Anda di halaman 1dari 1

*vulnus contusum : memar. *vulnus laceratum : luka robek, koyak.

*vulnus scissum :
luka sayat. *vulnus punctum : luka tusuk. *vulnus caesum : luka bacok. *vulnus
abrasion: luka tekan, geser. *tanatologi kematian: -kaku mayat (post mortal
rigity), pembusukan (decomposition), penyabunan (adipocere), mummifikasi. -lebam
mayat (livor mortis) karna adanya kumpulan darah di pemb. dar kecil sesuai
gravitasi muncul biasanya 30 menit setelah kematian, setelah 6-12 jam akan menetap,
normal warna ungu, cherry pink/ cherry red (keracunan CO atau hydrocyanic acid),
coklat tua (keracunan fosfor), lebam merah terang bila keracunan sianida. -kaku
mayat (rigor mortis): adanya kekakuan pada otot dengan pemendekan serabut otot
setelah periode pelemasan, terlihat sekitar 2 jam post mortal dan puncak 10-12 jam,
akan menetap selama 24 jam dan setelah 24 jam kaku mayat akan hilang. -heat
stiffening : kekakuan karna otot terkoagulasi pada temperatur yg tinggi. -cold
stiffening: kematian dengn suhu rendah akan memadat lemak subkutan dan otot.
-cadaveric spasm: terjadi saat orang mati di tengah aktivitas fisik/ emosi yg kuat.
-pembusukan (dekomposition): 1.autolisis (melunak jaringan pada keadaan steril
karena kerja enzim digestif), 2.pembusukan bakteri (karna mikriirganisme
clostridium welchii) 3.perubahan warna (warna hijau akan muncul 12-18 jam keadaan
panas, 1-2 hari saat dingin) 4.gas pembusukan (terkumpul pada usus 12-14 jam post
mortem dan perut bengkak, 24-38 akan terkumbul terlihat bengkak). -penyabunan
(saponifkasi): atau grave wax. *prinsip bioetik: -beneficence (menolong dari cacat
dan rusak) -non malefience (tidak membahayakan) -justice (mengobati sesui kasus)
-otonomy (menceritakan kebenaran, privasi, inform consent).

Anda mungkin juga menyukai