Anda di halaman 1dari 13

Proses Dekolonisasi Negara-Negara Asia-Afrika

Istilah dekolonisasi berasal dari bahasa Inggris, decolonization, yang terdiri dari de (tidak)
dan colonization (penjajahan). Dua kata tersebut dapat didefinisikan sebagai kemerdekaan.
Sejak permulaan abad-20 bangsa-bangsa di kawasan Asia-Afrika mulai bangkit menentang
kekuasaan bangsa-bangsa Eropa. Perjungan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di Asia-Afrika itu
bertujuan untuk mencapai kemerdekaannya agar terbebas dari segala bentuk kekuasaan bangsa
asing. Semangat perjuangan bangsa Asia dan Afrika ini meningkat dikawasan Asia-Afrika.
Muncullah proses dekolonisasi di kawasan Asia-Afrika diawali oleh bangkitnya rasa rasiolosme
dari bangsa-bangsa dikawasan Asia, seperti munculnya gerakan nasiolisme.
Kemudian proses dekolonisasi dilanjutkan munculnya Negara-negara baru di kawasan Asia Afrika
melalui berbagai bentuk perjuangan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika.
Gerakan Dekolonisasi di Kawasan Asia-Afrika yang dimulai sejak abad ke-20 disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
1. Kenangan kejayaan masa lampau
Sebelum imperialisme Barat masuk ke timur, bangsa-bangsa di Asia pada umumnya pernah
memiliki negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat. Misalnya bangsa Indonesia pernah memiliki
kejayaan pada masa Majapahit, atau India yang pada masa Kekaisaran Ashoka.
2. Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme
Pelaksanaan imperialisme di Asia-Afrika menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi
bangsa-bangsa yang terjajah, karena kaum imperialis hanya mengeruk keuntungan demi
kejayaan bangsannya sendiri. Inilah salah satu alasan yang mendorong timbulnya perlawanan-
perlawanan bersifat nasional.
3. Munculnya golongan cendekiawan
Golongan cendekiawan muncul akibat perkembangan dan meningkatnya pendidikan. Penyebaran
kaum cendekiawan tersebut menimbulkan berbagai gerakan yang menentang penjajah. Karena
itu, kaum cendekiawan pribumi menjadi penggerak atau pemimpin pergerakan nasional.
4. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Ketika Jepang diperintah oleh Tenno Meiji, Jepang memasuki zaman modernisasi yang banyak
membawa perubahan terhadap perkembangan di dunia Internasional pada masa itu. Jepang
adalah Negara di Asia yang pertama kali maju dengan pesat di banyak bidang teknologi, ilmu
pengetahuan, politik, social-ekonomi, kebudayaan dan di bidang lain. Bahkan, kekuatan militer
Jepang mulai diperhitungkan oleh bangsa-bangsa Barat, termasuk Amerika Serikat dan Bangsa
Eropa pada masa itu.
Untuk membuktikan kekuatan militer Jepang, Korea menjadi sasaran pertama Jepang.
Kemenangan yang diperoleh Bangsa Jepang, menyebabkan pasukan Jepang melanjutkan
ekspansinya ke Manchuria. Saat itulah pasukan Jepang berhadapan dengan Bangsa Rusia.
Kemenangan Jepang atas Rusia ini ternyata berdampak luas di wilayah Asia. Bangsa-bangsa di
Asia mulai bangkit menentang penjajahan Barat. Gerakan Nasionalisme Jepang menjadi
motivasi utama bangsa-bangsa lain di Asia-Afrika untuk merdeka.
A. Nasionalisme di Jepang

Nasionalisme di Jepang muncul setelah kedatangan bangsa barat ke Jepang yang dipelopori
oleh Komodor Matthew Calbraith Perry yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian
Shimoda oleh Shogun Yoshinabu Tokugawa pada tahun 1854 yang isinya pelabuhan-pelabuhan
Shimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Sejak saat itu Jepang menjadi
negara yang terbuka untuk bangsa barat dan bangsa-bangsa yang lain. Sebelumnya Jepang
menerapkan politik isolasi yang membatasi kontak dengan bangsa lain. Pada waktu itu, di Jepang
sedang terjadi gerakan anti Shogun (Shogun adalah pemerintahan yang bercorak militer yang
dipimpin oleh seorang panglima tentara, Sering juga disebut dengan pemerintahan Bakufu artinya
pemerintahan tentara di bawah Shogun). Para pendukung gerakan ini menginginkan kekuasaan
pemerintahan diserahkan kembali kepada kaisar. Akhirnya pada tanggal 8 November 1867 Shogun
meletakkan jabatannya dan menyerahkan kekuasaannya kepada kaisar Meiji atau Kaisar
Mutsuhito. Pada masa pemerintahan kaisar Meiji dilaksanakn program restorasi yang bertujuan
mengejar ketertinggalan bangsa Jepang terhadap bangsa lain, khusunya Barat.
Pembaharuan awal :
a. Pada tanggal 3 Januari 1868 Kaisar Meiji mengumumkan dihapuskannya sistem pemerintahan
bakufu.
b. Kaisar Meiji membentuk Gen-fo-in (badan konstituante), yang bertugas menyusun undang-
undang dan mengurus kehakiman
c. Untuk memperkokoh kedudukan pemerintah dan kesatuan bangsa Jepang maka Kaisar Meiji
mengambil tindakan-tindakan berikut:
- Memindahkan ibu kota negara dari Kyoto ke Tokyo
- Diciptakan bendera kebangsaan Hinomaru
- Syintoisme dijadikan agama negara
- Diciptakan lagu kebangsaan Kimigayo
- Semangat Busyido menjadi cita-cita umum rakyat Jepang
d. Pada tanggal 6 April 1868 Kaisar Meiji mengumumkan proklamasi yang akan membentuk
parlemen sebagai wakil rakyat.
e. Tentara-tentara pribadi milik kaum bangsawan dibubarkan dan dibentuk tentara nasional Jepang.
Pembaharuan secara modern merupakan kelanjutan dari pembaharuan tahap pertama yang
meliputi beberapa aspek yakni:
a. Dalam bidang politik / pemerintahan dilakukan penghapusan sistem feodalisme dan membentuk
pemerintahan yang bersifat desentralisasi agar pemerintahan menjadi kuat. Pada tahun 1889
diumumkan berlakunya Undang-Undang dasar negara Jepang parlemen (Gikai) yang terdiri dari 2
majelis yaitu majelis tinggi dan majelis rendah.
b. Dalam bidang sosial menghapuskan sistem hukum yang berdasarkan pelapisan sosial dan
menegakkan persamaan derajat
c. Dalam bidang militer, Kaisar Meiji membentuk Gunbatsu atau Departemen Pertahanan yang
bertanggung jawab kepada kaisar. Setiap warga negara yang berusia 20 tahun dikenakan wajib
militer. Persenjataan dibeli dari negara-negara Eropa Barat. Mengirim keluarga Satsuma untuk
belajar pada Angkatan Laut Inggris dan keluarga Chosu untuk belajar pada Angkatan Darat Prusia
(Jerman)
d. Pada bidang pendidikan, Jepang mengirim mahasiswanya untuk belajar di negara-negara barat.
Selain itu juga mendatangkan tenaga ahli dari negara-negara Barat. Tahun 1871 dibentuk
Departemen Pengajaran, bertugas melakukan pembaharuan pendidikan dengan sistem Eropa
Barat. Dikeluarkannya Undang-undang wajib belajar, bagi setiap anak yang berusia 6-14 tahun.
Didirikan sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh negeri jepang.
e. Bidang Ekonomi dan industri, Dikeluarkan peraturan baru tentang kepemilikan tanah dan pajak
pertanian, mendirikan laboratorium-laboratorium penelitian tanaman pertanian, mendatangkan
ahli-ahli pertanian dan mesin-mesin pertanian modern dari Eropa Barat, mendatangkan mesin-
mesin industri modern dari Inggris, meningkatkan hasil produksi teh dan sutera untuk memperoleh
devisa negara , membangun pabrik, galangan kapal, pusat pembangkit listrik, jaringan
telekomunikasi, jalan kereta api, dsb.
Akibat dari restorasi ini, jepang menjadi negara yang paling maju di kawasan Asia. Salah satu
prestasi dari kemajuan di bidang militer adalah keberhasilan Jepang mengalahkan Rusia pada
tahun 1905.

B. Nasionalisme Turki
Pemerintah Turki yang sangat lemah mendapat julukan "The Sick Man from Europe". Pada
tahun 1919 muncullah gerakan Turki Muda yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha, tujuannya
adalah untuk mengusir kekuatan sekutu dan rezim lama yang lemah. Pada tanggal 23 Juli 1923
ditandatangani perjanjian Laussane antara Turki dan Sekutu yang isinya:
a. Thracia Timur dikembalikan ke Turki]
b. Turki melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki, yaitu Arab yang
menjadi negara merdeka, Libia diambil alih Italia, Mesir, Palestina, Irak dan Siprus diambil alih
oleh Inggris, Suriah dan Libanon diambil alih oleh Prancis.
c. The Straits (selat) terbuka untuk semua kapal
d. Semua hak ekstrateritorial bangsa asing dihapuskan
e. Tidak ada keharusan bagi Turki untuk mengurangi angkatan perangnya
f. Turki tidak perlu membayar kerugian perang
g. Turki harus melindungi minoritas
Mustafa Kemal Pasha berupaya menjadikan Turki republik modern. Kebijakannya untuk
memodernkan Turki yaitu dengan :
a. Menyusun undang-undang dasar baru
b. Melaksanakan ekonomi etatisme
c. Melaksanakan rencana pembangunan lima tahun
d. Huruf Arab diganti dengan huruf latin
e. Melaksanakan pemerintahanan sekuler

C. Nasionalisme Mesir

Pada tahun 1881 timbul pemberontakan rakyat di Mesir yang dipimpin Arabi Pasya.
Peristiwa ini merupakan kebangkitan semangat kebangsaan Mesir, yang kemudian berkembang
dalam bentuk gerakan pembaharuan dalam Islam, yang dikenal dengan Gerakan Salafiah,
dipelopori oleh para alim ulama seperti Jamaluddin Al Afghani, Syah Muhammad Abduh, dan
lain-lain. Pada bulan februari 1922 Inggris menyatakan kemerdekaan Mesir.

D. Nasionalisme di Libya

Di Libya, prgerakan nasionalisme dipelopori oleh Raja Idris El-Sanusi. Ia mulai memimpin
perjuangan rakyat Libya dalam melawan dominasi penjajahan Italia tahun 1916. Keberhasilan
pergerakan nasionalisme yang dipimpin olehnya tercapai pada tahun 1949. Ia memelopori
pendeklarasian Libya sebagai Negara merdeka dengan menetapkan Tripoli sebagai ibukota
Negara. Peristiwa itu terjadi dengan seiring kalahnya Italia pada Perang Dunia II. Idris El-Sanusi
juga berperan dalam memersatukan Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica tahun 1949. Meskipun
tersingkir dari kudeta militer yang dipimpin oleh Muammar Khadafi di tahun 1969, Idris telah
berhasil memimpin perjuangan nasionalisme Libya.

E. Nasionalisme di Birma (Myanmar)


Di Birma (Myanmar), proses dekolonisasi berlangsung dalam rangka melepaskan diri dari jajahan
Inggris. KolonialInggris menjajah Birma sejak 1886 hingga 1942. Penjajahan Inggris di Birma
mempunyai peran dalam meningkatkan rasa nasionalisme rakyat Birma dalam menentang
pemerintahan kolonial ini. Meningkatnya nasionalisme rakyat Birma dipicu oleh pindahnya
pemerintahan colonial Inggris dari kota Mandalay ke kota Yangoon tahun 1886. Kota Yangoon
digunakan Inggris sebagai subbagian dari pemerintahan Inggris di India.
Akibatnya, banyak warga India yang bermigrasi ke Birma. Di sisi lain, di bawah pemerintahan
colonial Inggris, Birma menjadi salah satu Negara pengekspor beras terbesar di dunia. Hal ini
membuat Birma mengalami masalah disintegrasi social. Penyebabnya karena system
perekonomian tersebut tidak dikuasai oleh rakyat Birma, melainkan oleh pemerintah colonial
Inggris. Pergerakan nasionalisme pun mulai muncul. Salah satunya adalah pergerakan yang
bernama Young Men’s Buddhist Association atau Asosiasi Pemuda Budha. Perwujudan aksinya
adalah dengan melakukan demonstrasi dan pemogokan kerja, serta meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam politik dan pemerintahan Negara bentukan Inggris.
Hal itu dilakukan untuk melancarkan reformasi total di Birma. Mereka juga melakukan agitasi
mengenai pentingnya pemisahan diri dari India dan pembentukan Negara Birma merdeka.
Munculnya pergerakan nasionalisme masyarakat Birma tidak hanya terjadi di perkotaan,
melainkan juga di pedesaan di derah pedesaan, muncul gerakan pemberontakan terhadap
pemerintahan kolonial Inggris yang bernama Saya San Rebellion pada 1930 hingga 1932.
Pergerakan inimendapat dukungan yang kuat dari rakyat Birma, meskipun tidak lama kemudian
diberantas habis oleh pemerintahan kolonial Inggris. Akan tetapi bibit-bibit penggerak
kemerdekaan Birma lainnya pu bermunculan. Para penggerak ini lazimnya adalah aktivis dari
kalangan mahasiswa atau yan biasa disebut dengan Thakin. Salah satu Thakin yang menonjol
adalah U Aung San. Ia adalah mantan prajurit yang dididik oleh Jepang dan kemudian
membentuk Burma Independence Army (BIA), atau Tentara Pembebasan Birma. Meskipun BIA
membantu Jepang untuk menginvasi Birma pada masa Perang Dunia II, pergerakan ini kemudian
menjadi pelopor dalam menyingkirkan penjajahan Jepang dari Birma. Pada proses deklnisasi
Jepang dari Birma, BIA mengubah namanya menjadi Anti-Fascist People’s Freedom
League (AFPFL). Kemerdekaan Birma kemudian da proklamirkan pada 4 Januari 1948. presiden
pertamanya adalah Sao Shwe Thaik, dengan perdana mentri Thakin Nu.

Transformasi politik di kawasan Asia dan Afrika pasca-Perang Dunia II memiliki kecenderungan
berupa faham sosialisme yang cukup mendominasi. India, Birma, bahkan Indonesia sekalipun
memiliki unsur sosialisme yang sangat kental di dalam pergerakan nasionalismenya . Di India,
pemerintahan Pandit Jawaharlal Nehru yang berlangsung pada masa awal kemerdekaan India
sangat bernuansa sosialis demekian pula Birma, unsure komunisme berperan cukup besar.
Mayoritas kursi pemerintahan Birma oleh orang-orang berpemikiran sosialisme-komunisme. Di
Indonesia, faham komunisme berkembang dengan dibentuknya Partai Komunis Indonesia pada
masa pergerakan nasional, tetapi surut pada masa pendudukan Jepang. Gerakan komunis muncul
lagi pasa Perang Dunia II ketika terjadi pemberontakan komunis pada 1948 di Madiun.

Kelahiran Negara-Negara Baru di Asia-Afrika


A. RRC
China Yang Berpaham Komunis,Merupakan salah satu dari The Big Five(Amerika
Serikat,Unisoviet,Inggris,Perancis,China).China yang dimaksud adalah China Nasionalis dibawah
presiden Chiang Kai Shek.
Kemudian tejadi perang pendirian yang berbeda pada tahun 1946.Akhirnya Chiang Kai Shek
terpaksa meninggalkan daratan China karena Maotse Tung berhasil melakukan berbagai serangan
kemudian tanggal 1Oktober 1949 Kung Chang Tong memproklamasikan berdirinya RRC dengan
Ibukota Beijing dan ketua (presiden) Mao Tse Tung.

B. Republik Rakyat Korea Selatan


Korea Selatan berbentuk negara Republik Korea dengan Ibukota Seoul dan Syngman Rhee sebagai
presidennya pada tanggal 15 agustus 1948.

C. Malaysia
Saat itu Malaya sedang dikuasai oleh pemerintah inggris kemudian terbentuknya Perserikatan
Tanah Melayu (1957),karena adanya perundingan antara pemerintah Inggris dengan Malaya.Dan
perserikatan tersebut tergantung dalam Commonwealth of nations dengan Ibukota Kuala Lumpur.

D. Singapura
Awalnya Singapura bergabung dengan Malaysia,Tetapi sejak 9 Agustus 1965.Singapura menarik
diri dari Malaysia dan menjadi Republik Singapura hingga kini.

E. Indo-China
Sejak tahun 1940,indo china yang menjadi jajahan perancis diduduki oleh Jepang.Gerakan rakyat
bersenjata bersatu menentang Jepang yang terkoordinasi dalam gerakan Vietminh dan Vietnam
Doc Lap Dong Minh Hoa(persatuan Kemerdekaan Vietnam,dipimpin oleh Nguyen Ai Quoc(Ho
Chi Minh).Ho.C.M memproklamasikan kemerdekaan Indo-China pada 22 Agustus 1945.
Vietnam pada tahun 1946,terjadi perundingan antara Vietnam dengan Perancis di
Fontainebleau(perancis).Perundingan mengalami kegagalan sehingga perang antara Vietnam
dengan Perancis sejak tahun 1946 sampai 1954.Vietnam melakukan perang gerilya dipimpin oleh
Nguyen Giap.Pada tahun 1954 benteng Perancis di Dein Phu dikalahkan pasukan Vietnam.
Laos sejak tahun 1949,Laos menjadi negara merdeka dalam lingkungan Uni Perancis. Dalam
perun dingan Jenewa (1954),kemerdekaan Laos diakui dengan Raja Somdet Prachao Sisavang
Vong sebagai pemegang tampuk pemerintahannya.
Kamboja pada tahun 1947,Kamboja dibawah pimpinan Pangeran Norodom Sihanouk maju
selangkah menjadi negara monarki yang yang berundang-undang dasar.Pada tahun 1949,Kamboja
diakui sebagai negara merdeka dalam lingkungan Uni Perancis.Pada tahun 1953,Kamboja keluar
dari lingkungan Uni Perancis dan menjadi negara merdeka yang berdiri sendiri.
Thailand pada akhir tahun 1941,Muangthai diduduki oleh Jepang,dan menunjuk Luang Phibun
Songram sebagai penguasa Muangthai.
Dengan tertembaknya Raja Ananda Mahidol (1946) menyebabkan Jendral Luang Phibun Songram
kembali memimpin Muangthai.Pemerintahan Phibun Songram menunjukan sikap
antikomunis.Sebagai pengganti Raja Ananda Mahidol diangkat adiknya Phumiphon Aduldet yang
masih berusia 19 tahun yang sedang balajar di Swiss.Dalam melaksanakan
pemerintahannya,Phumiphon.A dibantu oleh Dewan Kerajaan hingga tahun 1950.

F. Pakistan
Pakistan berdiri pada tanggal 15 Agustus 1947.Muhammad Ali Jinnah (Ketua Liga Muslim)
menjadi Gubernur Jendral berkedudukan di Karachi dan Perdana Menterinya bernama Liquat Ali
Khan.Sebagai negara muda,Pakistan Mempunyai beberapa masalah yang menjadi hambatan di
anataranya :
1. Hubungan dengan India menjadi tegang karena masalah Kashmir.
2. Bentuk geografis Pakistan yang ganjil,yaitu terdiri dari dua bagian,Pakistan Barat dan Pakistan
Timur yang dipisahkan oleh India.

G. Sri Lanka
Negara Sri Lanka atau Sailan (Ceylon)adalah sebuah negara pulau.Negara ini terletak disebelah
tenggara India.Sebagian besar wilayah Sri Lanka datar dengan beberapa gunung di bagian selatan.
Penduduknya diperkirakan berjumlah 12 juta jiwa yang terdiri dari golongan
Sinhala,Tamil,Eurasian,dan Eropa dengan agama yang dipeluknya Budha,Hindu,Islam,dan
Katolik.Pada perang Dunia II,Sri lanka tidak langsung mengalami bahaya perang.Pemerintahan
Inggris menggalkan Sri Lanka menjadi negara merdeka pada tanggal 4 Februari 1948.Keadaan
dalam negeri Sri Lanka tidak banyak mengalami kegoncangan.Pemerintahan dikepalai oleh
perdana menteri Senayak.Ketika John Kotelawala menjabat sebagai perdana menteri tahun
1955,negara Sri Lanka merupakan salah satu negara sponsor Konferensi Asia Afrika(1955).

H. Ethiopia
Pada tahun 1935 Ethiopia diserbu oleh pasukan-pasukan Italia,namun lima tahun kemudian
dibebaskan oleh pasukan Inggris.Pada tahun 1950 Erithera bergabung dengan Ethiopia,sehingga
mendapatdua pelabuhan di tepi Laut Tengah yaitu Mussawa dan Assab.
Ethiopia menyerupai kerajaan kristen absolut.Pada tahun 1960,Raja Haille Selassie berhasil
memadamkan pemberontakan di negaranya,tetapi tahun 1974 ia digulingkan dari
pemerintahannya.

I. Libya
Libya terletak di pantai utara Afrika.Daerahnya pernah menjadi kekuasaan Turki.Pada tahun
1911,Italia menyerbu dan menguasai Libya selama Perang Dunia II.Pada tahun 1951,Libya diakui
kemerdekaannya dibawah pimpinan Raja Said Idris Al-Sanusi.Ia pertama kali muncul pada tahun
1916 ketika berhasil memimpin perjuangan melawan kolonial Italia.Ia semakin dikenal sebagai
figur yang berpengaruh di Cyrenaica,sebuah wilayah yang sekarang berada di utara Libya.

J. Kamerun
Jerman menguasai Akmerun dari tahun 1881.Ketika Perang Dunai I meletus,Inggris dan Perancis
merebut koloni Jerman itu.Bagian timur dan selatan Kamerun digabungkan dalam Afrika
Ekuatorial perancis dan sisanya dijadikan daerah mandat Liga Bangsa-Bangsa yang dititipkan
kepada Inggris dan Perancis.
Pada tanggal 1 januari 1960,daerah mandat inggris menjadi Republik Kamerun Merdeka.Pada
tahun 1961,dalam suatu Plebisit daerah mandat inggris bagian Selatan bergabung dangan Republik
Kamerun.Sedangkan bagian utara bergabung dengan Nigeria.

K. Aljazair
Orang Perancis menguasai Aljazair sejak tahun 1830.Sebelumnya Aljazair termasuk wilayah
Turki.Karena iklimnya cocok untuk tanam,banyak orang-oarang Perancis yang menetap di pantai
utara.Orang Perancis berhasil menguasai tiga perempat tanah pertanian di Aljazair.Mereka
langsung menetap,sehingga penduduk asli Aljazair makin terdesak.Lajazair disebut juga Perancis
kedua atau French-Algerei.
Pada tahun 1954,orang Aljazair mulai melawan Perancis.Perang gerilya berlarut-larut sampai
tahun 1962.Perang kemerdekaan Aljazair dipelopori oleh Organisasi FLN (Front de Liberation
Nasionale).Dalam perang kemerdekaan itu terkenal seorang pahlawan wanita bernama Jamilah.

Hubungan Dekolonisasi di Asia-Afrika dengan Transformasi Politik dan


Sosial-Ekonomi di Berbagai Negara

Konferensi Asia Afrika


Berakhirnya Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk
memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai
dengan munculnya dua kekuatan ideologis, politis, dan militer termasuk pengembangan senjata
nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan
negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam
kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang
kerja sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Latar Belakang Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas , artinya bangsa Indonesia tidak memihak
pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara
mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia
mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa
Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia.
Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II
berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu negara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok
kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis
(komunis).

Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah
Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat
dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada
umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu
menimbulkan rasa setia kawan.

Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai
kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri
Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia
dan Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah
merdeka tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan.
Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka.

Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan
dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun
dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana
Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri
Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo
Negara-Negara Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa KAA 1 di Bandung :
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak
21. Sudan
22. Laos
23. Libanon
24. Liberia
25. Thailand
26. Ghana
27. Nepal
28. Yordania
29. Jepang

Organisasi Gerakan Non-Blok


Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu
organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap
dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini,
seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin
"kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam
perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme,
rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan
menentang segala bentuk blok politik. Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan
hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat
tinggi (KTT) Non-Blok termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India,
Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.
Anggota-anggota penting di antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan, Kuba,
Kolombia, Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat
Cina. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau
Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan
dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut.
Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin.
Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.
Lebih buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, seperti
misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak. Gerakan ini sempat terpecah pada
saat Uni Soviet menginvasi Afganistan pada tahun 1979. Ketika itu, seluruh sekutu Soviet
mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak
mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.
faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut.

1. Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di
bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2. Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,
sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3. Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
4. Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara
besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
5. Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu

 Presiden Soekarno (Indonesia),


 PM Jawaharlal Nehru (India),
 Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
 Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
 Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).

Adapun syarat menjadi anggota GNB adalah sebagai berikut:

1. menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai;


2. mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional;
3. tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet.

Krisis Suez dan Peran Indonesia


Pada tanggal 29 Oktober 1888 dilangsungkan Konferensi Istambul (Turki) yang secara bersama-
sama menetapkan status Terusan Suez. Hal ini mengingat kedudukan, fungsi, dan peranan
Terusan Suez bagi dunia internasional. Konferensi dihadiri oleh Inggris, Jerman, Austria,
Hongaria, Spanyol, Prancis, Italia, Belanda, Rusia, Turki, dan Mesir. Konferensi menetapkan
Terusan Suez berstatus internasional. Adapun hasil konferensi Istambul Suez Canal Convention
adalah sebagai berikut.

a. Kebebasan berlayar di Terusan Suez bagi semua kapal, bak kapal dagang maupun kapal
perang, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang.

b. Semua kapal yang melintasi Terusan Suez tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda
peperangan.

c. Tidak boleh menempatkan kapal-kapal di pintu masuk atau sepanjang Terusan Suez.

d. Pemerintah Mesir harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menjamin pelaksanaan
Konferensi Istambul.

e. Kebebasan berlayar di Terusan Suez merupakan kebebasan yang terbatas.

f. Pokok-pokok persetujuan ini berlakunya tidak dibatasi hingga berakhirnya Undang-undang


yang mengatur konsesi dari perusahaan Terusan Suez.

Terinspirasi oleh hasil Konferensi Asia Afrika, maka Gamal Abdul Nasser menasionalisasi
Terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956. Dengan demikian, Terusan Suez yang semula berstatus
internasional sepenuhnya dianggap milik bangsa Mesir. Tindakan Gamal Abdul Nasser ini tentu
saja dianggap sebagai pelanggaran serius yang segera mendapat reaksi dari Inggris dan Prancis.
Kedua negara Eropa yang mempunyai kepentingan dengan Terusan Suez berencana secara
besama-sama akan menyerang Mesir. Amerika Serikat sebagai negara adidaya dan juga
merupakan sekutu Inggris dan Prancis mencoba menghindarkan penyerangan tersebut. Amerika
Serikat berusaha mengajak berunding ketiga negara yang sedang bersengketa itu untuk
menyelesaikan masalah Terusan Suez.

Pada tanggal 16 Agustus 1956 atas prakarsa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Foster
Dulles diadakan konferensi di London untuk menyelesaikan masalah Terusan Suez. Konferensi
itu dihadiri oleh 20 negara, tetapi Mesir tidak hadir. Konferensi mencapai persetujuan tentang
penyelesaian masalah Terusan Suez yang disebut Konferensi London. Hasil Konferensi London
menyebutkan, antara lain bahwa akan dibentuk suatu badan internasional untuk menangani
Terusan Suez. Namun, Gamal Abdul Nasser tetap teguh pada pendirian untuk menasionalisasi
Terusan Suez dan menolak hasil keputusan Konferensi London. Akibat sikap tersebut,
ketegangan di kawasan Timur Tengah memuncak kembali. Masalah Terusan Suez juga
dimajukan dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan September 1956. Sekretaris
Jenderal PBB, DagHammerskjold menanggapi masalah Terusan Suez, memberi usulan damai
yang terkandung dalam enam hal seperti berikut.

a. Pentingnya transit bebas dan terbuka melalui Terusan Suez tanpa diskriminasi, baik secara
politik maupun teknik.

b. Kedaulatan Mesir dan Terusan Suez harus dihormati oleh setiap negara.

c. Pengoperasian Terusan Suez harus terbebas dari politik setiap negara.


d. Penetapan bea tol harus diputuskan atas kesepakatan bersama antara Mesir dan negara
pemakai Terusan Suez.

e. Sebagian pendapatan yang diperoleh harus digunakan kembali untuk pengembangan Terusan
Suez.

f. Jika terjadi perselisihan harus diselesaikan secara damai melalui lembaga arbitrase
internasional.

Penyelesaian masalah Terusan Suez dari Sekjen PBB diterima baik oleh Mesir. Namun, Mesir
tetap menolak hasil-hasil Konferensi London. Inggris dan Prancis memandang bahwa Mesir
secara sepihak telah melakukan pelanggaran internasional. Oleh karena itu, Inggris dan Prancis
secara bersamaan menyerang wilayah Mesir. Serangan gabungan itu berhasil menduduki daerah
sepanjang Terusan Suez dan Port Said. Israel juga ikut melibatkan diri menyerang Mesir dan
berhasil menduduki wilayah Gurun Sinai.

Akibat serangan gabungan tersebut, Rusia, Hongaria, dan sekutunya bersiap membantu Mesir.
indakan itu tentu saja memancing Amerika Serikat untuk melibatkan diri dalam masalah Terusan
Suez dengan membantu sekutunya, Inggris dan Prancis. Perang terbuka akibat tindakan Gamal
Abdul Nasser dalam menasionalisasi Terusan Suez menimbulkan krisis internasional yang
disebut Krisis Suez. Krisis Suez mendapat reaksi internasional dari negara-negara yang anti
terhadap imperialisme dan kolonialisme. PBB segera menggelar sidang umum untuk membahas
Krisis Suez. Atas usul Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, Dewan Keamanan PBB
harus segera membentuk pasukan penjaga perdamaian di Mesir. Pasukan PBB itu nantinya akan
ditempatkan di sepanjang perbatasan Mesir–Israel. Pasukan penjaga perdamaian PBB itu disebut
United Nations Emergency Forces (UNEF).

Coretaniwin

Anda mungkin juga menyukai