Paper Dermatitis Kel 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERUBAHAN DALAM FUNGSI

INTERGUMEN DEMATITIS
DOSEN PENGAMPU: Erni Nuryanti S.Kep,Ners,M.Kes

Disusun oleh :
1. Iftah Sofia Syfa (P1337420417007)
2. Millenia Nurfitriana SDM (P1337420417009)
3. Kartika Dwi Suryani (P1337420417011)

D III KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya , sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “Makalah perubahan dalam
fungsi intergumen dermatitis” hingga selesai.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna.Dan
semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat,memberikan wawasan bagi teman-
teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran.

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................(2)

Daftar Isi..................................................................................................................................(3)

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................(4)

1.1 Latar Belakang....................................................................................................(4)


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................(4)
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................(4)
1.4 Manfaat penulisan..............................................................................................(4)
1.5 Metode penulisan................................................................................................(5)

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................(6)

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................(7)

2.1 Definisi.................................................................................................................(7)

2.2 Anatomi fisiologi..................................................................................................(7)

2.3 Klasifikasi.............................................................................................................(8)

2.4 Etiologi.................................................................................................................(8)

2.5 Manifestasi Klinis................................................................................................(9)

2.6 Patofisiologi.........................................................................................................(9)

2.7 Pemeriksaan Diagnostik ....................................................................................(10)

2.8 Komplikasi .........................................................................................................(10)

2.9 Penatalaksaan Medis..........................................................................................(10)

BAB IV PENUTUP...............................................................................................................(12)

3.1Kesimpulan...........................................................................................................(12)

3.2 Saran ...................................................................................................................(12)

Daftar Pustaka........................................................................................................................(13)

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dermatitis adalah penyakit kulit gatal-gatal, kering, dan kemerahan.Dematitis juga


dapat didefinisikan sebagai peradangan pada kulit, baik karena kontak langsung dengan zat
kimia yang mengakibatkan iritasi, atau reaksi alergi.

Dengan kata lain, dermatitis adalah jenis alergi kulit. Selain penyebab bahan-bahan
kimia, sering kali dermatitis terjadi ketika kulit sensitive kontak langsung dengan perhiasan
logam biasanya emas dengan kadar rendah atau perhiasan perak dan kuningan. Jika Anda
mengalami kulit kering dan gatal, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter, apakah
yang terjadi pada kulit Anda teridentifikasi dermatitis.

Jika Anda teridentifikasi dermatitis, maka pertama kali yang harus Anda ketehui
adalah penyebab dari penyakit kulit tersebut.Pastikan Anda menghindari penyebab dari iritasi
dan alergi.Jangan pernah menggaruk, meskipun rasa gatal tidak tertahankan. Sebab
menggaruk tidak akan membuat hilang rasa gatal, melainkan akan memperparah
ketidaknyamanan Anda. Sebab menggaruk akan menyebabkan kulit lebih rentan
terhadap infeksi kulit dan penyakit kulit lainnya. Biasanya rasa gatal timbul karena area kulit
tersebut kering maka gunakan pelembab untuk mengurangi rasa gatal. Gunakan obat kulit
untuk dermatitis, juga akan membantu mengurangi rasa gatal.

Dermatitis tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak.Tipe
dermatitis yang sering terjadi pada anak-anak yaitu dermatitis atopik yang meruapakan suatu
gejala eksim terutama timbul pada masa kanak-kanak. GeJala ini biasanya timbul pada usia
sekitar 2 bulan sampai 1 tahun den sekitar 85% pada usia kurang dari 5 tahun. Pada keadaan
akut, gejalanya berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi cairan, basah dan sangat
gatal.Kadang-kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan nanah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari dermatitis, etiologi, patofisiologinya, manifestasi klinis,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi , etiologi , patofisiologi , manifestasi klinis , komplikasi ,
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan

D. Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang penyakit dermatitis mulai dari
definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang
dan penatalaksanaan

4
E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan data, yaitu
studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-sumber teoritis yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan dengan kasus gangguan system integumen.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak
berujung.Integumen menyusun 16 % dari total berat badan.
Komponen dalam sistem integumen :
1. Kulit
Terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan lemak subkutan (hypodermis).
2. Struktur assesoris
Terdiri dari rambut, kuku, dan kelenjar eksokrin multiselular.
Lapisan kulit antara lain:
1. Lapisan epidermis
Merupakan lapisan terluar yang terdiri epithel squamosa bertingkat. Adanya lapisan
ini dapat memberikan proteksi dari stimulus mekanik dan mikroorganisme dari luar
tubuh.Lapisan pada epidermis dari bagian dasar sampai bagian paling atas, terdiri dari :
2. Lapisan dermis
Lapisan dermis terletak diantara lapisan epidermis dan subkutan (hypodermis).Dermis
terdiri dari serabut – serabut kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam suatu
substansi dasar.Matriks kulit mengandung pembuluh – pembuluh darah dan syaraf yang
menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh.
Lapisan dermis terdiri dari dua komponen utama yaitu :
a. Lapisan papilla
Terdiri dari jaringan areolar, dimana pada lapisan ini terdiri dari kapiler dan syaraf – syaraf
sensoris yang mensupply permukaan kulit.
b. Lapisan reticular
Merupakan lapisan yang lebih dalam dari pada lapisan papilla.Terdiri dari serat kolagen,
organ accessories, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan serabut syaraf.
3. Lapisan subkutan (hypodermis)
Lapisan subkutan terdiri dari jaringan areolar dan adipose.Pada lapisan ini
mengandung sedikit kapiler dan tidak mengandung organ vital.Selama manusia mengalami
pertumbuhan, distribusi lemak subkutan juga mengalami perubahan, terutama ketika
memasuki masa pubertas.

6
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Dermatitis adalah inflamasi superficial dari kulit, merupakan beberapa macam kondisi
yang disebabkan oleh lesi yang serupa. (Barbara C. Long)
Dermatitis merupakan inflamasi kulit yang terjadi dalam beberapa bentuk yaitu bentuk
atopik, seboreika, numularis, kontak, kronis, neurodermatitis lokalisata, eksfoliativa dan
statis.( Kowalak – Welsh- Meyer)
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. (prof. Dr.dr adhi
Juanda)
2. Anatomi Fisiologi
Kulit adalah organ yang sangat penting untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang.
Struktur dan fungsi integumen
Sistem integumen merupakan bagian dari tubuh manusia,khususnya organ yang
menutupi permukaan tubuh manusia yang sering disebut sebagai kulit.Kulit merupakan organ
yang paling besar pada tubuh manusia dan terletak paling luar sehingga mudah mengalami
trauma atau terkontaminasi oleh mikroorganisme serta mudah dilihat individu maupun orang
lain.Kulit merupakan jalinan pembuluh darah,saraf,dan kelenjar yang tidak
berujung,semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit.
Secara mikroskopis,struktur kulit terdiri dari tiga lapisan,yaitu lapisan
epidermis,lapisan dermis,dan lapisan subkutis.
1. Lapisan epidermis adalah lapisan paling atas dari kulit serta tidak mengandung
dari pembuluh darah dan saraf.
Berikut ini dijelaskan batasan setiap bagian dari lapisan epidermis:
a. Stratum korneum adalah lapisan tanduk yang berada paling luar,terdiri atas beberapa lapis
sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
b. Stratum lusidum adalah lapisan yang terdapat langsung dibawah lapisan
korneum,merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin.
c. Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis yang mempunyai fungsi penting dalam
pembentukan protein dan ikatan kimia stratum korneum
d. Stratum spinosum (Stratum malfigi) adalah lapisan yang mengalami proses mitosis
e. Stratum basale merupakan lapisan epidermis yang paling bawah terdiri atas sel-sel yang
berbentuk kubus (Kolumnar) yang berbaris seperti pagar (talisade)

2. Lapisan Dermis adalah lapisan kulit dibawah epidermis yang terbagi dua bagian:
a. pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis
b. pars retikulare yaitu bagian bawah yang menonjol kearah subkutis
3. Lapisan subkutis, lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan tempat penyimpanan energi
Fungsi kulit :
Kulit mempunyai beberapa fungsi yang perlu kita ketahui yaitu :

7
1. fungsi proteksi, kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan
terhadap gangguan kimiawi,bakteri,virus,dan jamur.
2. fungsi absorpsi, kulit memiliki sifat vermeabel-selektif artinya menyerap bahan-bahan
tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak,sedangkan air dan elektrolit sukar masuk
melalui kulit.
3. fungsi ekskresi, saat kita kepanasan atau setelah berolahraga kulit akan mengeluarkan
keringat.Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam
bentuk sebum dan keringat.
4. fungsi persepsi,semua orang pasti akan merasakan sentuhan.Kulit mengandung ujung-
unjung saraf sensorik di dermis dan subkutis yang peka terhadap rangsangan
panas,dingin,perabaan,dan tekanan.
5. fungsi pengaturan suhu tubuh,Kulit memiliki kemampuan vasokonstriksi pada suhu dingin
sehingga suhu tubuh dapat meningkat (hangat) kemampuan vasodilitasi pada suhu panas
sehingga suhu tubuh dapat turun,serta kemampuan termoregulasi melalui evaporasi
(berkeringat)
6. fungsi pembentukan pigmen,Sel pembentuk pigmen ini disebut melanosit.
7. fungsi pembentukan vitamin d,dihidroksi kolesterol dapat terjadi dengan pertolongan sinar
matahari sehingga terbentuk vitamin d.

3. Klasifikasi
1. Dermatitis kontak, merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur-unsur fisik, kimia
atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang
berulang-ulang. Dermatitis kontak bisa berupa tipe iritan-primer dimana reaksi
nonalergik terjadi akibat pejanan terhadap substansi iritatif, atau tipe alergi (dermatitis
kontak alergika) yang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif terhadap alergen
kontak. Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologic, jadi
kerusakan klit terjadi langsung tanpa di dahului proses sensitisasi. Sebaliknya
dermatitis kontak alergik terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi
terhadap suatu alergen.
2. Dermatitis atopik , merupakan peradangan kulit yng melibatkan perangsangan
berlebihan limfosit T dan sel mast. Histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal
dan eritema. Penggarukan menyebabkan rusaknya kulit. Dermatitis atopik sering
dijumpai pada bayi dan anak-anak, tetapi juga menetap sampai dewasa. Tampaknya
terdapat kecendrungan genetik kearah penyakit. Selain itu, penyakit ini sering
ditemukan pada keluarga-keluarga dengan gangguan peradangan lain misalnya asma
dan alergi.

4. Etiologi
1. Dermatitis Kontak
a. Zat iritan ringan : pajanan kronis dengan detergen atau pelarut
b. Zat iritan kuat : kerusakan kulit akibat kontak dengan zat asam atau alkali
c. Alergen : sensitisasi yang terjadi sesudah pajanan yang berulang

8
2. Dermatitis Atopik
1) Faktor Endogen
a) Faktor Genetik

Faktor genetic melibatkan kromosom 5q31-33, kromosom ini banyak


mengdung kumpulan family gen sitokin (IL-3, IL-4, IL-13, dan GM-CSF),
sedangkan jika IL-4 dan IL-13 meningkat dapat meningkatkan aktivasi
limfosit T yang akhirnya limfosit T merangsang sel B untuk menstimulasi
peningkatan IgE yang akan cepat bereaksi ketika ada allergen masuk.
Peningkatan ekspresi GM-SCF akan mempertahankan hidup dan fungsi
monosit, sel langerhans dan eosinofil.

b) Disfungsi sawar kulit

Penderita D.A. rata-rata memilki kulit kering, hal tersebut disebabkan


hilangnya ceramid di kulit sebagai molekul utama sebagai pengikat air di
ruang ekstraseluler stratum korneum, dianggap sebagai kelainan fungsi sawar
kulit. Kelainan fungsi sawar kulit menyebabkan peningkatan transepidermal
water loss 2-5 kali normal, sehingga kulit akan kering dan menjadi pintu
masuk (port d’entry) untuk terjadinya penetrasi allergen, iritasi, bakteri dan
virus (Djuanda, 2010).

c) Hipersensitivitas

Gangguan imunologi yang menonjol pada dermatitis atopik adalah


adanya peningkatan IgE karena aktivitas limfosit T yang meningkat. Aktivitas
limfosit T meningkat terjadi karena adanya pengaruh dari IL-4. Sementara
produksi IL-4 dipengaruhi oleh akttivitas sel T helper dan Sel T helper akan
merangsang sel B untuk memproduksi IgE. Sel langerhans pada penderita
D.A. bersifat abnormal, yakni dapat secara langsung menstimulasi sel T helper
tanpa adanya antigen, sehingga sel langerhans akan meningkatkan produksi
IgE. Secara normal antigen yang masuk ke dalam kulit akan berikatan dengan
IgE yang menempel pada permukaan sel langerhens menggunakan FcɛRI.
FcɛRI merupakan receptor pengikat IgE dengan sel langerhans. Pada orang
yang menderita D.A. jumlah FcɛRI lebih banyak daripada orang normal.
Sehingga terdapat korelasi antara kadar FcɛRI dengan kadar IgE dalam
serum, semakin tinggi FcɛRI maka kadar IgE semakin tinggi pula
(Djuanda,2010).

Pada kulit penderita D.A. akan lebih banyak ditemukan sel-sel yang
mengekspresikan mRNA IL-4 dan IL-13 daripada kulit orang normal.
Begitupun jika terdapat lesi akut dan kronis pada penderita D.A. akan
ditemukan jumlah yang lebih besar sel-sel yang mengekspresikan mRNA IL-
4, IL-5 dan IL-13. Peningkatan IL-4, IL-13 memiliki efek meningkatkan
produksi IgE, sedangkan prningkatan IL-5 akan menstimulasi pengerahan dan

9
aktivasi dari sel eosinofil sehingga sangat mudah terjadi reaksi alergi
(Baratawijawa, 2009).

2) Faktor Eksogen
a). Lingkungan

Faktor lingkungan bersih berpengaruh terhadap kekambuhan D.A.


misalnya asap rokok, polusi udara, walaupun secara pasti belum terbukti. Suhu
yang panas, kelembaban dan keringat yang banyak dapat memicu rasa gatal
dan kekambuhan.

b). Iritan

Kulit penderita D.A. lebih rentan terhadap bahwan iritan seperti sabun
alkalis, bahwan kimia yang terkandung pada berbagai obat gosok bayi dan
anak, sinar matahari dan pakaian wol.

c). Alergen

Dari percobaan yang membandingkan reaksi placebo dengan tungau


debu rumah (TDR), didapatkan hasil bahwa TDR yang dihirup penderita D.A
memberikan reaksi ekserbasi lesi di tempat lesi lama dan baru. Infeksi bakteri
Staphylococcus aureus ditemukan pada lebih dari 90% lesi D.A. dan hanya
5% populasi normal. S.Aureus mensekresi superantigen yang dapat
berpenetrasi di daerah inflamasi langerhans untuk memproduksi IL-1, TNF,
dan IL-12 yang meningkatkan induksi inflamasi pada penderita D.A.

d). Makanan

Pada anak kecil, makanan sering menjadi faktor pencetus D.A. seperti
telur, susu, gandum, kedele dan kacang tanah. Hasil pemeriksaan laboratorium
dari bayi dan anak-anak dengan D.A. menunjukan reaksi positif terhadap (skin
tes) beberapa jenis makanan. Reaksi + diikuti dengan adanya kenaikan
eosinofil dalam plasma.

5. Manfestasi Klinis
A.Dermatitis kontak
1. Zat iritan ringan dan alergen : iritema dan vesikel kecil – kecil yang mengeluarkan
cairan, membentuk skuama serta rasa gatal
2.Zat iritan kuat : lempuh dan ulserasi
3. 3.Respon alergi yang klasik : lesi yang berbatas jelas dengan garis – garis lurus yang
mengikuti tempat kontak
4.Reaksi alergi yang berat : eritema yang nyata, pembentukan lepuh, dan edema pada
daerah yang terkena

B. Dermatitis atopik

10
1. Eritema disertai lesi dan basah.Pada bayi, lesi sering muncul diwajah dan bokong. Pada
anak yang lebih tua dan remaja lesi lebih sering muncul ditangan dan kaki..
2. Pruritus hebat dan menyebabkan berulangnya siklus peradangan dan pembentukan lesi.
5. Patofisiologi
A. Dermatitis Kontak
1. Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan
melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya
ikat air kulit.
2. Kebanyakan baran iritan merusak membran lemak keratinosit, tetaoi sebagian
dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria atau
komponen inti. Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan
asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), platelet activating factor = PAF).
AA dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG dan LT
menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan pereabilitas vaskular sehingga
mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga bertindak
sebagai kemotraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktifasi sel
mas melepaskan histamin, sehingga memperkuat perubahan vaskular.
3. Keratinosit juga melepaskan TNF alfa, suatu sitokin proinflamasi yang dapat
mengaktifkasi sel T. Lalu terjadi sensitisasi sel T oleh saluran limfe, terjadi
reaksi hipersensitivtas, jika terpajan ulang maka sel efektor mengeluarkan
limfokin.
4. Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan ditempat terjadinya
kontak berupa eritema, panas, lesi, gatal, nyeri, iritasi.
B. Dermatitis Atopik
Factor dari dermatitis atopic adalah faktor genetik.Konsep dasar terjadinya ermatitis
atopik adalah melalui reaksi imonologik.Kadar IgE dalam serum penderita dermatitis atopic
dan jumlah iosinofilumnya meningkat.Terbukti bahwa ada hubungan secara sistemik antara
dermatitis atopik dan alergi saluran nafas.
Karena 80% anak dermatitis atopik mengalami asma bronchial atau rinitis alergik.
IgE dan esinofil meningkat karena terjadi reaksi histamin yaitu histamin akan dilepas.
Lepasnya histamin mengakibatkan perubahan vaskular pada pembuluh darah. Sehingga
terjadilah iritasi pada kulit dan kulit meradang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnostik gangguan kulit, pemeriksaan penunjang yang di perlukan
adalah biopsi kulit, uji kultur dan uji sensitifitas, pemeriksaan dengan menggunakan
pencahayaan khusus, dan uji tempel.
1. Biopsi kulit, adalah pemeriksaan dengan cara mengambil contoh jaringan dari
kulit yang terdapat lesi. Apabila jaringan yang diambil cukup dalam, kita perlu menggunakan
anestesi lokal. Biopsi kulit ini digunakan untuk menentukan apakah ada keganasan atau
imfeksi yang di sebabkan oleh bakteri dan jamur
2. Uji kultur dan sensitifitas uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya virus,
bakteri, dan jamur pada kulit yang di duga mengalami kelainan

11
3. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus artinya, dalam
melakukan pemeriksaan kulit, kita perlu mempersiapkan lingkungan pemeriksaan dengan
pencahayaan khusus sesuai dengan kaasus yang dihadapi. Untuk mengetahui jenis lesi kulit
dan menegakkan diagnosis,faktor pencahayaan memegang peranan yang sangat penting.
Hindari ruang pemeriksaan yang menggunakan lampu berwarna warni karena hal ini akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pada kasus tertentu, pencahayaan dengan menggunakan
sinar matahari (sinar ultraviolet) justru sangat membantu dalam menentukan jenis lesi kulit.
4. Uji tempel, uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi untuk
mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan faktor imunologis, juga untuk
mengidentifikasi respon alerginya. Misalnya, untuk membedakan apakah klien menderita
dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan.

7. Komplikasi
A. Dermatitis kontak
1. Kondisi kronis dapat menyebabkan likenifikasi, fisura dan skuama
2. Infeksi kulit dapat di sebabkan oleh garukan berulang dan kerusakan kulit
B. Dermatitis atopik
Infeksi kulit oleh bakteri permukaan yang lazim dijumpai, terutama stapilococcus

8. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalksanaan adalah untuk mengistirahatkan kulit yang sakit dan
melindunginya terhadap kerusakan lebih lanjut.
A. Penatalaksanaan non medis
-Pemberian kompres yang sejuk dan kasar juga dapat dilakukan pada daerah dermatitis yang
kecil. Remukan halus es pada air kompres sering kali memberikan efek antipruritus.Kompres
basah biasanya membantu membersihkan lesi ekzema yang mengeluarkan sekret.
-Kompres dingin untuk mengurangi peradangan

B. Penatalaksanaan Medis
-Banyak preparat dianjurkan penggunaannya untuk meredakan dermatitis. Umumnya lotion
yang netral dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada bercak-bercak eritema
(inflamasi trout) yang kecil.
-preparat krim atau salep yang mengandung salah satu jenis kortikosteroid dioleskan tipis-
tipis.
-mandi dengan larutan yang mengandung obat dapat diresepkan untuk dermatitis dengan
daerah-daerah lesi yang lebih luas.
-pada dermatitis yang menyebar luas, pemberian kortikosteroid jangka pendek dapat
diprogramkan.
-terapi anti inflamasi topikal jangka pendek misalkan steroid dapat digunakan untuk
menghentikan peradangan

12
BAB IV

PENTUTUP

A. Kesimpulan
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam
perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf dan pada
umumnya memberikan gejala subjektif gatal.
Secara umum penyebab dari dermatitis yaitu : respon kulit terhadap agen-agen yang beraneka
ragam, mis: zat kimia, protein, bakteri adanya respon alergi.
Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif ada tanda–tanda
radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan
suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit

13
(function laisa).Sedangkan secara Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat
lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom pernapasan akut,
gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai
terutama staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.

B. Saran

Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca disarankan agar dapat
mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit
dermatitis pada maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak
berlanjut ke arah yang lebih buruk.Dan disarankan kepada orang tua agar
menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan dermatitis.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3. Jakarta :
EGC
http://nursesharing.blogspot.co.id/2014/03/askep-pasien-dermatitis_21.html

http://omanruhila.blogspot.co.id/2014/01/dermatitis-atopik.html

14

Anda mungkin juga menyukai