Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
A. Latar belakang ....................................................................................................... 3
B. Tujuan ................................................................................................................... 3
C. Masalah ................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Sejarah Perkembangan Asean ............................................................................... 4
B. Hasil dari KTT Resmi ASEAN ........................................................................... 5
C. Hasil dari KTT Tidak Resmi ASEAN .................................................................. 8
D. Piagam ASEAN .................................................................................................... 8
E. Komunitas ASEAN............................................................................................... 9
F. Politik-Keamanan ................................................................................................. 9
G. Hubungan ASEAN dengan Pihak Luar .............................................................. 10
H. ASEAN untuk Masyarakat.................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
BAB 1
PENDHULUAN
A .LATAR BELAKANG
C. Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Ibu Kota Thailand) oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pendirian itu di tandai tandai
dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai
hari ASEAN.
ASEAN beranggotakan hampir semua Negara yang berada di Asia Tenggara kecuali
Timor Leste dan Papua New giunea, adapun anggota dari ASEAN yaitu :
- Indonesia (sejak 8 Agustus 1967);
ASEAN didirikan bermula dari hasrat untuk menciptakan kawasan yana damai,
Negara-negara penandatanganan deklarasi Bangkok menginginkan kerja sama untuk
mencapai pertumubuhan ekonomi, perkembangan social-budaya, serta perdamaian,
dan stabilitas dalam wadah ASEAN.
ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi,
melaksanakan koordinasi;Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif
Preferensi Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.
- KTT ke-5
Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas
ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC),
Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).
- KTT ke-10
Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan
Korea Selatan, memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea
Center, dan dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura
atas Perubahan Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup.
- KTT ke-12
Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh
ASEAN secara bersamaan.
Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang
ingin dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang
politik, ekonomi maupun sosial budaya.
Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang menghubungkan Singapura
hingga Cina bahkan Eropa guna meningkatkan arus wisatawan.
Piagam ASEAN adalah dokumen ASEAN yang mengubah ASEAN dari sebuah
asosiasi yang longgar menjadi sebuah organisasi Internasional yang memiliki dasar
hukum yang kuat, dengan aturan yang jelas, serta memiliki struktur organisasi yang
efektif dan efisien. Piagam asean ditandatangani pada KTT ke-13 ASEAN pada
tanggal 20 November 2007 di Singapura oleh 10 Kepala Negara/Pemerintahan Negara
Anggota ASEAN.
Piagam ASEAN mulai berlaku secara efektif sejak tanggal 15 Desember 2008 setelah
semua Negara anggota ASEAN menyampaikan dokumen pemberitahuan pengesahan
ke Sekretariat ASEAN. Dalam hal itu, Indonesia mengesahkan Piagam ASEAN
melalui UU No. 38 Tahun 2008. Piagam ASEAN memuat prinsip-prinsip yang
tertuang dalam semua perjanjian, deklarasi, dan kesepakatan ASEAN. Piagam
ASEAN terdiri atas 1 mukadimah, 13 bab, dan 55 pasal.
Piagam ASEAN berguna dalam memberikan kerangka kerja hukum dan kelembagaan
bagi ASEAN. Kedua hal tersebut memperkuat ikatan kesetiakawanan kawasan untuk
mewujudkan Komunitas ASEAN yang terpadu secara politis, terintegrasi secara
ekonomis, dan dapat bertanggung jawab secara sosial dalam rangka menjawab
tantangan dan peluang saat ini dan saat mendatang secara efektif.
E. Komunitas ASEAN
Pilar komunitas ASEAN adalah tiga pilar dalam membangun komunitas ASEAN,
yaitu pilar politik-keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial-budaya. Masing-masing
pilar memiliki bidang kerja sama antarnegara anggota ASEAN.
F. Politik-Keamanan
Indonesia memiliki peranan penting dalam proses penyusunan komunitas itu, yaitu
menyampaikan usulan rencana aksi yang terdapat dalam Cetak Biru Komunitas
Politik Keamanan ASEAN, seperti pengamatan pemilihan umum sukarela (voluntary
electoral observations), pembentukan Komisi Pemajuan dan Pelindungan Hak
Perempuan dan Anak, memerangi korupsi dan pemajuan prinsip demokrasi, serta
pembentukan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation. Kerja sama dalam
kerangka Komunitas Politik Keamanan ASEAN dikembangkan lebih spesifik dalam
bidang politik, keamanan, dan hukum yang mencakup permasalahan tradisional dan
nontradisional, dari upaya memajukan tata kepemerintahan yang baik (good
governance), menangani masalah terorisme, hingga upaya memberantas korupsi.
G. Pilar Ekonomi
Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) ialah komunitas yang bekerja sama dalam upaya
memperdalam dan memperluas ekonomi terpadu di kawasan ASEAN dan dengan
kawasan di luar ASEAN.
KEA bertujuan membentuk ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi,
kawasan yang lebih dinamis dan berdaya saing, memiliki pembangunan yang setara,
serta berupaya mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan dengan
kawasan di luar ASEAN.
KEA diwujudkan melalui penyusunan suatu cetak biru yang berisikan rencana kerja
terjadwal sampai dengan tahun 2015. Pelaksanaan rencana kerja itu dilakukan dengan
memperhatikan perbedaan tingkat pembangunan negara anggota.
Kerja sama ekonomi mencakup bidang perindustrian, perdagangan, investasi, jasa dan
transportasi, telekomunikasi, pariwisata, serta keuangan. Selain itu, kerja sama juga
mencakup bidang pertanian dan kehutanan, energi dan mineral, serta usaha kecil dan
menengah.
H. Sosial-Budaya
Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN merupakan sebuah wadah untuk memperkuat
keterpaduan ASEAN. Kerja sama itu bertujuan untuk memperkokoh kesadaran,
kesetiakawanan, kemitraan, dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap ASEAN.
ASEAN membangun hubungan dan keja sama yang saling menguntungkan dengan
Negara di luar ASEAN dan organisasi internasional. Dalam melaksanakan hubungan
dan kerjasama itu, ASEAN membentuk Sistem Dialog dengan Negara dan organisasi
internasional tersebut sebagai Mitra Wicara dan Mitra Wicara Sektoral.
Sistem Dialog itu berkembang dari keinginan untuk membuka pasar, memperoleh
bantuan pembangunan, dan untuk membicarakan permasalahan keamanan dan
ekonomi dalam forum.
Tujuan utama dalam hubungan dan kerja sama ASEAN dengan pihak luar ialah
memperoleh bantuan teknis dalam proyek kerja sama kawasan, mempromosikan
hubungan ekonomi dan perdagangan, serta memperkuat hubungan politik dengan
negara dan organisasi internasional di luar ASEAN.
Yang telah dilakukan ASEAN untuk mengentaskan kemiskinan yaitu dengan Upaya
penanggulangan masalah kemiskinan dilakukan melalui berbagai program
pemberdayaan masyarakat yang lebih melibatkan sebanyak mungkin keikutsertaan
masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh ASEAN adalah meningkatkan
kemudahan masyarakat untuk mendapatkan layanan sosial, informasi, termasuk
pemanfaatan teknologi dan komunikasi.
Negara anggota ASEAN bekerja sama dalam upaya memajukan dan melestarikan
warisan budaya di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama itu dilaksanakan melalui
proyek-proyek kebudayaan di bawah Sub-Komite Kebudayaan ASEAN. Kerja sama
yang telah dilakukan, antara lain, melalui penelitian, pendokumentasian, ataupun
produksi bersama tentang seni pertunjukan asli yang berkaitan dengan
keanekaragaman budaya di Asia Tenggara.
ASEAN mendorong pemajuan dan pelindungan hakhak perempuan dan anak melalui
pembentukan Komisi ASEAN untuk pemajuan dan pelindungan
hak-hak perempuan dan anak pada tahun 2010. Dalam hal perempuan, atas usulan
Indonesia telah disepakati pembentukan Pertemuan Tingkat Menteri Urusan
Perempuan ASEAN pada tahun 2011, sebagai upaya pemberdayaan perempuan dan
pengarusutamaan gender.
ASEAN berperan dalam memelopori kerja sama di bidang kesehatan, antara lain,
dalam penanggulangan merebaknya wabah gangguan pernafasan akut (SARS), flu
burung, demam berdarah, dan HIV/AIDS. Selain itu, ASEAN menetapkan tanggal 15
Juni sebagai “Hari Demam Berdarah ASEAN”.
Pusat tersebut berperan dalam memfasilitasi kerja sama dan koordinasi di antara
negara anggota ASEAN, PBB, serta berbagai negara atau organisasi internasional
lainnya.
ASEAN sebagai asosiasi ataupun melalui kerja sama dengan negara lain telah
berulang kali menggunakan kekuatan politik untuk mengutuk tindakan terorisme.
Negara anggota ASEAN menandatangani Konvensi ASEAN mengenai Anti-
terorisme pada bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina. Konvensi itu berisi definisi
kegiatan terorisme, rumusan prosedur kerja sama anti-terorisme, dan spesifikasi hak-
hak tersangka pelaku terorisme. ASEAN memiliki perjanjian multilateral mengenai
bantuan hukum timbal balik untuk memudahkan kerja sama dalam pemberantasan
terorisme dan kejahatan transnasional lain.
B. Saran
Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN. Untuk itu,
kita harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN itu sendiri.
Karena bagaimanapun,
tujuan tersebut merupakan keinginan dari bangsa kita sendiri.