Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ini
menjadi suatu bangsa yang rapuh, karena banyak sekali terlihat fenomena kericuhan
yang tak hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga sudah tak jarang lagi dilakukan
oleh para pelajar, seperti tawuran antar pelajar. Bahkan, kadang kala tawuran itu sampai
memakan korban jiwa. Hal ini dikarenakan kurang kuatnya moral masyarakat
Indonesia. Oleh sebab itu, penanaman nilai-nilai luhur yang dituangkan dalam dasar
negara sangat diperlukan baik diberikan dalam bentuk sosialisasi ataupun dalam
pembelajaran di sekolah. Karena semakin majunya zaman, semakin pudarnya rasa untuk
memiliki dasar negara yang telah dibuat oleh para pendahulu untuk kepentingan kita
semua.
Dasar negara adalah suatu hal yang sangat mendasar dan suatu hal yang
terpenting dalam berdirinya dan dalam menjalankan pemerintahan dalam suatu negara.
Negara Indonesia mempunyai dasar Negara yang dinamakan Pancasila. Pancasila ini
merupakan warisan bangsa dari para pendahulu yang wajib dijaga dan diterapkan nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam kehidupan bangsa saat ini. Dengan menganut dan
mengamalkan makna yang terkandung dalam Pancasila, kehidupan bangsa Indonesia
akan menjadi bangsa yang bermoral tinggi, berkeadilan dan persatuan bangsa akan
terjaga. Karena didalam unsure-unsur pembentuk Pancasila berisi tentang pentunjuk
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari dan juga mengatur hukum yang berlaku di
Negara Indonesia.
Pancasila juga memiliki kedudukan dan fungsi yang penting bagi bangsa
Indonesia, antara lain sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengatur segala
tingkah laku dan tindakan warga negara Indonesia, juga sebagai pemersatu bangsa
Indonesia. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa adalah sebuah
rasionalitas kita sebagai bangsa yang majemuk, multi agama, multi bahasa, multi
budaya, dan multi ras yang tergambar dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika agar
menjadi bangsa yang bersatu, adil dan makmur.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi,
asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau tingkah laku yang penting
dan baik.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke 4
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan
urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa
perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila.

B. Pengertian Pancasila secara Etimologis, Historis dan Terminologis


Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik
Indonesia, baik ditinjau dari sudut bahasa maupun sudut sejarah. Berikut ini adalah
pengertian Pancasila:
1. Secara Etimologis
Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari sansekerta dari India. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua
macam arti secara leksikal yaitu “Panca” artinya lima dan “sila” artinya batu sendi
atau alas atau dasar
2. Pengertian Pancasila secara Historis
Pidato Mr.Muhammad Yamin yang berisi lima dasar Negara Indonesia Merdeka
yang diidam-idamkan yaitu, peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan,
peri kerakyatan, kesejahteraan rakyat. Setelah berpidato beliau menyampaikan usul
tertulis mengenai rancangan UUD Republika Indonesia yang berisi lima asas dasar

2
megara yang rumusannya yaitu, ketuhanan yang maha esa, kebangsaan persatuan
Indonesia, rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Ir soekarno pada tanggal 1 juni 1945 mengucapkan pidatonya dihadapan sidang
Badan Penyelidik. Dalam pidato tersebut di ajukan oleh Soekarno secara lisan
usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang rumusannya yaitu,
nasionalisme atau kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri kemanusiaan,
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, ketuhanan yang berkebudayaan.
Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas
menjadi tri sila yang rumusannya:
a. Sosio nasional, yaitu Nasionalisme dan internasionalisme
b. Sosio demokrasi, yaitu demokrasi dengan kesejahteraan rakyat
c. Ketuhanan yang maha esa
Tri sila ini bisa diperas lagi menjadi Eka sila, yaitu gotong royong.
Piagam Jakarta
Panitia sembilan setelah mengadakan sidang berhasil menyusun sebuah naskah
piagam yang dikenal Piagam Jakarta yang di dalamnya memuat Pancasila, sebagai
tuah hasil pertama kali disepakati oleh sidang yang rumusannya sebagai berikut:
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya/
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn
perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Pengertian Pancasila secara Terminologis


Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945 itu telah melahirkan negara
Republik Indonesia. Umtuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia-panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya
tanggal 18 agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik

3
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 yang berisi 37
pasal, 1 aturan peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 aturan tambahan terdiri atas
2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah
yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia,
yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
ditetapkan sebagai dasar negara karena 2 alasan pokok yaitu bersifat umum serta
dapat diterima oleh semua pihak dan relevan untuk dijadikan dasar negara.

C. Pengertian Bangsa
Pengertian Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan asal keturunan, bahasa, ideologi, budaya, dan
sejarah serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang
mempunyai landasan etika, bermoral, dan ber-akhlak mulia dalam bersikap
mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu wilayah yang kekuasaannya
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh suatu pemerintahan
yang berada di wilayah tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia yang memiliki
kepentingan sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam
satu wilayah dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu dalam
membangun rasa nasionalisme . Yang dimaksud dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara adalah sadar bahwasanya kita berada di tempat yang memiliki bahasa,
ideologi, budaya, dan sejarah yang sama dan mempunyai aturan-aturan baik dalam
bidang politik, militer, ekonomi, sosial maupun budaya yang diatur oleh Negara.

4
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa itu sendiri.
Bangsa dan negara memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lain.Bangsa
adalahsekelompok manusia yang dianggap Nasional memiliki identitas bersama, dan
mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Mereka umumnya
dianggap memiliki asal keturanan yang sama. Pengertian bangsa menurut para ahli :
1. Ernest Renant, bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal yaitu
rakyat yang harus menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus
memilikim kemauan, keinginan untuk hidup menjadi satu.
2. Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan karakter
yang tumbuh karena kesamaan nasib.
3. F. Ratzel, menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.
4. Hans Kohn, menyatakan bahwa bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia
dalam sejarah.1

D. Pengertian Negara

Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing state (Inggris), staat
(Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Secara terminologi, negara diartikan sebagai
organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk
bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Pengertian ini mengandung nilai konstitutif yang pada galibnya dimiliki oleh suatu
negara berdaulat: masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.2

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi


masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 S. M,merumuskan negara dalam bukunya Politicia, yang disebutnya sebagai
negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang
kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai negara yang ikut dalam
permusyawaratan. Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat

1
Listyarti Retno, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm 40
2
Ubaedillah,dkk. Pendidikan Kewarganegaraan, Kencana, Jakarta Selatan, 2003, hlm 139

5
mutlak bagi terselenggaranya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh
warganya.

Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan


tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu civitas Dei yang artinya
negara Tuhan, dan Civitas Terrena yang artinya negara duniawi. Civitas Terrena ini
ditolak oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan. Negara
Tuhan bukan lah negara dari dunia ini, melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian
atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan
negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti
apa yang diluar Gereja itu terasing sama sekali dari civitas Dei .

Berbeda dengan konsep pengertian negara menurut kedua tokoh pemikir negara
tersebut, Nicollo Machjavelli (1469-1527), yang merumuskan negara sebagai negara
kekuasaan, dalam bukunya ' ll Primeciple' yang dahulu merupakan buku referensi pada
raja. Machiavelli memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara
harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja
sebagai pemegang kekuasaan negara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan
hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara
karena lemahnya kekuasaan negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli
tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah
berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai
moral.

E. Negara Indonesia

Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir


semua negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan terbentuknya
negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri
khas masing-masing. Negara Inggri tumbuh dan berkembang berdasarkan ciri khas
bangsa serta wilayah bangsa Inggris. Negara Amerika tumbuh dan berkembang dari
penduduk imigran yang berpetualang nenjelajahi benua, meskipun bangsa yang di
maksud adalah bangsa Inggris, yang kemudia disusul oleh etnis di dunia seperti dari

6
Cina dan bangsa Asia lainnya, Perancis, Spanyol, Amerika latin dan lainnya. Demikian
pula negara-negara lain di dunia yang tumbuh dengan ciri khasnya masing-masing.

Demikian pula bangsa dan negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
dilatar belakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan
Belanda dan Jepang. Oleh karena itu terbentuknya bangsa dan negara indonesia melalui
proses yang sangat panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah, sampai
kemudian bangsa asing datang ke Indonesia maka bangsa Indonesia saat itu sudah
bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa, sebagai unsur
pokok negara melalui sumpah Pemuda 28 oktober 1928.

Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji makna yang terkandung di dalam


pembukaan UUD 1945 alinea I, menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya
negara dan bangsa Indonesia, yaitu tentang latar belakang terbentuknya negara dan
bangsa Indonesia, yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa di dunia,
dan penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan oleh karena
itu harus dihapuskan. Alinea ke 2 menjelaskan tentang perjalanan perjuangan bangsa
Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Alinea ke 3 menjelaskan tentang
kedudukan kodrat manusia Indonesia sebagai bangsa yang religius yang kemudian
pernyataan kemerdekaan. Alinea ke 4 menjelaskan tentang terbentuknya negara
Indonesia, yaitu adanya rakyat, pemerintaahan yang disusun berdasarkan undang-
undang dasar negara, wilayah negara serta dasar filosofis negara yaitu Pancasila. 3

F. Fungsi-Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan
yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber
kaidah hukum yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh
unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya
seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh
kehidupan negara Republik Indonesia.

3
Abdulgani Roeslan, Pengembangan Pancasila di Indonesia, PT Inti Idayu Press, Jakarta, 1976, hlm
36

7
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai
dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan Pancasila sebagai
dasar negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan
perundang-undangan di negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila. Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat
oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Negara.


Ideologi dapat diartikan sebagai Ilmu tentang ide atau gagasan yang bersifat
mendasar. Ideologi ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh suatu
bangsa dan digunakan untuk menata masyarakatnya. Pancasila sebagai ideologi nasional
merupakan kumpulan nilai yang diyakini kebenarannya oleh Bangsa Indonesia dan
digunakan untuk menata masyarakat. Ideologi Negara adalah ideologi dalam pengertian
sempit atau terbatas. Ideologi Negara merupakan ideologi mayoritas waga negara
tentang nilai -nilai dasar Negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan Negara itu.
Ideologi Negara sering disebut sebagai ideologi politik karena terkait dengan
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang tidak lain adalah
kehidupan politik.
Pancasila adalah ideologi Negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana
hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik negara atau rezim
tertentu.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya( cultural
bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indo nesia bukan
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar
dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

8
Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara
dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa
adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh
suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di
dalam sikap hidup sehari-hari.
Bagi bangsa Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama
Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari
budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari
nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral
bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman,
pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia.


Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang
disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa
Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia sendiri yaitu sejak jaman
dahulu kala.
Menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila itu sendiri telah ada sejak
adanya Bangsa Indonesia. karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada
bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri
khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat
kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang
juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.

5. Pancasila Sebagai Kepribdian Bangsa


Artinya Pancasila lahir bersama dengan lahirnya Bangsa Indonesia dan
merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya
sehingga dapat membedakannya dengan bangsa lain.

9
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan dasar dalam motivasi
dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, untuk mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan berbangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pancasila sebagai
pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar dapat berdiri
dengan kokoh. Selain itu, pancasila sabagai identitas diri bangsa akan terus melekat
pada di jiwa bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya di gali dari masa lampau atau di
jadikan kepribadian bangsa waktu itu, tetatapi juga diidealkan sebagai kepribadian
bangsa sepanjang masa.

6. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa


Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
diterima secara luas dan telah bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam Ketetapan
MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang
Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002. Selain itu Pancasila sebagai dasar negara
merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering
disebut sebagai sebuah “Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia.

7. Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum


Artinya segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus
bersumberkan Pancasila atau tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan
atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari
UUD1945, serta hukum positif lainnya.

10
8. Pancasila Sebagai Cita-cita dan Tujuan yang Ingin Dicapai Bangsa Indonesia
Tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Dalam hal ini hendak diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah
masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah NKRI yang merdeka, bersatu,berdaulatan rakyat dalam suasana
peri-kehidupan bangsa yang aman, tenteram,tertib dan dinamis,serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka,bersahabat dan tentram. “Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa …” pada kutipan alenia dapat disimpulkan
bahwa tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap
bangsa artinya adalah pemerintah berupaya untuk melindungi seluruh bangsanya,
dari segi internal maupun eksternal.
b. Tujuan nasional bangsa yang kedua adalah memajukan kesejateraan umum/bersama.
Negara Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur,
adil, dan sentosa.
c. Tujuan Indonesia menurut UUD 1945 yang ketiga adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang
memiliki pengetahuan luas, pintar, dan intelek.
d. Tujuan nasional Indonesia yang terakhir adalah ikut berperan aktif dan ikut serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan kedilan sosial.4

G. Sikap Manusia yang Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa

4
Setijo Pandji, Pendidikan Pancasila, PT. Grasindo, Jakarta, 2006, hlm 42

11
b. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan
c. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan
d. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan.
e. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan kepada
orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan lain-lain.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

3. Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika

12
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap rakyat Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.

13
f. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
h. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan umum.
i. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.5

5
Hatta Mohammad, Pengertian Pancasil, CV Haji Masagung, Jakarta, 1977, hlm 21

14
BAB III
KESIMPULAN

Pancasila pada intinya adalah dasar Negara Indonesia. Fungsi Pancasila itu
sebagai dasar negara, juga dapat sebagai ideologi negara, sebagai pandangan hidup
bangsa, sebagai perjanjian luhur bangsa, sebagai kepribadian bangsa, sebagai sumber
dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia dan juga sebagai tujuan dan cita-cita
bangsa. Melihat besarnya fungsi Pancasila, maka sebagai generasi muda yang akan
meneruskan perjuangan bangsa Indonesia kelak, perlu memellihara dan melestarikannya
dengan menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting dalam


memaknai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini perlu dikembangkan
oleh setiap warga negara agar berpartisipasi dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila
dalam membangun karakter bangsa di era globalisasi. Dan menjadikan Pancasila
sebagai pedoman di dalam berbagai sendi kehidupan baik bermasyarakat, berbangsa
maupun bernegara.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani Roeslan. 1976. Pengembangan Pancasila di Indonesia.Jakarta:PT. Inti Idayu


Press

Hatta Muhammad. 1977. Pengertian Pancasila. Jakarta : CV Haji Masagung

Listyarti Retno. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA. Jakarta :
Erlangga

Setijo Pandji. 2006. Pendidikan Pancasila. Jakarta : PT. Grasindo

Ubaedillah. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta Selatan : Kencana

16

Anda mungkin juga menyukai