PENDAHULUAN
1
Fenomena dalam keperawatan adalah perilaku klien dalam menghadapi kepastian
kondisinya atau menghadapi ketidak nyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya
atau masalah-masalah yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui filsafahkeperawatanberdasarkan Jean Watson.
2. Mempelajarikonsep philosophy and science of caring
2
BABII
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Filosofi / Keyakinan
Keperawatan menurut Jean Watson adalah
“….Human science of person and human health-illness experiences that are mediated by
professional, personal, scientific, esthetic, and ethical human are transaction..”
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care
fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang
dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan tentang
keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk
pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit
3. Telah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
3
2.2 KONSEP CARING
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science
lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam
hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta
(Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal
moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam
diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu
bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors”
terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok
dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).
4
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih “healthgenic” (menyehatkan) daripada curing
(pengobatan). Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan
membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan.
Akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan
tercapai. Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara
perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan,
dan dapat meningkatkan kesehatan.
5
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.
Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.
Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki
mental, sosiokultural dan spiritual.
Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu mengembangkan
persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien dapat
menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman,
aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan
integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking)
ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi
kehidupan dan kematian.
6
Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental
dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan
teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar
manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain.
7
Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, jean watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental
sosial serta spiritual.
Keperawatan
LingkunganSosial
8
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
3. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
1. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa
merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial
yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat
tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan
profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi
kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat
bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini
9
dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat
menjadi pusat dari praktik keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
10
2) Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
3) Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
4) Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
1) Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
2) Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan
keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
3) Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
1) Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
2) Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin
akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada
studi pemecahan masalah.
11
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Kasus
Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
aplikasi teori Watson dalam George (1995). Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S,70 tahun
dilarikan ke sebuah rumah sakit pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan
batuk-batuk berdahak saat sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus,
kulit kering, badan lemah dan muka pucat. Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S
tinggal sendiri di rumah dan tidak punya keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S
sehari-hari bekerja sebagai pengumpul botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah
plastik. Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat
masuk rumah sakit didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu
37 derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000
ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil rontgen dada menunjukkan adanya
TB paru.
Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny. S adalah: Proses
Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih rendah (Biofisik)
Bagaimana Ny. S melihat dirinya?Apakah tinggi badan, berat badan, hasil pemeriksaan fisik
Ny. S normal?Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk mempertahankan kondisi tubuh
yang normal?Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S normal? Kebutuhan derajat lebih
rendah (Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif?Apakah dia berpartisipasi dalam
aktifitas yang biasa pada seusianya? Apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas
normal?Bagaimana kehidupanseksualitasnya? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial)
Apakah hubungan Ny. S dengan sesama memuaskan?Apakah kondisi kurang mampu
membuatnya terhambat?Apakah lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya?Apakah
dia merasa dicintai dan mencintai? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana
perasaan Ny. S tentang dirinya?Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa
mencapai tujuannya? Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan sekret yang tebal dan kental, usaha batuk efektif lemah. Perencanaan dan
Implementasi Penggunaaan faktor karatif Membangun lingkungan caring melalui
Pemahaman empatik. Membangun hubungan saling melalui mendorong ekspresi.
12
3.2 Pembahasan
Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap pengkajian dan sepuluh faktor karatif
digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi. Diagosa keperawatan yang diangkat
dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu saja dengan maksud sebagai proritas
penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain dapat saja dirumuskan dan diselesaikan dengan
menggunakan metode yang sama dengan diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”,
yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia berasal
dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan
ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya
unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
3. Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian-
penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses keperawatan,
sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4. Hubungan dengan ciri-ciri teori, Jean Watson mengatakan bahwa sebuah teori
merupakan sebuah pengelompokan, ide-ide, pengalaman yang memberikan
penjelasan mengenai fenomena 40, dan dia menolak konsep tradisional.
5. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
4.2 SARAN
Kita sebagai perawat harus menerapkan filsafah keperawatan, maka seorang perawat
harus memahami ilmu tentang filsafah keperawatan dengan sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA
15