3.MAKALAH Referat
3.MAKALAH Referat
BAB I
PENDAHULUAN
orang, terutama wanita muda antara usia 14 dan 40 tahun.Namun, bulimia nervosa
bulimianervosa, terkait uji fisik dan laboratorium, temuan, dan diagnostik strategi
pada tahun 1979).Namun, karena lebih banyak penelitian telah dilakukan dan
(muntah,obat pencahar, puasa, dll) yang terjadi rata-rata minimal dua kali
frekuensi atau panjang dapat didiagnosis dengan DSM IV gangguan makan yang
mereka. Hal ini yang paling sering dilakukan dengan menginduksi diri agar
kompensasi utama untuk binges tetapi tidak secara teratur membersihkan. terlepas
dari subtipe, pasien penderita bulimia memiliki evaluasi negatif sel, menempatkan
bulimia nervosa ?
nervosa?
I.3 Tujuan
bulimia nervosa.
bulimia nervosa.
I.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Epidemiologi
mencapai 10% pada populasi yang rentan, seperti perguruan tinggi yang
khusus untuk wanita. Kejadian ada pria hanya sepersepuluh dari wanita. Secara
tahunan.
1. Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-
laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa
muda.
2. (1,2,4)
4. (3,5)
Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood
5. Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood
a. Definisi
Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang
artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat. Ini sesuai dengan
dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, seperti orang yang
tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat
badan mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan banyak. Bulimia
gangguan pola makan ditandai dengan makan terlalu banyak dan diikuti
badan. Suatu studi menemukan bahwa para wanita yang mengalami bulimia
6
mereka sedang sendirian atau pada saat siang hari. Kemudian mereka
Setelah selesai makan berlebihan, akan timbul rasa jijik, rasa tidak
nyaman, dan takut apabila berat badan akan bertambah sehingga akan
dengan sengaja. Hal yang paling sering mereka lakukan untuk memaksa diri
obat pencahar serta berpuasa dan olahraga yang berlebihan juga sering
zat, atau memiliki riwayat depresi memiliki prognosis lebih buruk dibanding
dan makan.
untuk para penderita bulimia nervosa Menurut Buku Saku PPDGJ- III DSM- V,
singkat,
Puasa berkala,
1. Model adikasi Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan
tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan pengobatan Bulimia Nervosa yang
dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun
dengan system interaksi antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan
bulimia nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual
antara tubuh yang langsing dengan karier yang sukses telah merangsang para
remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja
9
yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita bulimia
implementasi tingkah laku yang irasional tentang bentuk tubuh, berat badan, diet
dan kepercayaan diri. Fokus pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan
makan yang jelas dan teratur. 5. Model psikodinamik Bulimia nervosa merupakan
kurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri. - Faktor genetic Adanya
bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan riwayat keluarga
gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar monozigot
Berdasarkan studi ditemukan fakta bahwa genetik, hormon dan bahan kimia yang
- Faktor budaya Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus
dan terkadang kondisi tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini pun
bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak percaya diri
10
sehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet bahkan memuntahkan
lingkungan dan penerimaan teman sebaya, media dan masyarakat serta krisis
penderita bulimia berasal dari keluarga yang tidak bahagia, umumnya mereka
memiliki orang tua yang gemuk, atau mereka sendiri kegemukan pada masa
kanak-kanak. Namun hingga kini masih belum jelas apakah gangguan emosional
Ada tiga macam tindakan yang dilakukan oleh penderita untuk mengeluarkan zat
makanan dalam tubuhnya yaitu muntah yang dirangsang oleh dirinya sendiri,
mengkonsumsi obat pencahar dan diuretik (obat yang dapat merangksang sekresi
urine). Umumnya pasien bulimia nervosa dapat muntah tanpa adanya stimulasi
makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak menambah berat
badan.
setelah makan atau berpuasa untuk mengontrol berat badan, namun tidak
ada komponen genetik yang diturunkan pada gangguan perilaku makan ini.
syaraf, pada orang yang bulimia kadarnya tidak normal sehingga para
peneliti ini beranggapan ada kelainan pada sistem syaraf pusat yang dapat
seksual terhadap anak atau orang tua yang mengikutsertakan anaknya dalam
yang cukup besar pengaruhnya terhadap timbulnya kelainan ini. Kita tahu
bahwa makanan yang banyak beredar serta disukai oleh banyak orang pada
12
masa ini adalah makanan seperti roti-roti, fast food, es krim, pizza yang
hingga 450 %. Coba lihat juga makanan yang ditawarkan oleh berbagai
negara maju angka kejadian bulimia pada gadis remaja atau wanita muda
berkarbohidrat bukan olahan -nasi, sayur, buah- yang efeknya jauh lebih
gangguan ini 20 kali lebih banyak dari pada pria. Selain itu kebanyakan
awal gangguan ini adalah pada saat usia remaja yaitu antara rentang umur
Pembengkakan pada tangan dan kaki c. Sakit kepala d. Perut teras penuh e. Mual-
mual f. Haid tidak teratur g. Kram otot h. Nyeri dada dan ras terbakar i. Rambut
13
makan berkurang, sulit mengontrol emosi, mudah terjangkit penyakit, berat badan
Secara umum gejala fisik yang akan dialami penderita bulimia yaitu :
Abnormalitas fungsi usus, kerusakan gigi dan gusi akibat sifat asam muntah,
Gejala lain yang berkaitan dengan masalah emosi yaitu : Terus menerus
akan hingga merasa sakit atau tidak nyaman, memakan dalam porsi yang jauh
bentuk tubuh, body image negatif, pergi ke kamar mandi selama atau setelah
makan, menimbun makanan, depresi, dan sering terlihat gelisah (Tyas rara, 2008).
Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset,
seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari).
Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara
lembam · Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan · Depresi
atau emosi tidak stabil · Periode menstruasi yang tidak umum · Gigi bermasalah,
seperti gigi bolong · Mulas-mulas. Tanda-tanda lain dari bulimia nervosa adalah :
jari untuk membuat muntah meliputi hiperpigmentasi, kalus atau luka parut. b.
Pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis bilateral tanpa nyeri. c. Erosi
email gigi (perimolisis), biasanya pada permukaan gigi bagian lingual, palatal dan
kali dalam seminggu selama sedikitnya tiga bulan). e. Merasa tidak dapat
15
obatan untuk mencegah berat badannya naik, seperti obat perangsang muntah,
obat pencahar, berpuasa atau berdiet ketat, atau berolahraga secara berlebihan. g.
dapat diketahui dengan cara melihat beberapa perubahan perilaku, antara lain : 1.
Rata-rata menyikat gigi lebih dari dua kali sehari, bahkan mereka dapat saja
menyikat gigi sehabis muntah yaitu lebih dari 7-8 kali sehari. 2. Mengunyah
permen karet 7-8 bungkus / hari, dilanjutkan dengan pemakaian mouthwash, juga
mengigit kuku. 3. Mengeluh sering pusing, haus dan pingsan bahkan disertai
dengan dehindrasi yang hebat. 4. Mengeluh rasa kram pada otot dan kelelahan. 5.
Jantung terasa berdebar-debar dan sakit perut. 6. Rasa sakit pada tenggorokan dan
gigi lebih sensitif (iy@anz, 2009). Selain perubahan perilaku tersebut diatas, ciri-
ciri pasien bulimia nervosa juga dapat dilihat pada kondisi tubuhnya yaitu : 1.
Berat badan berkurang 5-20 pon (1/2-10 kg) perminggu. 2. Bibir dan kulit
parotis. 4. Pembuluh darah pecah disekitar mata akibat tarikan dan tegangan otot
karena muntah yang berulang kali. 5. Kulit kering pada daerah jari yang
menstruasi. 6.Kematian. 7.Erosi dan lubang pada gigi serta penyakit gusi.
pipi. 11. Rambut rontok dan kulit kering. 12. Masalah pencernaan. Dampak fisik
secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kondisi psikis seseorang, sehingga
masalah psikologis yang muncul pada mereka adalah : 1. Perasaan tidak berharga
Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain 5. Tidak percaya diri,
menutupi perilaku makannya 7. Minta perhatian orang lain 8. Depresi (sedih terus
menerus) Dampak fisik maupun psikis yang dialami oleh penderita gangguan
makan tersebut tentu saja tidak dapat diabaikan begitu saja. Mereka memerlukan
pertolongan segera dari psikolog, dokter, ahli gizi, dan tentu saja orangtua untuk
memulihkan masalahnya agar tidak membawa dampak yang lebih serius lagi,
yaitu kematian. Dampak jangka panjang dari bulimia yaitu tubuh kehilangan
kalsium sehingga tulang menjadi keropos, rapuh dan mudah patah. Penurunan
massa tulang dapat terjadi setidaknya memerlukan waktu 6 bulan, sedangkan efek
lain yaitu penurunan tekanan darah, kulit kekuningan dan penyusutan volume otak
Denyut jantung penderita biasanya tidak teratur, sehingga dapat memicu ke gagal
17
pada tenggorokan dan esophafus (saluran dari mulut ke perut) berupa luka dan
perdarahan, berkurangnya kadar tulang dan jaringan otot, gejala kurang gizi dan
emosi, perkembangan fisik, ingatan dan detak jantung. Ketika hormon tidak
terbentuk, kerja beberapa fungsi tubuh tersebut menjadi terganggu. Penelitian lain
menemukan rendahnya kadar asam amino triptofan dalam darah. Asam amino
triptofan merupakan sejenis zat dalam makanan yang penting untuk produksi
Selain itu, gangguan pola makan juga dipengaruhi oleh komponen gentika lainnya
serotonin dan norepinefrin secara signifikan menurun pada pasien yang menderita
Anorexia dan Bulimia Nervosa akut. Neurotransmitter ini akan berfungsi secara
abnormal pada penderita depresi. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan
antara dua gangguan tersebut. Disamping menciptakan rasa kepuasan fisik dan
18
Bahan kimia otak juga telah diteliti pengaruhnya terhadap gangguan pola makan.
hormone ini secara normal di keluarkan sebagai respon terhadap stress yang
dialami oleh penderita tersebut. Pada penelitian lain ditemukan bahwa tingginya
Kedua hormon tersebut menyebabkan rangsangan untuk makan pada uji coba
binatang.
tentang berat badan, makanan, dan pola makan. Gejala utama dari bulimia
kompensasi yang tidak terkontrol, bukan berat badan yang rendah. Hal ini
mungkin pada pasien yang menderita bulimia nervosa dan berada pada atau di
atas berat badan normal. Untuk alasan ini, pasien normal dan gemuk tidak boleh
mengabaikan jika gejala lain atau tanda- tanda bulimia nervosa ada. Hal
menyangkut binge.
Gagasan bulimia tentang binge mungkin tidak, dan kemungkinan besar tid
ak samadengan gagasan dokter tentang binge. Meskipun binge secara nyata didefi
nisikansebagai konsumsi besar kalori dalam waktu yang singkat, bulimia cenderu
19
keadaan suasana hati mereka saat mengkonsumsi, dan tidak perlu dengan asupan
makanan penutup dipandang lebih sering sebagai makanan binge dari pada
makanan lainnya
Dalam kasus apapun, rasa kehilangan kontrol atas makan adalah ciri
kurangnya control.
Mereka dapat makan biasa di sekitar teman dan keluarga tetapi kemudian makanb
Dalam kasus yang lebih parah, bulimia dapat mengubah jadwal harian unt
iri dari jam makanan untuk jam sebelum binge, dan di duga bahwa deprivasi
mungkin mahal, maka mungkin makanan dicuridari toko grosir dan membuat
20
frekuensi perilaku bahan bakar binge dan membersihkan. Ini adalah perilaku
gangguan release hormon gonadotropin dan leptin. Gangguan GI track bisa terjadi
Weiss tears, Rectal prolaps, dan apabila hal initerjadi terutama pada kaum wanita
oleh pasien bulimia untuk menginduksi muntah. Namun obat ini memiliki efek
email gigi,terutama pada permukaan lidah , bagian belakang lidah (karena sering
nervosa dan bullimia nervosa. Tidak seperti anoreksia nervosa, pada bulimia
21
densitas tuloang initergantung pada usia menarche, amenorrhhea, dan berat badan
Pasien bulimia ditandai dengan perfeksionis ekstrover yang kritis terhadap diri
sendiri, impulsif, dan emosionaltak terkendali. Tingkat prevalensi yang tinggi dari
presentasi awal dari depresi atau gangguan kecemasan terjadi sebelum presentasi
dari gejala bulimia. Dengan demikian, identifikasi awal positif dari gangguan
menderita dari bias sampling, bias rujukan, dankurangnya kelompok kontrol yang
tepat.
melaporkan bahwa 30% sampai 70% dari penderita bulimia memiliki masalah
resep dan over-the-counter, seperti pil diet dan perangsang. Alkoholisme telah
dengan penyakit depresi dan gangguan stres pasca trauma. Hubungan keluarga
yang kuat jugatelah diamati antara bulimia nervosa dan alkoholisme. Sebuah
memiliki tingkat lebih tinggi sengaja menyakiti diri dari kedua kelompok kontrol
dan penggunaan obat yang lebih gelap daripada yangnormal controls. Melukai diri
sendiri di suatu waktudalam hidup mereka, dan 21,3% dilaporkan telah melukai
diri sendiri dalam 5 bulan terakhir.Pasien paling sering melukai diri sendiri
dengan memotong atau menggaruk lengan, tangan, kaki,atau wajah, dan banyak
dari hasil cedera dalam perdarahan dan jaringan parut. Pasien dengan gangguan
kepribadian yang melukai diri sendiri lebih mungkin untuk juga menderita
hubungan dengan orang tua buruk dan harapan orang tua tinggi. meskipun gejala
utama dari gangguan ini adalah gangguan kebiasaan makan dan persepsi diri,
menyarankan bahwa rasio natrium urin untuk klorida urin adalahprediktor terbaik
melebihiamilase pankreas pada pasien yang telah muntah. Karena itu tes
dalam kasus dimana muntah ditolak danmemonitor terus muntah pada pasien yang
menjalani pengobatan.
Tidak seperti anoreksia nervosa, yang mudah dilihat dari berat badan
rendah, variasi dalampresentasi berat badan pada bulimia membuat suatu kondisi
memberikan petunjuk penting jika ini merupakan penyebab yang tidak jelas
erosi gigi, jaringan parut atau abrasipada kuku-kuku jari, dan kelenjar parotis
bengkak.
tes laboratoriumdi kedua evaluasi diagnostik dan tindak lanjut. Untuk pasien
positif bulimia nervosa. Meskipun tidak ada panel standar dari tes yang
basa, dan tingkat fosfor harus diperoleh daripasien kurus baik saat diagnosis atau
dengan kelainan elektrolit, jantungberdebar, nyeri dada, atau berat badan rendah.
Pasien bulimia dengan setidaknya dengan riwayat5 bulan berat badan rendah atau
padakonstelasi gejala dan tanda. Misalnya, kondisi lain yang dapat bermanifestasi
dengan gejala GI termasuk penyakit radang usus, celiac sprue, dan irritabel bowl
sindrom.
2.13 Penatalaksanaan
individual dengan pandekatan kognitif perilaku, therapi kelompok, therapi keluarga dan
farmakotherapi.
1. Farmakoteraphy
bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis
(Zoloft), dan paroxetine (Seroxat). Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu
program therapi yan g menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan
27
cemas dan agitasi dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.diet
chitosin lemak kolesterol sehat bulimia pola makan gangguan lebah madu Berat badan
kerap menjadi masalah bagi kebanyakan orang dan ini memicu kemunculan berbagai
cara untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan. Tetapi, karena ingin
mengharapkan hasil instan, kebanyakan orang pun kemudian memilih cara singkat :
memuntahkan makanan yang baru saja dikonsumsi. Ini adalah salah satu tindakan yang
merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong
pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif
melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap
makanan Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam
pengobatan. Pasien bulimia nervosa biasanya terlihat begitu antusias untuk menjalankan
harus memberikan kepercayaan dan meyakinkan pasien tentang pengobatan yang akan
dijalaninya. 2). Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta
diare. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien
bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan. 3).
makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan
28
respon yang fisiologis Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa
lapar yang timbul itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi. c) Kalau pengobatan
berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap kebiasaan jeleknya dan
gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa bulan. Oleh karena
kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka
pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa paercaya diri kepada
mencegah erosi dan karies pada gigi, pasien dianjurkan tidak menyikat gigi lagi setelah
muntah, namun berkumur dengan sodium fluorida 0,05%, alkaline mineral water,
sodium bikarbonat, atau magnesium hidroksida untuk menetralkan asam pada rongga
mulut. · Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula atau karbohidrat, sebab
meningkatkan terjadinya risiko karies. · Mengunyah permen karet rendah gula untuk
Gunakan pasta gigi, obat kumur, atau gel yang mengandung fluorida untuk mengurangi
rasa sensitif pada gigi dan sebagai pertahanan terhadap karies. · Menyikat gigi tiga kali
penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari
pola makan yang salah terhadap kesehatan. Pengaturan diet untuk penderita bulimia
nervosa dilakukan secara bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya
komplikasi dengan penyakit penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan
jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang
29
sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan juga
olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat menormalkan kembali
kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperoleh kadar serotonin yang sesuai
adatidaknya gejala pada keluarga maupun orang-orang terdekat. Ketika beberapa gejala
untuk makan dan berolahraga secara normal, serta memberitahukan dampak negatif
bulimia. penderita bulimia tidak dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena itu
tindakan pertolongan yang harus segera diberikan yaitu disarankan untuk berkonsultasi
langsung ke para ahli kesehatan. Secara umum penderita penyakit ini jarang hingga
perlu dirawat di rumah sakit, kecuali keadaannya sudah terjadi komplikasi yang parah.
Pengobatan pun akan berbeda antar orang. Kesesuaian dengan seseorang belum tentu
akan sesuai pula dengan orang lain. Selama pengobatannya diperlukan kelompok terapis
dari berbagai keahlian, yang dapat membantu pasien dalam menghadapi masalah medis,
psikologis, dan gizi. Pencegahan terjadinya bulimia nervosa terdiri atas dua bagian : 1.
Program pencegahan primer Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko
tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada
sekunder Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan
30
Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan makan berupa bulimia nervosa dapat
juga dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: 1. Rajin berkonsultasi dengan dokter
tercipta suasana yang nyaman dan kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan
4.Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media
tentang berat dan bentuk badan ideal Prinsip penatalaksanaan Bulimia nervosa adalah :
1. Fokus utama pengobatan adalah menurunkan pola makan ala bulimic 2. Hindari
makanan yang merangsang pola makan binge seperti es krim 3. Obati depresi yang
niasanya menyertai bulimia 4. Libatkan para remaja dalam psikoterapi individu dengan
atau tanpa melibatkan keluarga 5. Latihan olahraga yang ringan samapi sedang diberikan
menggunakan diuretik, berikan diet rendah garam karena terjadi retensi cairan bila
diuretik dihentikan 8. Konsultasi ke dokter gigi untuk menangani kerusakan pada gigi
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
saja secara umum dapat terjadi karena peran berbagai faktor (psikologis,
menerapkan berbagai terapi antara lain : terapi nutrisi, konseling, dan psikoterapi.
SARAN: Bagi remaja yang mengalami bulimia nervosa hendaklah makan secara
normal, diet seimbang dan bila menginginkan penurunan berat badan, mulailah
dengan bimbingan ahli gizi. Yang paling penting bagi remaja adalah harus
DAFTAR PUSTAKA
RajaGrafindo Persada
M.D., M.Sc.
New York
6. 13. Sidenfeld, M.K. and Ricket. 2001. Impact of Anorexia, bulimia and
New York.
10. Cash, T. F. 1994. Body image attitudes : Evaluation, investment and affect
12. Dacey, J. & Kenny, M. 2001. Adolescent development (2th ed). USA:
13. Darvill, W., & Powell, K. 2002. The Puberty Book. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
14. Davidson, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. 2006. Psikologi Abnormal.