Anda di halaman 1dari 7

HUMANIKA Vol. 21 No.

1 (2015) ISSN 1412-9418


Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

KAJIAN DESKRIPTIF STRUKTURAL WACANA GRAFITI PADA TRUK

Oleh :
Siti Junawaroh
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

ABSTRACT

This paper is entitled “A Descriptive Study of Graffiti Discourse Structure on Trucks”. This
research discusses about language unity form on the trucks.The purpose of this research is to
describe writing language unity on the truck which consists of words, phrases, clauses and
sentences of writing on the trucks.
The method used in this research was qualititative descriptive and the techniques used was
observationtechnique. Here, the writer usedrecorded and written techniqueduring this
research. In analyzing data, the writer usessubtitution method..
According to the analysis on the data, the writing on the truk is decrypted according to
language unity in the form of words, phrases, clauses, and sentences. The words found are in
the form of nouns, verbs, and adjectives. The phrases found arein the form of nominal
subordinative phrases, nominal coordinative phrases, verb subordinative phrases, and
adjectival subordinative phrases. The clauses found includes S-P, P-S, and S-P-The sentences
which are found are declarative sentencesand affirmative sentences.

Key words:

I. PENDAHULUAN II. METODE


Wacana grafiti adalah bentuk Data yang diambil dari informan
wacana tulisan dalam media tertentu diperoleh dengan menggunakan metode
sebagai bentuk ekspresi si pembuat tulisan. simak (observasi) (Sudaryanto,
Grafiti juga dimaknai sebagai kegiatan dari 1988:2).Metode simak dilakukan dengan
seni rupa yang menggunakan komposisi teknik catat. Untuk analisis data, penulis
warna, garis, bentuk dari volume untuk menggunakan metode agih. Metode agih
menuliskan kalimat tertentu di atas dinding adalah metode yang alat penentunya
(Wicandra & Angkadjaja, 2005). Wacana merupakan bagian dari bahasa yang diteliti
grafiti biasanya menggunakan media yang (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007:
tidak lazim dipakai untuk menulis, 54).Teknik dalam metode agih yang
misalnya pada tembok, tubuh manusia, digunakan adalah teknik bagi unsur
atau kendaraan. langsung dan teknik sisip. Teknik bagi
Tulisan ini merupakan kajian permulaan unsur langsung digunakan untuk memilah
dari kajian linguistik dengan objek grafiti satuan gramatika dari yang terkecil sampai
pada truk. Untuk melihat terbentuknya terbesar yang dapat dianalisis (kata, frase,
struktur wacana grafiti pada truk, perlu klausa, kalimat, dan wacana). Teknik sisip
dilakukan kajian deskriptif-struktural adalah teknik analisis data dengan cara
secara komprehensif. menyisipkan satuan kebahasaan lain di
antara konstruksi yang dianalisis.
Penerapan teknik inidilakukan untuk
mengetahui satuan gramatika tersebut

49
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418
Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

berupa kata majemuk ataukah frase, klausa nasibnya dan sebagainya; menahan diri,
ataukah kalimat, dan kalimat majemuk bertarak (KBBI, 2008:1102). Prihatin
setara ataukah bertingkat. merupakan sebuah kata yang terdiri atas
delapan fonem, yaitu /p,r,,I,h,a,t,I,n /. Kata
III. PEMBAHASAN prihatin termasuk ke dalam kata adjektiva.
Untuk mendapatkan gambaran yang Kata prihatin tidak dapat didampingi oleh
komprehensif tentang struktur wacana adverbia jumlah menjadi *sebuah
grafiti, maka beberapa aspek wacana prihatin.Prihatin dapat didampingi oleh
dianalisis lebih detil.Analisis sistem semua adverbia derajat agak (lebih, sangat,
gramatika yang terdapat dalam tulisan paling) menjadi lebih prihatin, sangat
grafiti pada kendaraan truk dapat dipilah prihatin, dan paling prihatin. Prihatin
menjadi komponen kata, frase, klausa, dan dapat didampingi oleh adverbia kepastian
kalimat. Dalam arti bahwa wacana tulisan pasti, tentu, mungkin, barangkali menjadi
grafiti pada kendaraan truk ada yang pasti prihatin, tentu prihatin, mungkin
berkategori kata, frase, klausa, dan kalimat. prihatin, dan barangkali prihatin.

1. Kata b. Nomina
a. Adjektiva 1) Pemburu
1) Sportif Pemburu merupakankata dasar dan
Sportif merupakan kata serapan dari terdiri dari tujuh fonem, yaitu
bahasa Inggris yang berkategori adjektiva. /p,e,m,b,u,r,u/. Pemburu merupakan bentuk
Sportif mempunyai makna (1) bersifat nomina. Hal ini dapat dibuktikan bahwa
kesatria, jujur dan sebagainya; (2) tegap, pemburu tidak dapat didahului oleh
gagah (KBBI, 2008:1336). Sportif adverbia negasi tidak menjadi *tidak
merupakan sebuah kata yang terdiri atas pemburu. Pemburu tidak dapat didahului
tujuh fonem, yaitu /s/, /p/, /o/, /r/, /t/, /i/, oleh adverbia derajat agak (lebih, sangat,
dan /f/. Kata sportif termasuk ke dalam dan paling) menjadi *lebih pemburu, *
kata adjektiva. Sportif tidak dapat sangat pemburu, dan *paling pemburu.
didampingi oleh adverbia frekuensi sering, Pemburu tidak dapat didahului oleh
jarang, dan kadang-kadang menjadi adverbia keharusan wajib menjadi *wajib
*sering sportif, *jarang sportif, dan pemburu.Pemburu dapat didahului oleh
*kadang-kadang sportif. Sportif tidak dapat adverbia yang menyatakan jumlah menjadi
didampingi oleh adverbia jumlah menjadi seorang pemburu.Pemburu bermakna
*sebuah sportif.Sportif dapat didampingi orang yang kerjanya berburu binatang; alat
oleh semua adverbia derajat agak (lebih, (perkakas, perlengkapan dan sebagainya)
sangat, paling) menjadi lebih sportif, untuk berburu (mengejar dan sebagainya)
sangat sportif, dan paling sportif. Sportif (KBBI, 2008: 227).
dapat didampingi oleh adverbia kepastian
pasti, tentu, mungkin, barangkali menjadi c. Verba
pasti sportif, tentu sportif, mungkin sportif, 1) Terkendali
dan barangkali sportif. Sportif tidak dapat Terkendali merupakan sebuah kata
diberi adverbia kala (tenses) hendak dan berimbuhan dari kata dasar kendali yang
mau menjadi *hendak sportif dan *mau bermakna kekang (KBBI, 2008:668). Kata
sportif. tersebut mengalami proses morfologi
2) Prihatin afiksasi ter- menjadi terkendali yang
Kata prihatin merupakan kata dasar bermakna telah (dapat) dikendalikan
yang bermakna bersedih hati, was-was, (KBBI, 2008: 668). Terkendali terdiri dari
bimbang (karena usahanya gagal, sepuluh fonem, yaitu /t,e,r,k,e,n,d,a,l,i/.
mendapat kesulitan, mengingat akan Terkendali termasuk ke dalam bentuk

50
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418
Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

verba. Terkendali dapat didampingi oleh sedangkan ruci merupakan atributif. Unsur
adverbia negasi tidak dan tanpa menjadi pusat yaitu kata dewa dimodifikasi dengan
tidak terkendali dan tanpa terkendali. unsur atributif yaitu ruci.
Terkendali dapat didampingi oleh semua 2) putra minang
adverbia frekuensi menjadi sering Frase putra minang terdiri atas dua
terkendali, jarang terkendali, dan kadang- kata yakni putra (N) dan minang (N).
kadang terkendali. Terkendali tidak dapat Struktur putra minang termasuk struktur
didampingi oleh kata bilangan dengan frase karena struktur tersebut tidak
penggolongannya menjadi *sebuah melebihi batas fungsi sebuah frase dan
terkendali. Namun, dapat didampingi oleh bersifat nonpredikatif karena unsur putra
semua adverbia jumlah menjadi sedikit dan minang yang membentuk frase tidak
terkendali. Terkendali tidak dapat berstruktur subjek-predikat atau predikat-
didampingi oleh semua adverbia derajat objek. putra merupakan unsur pusat (Up),
menjadi *lebih terkendali, *sangat yaitu unsur yang secara distribusional sama
terkendali, dan *paling terkendali. dengan seluruh frase dan secara semantik
Terkendali dapat didampingi oleh semua merupakan unsur yang terpenting,
adverbia kala menjadi hendak terkendali sedangkan minang merupakan atributif.
dan mau terkendali. Terkendali dapat Unsur pusat yaitu kata putra dimodifikasi
didampingi oleh semua adverbia dengan unsur atributif yaitu minang.
keselesaian menjadi sudah terkendali. 3) gilang jaya
Terkendali dapat didampingi oleh semua Frase gilang jaya terdiri atas dua kata
adverbia keharusan menjadi boleh yakni gilang (N) dan jaya (A). Struktur
terkendali, harus terkendali, dan wajib gilang jaya termasuk struktur frase karena
terkendali. Terkendali dapat didampingi struktur tersebut tidak melebihi batas
oleh semua anggota adverbia kepastian fungsi sebuah frase dan bersifat
menjadi pasti terkendali, tentu terkendali, nonpredikatif karena unsur gilang dan jaya
mungkin terkendali, dan barangkali yang membentuk frase tidak berstruktur
terkendali. subjek-predikat atau predikat-objek. gilang
merupakan unsur pusat (Up), yaitu unsur
2. Frase yang secara distribusional sama dengan
Dari penelitian yang dilakukan seluruh frase dan secara semantik
terdapat frase nominal subordinatif (FNS), merupakan unsur yang terpenting,
frase nominal koordinatif (FNK), frase sedangkan jaya merupakan atributif. Unsur
verbal subordinatif (FVS), dan frase pusat yaitu kata gilang dimodifikasi
adjektival subordinatif (FAS). dengan unsur atributif yaitu jaya.
a. Frase Nominal Subordiatif (FNS) 4) jagat satria
1) dewa ruci Frase jagat satria terdiri atas dua
Frase dewa ruci terdiri atas dua kata kata yakni jagat (N) dan satria (A).
yakni dewa (N) dan ruci (N). Struktur Struktur jagat satria termasuk struktur
dewaruci termasuk struktur frase karena frase karena struktur tersebut tidak
struktur tersebut tidak melebihi batas melebihi batas fungsi sebuah frase dan
fungsi sebuah frase dan bersifat bersifat nonpredikatif karena unsur jagat
nonpredikatif karena unsur dewa dan ruci dan satria yang membentuk frase tidak
yang membentuk frase tidak berstruktur berstruktur subjek-predikat atau predikat-
subjek-predikat atau predikat-objek. dewa objek. jagat merupakan unsur pusat (Up),
merupakan unsur pusat (Up), yaitu unsur yaitu unsur yang secara distribusional sama
yang secara distribusional sama dengan dengan seluruh frase dan secara semantik
seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting,
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan satria merupakan atributif.

51
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418
Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

Unsur pusat yaitu kata jagat dimodifikasi c. Frase Verbal Subordiatif (FVS)
dengan unsur atributif yaitu satria. cave deh
5) anak lanang Frase cave deh berasal dari frase capai
Frase anak lanang terdiri atas dua deh, yang terdiri atas dua kata yakni capai
kata yakni anak „anak‟(N) dan lanang (A) dan deh (Atr). Struktur capai dehk
„laki-laki‟(N). Struktur teguhputra termasuk struktur frase karena struktur
termasuk struktur frase karena struktur tersebut tidak melebihi batas fungsi sebuah
tersebut tidak melebihi batas fungsi sebuah frase dan bersifat nonpredikatif karena
frase dan bersifat nonpredikatif karena unsur capai dan deh yang membentuk frase
unsur anak dan lanang yang membentuk tidak berstruktur subjek-predikat atau
frase tidak berstruktur subjek-predikat atau predikat-objek. capai merupakan unsur
predikat-objek. anak merupakan unsur pusat (Up), yaitu unsur yang secara
pusat (Up), yaitu unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan deh merupakan
terpenting, sedangkan lanang merupakan atributif. Unsur pusat yaitu kata capai
atributif. Unsur pusat yaitu kata anak dimodifikasi dengan unsur atributif yaitu
dimodifikasi dengan unsur atributif yaitu deh.
lanang. Frase anak lanang dibatasi
maknanya oleh kata lanang yang berasal d. Frase adjektival Subordiatif (FAS)
dari bahasa Jawa yang bermakna „laki- pernah muda
laki‟sehingga maknanya menjadi anak laki- Frase pernah muda terdiri atas dua
laki. kata yakni pernah (Atr) dan muda (A).
Struktur pernah muda termasuk struktur
b. Frase Nominal Koordinatif (FNK) frase karena struktur tersebut tidak
1) romeo juliet melebihi batas fungsi sebuah frase dan
Frase romeo juliet merupakan bersifat nonpredikatif karena unsur pernah
satuan gramatikal yang berupa gabungan dan muda yang membentuk frase tidak
kata yang bersifat nonpredikatif karena berstruktur subjek-predikat atau predikat-
unsur romeo dan juliet yang membentuk objek. muda merupakan unsur pusat (Up),
frase tidak berstruktur subjek-predikat atau yaitu unsur yang secara distribusional sama
predikat-objek. romeo dan juliet dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan morfem bebas karena tanpa merupakan unsur yang terpenting,
kehadiran morfem lain dapat muncul dalam sedangkan pernah merupakan atributif.
pertuturan. Romeo juliet termasuk ke Unsur pusat yaitu kata muda dimodifikasi
dalam frase nominal koordinatif karena dengan unsur atributif yaitu pernah. Frase
salah satu komponennya setara dan tidak pernah muda dibatasi maknanya oleh kata
dapat saling menggantikan. Frase romeo pernah sehingga maknanya menjadi
juliet tersebut mempunyai komponen „pernah merasakan masa muda‟.
pembentuk yang terdiri atas dua unsur
yang setara atau terdiri dari dua komponen
yang sama dan sederajat, dan secara
potensial dapat dihubungkan oleh
konjungsi koordinatif atau. Misalnya,
dalam kalimat romeo atau juliet akan
pergi.

52
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418
Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

3. Klausa seberat, dan muatanku. Konstruksi


Pemakaian klausa wacana grafiti beratnya rindumu tak seberat muatanku
pada truk berpola S-P, P-S, dan S-P-Pel. merupakan klausa lengkap dan belum
a. Klausa berpola S-P merupakan kalimat karena tidak disertai
1) aku tak berdaya dengan intonasi final. Berdasarkan
Klausa aku tak berdaya merupakan fungsinya, beratnya rindumu berfungsi
klausa terdiri atas tiga kata yaitu aku, tak, sebagai S, tak seberat berfungsi sebagai P,
tak, dan berdaya. Konstruksi aku tak dan muatanku berfungsi sebagai Pel.
berdaya merupakan klausa lengkap dan
belum merupakan kalimat karena tidak 4. Kalimat
disertai dengan intonasi final. Berdasarkan a. Kalimat berita
fungsinya, aku berfungsi sebagai S dan tak 1) Dua anak cukup dua istri bangkrut.
berdaya berfungsi sebagai P. Kalimat dua anak cukup dua istri
2) doamu harapanku bangkrut terdiri atas dua klausa, yakni
Klausa doamu harapanku klausa dua anak cukup (1) dan klausa
merupakan klausa yang terdiri atas dua dua istri bangkrut (2). Berdasarkan
kata yaitu doamu dan harapanku. fungsi, klausa (1) terdiri atas dua anak
Konstruksi doamu harapanku merupakan (S) dan cukup (P). Klausa (2) dua istri
klausa lengkap dan belum merupakan berfungsi sebagai S dan bangkrut
kalimat karena tidak disertai dengan sebagai P.
intonasi final. Berdasarkan fungsinya, 2) Gara-gara sms bojoku minggat.
doamu berfungsi sebagai S, dan harapanku Kalimat gara-gara sms bojoku
berfungsi sebagai P. minggat merupakan kalimat tunggal
karena terdiri atas satu klausa.
b. Klausa berpola P-S Berdasarkan fungsi, gara-gara sms
esih penak zamanku berfungsi sebagai ket, bojoku sebagai
Klausa esih penak zamanku S, dan minggat sebagai P.
merupakan klausa yang berasal dari bahasa 3) Benteng yang paling kuat adalah
Jawa. Konstruksi ini terdiri atas tiga kata wanita solehah.
yaitu esih, penak, dan zamanku. Sebagai Kalimat benteng yang paling kuat
satuan fonologik, kata esih terdiri dari dua adalah wanita solehah merupakan
suku yaitu e dan sih dan terdiri dariempat kalimat tunggal karena terdiri atas satu
fonem / e,s,i,h/, penak terdiri dari dua suku klausa. Berdasarkan fungsi, benteng
yaitu pe dan nak dan terdiri atas lima yang paling kuat berfungsi sebagai S,
fonem /p,e,n,a,k/, dan zamanku terdiri dari adalah sebagai P, dan wanita solehah
tiga suku yaitu za,man, dan ku dan terdiri sebagai pel.
atas tujuh fonem /z,a,m,a,n,k,u/. Konstruksi 4) Asal abang kuat nanjak, lewat aje.
Esih penak zamanku merupakan klausa Kalimat asal abang kuat nanjak, lewat
lengkap dan belum merupakan kalimat aje merupakan kalimat majemuk
karena tidak disertai dengan intonasi final. bertingkat karena terdiri atas dua
Berdasarkan fungsinya, esih penak klausa, yakni klausa utama Ø lewat aje
berfungsi sebagai P, dan zamanku dan klausa bawahan asal abang kuat
berfungsi sebagai S. nanjak. Berdasarkan fungsi pada
klausa utama terdapat S yang
c. Klausa berpola S-P-Pel dilesapkan yakni abang, lewat aje
beratnya rindumu tak seberat muatanku berfungsi sebagai P. Pada klausa
Klausa beratnya rindumu tak bawahan abang sebagai S, kuat
seberat muatanku merupakan klausa terdiri berfungsi sebagai P, nanjak sebagai
atas lima kata yaitu beratnya, rindumu, tak, pel, dan konjungsi asal.

53
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418
Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

5) Cinta bersemi saat dompetku berisi. b. Kalimat Perintah


Kalimat cinta bersemi saat dompetku Kalimat perintah berhubungan dengan
berisi merupakan kalimat majemuk situasi. Kalimat suruh mengharapkan
bertingkat karena terdiri atas dua tanggapan yang berupa tindakan dari orang
klausa, yakni klausa utama cinta yang diajak berbicara.
bersemi dan klausa bawahan saat
dompetku berisi. Berdasarkan fungsi Wedi karo bojo, kawin maning bae.
pada klausa utama terdapat S cinta, Kalimat wedi karo bojo, kawin
bersemi berfungsi sebagai P. Pada maning bae merupakan kalimat majemuk
klausa bawahan dompetku sebagai S, bertingkat karena terdiri atas dua klausa,
berisi berfungsi sebagai P, dan yakni klausa utama kawin maning bae dan
konjungsi saat. klausa bawahan wedi karo bojo.
6) Si miskin merana cari makan tambah Berdasarkan fungsi pada klausa utama
sulit. terdapat S Ø, kawin maning bae berfungsi
Kalimat si miskin merana cari makan sebagai P. Pada klausa bawahan Ø sebagai
tambah sulit merupakan kalimat S, wedi berfungsi sebagai P, dan karo bojo
majemuk setara karena terdiri atas dua berfungsi sebagai ket.
klausa yang berkedudukan setara,
yakni klausa pertama si miskin merana IV. PENUTUP
dan klausa kedua cari makan tambah Struktur gramatika yang terdapat
sulit. Berdasarkan fungsi pada klausa dalam wacana grafiti meliputi pemakaian
pertama terdapat S yang si miskin, kata, frase, klausa, dan kalimat. Pemakaian
merana berfungsi sebagai P. Pada kata meliputi adjektiva, nomina, dan verba.
klausa kedua si miskin sebagai S, cari Pemakaian frase meliputi frase nominal
makan berfungsi sebagai P, tambah subordinatif, frase nominal koordinatif,
sulit sebagai pel. frase verbal subordinatif, dan frase
7) Putus cinta soal biasa, putus rem mati adjektival subordinatif. Pemakaian klausa
kita. meliputi klausa berpola S-P, P-S, dan S-P-
Kalimat putus cinta soal biasa, putus Pel. Pemakaian kalimat meliputi kalimat
rem mati kita merupakan kalimat berita dan kalimat suruh
majemuk setara karena terdiri atas dua
klausa yang berkedudukan setara,
yakni klausa pertama putus cinta soal
biasa dan klausa kedua putus rem mati
kita. Berdasarkan fungsi pada klausa
pertama terdapat S yang putus cinta,
soal biasa berfungsi sebagai P. Pada
klausa kedua putus rem sebagai S,
mati berfungsi sebagai P, kita sebagai
pel.

54
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418
Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk
Siti Junawaroh

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Sintaksis. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta. Erlangga.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Pudjosoedarmo, soepomo, dkk. 1979.


Jakarta: Rineka Cipta. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Pengembangan Bahasa.
Jakarta: Rineka Cipta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi bahasa Nasional. 2006. Kamus Besar
Indonesia (Pendekatan proses). Bahasa Indonesia. Surabaya:
Jakarta: PT Rineka Cipta. Kashiko.

Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Ramlan. 1997. Morfologi. Yogyakarta:


Linguistik. Jakarta: PT Gramedia. C.V. Karyono.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Ramlan, M. 2001. Sintaksis.Yogyakarta:


Pembentukan Kata dalam Bahasa C.V. Karyono.
Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa.
Kesuma, Jati Mastoyo Tri. 2007. Yogyakarta: Duta Wacana
Pengantar (Metode) Penelitian University Press.
Bahasa.Yogyakarta:
Carasvatibooks. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Wicandra dan Angkadjaja.2005. “Efek
Ekologi Visual dan Sosiokultural
Melalui Grafiti Artistik di
Surabaya”. Nirmala. Vol 7 No 2.

55

Anda mungkin juga menyukai