N DENGAN
DIAGNOSA MEDIS MASSA INTRA ABDOMEN DI RUANG
RAJAWALI 4B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
1
B. Resume Asuhan Keperawatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri perut sebelah kiri bagian atas, mual dan muntah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bagian atas dan perut terasa
penuh disertai mual dan muntah, BAB sedikit keras. Klien mengeluh
perut kiri semakin lama membesar sejak 4 bulan yang lalu. Klien saat
ini dirawat di rajawali 4B.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien riwayat operasi kista. Klien pernah dirawat di RS Loemono Hadi
dan dikatakan Tumor Perut.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: baik
Tingkat kesadaran: compos mentis
Sistem respirasi:I: simetris statis dinamis
P: SF kanan dan kiri
P: sonor SLP
A: SDV (+/+) ST (-/-)
Sistem kardiovaskuler: Lead I-II normal, ictus cordis. Teraba sic V
Sistem gastrointestinal:I: supel, kembung
A: bising usus normal 12x/menit
P: PS (+) PA (+) area teraba pekak
P: hepar tidak teraba, teraba massa berbenjol
lunak, permukaan tidak rata tepi tampak mobile
Pemeriksaan penunjang:
- Hasil USG: massa besar di region abdomen atas kiri
- Hasil MSCT: kista retroperitoneal kiri d/d intraabdomen kiri
kistik limfangioma retroperitoneal abdomen
- Hasil laborat:
Hb: 11,2 g/dL Ureum: 13 mg/dL Albumin: 2,4 g/dL
Tr: 463 103/uL Kalium: 3,4 mmol/L
2
5. Data Fokus
DS: Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bagian atas disertai mual
dan muntah
P : Nyeri saat beraktivitas
Q: Seperti ditekan benda berat
R: Perut kiri atas
S: 3
T: Hilang timbul
DO:
- Klien tampak kesakitan
- TTV: TD=110/80 mmHg, N=84x/menit, RR=20x/menit S=36,50C
- Teraba benjolan di perut kiri atas
- Teraba massa intraabdomen mobile
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan kerusakan jaringan
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor biologis
4. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
keperawatan selama 3x24 2. Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri secara komprehensif meliputi
hilang/berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan factor
1. Klien melaporkan nyeri presipitasi
berkurang (skala 1) 3. Ajarkan teknik non
2. Klien mampu menggunakan farmakologi (Relaksasi nafas
teknik non farmakologi dalam)
3. Tidak menunjukkan 4. Kolaborasi pemberian obat
ekspresi muka karena nyeri analgesik
3
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor mual dan muntah
keperawatan selama 3x24 2. Monitor kalori dan intake
jam diharapkan kebutuhan nutrisi
nutrisi terpenuhi dengan 3. Monitor kadar albumin dan Hb
kriteria hasil: 4. Anjurkan makan sedikit tapi
1. Intake makanan dan cairan sering
adekuat 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
2. Massa tubuh sesuai untuk menentukan jumlah
3. Ukuran kebutuhan nutrisi kalori dan nutrisi yang
secara biokimia dalam dibutuhkan klien
rentang normal (albumin
>3,5 g/dL, Hb 12-14 gr%)
5. Implementasi
No Dx Waktu Tindakan Respon Klien
1 01/05/18 1. Memonitor TTV S:-
08.00 O : TD = 110/80 mmHg
N = 84 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,50C
08.15 2. Melakukan S: Klien mengatakan nyeri
pengkajian nyeri perut kiri bagian atas
secara P: nyeri saat beraktivitas
komprehensif Q : seperti ditekan
R : perut kiri atas
S:3
T: hilang timbul
O: - Klien tampak kesakitan
- Teraba benjolan di perut
kiri atas
4
- Teraba massa intra
abdomen mobile
08.30 3. Mengajarkan S: Klien mengatakan mau
teknik non untuk diajarkan teknik
farmakologi relaksasi nafas dalam
(Relaksasi nafas O: Klien bisa melakukan
dalam) teknik relaksasi nafas dalam
12.00 4. Memberikan obat S: -
injeksi omeprazole O: klien kooperatif
40 mg/24 jam IV
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
2 08.45 1 Monitor mual dan S: klien mengatakan mual dan
muntah muntah setiap makan dan
minum
O: klien tampak mual dan
muntah
2 Monitor kalori dan S: klien mengatakan makan
intake nutrisi 1/3 porsi makananannya
O: klien tidak menghabiskan
makanannya
3 Monitor kadar S: -
albumin dan Hb O: albumin= 2,4 g/dL
Hb= 11,2 g/dL
4 Anjurkan makan S: -
sedikit tapi sering O: klien kooperatif
5 Kolaborasi dengan S: -
ahli gizi untuk O: diet tinggi serat 1900 kkal
menentukan
5
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan klien
6. Evaluasi
6
Klien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 30 April 2018 pukul
22.00 WIB melalui TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap)
untuk menjalani perawatan. Setelah menandatangani formulir
persetujuan rawat inap dan terpasang gelang identitas, klien dan
keluarga lalu diantar oleh petugas kurir ke ruang Rajawali 4B dengan
menggunakan kursi roda. Klien diantar oleh kurir karena level transfer
pasien yaitu derajat 0 (pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya
dengan ruang rawat biasa dan hemodinamik stabil) klien dan keluarga
tiba di ruang Rajawali 4B pukul 22.10 WIB dan diterima oleh perawat
penanggung jawab. Kondisi klien saat tiba di ruangan, klien tampak
baik dengan kesadaran composmentis dengan skore GCS 15 (E4-M6-
V5).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir
transfer pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat
poin-poin seperti ruang rawat asal. Pasien berasal dari TPPRI, ruang
rawat tujuan yaitu ruang Rajawali 4B kelas 3.
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S: Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bagian atas disertai mual
dan muntah.
7
A: Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
Ketergantungan ringan= 14
R:
8
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
9
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2 2 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 1 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 14 14 14 Ketergantungan ringan
11
B: Klien dengan Massa Intraabdomen Retroperitoneal.
Ketergantungan ringan= 14
R:
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung
12
serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup
baik, hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir. Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi
terkait pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6
langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di
ruangan.
13
3 Alat bantu jalan:
6 Status Mental
TOTAL NILAI 20
(Resiko
rendah)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
14
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. N didapatkan hasil skore 20
(tidak beresiko atau resiko rendah), tetapi apabila diperlukan intervensi
pencegahan resiko jatuh pada Ny. N yaitu:
15
Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
Total 50 menit
Memposisikan klien
5 menit
semifowler
Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam 5 menit
saat nyeri timbul
3 Mei
Melakukan pemeriksaan
2018 5 menit
TTV
Total 50 menit
16
Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
Total 40 menit
1 Pagi 50 menit
2 Malam 50 menit
3 Siang 40 menit
17
masing memiliki waktu rata-rata 50 menit waktu yang dibutuhkan klien
untuk mendapatkan perawatan.
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal
9. Discharge planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga
juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari unit
perawatan agar transisi dari ruang Rajawali 4B ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah :
18
1. Data Kesehatan
Diagnosa klien Massa Intraabdomen Retroperitoneal, klien
pertama pengkajian mengeluh nyeri pada perut sebelah kiri
bagian atas. Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri
kronis.
2. Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah JKN.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada klien saat
ini adalah nyeri kronis
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD,
yaitu:
1. Medication (obat)
2. Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien
aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika klien
memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke tempat
pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3. Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang
akan diperoleh klien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus
kontrol dengan dokter penanggung jawab klien saat dirumah
sakit.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat, memotivasi
untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri muncul.
19
5. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6. Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi
klien diet tinggi serat.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
20
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
21
memantau keadaan saya secara teratur
22
13. Hambatan, pendukung, dan solusi penyelesaian dalam pengelolaan
pasien
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit.
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL
pasien dan keluarga pasien yang siap ikut membantu
2) Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang
dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi klien
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku di rumah sakit
4) Pemberian obat-obatab baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip 6 pemberian obat dengan benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
pasien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami dan
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali.
23