Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Pengertian

1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut
kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
2. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
3. Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan


inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan
digitalis.
2) Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada
peminum alkohol, dan merokok.
C.Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang biasa muncul :
1) Gastritis Akut
yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna
pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2) GastritisKronis
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri
ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan

D.Patofisiologi Terjadinya Penyakit


Obat- obatan, alcohol, garam empedu atau enzim- enzim pancreas dapat
merusak mukosa lambung ( gastritis erosive) mengganggu pertahanan mukosa
lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap
kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu
gangguan – gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dapat terjadi
perdarahan. Masuknya zat- zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung ( gastritis korosif).
Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya
perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kalenjar- kalenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak- bercak penebalan berwarna abu-abu
atau abu kehijauan ( gastritis atopik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan
berakibat berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis
atopik dapat juga merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis
dapat pula terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum atau mungkin terjadi setelah
tindakan gastroyeyunostomi.

E.Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan :
a. Manifestasi klinis
b. Gambaran hispatologi
c. Distribusi anatomi
d. Kemungkinan pathogenesis gastritis
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
a) Gambaran hispatology
a. Gastritis kronik superficial
b. Gastritis kronik atropik
c. Atrofi lambung
d. Metaplasia intestinal
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar
mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.
b) Distribusi anatomi

1. Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)


Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia
pernisiosa karena terjadi gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi
tersebut disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam
lambung menurun.
2. Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B)
Paling sering dijumpai dan berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori
3. Gastritis tipe AB
Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya meningkat seiring
bertambahnya usia

F.Gejala klinis
a. Gastritis akut
Gastritis akut erosive sangat bervariasi mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang
sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan
asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada
uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
3) Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.

b. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas
2) Perasaan penuh, anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata
4) Cepat kenyang

G.Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
2. Respirasi : tidak mengalami gangguan
3. Kardiovaskuler : hypotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, kulit/membrane mukosa
berkeringat ( status syok, nyeri akut)
4. Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, nyeri epigastrium.
5. Pencernaan : anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal, nyeri ulu hati,
tidak toleran terhadap makanan ( coklat, pedas), membrane mukosa kering. Factor
pencetus : makanan, rokok, alcohol, obat-obatan dan stressor psikologi.
6. Genetourenaria : biasanya tidak mengalami gangguan.
7. Muskuloskletal : kelemahan, kelelahan.
8. Intergritas ego : factor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya tanda
ansietas : gelisah, pucat, berkeringat.

H.Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium
1. Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
2. CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosis H.pylori
3. Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
4. Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis

b. Pemeriksaan radiologi
1. Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya dimana
gambaran
2. Eritematous / eksudatif
3. Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
4. Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung
dimana hasilnya meliputi :
5. Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
6. Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan predomonasi
antrum atau korpus.
7. Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal,
Helicobacter pylori.

I.Diagnosis / kriteria diagnosis


a) Gastritis akut
Tiga cara dalam menegakkan diagnosis yaitu gambaran klinis, gambaran lesi
mukosa akut dimukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata
pada endoskopi dan gambaran radiologi. Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat
lesi permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda.
Secara umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitive dan
spesifik untuk diagnosis kelainan akut lambung.
b) Gastritis kronis
Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi biopsy mukosa lambung. Perlu pula
dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter Pylori apalagi jika
ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum, mengingat angka
kejadian yang cukup tinggi yaitu hamper mencapai 100%. Dilakukan pula rapid
ureum test (CLO). Criteria minimal untuk menegakkan diagnosis H.pylori jika hasil
CLO dan atau PA positif. Dilakukan pula pemeriksaan serologi untuk H.pylori
sebagai diagnosis awal.

J.Therapy / tindakan penanganan


1. Gastritis akut
Factor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.
Keluhan akan mereda bila agen-agen penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah
dapat diberikan untuk meringankan mual dan muntah, jika keluhan diatas tidak
mereda maka koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. Pemberian
penghambat H2 ( ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi sekresi asam.

2. Gastritis kronis
Pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab yang dicurigai
a. Pemberian vitamin B12 dengan cara parenteral pada kasus anemia
pernisiosa
b. Eradikasi Helicobacter pylori pada gastritis tipe B dengan pemberian
kombinasi penghambat pompa proton dan antibiotic ( tetrasiklin,
metronidasol, kolitromisin, amoxicillin)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS

I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data

1) Biodata

a) Identitas Pasien
Nama : Tn. Z
Umur : 55 thn
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris
No. Medical Record : 68.15.36
Ruang Rawat : murai I
Gol. Darah :A
b) Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn. T

Umur : 35 Tahun

Jenis kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Suku / Bangsa : Minang/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Anak klien

Alamat : Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris

2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan Utama : Nyeri
2. Riwayat keluhan utama
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, masih mual dan muntah dan pasien
mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di derita pasienTD : 110/60
mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu,
jelasklan) Kondisi klien tampak lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.

Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung,


perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah,
kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita b.d kurang terpaparnya
dengan informasi.
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR
Apakah sudah berobat : ya
Bila berobat kemana : puskesmas
Penanganan yang diterima : obat-obatan
Bila dirawat dimana : belum pernah di rawat
Berapa lama :-
Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita : Demam
2. Penyebab Penyakit : Perubahan cuaca
3. Apakah sudah berobat? : Tidak
Bila sudah kemana :-
Penanganan yang diterima :-
Bila berobat jalan : Obat-obatan yang diterima ( - )
Bila dirawat : Alasan dirawat ( - )
4. Pernah dioperasi : tidak pernah
Bila pernah, kapan :-
Tempat :-
Lokasi operasi :-
5. Alergi : tidak ada riwayat alergi
c.Genogram Keluarga
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. PSIKOLOGIS
Suasana hati/mood : Baik
Karakter : pendiam
Keadaan Emosionil : labil
Konsep Diri : Baik

Persepsi pasien terhadap penyakitnya


Hal yang amat dipikirkan saat ini : Ingin segera sembuh
Harapan setelah menjalani perawatan : Penyakit yang diderita bisa cepat sembuh
Perubahan Yang dirasakan setelah sakit : sulit bergerak
Mekanisme Koping: cukup baik( klien bisa mengatasi gg body image)
b. SOSIAL
Orang yang terdekat dgn pasien : keluarga
Hubungan antar keluarga : Baik
Hubungan dengan orang lain : Baik
Perhatian terhadap orang lain : Baik
Perhatian terhadap lawan bicara : Baik
Kegemaran/Hobi : Memancing
c. SPIRITUAL
Pelaksanaan Ibadah : Baik
Kepercayaan/keagamaan dan aktifitas keagamaan yang ingin dilakukan
Keyakinan Kpd Tuhan : Yakin (Klien Sholat di tempat tidur)
F. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Nutrisi dan Cairan
a. Makan
1. Sehat
Pola makan : 3 x 1 hari
Makan pantangan : Tidak ada
Makanan kesukaan : Nasi goreng
Diet khusus : Tidak ada
2. Sakit
Pola makan : 3 x 1 hari
Diet : Makanan lunak
Keluhan : anoreksia
Makanan pantangan : makanan yang mengandung asam, pedas,
berlemak, yang bisa mengiritasi lambung
Perubahan Berat badan : menurun (49-45 kg)
Keluhan : tdak ada
Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia, mual muntah
b. Cairan/Minuman
1. Sehat
Pola minum : 8 gelas / hari
Minuman kesukaan : Kopi
2. Sakit
Intake Cairan : Oral : 500 ml /hari
Parental 800 ml /hari
Total : 1300 ml/hr
Keluhan : tidak ada
2. Pola Eliminasi
A. BAK
a. Sehat
Jumlah urine : 1200ml
Warna : Kuning
Bau : Amoniak
Pola BAK : 3-4 x /hr
b. Sakit
Jumlah urin : 1100 cc
Bau : Amoniak
Warna : Kuning
B. BAB
a. Sehat
Konsistensi : Padat
Warna : kuning
Bau : Khas
Pola defekasi : 1-2 x sehari
Bentuk : Semisolid
3. Pola Aktifitas/Latihan
a. Sehat
Pola Aktifitas sehari-hari : Bekerja
Latihan fisik
Jenis : renang
Frekwensi : 1x seminggu
Lama : 20 menit
Aktifitas yg membuat lelah : Bekerja terlalu lama
Gangguan pergerakan
Penyebab : keletihan
Gejala : letih
Efek :-
b. Sakit
Pola aktifitas sehari-hari : berbaring ditempat tidur
Latihan fisik
Jenis : berjalan
Frekwensi : 2x sehari
Lama : 10-15 menit
Aktifitas yg membuat lelah : berbaring di tempat tidur terus-menerus
Tingkat ketergantungan : parsial
4. Pola Istirahat Tidur
a. Sehat
Pola tidur : 2x sehari
Malam (jam) : 7 jam
Siang (jam) : 2 jam
Total (jam) : 9 jam
Gangguan tidur :-
b. Sakit
Pola tidur : Tidak teratur
Malam (jam) : 10 jam
Siang (jam) :3
Total (jam) : 13 jam
5. Personal Hygiene
a. Sehat
Mandi : 2 x sehari
Gosok gigi : 3 x sehari
Cuci rambut : 2 x seminggu
Potong kuku : 1 x seminggu
Hambatan pemenuhan P. Hygiene : tidak ada
b. Sakit
Sehat
Mandi : 1 x sehari
Gosok gigi : 1 x sehari
Cuci rambut : tidak pernah
Potong kuku : belum pernah
Hambatan pemenuhan P. Hygiene : Tidak ada (dibantu keluarga)
6. Keselamatan dan Keamanan
Peralatan medik : IVFD RL 20 tts/i
Identitas Klien : ada (lengkap)

G. CATATAN KHUSUS
1. Apa pasien mengerti tentang penyakit yang di deritanya? tidak
2. Bila dulu pernah dirawat, macam kegiatan perawatan apa dirasakan terganggu?
-
3. Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah sakit? baik
4. Apakah ada pertanyaan yang diajukan? ada
5. Bila ada : penyakit yang dideritanya apakah bisa sembuh atau tidak, dan apa
saja yang harus dilakukan agar penyakitnya cepat sembuh
Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyajitnya b.d kurang
terpaparnya dengan informasi
H. PEMERIKASAAN FISIK
1. Umum
Keadaan umum : sdang
Tingkat kesadaran : Komposmentis
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : 57 kg
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37° C
Nadi : 84 x /i
Pernafasan : 24 x/i
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
3. Integumen
Kulit
Inspeksi
Kebersihan kulit : Bersih
Warna kulit : Normal
Kelembaban : lembab
Palpasi : Suhu : Hangat
Tekstur : Kasar
Turgor : elastis
4. Kuku
Inspeksi : Warna : Normal
Bentuk : Normal
Lesi : -
Keadaaan : Bersih
Palpasi : Capillary refill : Normal

5. Rambut dan Kepala


Inspeksi : Kuantitas : Tipis
Distribusi : Normal
Palpasi : Tekstur : Halus
Kulit Kepala : Normal
Keadaan rambut : Bersih
Tekstur : Halus
6. Wajah/Muka
Inspeksi : Simetris : ya
Ekspresi wajah : meringis
Masalah keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri
7. Mata
Inspeksi : kesejajaran : Normal
Palpera : Normal
Sclera : Normal
Conjungtiva : Normal
Pupil : Isokor
Reaksi pupil thd cahaya : Mengecil
Keadaan mata : Bersih
Palpasi : Nyeri tekan : Tidak
8. Telinga
Inspeksi : Normal
Keadaaan Telinga : Bersih

9. Hidung dan Sinus


Inspeksi : Simetris : ya
Kesulitan Bernafas : tidak
Warna kulit hidung : Cokelat
Pembekakan : Tidak
Mukosa : Lembab
Perdarahan : Tidak
Keadaan Hidung : Bersih
Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan
Frontal : tidak
Maxilaris : tidak
10. Mulut
Inspeksi : Bibir : Normal
Gusi : Normal
Gigi : Normal
Lidah : Simetris
Keadaan Mulut : Bersih
11. Leher
Inspeksi : Warna : Normal
Palpasi : Leher : Hangat
12. Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi : Postur : Normal
Bentuk : Normal
Pola nafas : Reguler
Sifat nafas : Dada
Retraksi Torakalis : Normal
Batuk : -
Palpasi : Normal
Ekspansi paru pd sisi knan & kiri :
Simetris
Taktil Fremitus : Anterior : Normal
Posterior : Normal
Perkusi Paru : Resonan/normal
Auskultasi : Vesikuler
13. Payudara
Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
14. Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung : Pulsasi Apikal : -
Inspeksi dan Palpasi : Pulsasi Apikal : Normal
15. Abdomen/Perut
a. Abdomen
Inspeksi : Normal
Auskultasi : Bising usus : hiperaktif
Perkusi Hepar : Pekak
Limpa : Redup
Abdomen : Timpani
Palpasi Ringan : Normal
b. Anus : Normal
16. Genitalia
Inspeksi : Normal
Kateter : Terpasang, warna urin kuning, jumlah
500cc
Palpasi : Normal
17. Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran : Normal
Kontraktur : Ada
Tremor : Tidak
Tulang : Tidak normal
Tulang Belakang : Normal
Sendi : Terputus
ROM : Tidak sempurna
Palpasi
Otot : Tidak Normal
Tulang : Tidak Normal
Sendi : Tidak Normal
Lain-lain :-
Masalah Keperawatan : Immobilisasi fisik
18. Persarafan/Neurologi
GCS (3-15) :-
Orientasi : Orang
Atensi : Baik
Berbicara : Normal
Sensasi : Sentuhan
Penciuman : Baik
Pengecapan : Baik
Ingesti-digesti : Mengunyah : mampu
Menelan : mampu
Gerakan : Berjalan : mampu

I.HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


- GDS:128 Mg/dl(<200>)
- HB:11,9 Gr/dl(14-18 g/dl)
-leukosit: 7.400/mm3
-trombosit:418.000/mm3
(TANGGAL: 25 Agustus 2010)
J. PROGRAM DOKTER
- IVFD RL 20tts/i -lansoprazol 1x130 mg
- Diit ML
- Paracetamol 3 x 500 mg/hari
- Ranitidin 2x1gr

K. ANALISA DATA
N DATA FOCUS MASALAH PENYEBAB
O (SUJEKTIF DAN OBJEKTIF)

1. DS :-Ps mengeluh nyeri pada ulu Nyeri akut Iritasi mukosaa


hatinya lambung
-Ambang nyeri 8
DO :- Ps terlihat meringis
menahan nyeri
-Ps tampak memegangi bagian
bawah perutnya
- Ps tampak gelisah
- TD : 110/60 mmHg
2. - N : 97 x/i Menurunnya
- RR : 24 x/i Perubahan nutrisi nafsu makan,
- S : 37º C kurang dari mual, muntah
DS : - Ps mengatakan tidak nafsu kebutuhan tubuh
makan
- ps mengatakan mual dan
3. muntah 3x sehari
-ps mengatakan sulit untuk
menghabiskan diit yang Kurang
diberikan Kurang terpaparnya
Do : - diit ps tidak habis pengetahuan dengan informasi
-BB menurun dari 49 menjadi tentang
45 kg penyakitnya
DS : -ps mengatakan kurang (faktor penyebab
mengerti tentang proses penyakit, dan terapi diet)
penyebab, dan terapi diet yang
harus dilakukan
DO : - ps tampak bingung
- Ps sering bertanya tentang
penyakitnya

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA TANGAN
(BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH)
1. Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambung
2. Perubhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
menurunnya nafsu makan,mual, muntah
3. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (factor
penyebab, proses, dan terapi diet) b.d kurang
terpaparnya dengan informasi

III. RENCANA KEPERAWATAN


N TANGGAL/J MASALAH TUJUAN & RENCANA RASIONAL
O AM KEPERAWAT KRITERIA TINDAKAN
AN HASIL
1. 31-agustus- Nyeri Akut b.d Tujuan -Evaluasi -Merupakan
2010 iritasi mukosa -setelah derajat nyeri, intervensi
10: 00WIB lambung dilakukan catat lokasi, monitoring
tindakan karakteristik yang efektif.
keperawatan dan Tingkat
2x24 jam intensitasnya, kegelisahan
nyeri hilang catat mempengar
atau perubahan uhi persepsi
terkontrol tanda-tanda reaksi nyeri
Kriteria vital dan -membantu
Hasil emosi. membuat dx
-Ambang -kaji ulang dan
nyeri 2/ yang kebutuhan
hilang meningkatkan terapi
- Klien nyeri -karena
tampak rileks makanan
2. -identifikasi khusus yang
31-agustus- Perubahan dan batasi menyebabka
2010 nutrisi kurang makanan yang n distress
dari kebutuhan menimbulkan bermacam-
tubuh b.d ketidaknyama macam
menurunnya nan -untuk
nafsu makan menghilang
Setelah -Kolaborasi kan nyeri
dilakukan pemberian akut dan
tindakan obat analgetik menurunkan
keperawatan aktivitas
kebutuhan peristaltik
nutrisi -buat jadwal -perbaikan
3. terpenuhi masukan tiap nutrisi
secara jam meningkatk
01-agustus- adekuat KH: an
2010
Klien akan kemampuan
Kurang menunjukkan -timbang BB berfikir
pengetahuan intake tiap hari -
tentang proses makanan pengawasan
penyakit, melalui -berikan kehilangan
penyebab dan keeimbangan makanan dan alat
terapi ,diet b.d diet, ps sedikit tapi pengkajian
kurang menunjukkan sering sesuia kebutuhn
terpaparnyta perilaku indikasi nutrisi
dengan mempertahan -berikan diet -makanan
informasi kan pola makanan berlebihan
nutrisi mringan menyebabka
dengan n mual
tambahan muntah
makanan yang -dapat
Seterlah disukai meningkatk
dilakukan
an masukan,
tindakn
keperawatan -tentukan meningkatk
(penkes)
persepsi an rasa
klien akan
mematuhi tentang proses berpartisipa
penatalaksana
penyakit si
an diet dan
factor -diskusikan -membuat
penytebab
program pengetahuan
KH:
Menyatakan pengobatan dasar
pemahaman
jadwal dan -membantu
proses
penyakit dan kemungkinan pemahaman
pengobatan,
efek samping ps tentang
mengidentifik
asi hubungan obat-obatan alas an
tanda dan
-anjurkan meminum
gejala dengan
proses melakukan obat
penyakit
aktivitas biasa
danhubungak
an gejala secara
dengan factor
bertahap -latihan
penyebab
dapat
-berikan membantu
informasi
pengemban
tertulis untuk
ps atau orang gan
terdekat
gambaran
diri positif
dan
melawan
defresi
-membantu
sebagai
pengingat
dan penguat
belajar

Anda mungkin juga menyukai