Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HUKUM DAGANG

"HUKUM PERBANKAN"

OLEH

KELOMPOK 10:

1. RANDI SATRIA PRANATA


2. SEPTIA MILAWATI
3. SOLIHATUL ARDIANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI (FISE)

UNIVERSITAS HAMZANWADI

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan Sang Pencipta alam, karena berkat Karunia,
Rahmat, Taufik, Hidayah, serta Inayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua sehingga
sampai saat ini kita masih dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, mulai dari menuntut ilmu,
menjalankan kewajiban kepada sesama manusia dan kewajiban sebagai hamba-Nya. Dan
berkat Rahmat Allah SWT. juga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Shalawat beriring salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan alam, Nabi
Akhiruzzaman Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membina umat manusia dari jalan
biadab menuju jalan yang beradab, dari jalan kebodohan menuju jalan kecerdasan.

Makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri pada
khususnya, dan bagi kita semua pada umumnya.

Selong, 22 Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
D. Manfaat ........................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Pengertian hukum perbankan .......................................................................................... 3
B. Pengaturan hukum perbankan ......................................................................................... 3
C. Jenis dan fungsi perbankan ............................................................................................. 6
D. Produk usaha perbankan ............................................................................................... 10
E. Tugas pokok dan utama bank indonesia ....................................................................... 12
BAB III
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia ekonomi termasuk dari sektor perbankan akhir-akhir ini


mengalami perkembangan pesat. Mulai dari bank yang menggunakan sistem klasik
hingga yang modern, bank dengan prinsip konvensional hingga bank dengan prinsip
syariah. Oleh sebab itu dunia perbankan memerlukan suatu hukum agar kegiatan dan
segala hal yang terjadi bisa tetap terkendali dalam artian tidak berlawanan dengan
hukum dan konstitusi yang berlaku di suatu negara dan masyarakat. Dari itu maka
muncul istilah hukum perbankan.
Hukum perbankan (banking law), yakni merupakan seperangkat kaidah hukum
dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain
sumber hukum yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek
kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku
petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang
tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
bank, eksistensi bank, dan lain-lainnya yang berkenaan dengan dunia perbankan
tersebut.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang harus dipecahkan dalam pembahasan makalah ini
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan hukum perbankan?
2. Bagaimana pengaturan perbankan di Indonesia dan seperti apa perkembangannya?
3. Ada berapa jenis perbankan berdasarkan setiap kategori dan apa fungsi bank?
4. Apa saja produk usaha perbankan?
5. Bagaimana kedudukan, fungsi dan tugas Bank Indonesia selaku Bank Sentral?
C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:


1. Untuk mengetahui definisi dari hukum perbankan
2. Memahami pengaturan atau deregulasi perbankan di Indonesia beserta
perkembangannya

1
3. Mengetahui bagaimana hukum perbankan yang berlaku di Indonesia
4. Mengenal produk usaha yang ditawarkan oleh bank
5. Memahami kedudukan hingga tugas utama Bank Indonesia selaku Bank Sentral
D. Manfaat

Apabila tujuan dari pembuata makalah ini dapat terpenuhi maka diharapakan
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi penyusun, sebagai usaha menambah khazanah ilmu kami tentang hukum
perbankan di indonesia sendiri, sehingga kami sebagai calon pendidik dapat
memahami dengan seksama apa saja yang menjadi pembahsan pokok dari hukum
perbankan.
2. Bagi pembaca, diharapkan sebagai referensi dalam penyusunan makalah
berikutnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hukum perbankan

Munir Fuady mendefinisikan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum


dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin dan lain-lain yang
mengatur masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-
rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban,
tugas dan tanggungjawabpara pihak yang tersangkutan dengan bisnis perbankan, apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, dan lain-lain yang berkenan dengan dunia
perbankan.

Sedangkan menurut Muhammad Djumhana mengenai hukum perbankan yakni:


“Hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan
lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan
eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan lain”. Adapun perbankan
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Dari pendapat tersebut hukum perbankan bisa disimpulkan sebagai hukum yang
mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perbankan. Dalam kacamata sistem
hukum nasional, hukum perbankan telah berkembang menjadi hukum sektoral dan
fungsional, oleh karena itu hukum perbankan dalam kajiannya meniadakan pembedaan
antara hukum publik dan hukum privat, sehingga bentang ruang lingkupnya sangat luas.
Kalau mau dirinci hukum perbankan itu mencakup bidang hukum administrasi, hukum
perdata, hukum dagang, hukum pidana dan hukum internasional.

B. Pengaturan hukum perbankan

Pengaturan perbankan atau pengaturan hukum perbankan di Indonesia memiliki


beberapa fungsi utama:

1) Untuk tujuan moneter, pengaturan perbankan diarahkan untuk tujuan moneter,


ditujukan untuk mendorong stabilitas moneter di Indonesia. Hal ini mengingat masih
dominannya perbankan sebagai sumber pembiayaan investasi.

3
2) Untuk tujuan pengawasan terhadap industri perbankan. Pengaturan perbankan untuk
tujuan pengawasan adalah dalam rangka menjaga keamanan dan kesehatan bank
maupun kesehatan system keuangan secara keseluruhan, melindungi nasabah, dan
menjaga stabilitas pasar uang serta mendorong system perbankan yang efisien dan
kompetitif.
3) Untuk tujuan pembangunan. Pengaturan perbankan untuk tujuan pencapaian program
pembangunan diarahkan agar perbankan nasional dapat mengatasi masalah-masalah
ekonomi pada masa pembangunan.
Selanjutnya uraian perkembangan perbankan di Indonesia berdasarkan periodisasi
berlakunya peraturan perundang-undangan perbankan antara lain:
1. Periode Undang-undang No. 14 Tahun 1967
Regulasi perbankan di Indonesia secara sistematis dimulai pada tahun 1967 dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan.
Undang-undang ini mengatur secara komprehensif sistem perbankan yang berlaku pada
masa itu
2. Periode Deregulasi 1 Juni 1983
Dikatakan proses awal liberalisasi perbankan. Tujuan: Mengurangi ketergantunagn
bank-bank pada Bank Indonesia Meningkatkan mobilisasi dana masyarakat
Isi kebijakan:
a) Penghapusan pagu kredit
b) Pembebasan suku bunga simpanan
c) Meniadakan pagu atas swap Bank Sentral
3. Periode Pakto 1988
Tujuan: Perubahan Struktural Kelembagaan Perbankan untuk menunjang pengerahan
dana masyarakat dan ekspansi pemberian kredit.
Isi kebijakan:
a) Keleluasaan Pendirian Bank
b) Diperbolehkan BUMN menyimpan deposito di Bank Swasta
c) Penetapan CAR (Capital Adequacy Ratio), Legal Lending Limit
d) Setelah dikeluarkannya PAKTO, kemudian dimulailah pendirian Bank-bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Berkah Amal Sejahtera, dan BPRS Dana
Mardhatillah pada tanggal 19 Agustus 1991. Kemudian, disusul oleh BPRS
Amanah Rabaniah pada tanggal 24 Oktober di tahun yang sama. Ketiga BPRS

4
tersebut beroperasi di Bandung, dan kemudian berdiri BPRS Hareukat pada tanggal
10 November 1991 di Aceh.7
4. Periode Undang-undang No. 7 Tahun 1992
a) Penyederhanaan jenis bank, menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) serta memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat
diselenggarakannya;
b) Persyaratan pokok untuk mendirikan suatu bank diatur secara rinci, sehingga
ketentuan pelaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan perbankan lebih jelas dan
lebih terarah;
c) Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan pada lembaga
perbankan melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pemenuhan ketentuan
persyaratan kesehatan bank;
d) Peningkatan profesionalisme para pelaku di bidang perbankan;
e) Perluasan kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan bidang perbankan secara
sehat dan bertanggungjawab sekaligus mencegah terjadinya praktek-praktek yang
merugikan kepentingan masyarakat luas.
5. Periode Undang-undang No. 10 Tahun 1998
Pokok-pokok penyempurnaan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Peralihan kewenangan dan pemberian izin kepada Bank Indonesia yang
sebelumnya menjadi kewenangan Menteri Keuangan;
b) Perlunya konsultasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka pembentukan
badan khusus;
c) Peningkatan sanksi pidana atas pelanggaran rahasia bank;
d) Peningkatan peranan bank umum dalam melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah;
e) Ketentuan mengenai kemungkinan pemilikan bank asing sebagai mitra strategis dan
pemegang saham bank umum;
f) Peranan Badan Pengawas Keuangan;
g) Pendefinisian lembaga penjamin simpanan;
h) Penegasan sifat sementara bagi badan khusus;
i) Pencantuman persyaratan analisis mengenai dampak lingkungan dalam perjanjian
kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah;
j) Perubahan ancaman sanksi pidana berupa peningkatan ancaman hukuman.

5
C. Jenis dan fungsi perbankan

1. Jenis-jenis Perbankan
Jenis bank dapat dikategorikan berdasarkan dari segi bermacam-macam. Mulai
dari segi tugas, kepemilikan, status hingga prinsip, setiap bank memiliki jenis yang
beragam.

a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya


Dijelaskan dalam Undang-Undang No 7 Tahun 1992, berdasarkan dari segi
tugasnya bank dikategorikan menjadi tiga jenis: Bank Sentral, Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
1) Bank Sentral
Bank Sentral, yaitu bank milik negara yang bertanggung jawab untuk mengatur
dan menjaga stabilitas harga atau nilai mata uang negara. Jadi bank sentral
bertugas untuk menjaga tingkat inflasi agar terkendali untuk mengoptimalkan
perekonomian dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang.
Dengan kata lain bank sentral bertugas juga mengatur kebijakan moneter
negara, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di
Indonesia bank sentral dikenal sebagai Bank Indonesia. Dan menurut pasal 4
ayat 2, Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang ini. Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004 pasal 8,
Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai uang. Implementasi dari kebijakan moneter
dapat dilakukan dengan menetapkan suku bunga.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia
berwenang memberikan persetujuan untuk penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran seperti sistem transfer dana, sistem kliring, sistem pembayaran
berbasis kartu dan sistem pembayaran lainnya
c) Mengawasi bank umum lainnya dalam mendorong efektivitas kebijakan
moneter. Setelah menetapkan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia,
pelaksanaannya akan berada di tangan bank umum lainnya.

6
2) Bank Umum
Bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan.
Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito, dan tabungan.
b) Memberikan kredit.
c) Menerbitkan surat pengakuan utang.
d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk
kepentingan bank itu sendiri.
e) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan atau dengan pihak ketiga.
f) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
g) Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Tugas BPR hanya terbatas pada
penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau deposito dan penyaluran dana
dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja atau kredit perdagangan.
b. Jenis bank dari segi kepemilikan
Akta pendirian dan penguasaan merupakan dasar dari kepemilikan bank.
Bank dapat dikategorikan menjadi empat jenis berdasarkan dari kepemilikannya:
1) Bank pemerintah, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian atau
sepenuhnya oleh pemerintah contoh Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia,
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.
2) Bank swasta, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian besar oleh
pihak swasta contohnya Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank
7
Mega, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Maybank, Bank MNC, Panin
Bank, Bank OCBC NISP, Bank UOB, Bank Permata, Bank Sinarmas.
3) Bank asing, merupakan cabang bank dari luar negeri yang sahamnya dimiliki
oleh pihak asing, contohnya seperti HSBC, Bank of China, Bank of America,
Bangkok Bank, JPMorgan Chase, Citibank dan Standard Chartered.
4) Bank pembangunan daerah, merupakan bank yang sebagian atau seluruh
sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah provinsi contohnya Bank Sumut,
Bank Jambi, Bank Jatim dan Bank daerah lainnya.
5) Bank campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu atau lebih bank
umum berkedudukan di Indonesia dengan satu atau lebih bank berkedudukan di
luar negeri contoh Bank ANZ, Bank Commonwealth dan Bank DBS.
c. Jenis bank dari segi status
Yang dimaksud dengan status merupakan ukuran kemampuan bank untuk
melayani masyarakat dari segi jumlah produk, modal serta kualitas layanan. Untuk
segi ini bank dapat dikategorikan menjadi dua jenis:
1) Bank Devisa, yaitu bank yang dapat melayani masyarakat untuk transaksi luar
negeri atau berhubungan dengan mata uang asing seperti transfer ke luar negeri,
travellers cheque, transaksi luar negeri lainnya.
2) Bank Non Devisa, yaitu bank yang memiliki hak untuk melaksanakan transaksi
seperti bank devisa hanya saja wilayahnya terbatas untuk negara tertentu saja.
d. Jenis bank dari segi prinsip
Secara umum bank berdasarkan prinsip transaksinya terbagi dua antara bank
konvensional dan bank Syariah.
1) Bank Konvensional, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional, dimana bank menerapkan harga sesuai tingkat suku bunga untuk
produk simpanan atau kredit dan menerapkan biaya untuk jasa bank lainnya.
2) Bank Syariah, merupakan bank menerapkan aturan perjanjian sesuai dengan
hukum Islam antara bank dan pihak lainnya. Baik itu produk simpanan,
pembiayaan usaha ataupun kegiatan lainnya.
2. Fungsi Perbankan

Fungsi utama bank dapat dilihat dalam pasal 3 Undang-Undang Perbankan yang
menyatakan bahwa “fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat”.

8
a) Menghimpun dana dari masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan, deposito
berjangka, giro ataupun bentuk simpanan lainnya. Dengan penghimpunan dana ini,
bank menjamin keamanan uang masyarakat tersebut sekaligus memberikan bunga
untuk dana tersebut.
Setiap produk simpanan bank menawarkan bunga yang berbeda-beda seperti
contohnya deposito memiliki bunga lebih tinggi dari tabungan, karena nasabah
harus menyimpan uangnya untuk jangka waktu tertentu agar dapat menikmati
bunga lebih tinggi. Sedangkan tabungan dapat ditarik kapanpun nasabah
memerlukan uang.
b) Menyalurkan dana kepada masyarakat
Setelah menghimpun dana dari masyarakat, bank akan menyalurkan dana ini
kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui sistem kredit atau pinjaman. Kredit
yang ditawarkan bank akan mengenakan bunga kepada peminjam. Produk kredit ini
pun memiliki beberapa jenis seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan
Rumah (KPR), Kredit Mobil, ataupun jenis pinjaman lainnya.
Dengan penyaluran dana tersebut maka tujuan bank dalam pelaksanaan
pembangunan nasional dapat terpenuhi. Masyarakat yang membutuhkan dana dapat
menyejahterakan kehidupannya dan menghasilan usaha yang mendukung
pembangunan nasional.
Selain fungsi utama di atas, bank juga mempunyai fungsi sampingan yaitu,
sebagai berikut:
a) Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran
Selain menyalurkan dana, sebagai intermediasi bank juga berfungsi sebagai
pendukung kelancaran mekanisme transaksi di masyarakat. Jasa yang ditawarkan
untuk menunjang fungsi ini termasuk transfer dana antar rekening dalam negeri,
penyediaan fasilitas pembayaran secara kredit seperti kartu kredit, jasa pembayaran
tagihan, sistem pembayaran elektronik, sarana penyaluran gaji karyawan ataupun
penghasilan lainnya.
b) Mendukung kelancaran transaksi internasional
Bank juga dibutuhkan untuk memperlancar transaksi internasional. Kesulitan
bertransaksi karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter antara
dua pihak yang berbeda negara akan selalu hadir. Kehadiran bank akan
memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut dengan lebih mudah, cepat,
9
dan murah. Bank memastikan kelancarannya melalui jasa penukaran mata uang
asing ataupun transfer dana luar negeri untuk transaksi internasional.
c) Penciptaan Uang
Uang yang diciptakan oleh bank (Bank Indonesia), ini merupakan uang giral yang
berarti alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Proses
penciptaan uang diregulasi oleh bank sentral untuk pengaturan jumlah uang yang
beredar karena dapat mempengaruhi ekonomi.
d) Sarana Investasi
Kini bank juga dapat berfungsi sebagai sarana investasi melalui jasa reksa dana atau
produk investasi yang ditawarkan bank sendiri seperti derivatif, emas, mata uang
asing, saham.
e) Penyimpanan Barang Berharga
Fungsi bank yang telah tersedia dari dahulu kala adalah penyimpanan barang
berharga. Nasabah dapat menyimpan barang berharganya seperti perhiasan, emas,
surat-surat berharga, ataupun barang berharga lainnya. Bank juga dapat
menyewakan safe deposit box.
Kedua fungsi utama dan fungsi sampingan bank saling mendukung dan berperan
penting dalam mewujudkan pembangunan nasional yang merata.
D. Produk usaha perbankan

Adapun Produk - Produk Simpanan Perbankan (Bank Funding) adalah sebagai berikut.

1. Giro Rekening

Giro adalah rekening yang uangnya bisa diambil setiap saat, di mana rekening ini
dilengkapi fasilitas pembayaran dengan cek dan giro bilyet. Bila Anda bertransaksi
dengan pihak lain, maka Anda bisa membayarnya dengan menggunakan cek atau giro
bilyet. Cek adalah surat berharga di mana orang yang Anda beri cek ini bisa langsung
menguangkannya di bank. Sedangkan giro bilyet adalah surat berharga di mana orang
yang Anda beri giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus
disetorkan lebih dulu ke rekeningnya. Barulah setelah itu uang akan cair di dalam
rekeningnya.

10
2. Tabungan

Tabungan adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun


penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Tujuan seseorang dalam menabung di bank
bisa dibagi menjadi dua. Pertama, karena ingin benar-benar menabung untuk bisa
mengumpulkan sejumlah dana tertentu pada masa yang akan datang. Contohnya seperti
menabung untuk bisa membeli kebutuhan tertentu. Kedua, hanya ingin menjadikan
tabungan sebagai rekening penampungan, dan bukan untuk benar-benar menabung.
Contohnya seperti rekening yang uangnya digunakan untuk membayar belanja bulanan.
Di sinilah fasilitas berupa Kartu ATM dan Kartu Debet baru benar-benar dipakai.

3. Deposito

Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun penarikannya


hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Sebagai contoh, kalau Anda menaruh
uang Rp 1 juta pada deposito yang berjangka waktu 3 bulan, maka uang Rp 1 juta
tersebut baru bisa Anda ambil setelah 3 bulan berlalu. Tentunya, Anda juga dijanjikan
pemberian bunga tertentu yang bisa Anda nikmati pada saat deposito itu jatuh tempo.

Selain itu juga terdapat produk Pinjaman Perbankan (Bank Landing). Masing-
masing produk pinjaman perbankan dibuat untuk memenuhi tujuan yang berbeda,
berdasarkan motif dari si peminjam. Pada dasarnya, ada tiga macam produk kredit.
Yakni:

4. Kredit Usaha

Kredit Usaha adalah kredit yang digunakan untuk membiayai perputaran usaha
atau bisnis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang produktif, seperti usaha
perdagangan, usaha industri rumah tangga, usaha jasa konsultasi, dan lainlain.

a. Kredit Konsumsi

Kredit Konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu yang
sifatnya konsumtif, seperti membeli rumah atau kendaraan pribadi. Dua kredit
konsumsi yang biasanya cukup laris adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan
Kredit Kendaraan.

11
b. Kredit serbaguna

Kredit Serba Guna adalah kredit yang bisa digunakan untuk tujuan apa saja, bisa
untuk konsumsi maupun untuk memulai usaha baru seperti percetakan, bisnis
Penerjemah Tersumpah dan dagang. Nah, salah satu produk kredit serba guna yang
sering dipasarkan adalah Kredit Tanpa Agunan.

E. Tugas pokok dan utama bank indonesia

Bank adalah suatu bentuk badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dana dan mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit, atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Adapun Bank Sentral menurut Kasmir (2004:7) adalah Bank yang mengatur berbagai
masalah perbankan dan keuangan serta bekerja sama dengan perbankan sentral di Negara
lain. Setiap Negara hanya memiliki satu Bank Sentral dan Bank Sentral di Indonesia adalah
Bank Indonesia (BI).
Dengan kedudukannya sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki tugas penting
dalam perbankan dan perekonomian di Indonesia. Dalam kedudukannya tersebut Bank
Indonesia memiliki 6 (enam) tugas atau fungsi pokok, antara lain:
1. Sebagai Penjaga Stabilitas Moneter
BI selaku bank sentral memiliki peran sebagai penjaga stabilitas moneter di
Indonesia. Lembaga tersebut harus menjaga stabilitas moneter agar jumlah uang yang
beredar di masyarakat tetap terjamin sesuai dengan kebutuhan. Dengan terjaga dan
terkendalinya peredaran jumlah uang tersebut, maka perekonomian negara akan
bertumbuh tanpa berakibat pada tingginya inflasi. Terkendalinya inflasi tersebut
tentunya mampu mempertahankan kondisi perekonomian bangsa agar tidak terjadi
krisis ekonomi.
2. Mengatur dan Mengawasi Aktivitas Perbankan
BI memiliki peran sebagai pengatur dan pengawas aktivitas perbankan yang ada
di Indonesia. Mengatur dan mengawasi aktivitas perbankan itu sangat diperlukan agar
tidak terjadi praktik perbankan yang salah dan merugikan masyarakat. Pengaturan dan
pengawasan perbankan itu dilakukan BI melalui beberapa cara:
a) Membuat kebijakan tentang kewajiban bank untuk menyampaikan laporan.
b) Melakukan pemeriksaan terhadap bank secara berkala bila diperlukan.

12
c) Melakukan penegakan hukum terhadap praktik-praktik perbankan yang ilegal dan
menyalahi hukum.
d) Menerapkan kebijakan yang efektif.
e) Menerapkan disiplin pasar.
f) Memberikan atau mencabut izin usaha bank.
g) Memberikan izin membuka atau memindahkan kantor bank dan mencabut izin
usaha bank bila melakukan pelanggaran.
h) Memberikan persetujuan dalam hal-hal yang terkait dengan kepemilikan suatu
bank.
i) Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan usaha tertentu.
3. Mengatur dan Menyelenggarakan Sistem Perbankan
Mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran di masyarakat juga
merupakan peran dari BI. Sebagai bank sentral, BI harus mengatur mekanisme sistem
pembayaran yang berlaku dan dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya. Hal-
hal yang diatur oleh BI menyangkut media sistem pembayaran, siapa saja yang terlibat,
dan lain sebagainya.
Ada empat prinsip yang dipegang BI dalam mengatur mekanisme pembayaran.
Keempat prinsip tersebut ialah aman, efisien, kesamarataan akses, dan perlindungan
konsumen. Untuk melaksanakan perannya itu, BI melakukan beberapa hal.
Pertama, melakukan penetapan dan pemberlakuan, pemberian izin kepada
penyelenggara jasa, dan mengawasi jasa sistem pembayaran nasional. Dua,
memberlakukan dan mengatur ketentuan sistem kliring dan ketentuan tentang alat
pembayaran. Tiga, mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran.
Keempat, melakukan penarikan, pencabutan, dan pemusnahan alat pembayaran.
Kelima, melakukan pengembangan tata cara dan upaya guna mengurangi risiko dalam
sistem pembayaran melalui penerapan sistem pembayaran yang bersifat nyata atau real
time. Enam, melakukan pemetaan adanya risiko dalam sistem pembayaran. Dan,
melakukan pengaturan dan pengembangan sistem informasi antar bank.
4. Melakukan Penelitian dan Pemantauan
BI selaku bank sentral memiliki peran sebagai penjaga stabilitas moneter di
Indonesia. Lembaga tersebut harus menjaga stabilitas moneter agar jumlah uang yang
beredar di masyarakat tetap terjamin sesuai dengan kebutuhan.
Dengan terjaga dan terkendalinya peredaran jumlah uang tersebut, maka ekonomi
negara akan bertumbuh tanpa berakibat pada tingginya inflasi. Terkendalinya inflasi
13
tersebut tentunya mampu mempertahankan kondisi perekonomian bangsa ini agar tidak
terjadi krisis ekonomi.
Adapun, BI sebagai penjaga stabilitas moneter memiliki beberapa macam
kebijakan yang dapat diambilnya. Pertama, menetapkan sasaran moneter. Dua,
menetapkan tingkat inflasi. Tiga, menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau
pembelian surat berharga dari masyarakat.
Empat, menentukan tingkat suku bunga kredit bank umum. Kelima, menaikkan
cash ratio bank umum. Dan, keenam, mengatur tingkat kredit dan pembiayaan.
5. Mengatur dan Mengawasi Aktivitas Perbankan
Pemerintah Indonesia tentunya menyelenggarakan negara dengan tujuan untuk
menyejahterakan rakyatnya. Untuk itu, Pemerintah Indonesia memerlukan simpanan
dana pembangunan di bank. Bank yang digunakan oleh pemerintah untuk menyimpan
dana pembangunan ialah BI (Bank Indonesia).
Dengan begitu, BI merupakan pengelola rekening Pemerintah Indonesia.
Sederhananya, BI menjadi pemegang kas negara. Dalam menjalankan perannya ini, BI
akan selalu berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan. Koordinasi itu meliputi
membuat laporan, menyimpan dana, mengeluarkan dana, hingga melakukan pinjaman
luar negeri atas nama Indonesia, melalui kebijakan dari Kementerian Keuangan dan
Presiden Indonesia.
6. Berperan sebagai Lender of The Last Resort
Ketika ada bank umum yang mengalami kesulitan keuangan, maka bank tersebut
bisa meminta bantuan pendanaan kepada BI. Peran BI sebagai peminjam dana tersebut
disebut sebagai Lender of The Last Resort (LoLR).
Pinjaman yang dikeluarkan BI tersebut bertujuan untuk menstabilkan sistem
keuangan negara. Bila tidak melakukan hal tersebut, bisa saja kebankrutan sebuah bank
memengaruhi keberlangsungan perekonomian Indonesia. Tentu saja yang akan amat
dirugikan dengan kondisi tersebut ialah masyarakat Indonesia.
Bantuan likuiditas dari BI kepada bank bermasalah itu sifatnya sementara. Jadi,
BI tidak akan selalu memberikan pinjaman kepada bank yang tengah mengalami
permasalahan keuangan. Bila sudah mencapai titik stabil, maka pinjaman dari BI akan
dihentikan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum perbankan adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan
dengan perbankan, terkait segala kegiatan hingga produk usaha yang dilakukan dalam
perbankan. Bank terutama perbankan di Indonesia terkait pengaturan atau deregulasinya
mempunyai fungsi utama untuk tujuan moneter; untuk tujuan pengawasan terhadap industri
perbankan; dan juga untuk tujuan pembangunan terutama pembangunan ekonomi negara.
Bank dibagi menjadi beberapa jenis dan dibagi dalam beberapa kategori, yakni
berdasarkan kepemilikan, tugas, status dan juga berdasarkan prinsip yang digunakannya.
Misalnya berdasarkan prinsipnya, bank dibagi menjadi Bank konvensional yang dalam
operasinya membenarkan adanya bunga. Kemudian ada juga bank syariah, dimana dalam
bank jenis ini tidak diberlakukan yang namanya bunga karena dinyatakan sebagai salah
satu bentuk riba, dan oleh sebab itu maka konsep bunga digantikan dengan sistem/konsep
bagi hasil. Kemudian dalam hal produk usaha bank menawarkan kepada masyarakat: Giro,
Tabungan, Deposito, dan juga Kredit Usaha.

B. Saran

Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami
mengharapkan saran agar kedepannya bisa lebih dan lebih baik lagi. Sebagai tambahan
semoga makalah ini bisa mendatangkan manfaat bagi kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, A. (1987). Hukum Dagang. Jakarta: Pradnys Paramita


Partadiredja, I. (1978). Pengetahuan Hukum Dagang. Jakarta: Erlangga
M. Khairil. 6 Fungsi Utama Bank Indonesia yang Harus Kamu Ketahui. Posted on
https://kumparan.com/quipper-indonesia/5-fungsi-utama-bank-indonesia-yang-harus-
kamu-ketahui-27431110790554905
https://www.aturduit.com/articles/panduan-perbankan/perkenalan-tentang-bank/

16

Anda mungkin juga menyukai