Anda di halaman 1dari 16

93

BAB V
TUGAS KHUSUS

5.1 Uraian Umum

Pada tugas khusus ini, akan dilakukan analisis terhadap salah satu kolom baja

pada gedung Laboratorium Teknik ITERA. Dan di akhir nanti akan

disimpulkan hasil perbandingan antara analisis perhitungan kapasitas kolom

terebut dengan tegangan yang terjadi pada kolom yang terpasang di lapangan.

Sedangkan untuk perhitungan tegangan pada kolom tersebut akan

menggunakan program SAP 2000, dan untuk perhitungan kapasitas kolom

terebut menggunakan perhitungan manual dengan metode LRFD.

5.2 Analisis Kolom dengan Metode LRFD

A. Penjelasan Umum

Pembebanan yang akan dimasukkan dalam perhitungan perencanaan kolom

ini adalah :

1. Beban Mati (DL)

Beban mati merupakan berat dari semua bagian dari suatu gedung yang

bersifat tetap, termasuk segala tambahan, mesin-mesin serta peralatan

tetap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung tersebut
2. Beban Hidup (LL)

Beban hidup merupakan semua beban yang ada akibat pemakaian dan

penghunian suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang

berasal dari barang-barang yang dapat berpindah atau beban akibat air

hujan pada atap.

3. Beban Gempa (E)

Terkait diberlakukannya peraturan pembebanan gempa terbaru SNI 1726-

2012, perlu dilakukan analisis terhadap tingkat kerawanan gempa dari Gedung

Laboratorium Teknik ITERA.

B. Perhitungan Pembebanan Pada Gedung

1. Beban Mati (DL)

Tabel 1. Beban Mati Merata pada Plat


Tebal Satuan Total
Item Keterangan
(cm) (kg/m3) (kg/m2)
Berat sediri struktur
- - - SAP 2000
(Balok dan Kolom)
Spesi per cm tebal 3 21 63 PPIUG 1983
Keramik per cm tebal 2 22 48 PPIUG 1983
Mekanikal Elektrikal - - 40 PPIUG 1983
Plafon+Penggantung - - 18 PPIUG 1983
Plat beton + boundek - - 240 PPIUG 1983
Total 409

Tabel 2. Beban Mati Merata pada Balok Lantai


Tinggi Satuan Total
Item Keterangan
(m) (kg/m2) (kg/m)
Pasangan bata ½ batu 4 250 1000 PPIUG 1983
Total 1000
2. Beban Hidup (LL)

Tabel 3. Beban Mati Merata pada Plat


Tebal Satuan Total
Item Keterangan
(cm) (kg/m3) (kg/m2)
Lantai sekolah, ruang
- - 250 PPIUG 1983
kuliah, kantor,toko,dll
Beban Plat Atap 100 PPIUG 1983

3. Beban Gempa (E)

Koordinat lokasi Gedung Laboratorium Teknik ITERA.

Lintang : -5.358854062950729

Bujur : 105.31179472692338

Jenis Tanah : Tanah sedang (D)

Dengan menggunakan aplikasi Desain Spektra Indonesia yang di

sediakan oleh lembaga Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman

(PUSKIM) didapat nilai Ss dan S1 berturut – turut 0,717 dan 0,311.

4. Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan menurut SNI 1727 – 2013

1. 1,4DL

2. 1,2DL + 1,6LL

3. 1,2DL + 1,0E

4. 0,9D + 1,0E
C. Perhitungan Struktur dengan Aplikasi SAP 2000

1. Data Struktur Gedung

Denah struktur gedung balok lantai dapat dilihat pada Gambar 43

dibawah ini:

KOLOM TINJAU
Gambar 43. Denah Struktur Balok Lantai

-Profil Kolom : WF.350.350.12.19

-Profil Balok Induk : WF.600.200.11.17 dan WF.400.200.8.13

-Profil Balok anak : WF.250.125.6.9

-Plat Lantai : Boundek T 0,75 + Plat Beton 12 cm

-Mutu Baja : BJ 37

Fu : 370 MPa

Fy : 240 MPa
2. Pemodelan Struktur Kedalam SAP 2000

Gambar pemodelan 3D dalam SAP 2000 dapat dilihat pada Gambar 44

dibawah ini:

Gambar 44. Pemodelan 3D dalam SAP 2000

3. Input Pembebanan Pada Model

a. Beban Mati (DL)

Input beban mati pada SAP 2000 dapat dilihat pada Gambar 45

dibawah ini:

Gambar 45. Input Beban Mati Merata Pada Plat Lantai


b. Beban Hidup (LL)

Input beban Hidup pada SAP 2000 dapat dilihat pada Gambar 46

dibawah ini:

Gambar 46. Input Beban Hidup Merata Pada Plat

c. Input Beban Gempa (E)

Input beban gempa pada SAP 2000 dapat dilihat pada Gambar 47

dibawah ini:

Gambar 47. Input Beban Gempa dengan memasukkan data Ss dan S1 yang sudah
di dapat pada koordinat gedung.
4. Hasil Analisa Sttruktur dengan SAP 2000

a. Bidang Momen ( M )

Bidang momen pada frame arah sumbu X dapat dilihat pada Gambar

48 dibawah ini:

Gambar 48. Bidang Momen pada frame arah sumbu X

b. Bidang Lintang ( D )

Bidang lintang pada frame arah sumbu X dapat dilihat pada Gambar

49 dibawah ini:

Gambar 49. Bidang Lintang pada frame arah sumbu X


c. Bidang Normal ( N )

Bidang normal pada frame arah sumbu X dapat dilihat pada Gambar

50 dibawah ini:

Gambar 50. Bidang Normal pada frame arah sumbu X

5. Tegangan pada Kolom yang Ditinjau (Kolom 1-E)

Tegangan yang digunakan untuk merencanakan kolom pada grid 1-E

adalah gaya momen, gaya geser dan gaya normal pada kolom tersebut.

Rincian gayanya dapat dilihat dalam Tabel 4 , Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 4. Gaya Momen (Kg.m) pada Jarak 0 Meter

NO Kombinasi Pembebanan
(SNI 1727 – 2013)

1 Arah Sumbu 1,4DL 1,2DL +1,6LL Gempa


Portal
2 Sumbu X -20,4 -33,72 12143,13

3 Sumbu Y 2780,85 4244,69 5226,35


Tabel 5. Gaya Momen (Kg.m) pada jarak 4 meter

NO Kombinasi Pembebanan
(SNI 1727 – 2013)

1 Arah Sumbu 1,4DL 1,2DL +1,6LL Gempa


Portal
2 Sumbu X 85,96 126,21 31869,07

3 Sumbu Y - -2290,66 6925,74


1500,33

Tabel 6. Gaya Normal (Kg) dan Gaya Geser (Kg)

NO Gaya Pada Kolom Gaya Maksimum Pada


Kolom (Kg)

1 Gaya Normal 143939,13

2 Gaya Geser 12810,52

D. Perhitungan Profil Kolom dengan Metode LRFD

1. Data Profil Kolom

- Profil Kolom : WF.350.350.12.19

d : 350 mm
b : 350 mm
tw : 12 mm
tf : 19 mm
Ag : 17390 mm 2
Ix : 40300 x 104 mm4
Iy : 13600 x 104 mm4
rx : 152 mm
ry : 88,4 mm
Zx : 2493,2 x 103 mm3
Zy : 1175 x 103 mm3

- Mutu Baja : BJ 37

Fu : 370 MPa
Fy : 240 MPa

- Panjang Kolom (L) : 4000 mm

Lx : 3400 mm
Ly : 3600 mm

2. Perhitungan Aksi kolom

Menghitung Faktor panjang efektif kx dan ky dengan menggunakan

faktor G:
𝐼
∑( )𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝐿
𝐺𝐴, 𝐺𝐵 = 𝐼
∑( )𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
𝐿

Perhitungan Faktor Panjang Efektif kx dan ky akan di sajikan pada tabel


di bawah in

Tabel 7. Faktor Kekakuan Masing – Masing Elemen


Jumlah
NO Elemen Profil Elemen I (cm4) L(cm) 𝐼

𝐿
1 Kolom WF.350.350.12.19 2 40.300 Lx=340 237,0588

Ly=360 75,5555

2 Balok Induk WF.400.200.8.13 2 23.700 800 59,25

3 Balok Induk WF.600.200.11.17 1 77.600 800 97,00

4 Balok WF.150.75.5.7 1 666 150 4,44

Kantilever

Tabel 8. Faktor G setiap join pada sumbu X

NO Join G
1 A 10

( jarak 0 meter,tumpuan jepit)

2 B 1,47

(jarak 4 m , pusat join )

Tabel 9. Faktor G Setiap join pada sumbu Y

NO Join G
1 A 10

( jarak 0 meter,tumpuan

jepit)

2 B 0,47
(jarak 4 m , pusat join )

Dengan menggunakan Nomogram Faktor Panjang Tekuk untuk struktur

bergoyang kita bisa mendapatkan nilai kx dan ky. Dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 8. Nomogram nilai kx. Gambar 9. Nomogram nilai ky.

Dari kedua Nomogram tersebut didapat :


kx =2
ky = 1,8
Menghitung kelangsingan masing – masing sumbu profil.
𝑘𝑥. 𝐿𝑥 2 𝑥 3400 𝑘𝑦. 𝐿𝑦 1,8 𝑥 3600
= = 44,73 = = 73,3
𝑟𝑥 152 𝑟𝑦 88,4

Karena kelangsingan arah y lebih besar maka kelasingan arah y yang


digunakan untuk mencari tahanan kolom.
1 𝑘𝑦. 𝐿𝑦 𝑓𝑦 1 240
𝜆𝑐 = √ = 𝑥73,3𝑥√ = 0,8086
𝜋 𝑟𝑦 𝐸 𝜋 200.000
1,43
0,25 < 𝜆𝑐 < 1,2 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝜔 =
1,6 − 0,67𝜆𝑐
1,43 1,43
𝜔= = = 1,3513
1,6 − 0,67𝜆𝑐 1,6 − (0,67𝑥0,8086)
𝑓𝑦 240
𝑁𝑛 = 𝐴𝑔. 𝑓𝑐𝑟 = 𝐴𝑔. = 17390 x ( ) = 3088392,933 𝑁
𝜔 1,3513
𝑁𝑢 143939,13
= = 0,5483 > 0,2
𝜙. 𝑁𝑛 0,85𝑥308839,29
Gunakan persamaan :
𝑁𝑢 8 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ( + )
𝜙. 𝑁𝑛 9 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑥 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑦

3. Perhitungan Aksi Balok

Periksa kekompakan profil WF.350.350.12.19

𝑏𝑓 350 170 170


= = 9,21 < 𝜆𝑝 = = = 10,97
2𝑡𝑓 2𝑥19 √𝑓𝑦 √240

𝑁𝑈 143939,13
= = 0,3831
𝜙𝐵 . 𝑁𝑦 0,9 x 240 x 17390

500 𝑁𝑢 665
𝜆𝑝 = (2,33 − )≥
√𝑓𝑦 𝜙𝑏 . 𝑁𝑦 √𝑓𝑦

500 665
𝜆𝑝 = (2,33 − 0,3831) = 73,96 ≥ = 32,27
√240 √240

ℎ 350 − (2𝑥19)
𝜆= = = 29,1666 < 𝜆𝑝 = 73,96
𝑡𝑤 12

(Penampang dinyatakan kompak)

790 790
𝐿𝑝 = . 𝑟𝑦 = 𝑥88,4 = 7751,13 𝑚𝑚 > 𝐿 = 4000 𝑚𝑚
√𝑓𝑦 √240

Karena 𝐿𝑝 > 𝐿, maka 𝑀𝑛 dapat mencapai 𝑀𝑝 .


𝑀𝑝 = 𝑍𝑥 . 𝑓𝑦 = 2493,2 x 103 x 240 = 59836,8 kg.m

𝜙𝑏 . 𝑀𝑛𝑥 = 0,9 𝑥 59836,8 = 53853,12 𝑘𝑔. 𝑚

𝑀𝑝 = 𝑍𝑦 . 𝑓𝑦 = 1175 x 103 x 240 = 28200 kg.m

𝜙𝑏 . 𝑀𝑛𝑦 = 0,9 𝑥 28200 = 25380 𝑘𝑔. 𝑚

4. Perbesaran Momen, 𝜹𝒃

Untuk menghitung 𝛿𝑏 diperlukan rasio kelangsingan dari portal tak

bergoyang.

𝑘𝑥. 𝐿𝑥 1 𝑥 3400 𝑘𝑦. 𝐿𝑦 1 𝑥 3600


= = 22,3684 = = 40,7239
𝑟𝑥 152 𝑟𝑦 88,4

𝑀1 −2290,66
𝐶𝒎𝒙 = 0,6 − 0,4 ( ) = 0,6 − 0,4 ( ) = 0,8158
𝑀2 4244,69

𝑀1 −33,72
𝐶𝒎𝒚 = 0,6 − 0,4 ( ) = 0,6 − 0,4 ( ) = 0,7068
𝑀2 126,21

𝜋 2 . 𝐸. 𝐴𝑔 𝜋 2 𝑥200.000𝑥17390
𝑁𝑒1𝑥 = = = 6853591,505 𝑘𝑔
𝐾.𝐿 2 22,36842
( 𝑟
)

𝜋 2 . 𝐸. 𝐴𝑔 𝜋 2 𝑥200.000𝑥17390
𝑁𝑒1𝑦 = = = 2067704,164 𝑘𝑔
𝐾.𝐿 2 40,72392
( )
𝑟

𝑁𝑢 = 143939,13 𝑘𝑔

𝐶𝑚 0,8158
𝛿𝑏𝑥 = 𝑁 = 143939,13 = 0,8336 < 1,0
1−𝑁 𝑢 1 − 6853591,505
𝑒1𝑥

𝐶𝑚 0,7068
𝛿𝑏𝑦 = 𝑁𝑢 = 143939,13 = 0,7597 < 1,
1−𝑁 1 − 2067704,164
𝑒1𝑦

Ambil 𝛿𝑏𝑥,𝑦 = 1,0


5. Perbesaran Momen, 𝜹𝒔

Untuk menghitung 𝛿𝑠 diperlukan rasio kelangsingan dari portal

bergoyang.

𝑘𝑥. 𝐿𝑥 𝑘𝑦. 𝐿𝑦
= 44,73 = 73,3
𝑟𝑥 𝑟𝑦

∑ 𝑁𝑢 = 5398621,5 𝑘𝑔

𝜋 2 . 𝐸. 𝐴𝑔 𝜋 2 𝑥200.000𝑥17390
𝑁𝑒2𝑥 = = = 1713397,876 𝑘𝑔
𝐾.𝐿 2 44,732
( )
𝑟

𝜋 2 . 𝐸. 𝐴𝑔 𝜋 2 𝑥200.000𝑥17390
𝑁𝑒2𝑦 = = = 638180,2975 𝑘𝑔
𝐾.𝐿 2 73,32
( )
𝑟

Jumlah kolom lantai 1 = 32 buah

∑ 𝑁𝑒2𝑥 = 32𝑥1713397,876 = 54828732,04 𝑘𝑔

∑ 𝑁𝑒2𝑦 = 32𝑥638180,2975 = 20421769,52 𝑘𝑔

1 1
𝛿𝑠𝑥 = ∑ 𝑁𝑢
= 5398621,5 = 1,1092
1 − ∑𝑁 1 − 54828732,04
𝑒2𝑥

1 1
𝛿𝑠𝑦 = ∑ 𝑁𝑢
= 5398621,5 = 1,3593
1 − ∑𝑁 1 − 20421769,52
𝑒2𝑦

𝑀𝑢𝑥 = 𝛿𝑏 . 𝑀𝑛𝑡𝑢 + 𝛿𝑠 . 𝑀𝑙𝑡𝑢 = 1,0(4244,69) + 1,1092(6925,74)

= 11926,8403 𝑘𝑔.

𝑀𝑢𝑦 = 𝛿𝑏 . 𝑀𝑛𝑡𝑢 + 𝛿𝑠 . 𝑀𝑙𝑡𝑢 = 1,0(126,21) + 1,3593(31869,07)

= 43447,5432 𝑘𝑔.

6. Cek Persamaan Balok - Kolom

𝑁𝑢 8 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ( + )
𝜙. 𝑁𝑛 9 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑥 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑦
𝑁𝑢
= 0,5483
𝜙. 𝑁𝑛

𝑀𝑢𝑥 11926,8403 𝑀𝑢𝑦 43447,5432


= = 0,2214 , = = 1,7118
𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑥 53853,12 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑦 25380

𝑁𝑢 8 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦 8
+ ( + ) = 0,5483 + (0,2214 + 1,7118)
𝜙. 𝑁𝑛 9 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑥 𝜙𝑏. 𝑀𝑛𝑦 9
= 2,2667 > 1 NOT OKE

Anda mungkin juga menyukai