ASFIKSIA
Disusun Oleh :
Pembimbing :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin mengucapkan
dr. Netty Herawati, M.Ked (For), Sp.F yang telah memberikan banyak bimbingan
Saya menyadari bahwa pembuatan Laporan Kasus ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
1
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................. 1
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................... 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
dapat disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernapasan dan gangguan
Sebenarnya pemakaian kata asfiksia tidaklah tepat, sebab kata asfiksia ini berasal
masih dapat berdenyut untuk beberapa menit setelah pernapasan berhenti. Istilah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernapasan dan gangguan yang
2.2 EPIDEMIOLOGI
Korban kematian akibat asfiksia termasuk yang sering diperiksa oleh dokter.
Umumnya urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu - lintas dan trauma mekanik.2
2.3 ETIOLOGI
a. Alamiah
b. Mekanik
Benda asing
4
Tekanan dari bagian dalam tubuh pada saluran pernapasan, misalnya
udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral, sumbatan pada saluran nafas
dan sebagainya.
oksigen dapat terjadi parsial (hipoksia) atau total (anoksia). Asphyxial injuries
terhalangnya saluran napas eksternal. Contoh klasik dari tipe asfiksia ini
adalah anak kecil yang terjebak di lemari es dan pada kasus pembunuhan
kadar oksigen sampai pada level 16% adalah keadaan yang cukup
membahayakan.
5
Suffocation dapat juga terjadi karena kompresi pada daerah dada atau
2. Strangulation (pencekikan)
jalan napas oleh karena tekanan eksternal (luar) pada leher. Hal ini
atau terhentinya aliran darah dari dan ke otak. Dengan hambatan komplit
pada arteri karotis, kehilangan kesadaran dapat terjadi dalam 10-15 detik.
3. Hanging ( penggantungan )
karena sumbatan pada arteri karotis dan vertebralis, syok vagal karena
dan fraktur atau dislokasi tulang vertebra cervicalis 2 dan 3 yang menekan
4. Drowning (tenggelam)
sebagian atau seluruh tubuh berada dalam air sehingga udara tidak mungkin
6
c. Keracunan
Paralisis sistem respirasi karena adanya penekanan pada otak. Bahan yang
a. Upper respiratory tract yang meliputi hidung dan rongga mulut, faring, laring,
dan trakea. Upper respiratory tract memiliki area permukaan yang luas, kaya
akan suplai darah, dan epitel yang menyusunnya adalah epitel respirasi yang
dilapisi oleh mukus. Di dalam hidung terdapat rambut yang berfungsi sebagai
b. Lower respiratory tract yang terdiri atas bagian bawah trakea, dua bronkus
7
Paru-paru adalah organ pertukaran udara dan bertindak sebagai tempat
aliran udara dan tempat pertukaran dari oksigen masuk ke dalam darah dan karbon
dioksida keluar dari dalam darah, dalam hal ini darah berada di kapiler alveolus
dan pertukaran tersebut melewati membran kapiler alveolus. Paru-paru terdiri atas
saluran udara, pembuluh darah, saraf dan limfe yang disokong oleh jaringan
parenkim. Di dalam paru-paru, bronkus primer dibagi menjadi lebih kecil dan
epitelium yang disebut sebagai pleura. Lapisan peura terdalam yang meutup
parenkim paru-paru disebut pleura viseral dan lapisan pleura terluar yang lebih
dekat dengan dinding dada disebut pleura parietalis. Diantara pleura tersebut
8
2.5 PATOFISIOLOGI
adalah penurunan kadar oksigen dalam darah. Manifestasi kliniknya terbagi dua
sistem saraf pusat dan jantung. Terhentinya aliran darah ke korteks serebri akan
hiperventilasi. Hal ini karena saturasi Hb masih sekitar 90% ketika PO2 hanya 60
mmHg.2
9
Hipoksemia yang lebih berat bisa menyebabkan perubahan kepribadian,
agitasi, inkoordinasi otot, euphoria, delirium, bisa sampai stupor dan koma.
ringan dari tekanan darah. Hipoksemia akut yang sangat berat bisa menyebabkan
(anoksia). Hipoksia dapat diberi batasan sebagai suatu keadaan dimana sel gagal
untuk dapat melangsungkan metabolisme secara efisien. Dahulu untuk keadaan ini
disebut anoksia yang setelah dipelajari ternyata pemakaian istilah anoksia itu
Keadaan dimana oksigen tidak dapat masuk aliran darah atau tidak cukup bisa
mencapai aliran darah , misalnya pada orang-orang yang menghisap gas inert,
berada dalam tambang atau pada tempat yang tinggi dimana kadar oksigen
berkurang.
10
c. Anemik-hipoksia (dahulu anemic anoxia)
Darah tidak mampu mengangkut oksigen yang cukup. Bisa karena volume
Pada keadaan ini sel-sel tidak dapat mempergunakan oksigen dengan baik, hal
yang terjadi pada pemberian obat-obat anesthesia yang larut dalam lemak
11
Terdapat empat fase dalam asfiksia, yaitu:3
a. Fase Dispneu.
Pada fase ini terjadi penurunan kadar oksigen dalam sel darah merah dan
nadi cepat, tekanan darah meninggi, dan mulai tampak tanda-tanda sianosis
b. Fase Konvulsi.
Akibat kadar CO2 yang naik maka akan timbul rangsangan terhadap susunan
saraf pusat sehingga terjadi konvulsi (kejang), yang mula-mula kejang berupa
kejang klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik dan akhirnya timbul
tekanan darah juga menurun. Efek ini berkaitan dengan paralisis pusat yang
c. Fase Apneu.
Pada fase ini, terjadi depresi pusat pernapasan yang lebih hebat. Pernapasan
12
d. Fase Akhir.
kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut
beberapa saat setelah pernapasan berhenti. Masa dari saat asfiksia timbul
menit.
Fase 1 dan 2 berlangsung ±3-4 menit. Hal ini tergantung dari tingkat
penghalangan O2. Bila penghalangan O2 tidak 100 %, maka waktu kematian akan
lebih lama dan tanda-tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap.
a. Stadium pertama.
Gejala yang terjadi pada stadium ini adalah pernapasan dirasakan berat.
b. Stadium kedua.
Gejala yang terjadi adalah pernapasan menjadi sukar, terjadi kongesti di vena
13
c. Stadium ketiga.
Dari pandangan patologi, kematian akibat asfiksia dapat dibagi dalam dua
golongan :1,2
dari asfiksia. Sel - sel otak sangat sensitif terhadap kekurangan O2. Apa yang
terjadi pada sel yang kekurangan O2 belum dapat diketahui, tapi yang dapat
metabolisme. Di sini sel - sel otak yang mati akan digantikan oleh jaringan
glial. Akson yang rusak akan mengalami pertumbuhan (sprouting) pada kedua
ujung yang terputus oleh jaringan parut tersebut. Akan tetapi hal ini tidak
Bila orang yang mengalami kekurangan anoksia dapat hidup beberapa hari
sebelum meninggal perubahan tersebut sangat khas pada sel - sel serebrum,
serebelum dan ganglia basalis. Akan tetapi bila orangnya meninggal cepat,
14
postmortem autolisis. Pada organ tubuh yang lain yakni jantung, paru - paru,
hati, ginjal dan yang lainnya perubahan akibat kekurangan O2 langsung atau
meninggi. Karena oksigen dalam darah berkurang terus dan tidak cukup untuk
kerja jantung maka terjadi gagal jantung dan kematian berlangsung dengan
2. Obstruksi jalan nafas seperti pada mati gantung, penjeratan, pencekikan dan
korpus alienum dalam saluran nafas atau pada tenggelam karena cairan
asphyxia )
15
4. Penghentian primer dari pernafasan akibat kegagalan pada pusat
Dalam bidang forensik ada beberapa keadaan atau jenis asfiksia yang sering
dijumpai. Biasanya brkaitan dengan hambatan saluran nafas secara mekanik atau
disebut juga asfiksia mekanik. Asfiksia mekanik dibidang forensik yang sering
dijumpai :
a. Pembekapan
saluran nafas bagian luar yaitu hidung dan mulut korban sekaligus. Biasanya
dilakukan terhadapa korban yang lemah atau tidak berdaya. Bisa dilakukan
dengan telapak tangan ataumemakai benda lain seperti kain, handuk, bantal,
16
plester lebar, menekan muka korban kekasur dan lain-lain. Dapat juga terjadi
karena kecelakaan pada anak karena tertindih bantal atau tertindih buah dada
karena ketiduran waktu meyusukan bayi. Walaupun jarang, dapat juga terjadi
bunuh diri dengan cara mengikatkan gulungan kain atau bantal menutup muka.
bengkak (congested), bintik perdarahan pada bola dan kelopak mata (tardeou’s
spot), mata melotot dan sianose pada bagian akral tubuh seperti kuku, bibir,
hidung dan kuping, luka ;lecet dan hematoma karena tekanan dalam bibir.
luka lecet disekitar ulut dan hidung. Tetapi dipakai bahan yang halus atau muka
sedkiti atau tidak didapatakan sama sekali. Sebab kematian, murni karena
kekurangan oksigen.
Sumbatan saluran nafas bagian atas oleh benda asing. Pada gagging
sumbatan pada orofaring, mulut di sumpal dengan kain, sedangkang pada choking
sumbatan pada laringofaring. Ini sering pada anak-anak karena tertelan bonbon,
kacang dan lain-lain. Jenis asfiksia ini jarang ditemukan, kecuali pada
pembungkaman korban dengan penyumpalan mulut dengan kain, begitu juga pada
pembuhunan anak.
17
Tanda post mortem yang penting adalah tanda-tanda asfiksia dan adanya
benda asing didalam mulut. Benda asing bisa berupa potingan kain, kertas koran,
sering disertai sebab yang lain yaitu tekanan pada pembuluh darah (arteri
maupun vena) dileher dan reflek inhibisi vagal. Yang paling sering adalah
- Iskemi serebral karena sumbatan pada arteri karotis dan arteri vertebralis
berhenti berdenyut
sianose dan fase akhir konvulsi lebih menonjol. Bila kematian karena
otak bahkan sampai ke kulit muka. Bila tekanan lebih besar sehingga dapat
18
menutup arteri, maka tanda-tanda kekurangan darah di otak lebih menonjol
- Penjeratan (Strangulation)
akibat adanya tenaga dari luar. Disini tidak ada pengaruh berat badan
lengan)
berikut :
4. Reflek vagal.
19
Pada pemeriksaan luar post mortem didapatkan bekas jeratan dileher
jerat. Bila tetap terjerat dalam waktu lama, bisa didapati warna bekar
temporal, kelopak dan bolam mata lebih jelas. Bisa didapati keluar feses
dan urine. Bila terdapat kejang mayat, maka perhatikan apakan ada benda
yang di genggam seperti rambut, kancing, atau robekan baju pelaku, hal
Mukosa laring dan trakea menebal dan berwarna merah, kadang disertai
20
perbendungan, Tardiu’s Spot, begitu juga tanda perbendungan pada
organ lain.
- Pencekikan
karena asfiksia. Kongesti otak atau iskemi otak jarang terjadi karen aliran
darah tidak tertutup total. Tanda post mortem yang khas adalah di dapati
- Sufokasi (Suffocation)
dalam lemari es atau korban masuk kedalam selokan yang pengap atau
sumur yang kering. Bisa juga terjadi bila berada di pegunungan dimata
Terhalangnya udara masuk ke paru-paru, tidak perlu orang harus terbenam ke air,
tetapi tertutup saluran nafas atas oleh cairan cukup untuk membuatnya mati
tenggelam.
21
Kematian karean tenggelam bisa melalui berbagai proses, maka tenggelam
Drowning tipe I.
Sebab kematian seperti dijelaskan ada berbagai tipe tenggelam, maka sebab
sepertia sianose pada kuku dan bibir. Mata merah karena perdarah
subkonjungtiva, dari mulut dan hidung terdapat buih halus yang sukar pecah,
22
kadang menjulur seperti lidah. Lebam mayat lebih banyak di bagian kepala, muka
dan leher (karena posisi kepala di air lebih rendah). Bila di dapati kejang mayat
kuat korban masih hidup waktu masih masuk ke air. Bila korban lama di dalam air
bisa didapati telapak tangan dan kaki putih mengkerut seperti tukang cuci
(Washer Womens Hand). Kadang didapti kulit kasar seperti kulit bebek (Cutis
anserine) tapi tidak patoknomonis karena itu terbentuk akibat kontraksi m.erector
lumpur, pasie halus, dan bnda asibg lainnya dalam mulat dan saluran nafas, lumen
laring, trakea, dan bronchus sam ke cabang-cabangnya. Pada rongga mulut dan
saluran pernafasan berisi buih halus yang mungkin bercampur dengan lumpur.
air laut, dengan cetakan iga di permukaan paru. Pada perabaan kenyal ada piting
Oedema, bila di potong dan di peras tampak banyak biuh. Darah lebih gelap dan
lakukan dengan test destruksi. Begitu juga bilas paru untuk mendapatkan adanya
23
BAB III
KESIMPULAN
Pada asfiksia terjadi kekurangan oksigen yang bisa diakibatkan oleh karena
penyebab yang wajar atau tidak wajar. Penyebab tidak wajar misalnya pada patah
tulang panjang sehingga bisa terjadi emboli lemak dan tersangkut di paru, udara
postmortem.1,4
24
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
2002.p: 170
at: www.kabarindonesia.com
25