Jadi total dari tegangan longitudinal adalah Didalam melakukan perhitungan analisis
sebagai berikut : tegangan pada sistem pemipaan, terutama
pada pipa yang tersambung ke equipment, baik
F Pd M static maupun rotating equipment, maka salah
S = + + satu hal yang paling penting yang harus
A 4t Z
disiapkan adalah menghitung besarnya
2. Tegangan utama radial (Radial principal pergerakkan nozzle akibat temperature pada
stress) yaitu tegangan yang bekerja pada equipment tersebut.
satu garis mulai dari pusat pipa secara Secara umum untuk mengetahui apakah
radial sampai ke dinding pipa, tegangan ini sebuah sistem pemipaan akan mengalami
bersifat tegangan tekan bila disebabkan kelebihan tegangan (overstress) pada kondisi
oleh tekanan dalam pipa dan tegangan ini paling ekstrim, maka digunakan temperature
bersifat tegangan tarik bila tekanan dalam yang paling tinggi (design temperature), yang
pipa hampa (vacuum pressure). mungkin terjadi pada suatu sistem pemipaan.
r .r Dengan temperature tertinggi yang
P(r − ) mungkin terjadi pada suatu sistem, maka kita
S = r
(r − r ) akan bisa tahu dan yakin bahwa pada saat itu

ISSN 2089 - 7235


JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 16

sistem pemipaan yang telah dihitung akan Diagram alir Analisa overstress sistem
mampu bertahan tanpa mengalami overstress. perpipaan adalah sebagai berikut:
Displacement pada nozzle pompa dapat
dihitung dengan :

dY = Y . e . (T1 − T2)

Kondisi pembebanan
Sistem pemipaan yang dirancang,
direncanakan dapat menahan bermacam-
macam pembebanan yaitu :
1. Pada keadaan hydrostatic test
a. Beban akibat material dan gaya luar.
b. Beban akibat fluida yang digunakan
untuk pengetesan.
2. Pada keadaan operasi
a. Beban akibat material, berat fluida,
temperature dan gaya luar.
b. Beban akibat material, berat fluida,
temperature (desain / operasi), gaya
luar, dan tekanan (desain / operasi)
c. Beban akibat berat material, berat
fluida, temperature (desain / operasi),
tekanan (desain / operasi), berat
konstruksi (settlement) dan gempa
bumi.

Teori-teori kegagalan
1. Teori kegagalan tegangan utama
maksimum (maximum principal stress
failure theories) menyatakan bila salah satu
dari tiga tegangan utama yang saling tegak
lurus melebihi dari kekuatan luluh (yield
strength) material pada temperature yang
sama maka kegagalan atau kerusakan
akan terjadi pada material tersebut. Hal ini
dapat dirumuskan :
 Tegangan utama longitudinal (LPS) :
P x Do
LPS = Gambar 4, Diagram alir perencanaan
4t
 Tegangan utama circumferential (CPS)
: Analisa sistem perpipaan dilakukan dengan
P x Do menggunakan software Caesar II 5.0
CPS =
2t
Data-data design :
METODOLOGI PENELITIAN Temp. Design (DT) : 200 0C
Temp. Operasi (OT) : 1550C
Didalam suatu penelitian diperlukan adanya Pressure Design (DP) : 784.5 KPa
data-data pendukung penelitian yang akan Pressure Operasi (OP) : 588.4 KPa
digunakan untuk input baik untuk perhitunngan Diameter luar pipa (D) : 168.28 mm
manual maupun perhitungan analisa dengan Tegangan yang diijinkan (S): 137.8951
bantuan software CAESAR II. N/mm2
Untuk menyimpulkan data digunakan Faktor kualitas (E) : ≥ 0.9
metode penelitian dengan studi literatur atau Koefisien Bahan (Y) : 0.4
pustaka, dan metode wawancara. Faktor korosi ( c ) : 1.7mm

ANALISA DAN HASIL


Maka,
.
= +Ct =
( )
. .
+ 1.7
([ . ] [ . . ])

ISSN 2089 - 7235


JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 17

132.0157 Dimana,
t = + 1.7
276.4178
t = 2.17 mm
 Z= (do4 – di4 / do)
Ketebalan minimum yang dibutuhkan adalah = (168.284 – 154.064 / 168.28)
2.17 mm. Jadi schedule yang cocok untuk = 139 124.54 mm3
ketebalan pipa seperti hasil diatas adalah  W p = berat pipa per satuan panjang
schedule 10S, akan tetapi perusahaan = /4 . (do2-di2) . (density of
mempunyai standard proyek untuk pipa steel)
diameter 168.28 mm (6 inch) menggunakan = /4 . (168.282 – 154.062) .
schedule 40. (7.85 x 10-6)
Data pipa DN 150 SCH 40 : = 2.8246 x 10-2 kg/mm
 Diameter Luar (D) = 168.28 mm = 0.2768 N/mm
 Ketebalan dinding pipa = 7.11 mm
 W c = Berat pipa persatuan panjang
(N/mm)
2. Perhitungan displacement Nozzle.
= /4 . (di2) . (density of fluida)
Perubahan panjang ataupun pergerakan titik
= /4 . (154.062) . (9.12 x 10-7)
nozzle pada suatu equipment dapat
= 1.6992 x 10-2 kg/mm
memberikan beban tambahan baik pada pipa
= 0.1665 N/mm
maupun pada equipment itu sendiri. Sehingga
perlu diperhitungkan pada analisa flexibilitas.
Perhitungannya didapat dengan mengalikan  W i = Berat pipa persatuan panjang
koefisien thermal ekspansi pada temperatur (N/mm)
operasi dengan dimensi dari ujung nozzzle ke = /4 . (do insul2-do2) . (density of
titik pusat anchor equipment itu sendiri. berikut insulation)
adalah perhitungannya : = /4 . (218.282-168.282) . (2.4 x
-7
10 )
T2 = 155 oC = 311 oF
α = 1.82 in/100 ft (lihat table 3.2) = 3.6414 x10-3 kg/mm
= 22.86 mm/30480mm = 0.00075 mm = 0.0357 N/mm
Ln = 280 mm Jadi total berat per satuan panjang
(W),
T = T 1 – T 2
W = 0.2768 + 0.1665 + 0.0357 =
= 200-155
0.479 N/mm
= 45 oC
. .
Maka, L=
L = α.Ln.T
L = 0.00075 x 280 x 45
. ( . ). .
L = 9.45 mm =
.
Akibat perubahan suhu, nozzle pada
equipment mengalami perubahan panjang 9.45 = 3580 mm
mm. Nilai ini menjadi data input pada software
Caesar II pada parameter displacement. Hasil output data Caesar dan analisa
Sebagai langkah awal perhitungan analisa
3. Perhitungan jarak penyangga pipa tegangan pipa dengan menggunakan software
Pipe support adalah salah satu bagian yang Caesar, kita perlu memodelkannya terlebih
penting dalam sistem perpipaan di suatu plant dahulu. Adapun parameter-parameter yang
atau pabrik. Sebuah pipa yang menumpu pada menjadi data masukan (di input) kedalam
suatu support akan memberikan gaya berupa program Caesar II sebagai data yang akan
berat pipa beserta isinya ataupun gaya-gaya diproses adalah sebagai berikut :
lain yang terjadi pada support tersebut. Karena Node
tujuan pipe support adalah mampu menahan  Node yaitu titik awal perencanaan yang
beban dalam jangka waktu yang lama, maka akan disediakan oleh Caesar II dalam
masing-masing bagian yang bersentuhan dialog box. Biasanya nilai 10 akan menjadi
haruslah kuat dan mampu menerima beban titik awal dari perencanaan jalur perpipaan
tersebut. yang akan dilakukan dan akan diikuti
dengan angka-angka selanjutnya sesuai
Untuk mengetahui jarak maksimum antara dengan keperluannya.
support, berikut adalah perhitungannya:  Name of first point : 10
 Apabila identitas pipa yang akan
dimodelkan pada tiap segmen belum
. .
L= didefinisikan pada tahapan sebelumnya,
secara otomatis program akan meminta
input definisi pipa yang akan menggunakan

ISSN 2089 - 7235


JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 18

identitas tersebut. Data yang harus tersebut untuk mendapatkan thermal


dimasukkan antara lain adalah diameter strain/regangan akibat temperature dan
luar, schedule pipa, corrosion allowance, allowable stress/tegangan yang diijinkan dari
tebal isolasi, jenis material, temperature, suatu elemen dari material data base. Input
pressure, dan properties dari material temperature dan takanan ini juga berfungsi
tersebut. untuk mensimulasikan kondisi pembebanan
ketika kita akan melakukan analysis.
Caesar II membutuhkan spesifikasi
material pipa, elastic modulus,poisons ratio,
density,dll. Sebagai parameter dasar yang
akandigunakan untuk perhitungan. Caesar II
telah memiliki berbagaidata base tentang
material dimana kita dapat memilih sesuai
dengan spesisifasi yang dikehendaki, dan atau
kita dapatmerubah/membuat material data
base sendiri dengan menggunakan Caesar II
material data base editor.
Nilai Elastic Modulus dalam CAESAR II
5.1 akan diberikan dengan
4 nilai dimana nilainya akan diberikan secara
Gambar 4.1. Input diameter pipa otomatis oleh CAESAR II.
Referensi : Program CAESAR II 5.0

Gambar 4.4. Input density


Referensi : Program CAESAR II 5.0

Pemodelan pada software Caesar disini


mengikuti desain routing isometrik yang
Gambar 4.2. Input Desain Pressure dan ada pada projek dan input didalamnya
diharapkan dapat mendekati kebenaran
Operating Pressure, input Desain Temperature hasilnya.
dan Operating Temperature.

Gambar 4.5. Pemodelan pipa

Gambar 4.3. Input material Kemudian run dijalankan untuk menganalisis


Referensi : Program CAESAR II 5.0 tegangan yang terjadi pada pemodelan yang
telah dibuat. Berikut ini adalah hasil analisa
Caesar II memiliki 9 kondisi temperature dan program Caesar II
tekanan serta tekanan hydrotest yang dapat
diberikan untuk masing-masing elemen pipa.
Caesar II mempergunakan data temperature

ISSN 2089 - 7235


JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 19

selama umur operasi akibat tekanan dan berat


pipa & fluida, yaitu W dan P1.
Sama halnya yang terjadi pada Case
III, pada Case IV ini merupakan data Stress
yang terjadi secara terus menerus selama umur
operasi akibat tekanan dan berat pipa & fluida
tetapi pada W dan P2.
Pada Case V dan VI adalah merupakan data
stress yang terjadi akibat adanya perubahan
temperature.
Gambar 4.6. Pemodelan pipa dengan expansi Dari hasil diatas ditunjukkan bahwa
pipa sistem perpipaan tersebut telah memenuhi
standar karena beban dan tegangan yang
LOAD CASE DEFINITION KEY terjadi tidak melebihi batasan yang diizinkan
Penjelasan Allowable Stress Type dan Load yaitu tegangan maksimum pada kasus
Case : pembebanan sustained load (SUS) adalah
1. (OPE) Operating: Stress yang terjadi akibat 1406.1 kg/cm2= 137.89 N/mm2 . Sedangkan
beban kombinasi antara sustain load dan yang terjadi pada sistem tersebut adalah 297.6
expansion load dimana biasa terjadi pada kg/cm2 = 29.18 N/mm2.
kondisi operational.
2. (OCC) Occassional: Stress yang terjadi KESIMPULAN
hanya dalam waktu relative singkat akibat Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
beban sustain load + occassional loading pada perencanaan jalur perpipaan, dapat
(seperti angin,wave, dll.) disimpulkan sebagai berikut :
3. (SUS) Sustained: Stress yang terjadi secara 1. Sistem perpipaan pada kondisi awal
terus menerus selama umur operasi akibat dinyatakan aman beroperasi karena pada
tekanan dan berat pipa & fluida. analisa tegangan pipa tidak terjadi over
4. (EXP) Expansion: Stress yang terjadi akibat stress yang pada kondisi desain sistem
adanya perubahan temperature perpipaan menunjukkan tegangan
5. (HYD) Hydrotest : Stress akibat tekanan air maksimum terdapat pada node 30
saat dilakukan hydrotest. sebesar 297.6 kg/cm2 = 29.18 N/mm2.
2. Jalur perencanaan perpipaan tidak terjadi
overstress dan aman bagi manusia dan
fasilitas migas di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chamsudi, Diklat – Pipe Stress
Analisis, Jakarta: PT. Rekayasa
Industri, 2005
2. Diklat, Pelatihan Dasar Analisa
Tegangan Pipa. Jakarta: PT. Tijara
Pratama, 2004
3. Hertanto, Teguh. P, “Buku Pegangan
Gambar 4.7. Pemodelan pipa dan Node Peserta Pelatihan”. Jakarta, 2009
Referensi : Program CAESAR II 5.0 4. Klass, Dua K.S.Y, Desain Jaringan
Pipa, Prinsip Dasar dan Aplikasi.
Case I diatas memberikan data-data stress Bandung: CV. Mandar Maju, 2009
yang terjadi akibat beban kombinasi antara 5. Raswari, Teknologi dan Perancangan
sustain load dan expansion load dimana biasa Sistem Perpipaan, Jakarta: Bagian
terjadi pada kondisi operational, dengan Penerbitan Universitas Indonesia (UI-
menggunakan value data temperatur1 dan Press), 1986
pressure1. 6. Rekayasa Engineering Designing
School, Jakarta 2010
Case II diatas memberikan data-data stress 7. The American Society of Mechanical
yang terjadi akibat beban kombinasi antara Engineers, ASME B13.3-2006. Piping
sustain load dan expansion load dimana biasa Proses, NewYork
terjadi pada kondisi operational, dengan 8. Tungga BK, Dasar-dasar Getaran
menggunakan value data temperatur2 dan Mekanis, Yogyakarta: CV Andi Offset
pressure2.
Pada Case III diatas memberikan data-
data Stress yang terjadi secara terus menerus

ISSN 2089 - 7235

Anda mungkin juga menyukai