Anda di halaman 1dari 18

Tanah dalam bahasa yunani: pedon dan dari bahasa latin: solum adalah suatu

bagian dari kerak bumi yang tersusun atas Bahan organik dan Mineral. Tanah
memiliki peran yang sangat penting bagi semua mahuk hidup yang ada di bumi
karena selain tempat pijakan, juga sebagai penopang akar. Tanah memiliki struktur
tanah yang berongga-rongga sehingga memudahkan akar untuk tumbuh dan
bernafas. Bukan hanya manusia saja yang membutuhkan tanah sebagai satu hal
yang penting, hewan dan tumbuhan yang lainnya juga sangat membutuhkan
sebagai lahan untuk hidup dan bergerak.

Tanah juga berperan penting dalam hal penanggulangan benacana alam sebagaik
benda yang menahan erosi, walaupun tanah itu juga bisa tererosi. Tanah ini
bersumber dari pelapukan dengan bantuan suatu organisme dan pembentukan
tanah itu sendiri bisa disebut dengan Pedegonesis.

Komponen Komponen Tanah


1. Bahan Organik
Bahan organik merupakan komponen tanah yang hanya memiliki presentase
komposisinya hanya sebesar 5%. Bahan organik ini terbentuk dari sebuah proses
yang bersumber dari hewan dan tumbuhan yang telah mati dan proses tersebut
sering dinamakan Dekomposisi.

Dekompesor itu nantinya akan menguraikan bahan organik menjadi senyawa


organik yang memiliki bayak manfaat untuk tanah. Walaupun memiliki komposisi
yang sedikit yakni hanya 5%, tapi sangat berpengaruh besar terutama pada sifat
fisik tanah dan sifat kimia.

Sumber organik tersebut dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan


sumbernya, berikut penjelasannya.

• Sumber primer

Sumber primer merupakan sumber utama yang paling mudah didapatkan daripada
yang lain. Biasanya berasal dari tumbuhan layu yang sudah mati.

• Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber selingan yang berasal dari hewan. Bagian
hewan yang dapat diuraikan adalah bagian kotorannya yang bisa diolah menjadi
pupuk.

• Sumber Tersier

Sumber tersier merupakan sumber tambahan yang berasal dari pupuk.

2. Mineral
Mineral merupakan komponen utama yang memiliki presentase sebesar 45%.
Komponen inilah yang menentukan tingkat kesuburan suatu tanah. Jika tanah
tersebut kekurangan mineral dan ditanami sebuah tanaman, maka tanaman
tersebut akan kekurangan sebuah komponen dalam proses pertumbuhannya.
Namun, proses pembentukan dari mineral tersebut sangatlah lama. Akan ada 3 jenis
batuan yang nantinya setelah mengalami proses pelapukan yang dapat
mempengaruhi jenis tanah yaitu Batuan Malihan, Batuan beku, dan Batuan
Sedimen.

3. Air
Air merupakan komponen yang terbilang cukup penting dalam sebuah proses
pembentukan tanah dan memiliki sebuah presentase 25%. Kalian pasti sering
melihat orang yang sedang menyiram tanamannya dengan air, hal itu berguna
untuk menyuburkan tanah karena air akan menempati di bagian pori-pori tanah.

Perlu kalian ketahui, komposisi udara dan air di dalam tanah memiliki perbandingan
terbalik, kedua komponen tersebut akan bergantung satu sama lain. Kandungan
udara dalam tanah akan bergantung pada tinggi rendahnya air. Semakin banyak air
yang ada di dalam tanah, maka kandungan udara didalam tanah akan sedikit, begiu
juga sebaliknya.

Keberadaan air dalam tanah dibedakan menjadi beberapa bagaian:

• Ketersediaan Air

Ketersediaan air dalam tanah memiliki hubungan yang erat dengan tanaman yang
ditanam. Semakin sedikit ketersediaan air, maka tumbuhan yang ditanam dalam
tanah tersebut akan cepat layu, dan itu adalah suatu hal yang bisa anda buktikan
sendiri di rumah.

• Titik Layu Permanen

Hal ini terjadi jika akar dari sebuah tanaman tidak bisa lagi menyerap air yang ada
didalam tanah. Tanaman tersebut akan layu dan kemudian mati.

• Kapasitas Lapang

Kapasitas lapang di sini maksudnya seberapa lembap tanah tersebut dan berapa
banyak air yang bisa ditampung dalam tanah tersebut. Komposisi air dalam tanah
akan sangat berpengaruh terhadap kelembapan tanah tersebut.

4. Udara
Komponen yang memiliki sifat yang sama dengan air. Udara memiliki presentase
25% yang artinya sama dengan komposisi air. Adanya udara dalam tanah
memugkinkan beberpa mahluk hidup yang bisa hidup di tanah seperti cacing,
semut, dan mahluk hidup yang lainnya. Sifat udara ini memiliki sifat yang sama
dengan air, yakni udara bisa tertekan keluar yang di akibatkan oleh air.

Setelah mengetahui komponen komponen tanah di atas, kita tahu bahwa tanah
memiliki peran penting bagi mahluk hidup yang ada di bumi terutama pohon. Pohon
sangat bergantung pada tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi agar
bisa hidup dan berkembang dengan baik. Tanah juga sebgai tempat tinggal beberpa
hewan seperti semut, cacing, belut dan mahluk hidup yang lainnya yang bersarang
di dalam tanah.

Sekian dulu artikel dari saya. Semoga bermanfaat dan jangn lupa untuk share ke
akun sosial media milik Anda seperti Facebook, Twitter, Google Plus, Pinteres,
maupun akun sosial media yang lainnya. Mohon maaf jika ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati Anda.

Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh organisme membentuk
tekstur unik yang menutupi permukaan bumi. proses pembentukan tanah ini akan
membentuk lapisan-lapisan yang menutupi seluruh permukaan bumi. lapisan-lapisan
yang terbentuk memiliki tekstur yang berbeda dan setiap lapisan juka akan
mencerminkan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah terjadi selama proses
pembentukannya. Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang
bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang
telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika
faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi)
seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara
agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase
padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur
tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran
besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang
gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori
yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga
kekurangan makropori.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik
atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya,
tanah organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik mempunyai warna yang gelap (hitam) dan merupakan pembentuk utama
dari lahan gambut. Tanah organik ini akan terus mengalami proses panjang selama
ratusan tahun untuk menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman
tinggi karena mengandung beberapa asam organik hasil dekomposisi berbagai bahan
organik. Tanah ini biasanya memiliki kandungan mineral yang rendah. Pasokan mineral
yang bisa didapat oleh tanah organilk yaitu berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi
jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat
fisik gembur sehingga mampu menyimpan cukup air. Namun karena memiliki keasaman
yang tinggi sebagian besar tanaman yang menggunakan media tanah ini tidak bisa
tumbuh secara maksimal.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk
tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk
tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung.

Dari segi warna, tanah memiliki variasai warna yang sangat beragam mulai dari hitam
kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga memiliki
perbedaan warna yang sangat kontras pada setiap lapisannya sebagai akibat proses
kimia. Tanah yang memiliki warna yang gelap merupakan ciri yang biasanya
menandakan bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik yang sangan
tinggi. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan,belerang,
dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan
besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses
kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam
atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada
pola warna yang menyerupai bercak totol-totol atau warna yang terkonsentrasi.

Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagaii tubuh alam yang
menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas
dalam hal proses pemnbentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu , serta
manfaatnya bagi kehidupan manusia. Semua orang yang hidup di permukaan bumi telah
mengenal wujud tanah, akan tetapi bnyaknya ragam tanah, sifat persebaran tanah yang
khas di permukaan bumi, serta ragam pemanfaatannya menjadikan tanah sebagai obyek
yang besar. Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar
permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik,kimia,biologi,serta
morfologi yang khas sebagai akibat dari serangan panjang tanah tidak sama dengan
kurun waktu pembentukan batuan.

FUNGSI UTAMA TANAH.


Lima fungsi utama tanah adalah: (1) tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
tanaman, (2) penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), (3)
penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh, hormon, vitamin, asam-asam
organik, antibiotik, toksin anti hama, dan enzim yang dapat meningkatkan ketersediaan hara)
dan siklus hara, dan (4) sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena
terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder
tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit
tanaman, (5) lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor,
supermarket, jalan, terminal, stasiun dan bandara. Integrasi kelima fungsi utama tanah
disajikan dalam Gambar berikut.
Gambar 1
Lima fungsi utama tanah yang terintegrasi secara utuh

Jenis tanah

Lapisan teratas dari permukaan bumi adalah berupa lapisan tanah. Tanah
sendiri didefinisikan sebagai bagian kerak bumi yang tersusun dari bahan
organik dan mineral. Peranan tanah bagi kehidupan makhluk hidup sangatlah
penting terutama bagi tumbuh-tumbuhan. Bagian kerak bumi ini
menyediakan air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
tumbuhan. Tidak hanya tanaman, banyak spesies pun hidupnya bergantung
pada tanah sebagai tempat habitatnya. Jenis-jenis tanah sangatlah beragam di
Indonesia, dan bergantung kepada proses pembentukan serta lokasi dari
tanah itu sendiri. Karena jenisnya yang beragam, maka struktur dan
kegunaannya pun beragam.

1. Tanah humus
Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari proses pelapukan tumbuhan.
kandungan dari unsur hara pada tanah jenis ini sangat banyak. Tanah yang
banyak terdapat di daerah hutan ini memiliki ciri berwarna kehitaman. Warna
hitam ini disebabkan karena terjadinya proses pelapukan tumbuhan. karena
kandungan unsur hara pada jenis tanah ini tinggi, maka tanah humus sangat
baik untuk medium cocok tanam.

2. Tanah kapur
Terbentuk dari pelapukan batuan kapur, adalah asal usul mengapa jenis tanah
ini dinamakan tanah kapur. Karakteristik dari tanah ini adalah berwarna
terang seperti batuan kapur. Jenis tanah ini termasuk kedalam golongan jenis-
jenis tanah yang tidak subur dan sulit menahan air, sehingga sulit ditanami
oleh tanaman. Akan tetapi, jenis tanah yang cenderung kering ini masih dapat
ditanami pohon yang bersifat keras dan tidak terlalu membutuhkan air
seperti pohon jati.

3. Tanah liat
Kerajinan gerabah adalah produk yang dihasilkan dari jenis tanah yang satu
ini. Tanah liat memiliki kandungan alumunium dan silikat dengan diameter
kurang dari 4 mikrometer. Jenis tanah ini umumnya memiliki warna
kehitaman atau abu-abu gelap. Terbentuknya jenis tanah ini adalah akibat
terjadinya pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. Pelapukan ini juga
dapat dihasilkan akibat aktivitas panas bumi.
Gambar tanah liat (clay soils).

4. Tanah pasir
Tanah pasir adalah contoh dari sekian banyak jenis-jenis tanah yang terdapat
banyak di pesisir pantai ataupun kepulauan. Jenis tanah ini memiliki tekstur
yang sangat rapuh, serta tidak mengandung mineral dan air yang banyak.
Jumlah tanah pasir di Indonesia termasuk melimpah mengingat negara ini
adalah negara kepulauan, otomatis memiliki jumlah tanah pasir yang juga
banyak. Tidak banyak jenis tanaman yang dapat tumbuh di tanah yang
terbentuk akibat pelapukan batu pasir ini, hanya jenis umbi-umbian dan
beberapa jenis pohon saja yang dapat tumbuh pada jenis tanah ini.

5. Tanah aluvial
Salah satu dari banyak jenis-jenis tanah yang baik untuk pertanian
adalah tanah aluvial. Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur yang
seringkali terbawa aliran sungai. Daerah hilir sungai adalah tempat yang
biasanya ditemukan jenis tanah ini, mengingat aliran air yang membawa
endapan lumpur adalah dari hulu ke hilir. Ciri-ciri visual dari tanah aluvial
adalah warnanya yang cenderung coklat hingga keabu-abuan. Memiliki
tekstur yang lembut dan mudah dicangkul, membuat jenis tanah ini cocok
untuk aktivitas pertanian padi ataupun palawija. Tanah jenis ini pun dapat
ditemukan di hampir semua pulau-pulau besar di Indonesia terutama di
sekitar hilir atau daerah yang dilalui oleh sungai.
6. Tanah andosol
Contoh dari jenis-jenis tanah yang satu ini tidak dapat ditemukan di
sembarang tempat, melainkan hanya khusus di sekitar daerah gunung api
ataupun daerah yang terdapat gunung api purba. Hal tersebut karena tanah
andosol adalah tanah yang terbentuk dari aktivitas vulkanik pada gunung
berapi. Ciri-ciri dari tanah andosol adalah warnanya yang coklat dan keabuan.
Tanah ini memiliki kandungan air, unsur hara, dan mineral yang baik,
membuat tanah ini bersifat subur dan baik untuk bercocok tanam. Karena
hanya terdapat di daerah sekitar gunung berapi, maka lokasi dimana dapat
ditemukan tanah andosol pun di sekitar ring of fire, seperti Sumatera, Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara.

7. Tanah laterit
Tanah laterit dapat dengan mudah ditemukan di daerah perkampungan
ataupun pedesaan. Tidak seperti tanah humus dan tanah andosol, tanah
laterit cenderung tidak subur. Hal ini karena kandungan unsur hara dan
mineral di dalam tanah sudah tidak bagus, mengingat tanah ini tergolong
kepada jenis-jenis dari tanah yang sudah tua. Akibatnya, kandungan di dalam
tanah laterit menjadi tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman. Warna merah
bata dari tanah laterit diakibatkan kandungan oksida besi di dalamnya.

Demikian uraian dari jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia. Berbeda tanah,
maka berbeda pula kegunaannya. Dengan mengenali karakteristik serta
kegunaan dari tanah, maka kita sebagai masyarakat Indonesia akan lebih
mudah untuk memanfaatkan sumber daya alam ini. Tidak hanya
dimanfaatkan, kita pun perlu untuk menjaga kelestarian tanah dengan tidak
merusaknya.

Jenis Jenis Tanah di Indonesia


Lantas, apa saja jenis jenis tanah yang ada di Indonesia? Berikut adalah daftar jenis
tanah yang bisa ditemukan di lapisan atas atau pedosfer Indonesia.

1. Tanah aluvial
Tanah alluvial merupakan tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa
oleh air sungai. Tanah ini merupakan hasil erosi yang kemudian diendapkan
bersama dengan lumpur sungai. Ciri khas dari tanah alluvial adalah memiliki warna
yang kelabu dan sifatnya subur.
Umumnya, tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah. Di Indonesia, tanah
alluvial banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa,
Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.

2. Tanah vulkanis
Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis
atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah vulkanis
mengandung banyak unsur hara sehingga sifatnya sangat subur.

Karena subur, tanah ini baik dan sering digunakan sebagai ladang pertanian. Tanah
vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama Bandung dan Garut, Bali, dan
Sumatera di sekitaran Danau Toba.

Tanah vulaknis dapat dibedakan dalam dua kelompok, yakni tanah regosol dan
latosol. Ciri tanah regosol adalah tanah vulkanis yang mempunyai butir kasar,
berwarna kelabu sampai kuning serta mengandung bahan organik yang sedikit.

Tanah regosol cocok untuk ditanami tanaman tembakau, palawija serta buah -
buahan. Daerah yang banyak terdapat tanah regosol adalah di wilayah Sumatera,
Jawa dan Nusa Tenggara.

Sedangkan tanah latosol adalah tanah vulkanis yang memiliki ciri khas dari
warnanya yang merah hingga kuning dan mengandung bahan organik sedang
dengan sifat yang asam. Tanah latosol cocok untuk ditanami tanaman padi, karet,
kopi, kelapa dan palawija. Tanah latosol banyak terdapat di wilayah Sumatera Barat,
Sumatera Utara, Bali, Minahasa, Jawa dan Papua.

Pelajari juga: Mengenal Sifat Sifat Tanah


3. Tanah humus (bunga tanah)
Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang
membusuk. Berbagai tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus
mengandung unsur hara yang tinggi. Artinya, tanah ini pun bersifat sangat subur.
Tanah humus juga sering digolongkan dalam kategori tanah organosol atau yang
berasal dari bahan organik. Hanya saja, pembusukan dari bahan organik ini terjadi
secara sempurna sehingga sifatnya menjadi sangat subur.

Tanah humus byanyak terdapat di Pulau Sulawesi, Sumatera, Jawa Barat,


Kalimantan dan Papua. Tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tanaman padi,
nanas dan kelapa.

4. Tanah organosol (tanah gambut)


Tanah organosol juga sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Tanah ini
terbentuk dari proses pelapukan bahan -bahan organik, seperti dari sisa
pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman
ini terjadi kurang sempurna karena selalu tergenang air.
Karena pembusukan yang terjadi kurang sempurna, tanah gambut cenderung
bersifat asam hingga sangat asam. Karena selalu tergenang air, jenis tanah gambut
ini kurang baik untuk pertanian. Tanah gambut banyak terdapat di daerah pasang
surut, seperti di Papua bagian barat, Kalimantan Barat, Sumatra bagian timur, Jawa,
pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.
5. Tanah podzolik merah kuning
Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh
curah hujan yang tinggi serta suhu yang rendah. Ciri khas tanah podzolik adalah
kandungan unsur haranya yang sedikit, bersifat basa jika terkena air, mengandung
kuarsa, bersifat tidak subur serta memiliki warna merah sampai kuning.

Tanah podzolik cocok ditanami dengan tanaman kopi, karet dan teh. Daerah
persebaran tanah ini kebanyakan ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera,
Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, dan Papua.

6. Tanah kapur
Tanah kapur merupakan jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan kapur.
Tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa ditanami
tanaman seperti pohon jati. Tanah kapur banyak terdapat di daerah Blora,
Pegunungan Kendeng, serta Pegunungan Seribu Yogyakarta.

Tanah kapur juga bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni tanah renzina dan tanah
mediteran. Tanah Renzina merupakan jenis tanah kapur yang berasal dari hasil
proses pelapukan batuan kapur yang terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi.
Karenanya, tanah ini memiliki ciri khas warna hitam dan miskin zat hara. Sebagian
besar tanah renzina ditemukan di daerah berkapur seperti Gunungkidul Yogyakarta.
Sedangkan tanah mediteran merupakan jenis tanah kapur yang terjadi dari hasil
proses pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah mediteran
kemerahan sampai coklat dan memiliki sifat kurang subur. Meski kurang subur,
tanah kapur meditaran masih cocok untuk ditanami tanaman jati, palawija, jambu
mete dan tembakau.

7. Tanah pasir
Tanah pasar merupakan tanah yang hanya memiliki kadar air sangat sedikit dan
sangat miskin unsur hara. Tanah pasit berasal dari batuan pasir yang telah melapuk.
Tanah ini banyak ditemukan di wilayah -wilayah pantai yang disebut sand dune atau
bukit pasir. Contoh tanah pasir yang ada di Indonesia ada di Pantai Parangkusumo,
Yogyakarta.

8. Tanah laterit
Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat
dikatakan sudah hilang kesuburannya. Ini karena dalam tanah laterit, banyak
terkandung zat besi dan alumunium. Kandungan unsur hara dalam tanah ini sudah
hilang karena terlarut oleh curah hujan yang tinggi.
Tanah laterit juga bersifat kering dan tandus. Warna tanah ini kekuningan sampai
merah sehingga tanah laterit juga sering disebut sebagai tanah merah. Tanah ini
banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, Sulawesi Tenggara hingga Kalimantan
Barat.

9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan
beku dan sedimen. Tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil.
Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk
pertanian.

Karena sifat tanahnya yang kurang subur, tanah ini hanay cocok untuk ditanami
tanaman -tanaman besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau
Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
HORIZON TANAH
Horison tanah adalah lapisan tanah atau bahan
tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah yang kurang lebih sejajar
dengan permukaan tanah dan berbeda dengan
lapisan disebelh atas ataupun bawahnya yang
secara genetik ada kaitannya. Horison tanah
berbeda dengan lapisan tanah dalam hal proses
pembentukannya. Horison tanah terbentuk
karena pross perkembangan tanah sementara
lapisan taah terbentuk karena proses
pengendapan bahan tanah oleh tenaga
geomorfik. Urutan horison tanah dari permukaan
ke bawah permukaan mengikuti logika
pembentukan tanah oleh berbagai proses
translokasi, transformasi, pengurangan dan
penambahan atas senyawa kimia dan partikel
tanah di dalam profil. Urutan perlapisan tanah
mengikuti logika pengendapan material batuan
yang khas menurut macam tenaga geomorfik
yang mengendapkannya. Contoh paling banyak
ditemui adalah lapisan tanah hasil pengendapan
oleh proses air akan mempunyai urutan material
paling kasar berada di lapisan paling dasar dan
material paling halus berada di lapisan paling
atas.
Horison genetik utama
Horison genetik utama atau sering disebut
dengan horison utama diberi simbol dengan
huruf kapital O,A,E,B,C dan R. Keterangan dari
masing-masing horison tanah utama adalah
sebagai berikut :
O adalah simbol untuk horison atau lapisan yang
didominasi oleh bahan organik.
A adalah simbol untuk horison tanah mineral
yang terbentuk pada tanah atas atau lapisan
atas di bwah lapisan O, yng menunjukkan
hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur
batuan asli dan memperlihaatkan satu atau lebih
sifat.
E adalah simbol ntuk horizon yang mengalami
proses pelindian(leaching) maksimal, dicirikan
oleh warna yang lebih terang daripda horizon B
yang terletak di bawahnya.
B adalah simbol untuk horison yang terbentuk di
bawah horison A,E, atau O yang telah mengalami
perkembangan horison hingga mencirikan
hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur
batuan asli dan menunjukkan satau atau lebih
sifat.
C adalah simbol simbol untuk horison
ataulapisan bahan induk tanah.
R adalah simbol untuk lapisan batuan induk
misalnya granit, basalt, batugamping , batu
pasir, dll.

Berikut adalah Foto Horizon Tanah

.
Tanah yang tersusun dari beberapa lapisan, dari
foto tersebut nampak lapisan organik, yang
masih ditumbuhi rerumputan.

Horizon tanah yang terlihat secara keseluruhan,


dalam foto ini nampak Horizon O, Horizon A,
Horizon B, dan Horizon C.

Tanah yang ditumbuhi rerumputan, dalam foto


tersebut masih nampak batuan induknya atau
horizon C.

Anda mungkin juga menyukai