Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKHITIS AKUT DI RUANG PERAWATAN PARU


RSUD PEMBALAH BATUNG AMUNTAI KALIMANTAN SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Keperawatan Paru


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Rizka Sari Hanryanita
17.31.1126

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
PROGRAM PROFESI NERS
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKHITIS AKUT

OLEH:

Rizka Sari Hanryanita

NIM: 17.31.1126

Banjarmasin,
Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

I. Definisi
Bronkhitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk dan
biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronchitis umumnya disebabkan
oleh Rhinovirus, Virus Influenza, Virus parainfluenza, adenovirus, virus rubeola dan
paramyxovirus dan bronchitis biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia,
bordetella pertussis atau corynobacterium diphteriae (Rahajoe, 2012).
Klasifikasi Bronkhitis:
1. Bronkhitis akut
Merupakan infeksi saluran pernafasan akut bawah. Ditandai dengan gejala yang
mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronchitis ini, inflamasi bronchus
biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan kondisinya diperparah oleh
pemaparan iritan seperti asap rokok, udara kotor, debu, asap kimiawi, dll.
2. Bronkhitis Kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung selama (3 bulan dalam setahun selama 2
tahun berturut-turut). Pada bronchitis kronik, peradangan bronkus tetap berlanjut
selama beberapa waktu dan terjadi obstruksi/hambatan pada aliran udara yang normal
di dalam bronkus

II. Etiologi
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis, yaitu: rokok, infeksi
dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan factor keturunan dan status
social.
a. Rokok
Menurut buku Report Of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah
penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok
dan penurunan VEP (Volume Ekspirasi Paksa) 1 detik. Secara patologis rokok
berhubungan dengan hyperplasia kelenjar mokus bronkus dan metaplasia skuamus
epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkotirksi akut.
b. Infeksi
Eksasebasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang
kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling
banyak adalah hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.

c. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai factor penyebab, tetapi bila ditambah
merokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis
adalah zat-zat pereduksi O2, zat-zat pengoksidasi seperti N2O, hidrokarbon, aldehid,
ozon.

d. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah factor keturunan berperan atau tidak, kecuali
pada penderita defesiensi alfa -1- antitrypsin yang merupakan suatu problem, dimana
kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim
proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk
jaringan paru.

e. Faktor social ekonomi


Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan social ekonomi
rendah, mungkin disebabkan factor lingkungan dan ekonomi yang lebih buruk.

III. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada bronchitis akut:
 Batuk
 Terdengar ronchi
 Suara yang berat dan kasar
 Wheezing
 Demam
 Produksi sputum
IV. Patofisiologi
Asap tembakau, Polusi udara

Gangguan pembersihan paru

Peradangan bronkus dan bronkiolus

Obstruksi jalan nafas akibat peradangan

Hipoventilasi alveoli Dinding bronkiolus melemah dan


Alveoli pecah

Saluran-saluran nafas kecil


kolaps
Sewaktu ekspirasi

Obstruksi jalan nafas


Akibat peradangan

Asap mengiritasi jalan nafas, mengakibatkan hipersekresi lender dan inflamasi. Adanya
iritasi yang terus menerus menyebabkan kelenjar-kelenjar mensekresi lender sehingga
lender yang diproduksi semakin banyak, peningkatan jumlah sel goblet dan penurunan
fungsi silia. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada
bronkhiolus. Alveoli yang terletak dekat dengan bronkhiolus dapat mengalami kerusakan
dan membentuk fibrosis sehingga terjadi perubahan fungsi bakteri. Proses ini
menyebabkan klien menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernafasan. Penyempitan
bronchial lebih lanjut dapat terjadi perubahan fibrotic yang terjadi dalam jalan nafas. Pada
waktunya dapat terjadi perubahan paru yang irreversible. Hal tersebut kemungkinan
mengakibatkan emfisema dan bronkiektatis.
V. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan Tanda-tanda Vital
Hasil Pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan bronchitis biasanya didapatkan
adanya peningkatan suhu tubuh lebih dari 40oC, frekuensi nafas meningkat dari
frekuensi normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh
dan frekuensi pernapasan, serta biasanya tidak ada masalah dengan tekanan darah
(Arif Muttaqin, 2008).
1. B1 (Breathing)
Inspeksi
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, biasanya
menggunakan otot bantu pernafasan. Pada kasus bronchitis kronis, sering di
dapatkan bentuk dada barrel/tong. Gerakan pernafasan masih simetris. Hasil
pengkajian lainnya menunjukkan klien juga mengalami batuk yang produktif
dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan
karena bercampur darah.

Palpasi
Taktil fremitus biasanya normal.

Perkusi
Hasil pengkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang
paru.

Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara
nafas melemah. Jika bronchus paten dan drainasenya baik ditambah adanya
konsolidasi di sekitar abses, maka akan terdengar suara nafas bronchial dan ronkhi
basah.

2. B2 (Blood)
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan
darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung
tidak mengalami pergeseran.
3. B3 (Brain)
Tingkat kesadaran Klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit
yang serius.

4. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan. Oleh karena itu,
perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal dari syok.

5. B5 (Bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan.
6. B6 (Bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari (Arif Muttaqin, 2008)

VI. Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto thoraks posterior-anterior dilakukan untuk menilai derajat progresivitas
penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif menahun.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada peningkatan
eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum diperiksa secara
makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis paru (Arif Muttaqin, 2008)

VII. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Penyuluhan
menjelaskan hal-hal mana saja yang dapat memperberat penyakit dan harus dihindari
serta bagaimana cara pengobatan yang baik.
b. Pencegahan
Mencegah kebiasaan merokok (dihentikan), menghindari lingkungan polusi dan
dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi.
c. Teapi eksaserbasi akut
1. Antibiotic, karena biasanya disertai infeksi
 Infeksi biasanya disertai, disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia
(digunakan ampisilin 4 x 0,25-0,5 gram/hari atau eritromisin 4 x 0,5 gram/hari).
 Augmetin (amoksilin dan asam klarunalat apabila ditemukan H. Influenza dan B
catarhalis).
2. Terapi oksigen
Diberikan apabila terjadi kegagalan nafas
3. Fisioterapi dada
Membantu pasien mengeluarkan sputum
4. Bronkhodilator
Untuk mengatasi obstruksi jalan nafas

VIII. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


a. Data Subyektif
 Telah berapa lama klien mengalami kesulitan bernafas
 Apakah klien merokok
 Kapan batuk produktif pertama kali diperhatikan
 Tindakan apa yang dilakukan dan efektifitasnya dalam menghilangkan gejala
 Bagaimana intake makanan klien sehari-hari
 Apa yang klien ketahui tentang penyakit dan kondisinya

b. Data Obyektif
 Perubahan kedalaman / kecepatan pernafasan
 Penggunaan otot-otot bantu pernafasan
 Bunyi nafas, seperti: weezing, ronki, krekels
 Batuk dengan produksi sputum yang banyak
 Ketidakmampuan membuang secret
 Perubahan tanda-tanda vital
 Penurunan berat badan dan kelemahan
 Tampak sianosis ringan
 Distensi vena-vena

IX. Diagnosa Keperawatan


a. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
b. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan Interpretasi terhadap informasi yang salah

X. Intervensi
Rencana intervensi yang dilakukan perawat pada klien dengan bronchitis bertujuan agar:
 Kembali efektifnya bersihan jalan nafas
 Terpenuhinya informasi yang diperlukan klien
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
a. Bersihkan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
tidak efektif keperawatan selama 3x24  Buka jalan nafas, gunakan
berhubungan dengan jam diharapkan bersihan teknik chin lift atau jaw
obstruksi jalan nafas, jalan nafas efektif. thrust bila perlu
spasme jalan nafas,  Posisikan pasien untuk
sekresi tertahan, Kriteria Hasil: memaksimalkan ventilasi
banyaknya mucus, Respiratory status: Jalan identifikasi pasien
adanya jalan nafas Nafas Efektif. perlunya pemasangan alat
buatan, sekresi bronkus, jalan nafas buatan
adanya eksudat di  Pasang mayo bila perlu
alveolus, adanya benda  Lakukan fisioterapi dada
asing di jalan nafas. jika perlu
 Keluarkan secret dengan
batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
 Lakukan suction pada
mayo berikan
bronkodilator bila perlu
 Berikan pelembab udara
 Atur intake untuk
mengoptimalkan
keseimbangan cairan
 Monitor respirasi dan
status O2.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba
Medika.
Manurung, Santa, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi. CV.
Trans Info Media: Jakarta
http://yasminwardani.blogspot.co.id/2017/02/asuhan-keperawatan-bronkhitis-nanda-nic.html diambil
pukul: 17:17 WIT. Hari/Tanggal: 16 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai