Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seperti aset, kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi
sematik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu aset dan
ekuitas atau pos-pos rinciannya.
Kewajiban merespresentasikan sebagian sumber dana dari aset badan usaha berupa
potensi jasa (manfaat) fisik dan non-fisik yang memampukannya untuk menyediakan barang dan
jasa.
Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak
mengingat atau atau peraturan perundangan. Tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau
melakukan sesuatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan perusahaan karena tindakan
atau transaksi sebelumnya.
Pengorbanan ekonomis dapat berbentuk penyerahan utang, aktifa lain jasa-jasa, atau
melakukan pekerjaan tertentu.tindakan atau transaksi sebelumnya itu dapat berupa uang, barang
atau jasa, diakuinya suatu beban atau kerugian

Rumusan Masalah

Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian

Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB) : Kewajiban adalah pengorbanan


manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu
kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain
di masa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu

Menurut The International Accounting Standards Committee (IASC) : Liabilitas adalah


kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya peusahaan dalam mewujudkan
manfaat ekonomi.

Menurut AASB (SAC No. 4) : Kewajiban adalah pengorbanan masa depan atas potensi jasa atau
manfaat ekonomi masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada entitas lain sebagai akibat
transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.

Menurut APB : Kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban juga mencakup kredit tangguhan
tertentu yang tidak kewajiban tapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Menurut IFRS (PSAK 57) : Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber
daya peusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Pengorbanan Manfaat Ekonomik


Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau
tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi,
menunaikan atau melaksanakan dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti
dimasa datang. Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau
penggunaan aset kesatuan usaha.
Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham) tidak termasuk dalam
pengertian pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang membentuk kewajiban karena
untuk menjadi kewajiban pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar
kebijakan atau keleluasaan manajemen untuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah maupun
dalam saat transfer.
Secara umum, keharusan mengorbankan sumber ekonomik masa datang tidak dapat
menjadi kewajiban kalau keharusan tersebut bersifat terbuka atau tidak pasti. Kesatuan usaha
tidak mempunyai keharusan untuk mentransfer aset ke pemilik kecuali dalam hal kesatuan usaha
dilikuidasi. Walaupun secara konseptual ekuitas juga merupakan kewajiban bagi perusahaan,
pengorbanan sumber ekonomiknya tidak cukup pasti baik dalam jumlah maupun saat sehingga
kewajiban harus dibedakan dan dilaporkan secara terpisah dengan ekuitas.

Keharusan Sekarang

Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus
timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian “sekarang” dalam hal ini mengacu pada 2 hal:
waktu dan adanya.
Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya : pada tanggal neraca
kalau perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis, etis, atau rasional pengorbanan sumber
ekonomik harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada.
Keharusan kewajiban mencakupi keharusan kontraktual, keharusan konstruktif atau
bentukan, keharusan demi keadilan dan keharusan bergantung atau bersyarat.

a. Keharusan Kontraktual
Keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang di dalam nya kewajiban
bagi suatu kesatuan usaha di nyatakan secara eksplit atau implicit dan mengikat. Contoh : utang
pajak, utang bunga, utang usaha, utang wesel, dan utang obligasi.
b. Keharusan Konstruktif
Keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan
memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika
bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.
Contoh : servis gratis sepeda motor yang dijanjikan oleh dealer sepeda motor, pengembalian
uang untuk barang yang ternyata cacat atau rusak, dan tunjangan hari raya

c. Keharusan Demi Keadilan


Keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-mata
karena panggilan etis atau moral karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.
Contoh : kewajiban memberikan donasi untuk badan amal tiap akhir tahun dan kewajiban
member hadiah kepada penduduk yang tinggal di sekitar pabrik karena ketidaknyamanan yang
ditimbulkannya.

d. Keharusan Bergantung atau bersyarat


Keharusan yang pemenuhannya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang
atau terpenuhinya syarat – syarat tertentu dimana datang.

Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu


Sama seperti definisi aset, kriteria ini sebenarnya menyempurkan kriteria keharusan
sekarang dan sekaligus sebagai tes pertama pengakuan suatu pos sebagai kewajiban tetapi tidak
cukup untuk mengakui secara resmi dalam system pembukuan. Untuk mengakui sebagai
kewajiban, selain definisi, kriteria yang lain seperti keterukuran, keberpautan, dan keterandalan
juga harus dipenuhi. Transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi
tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, adanya pengorbanan manfaat ekonomik masa datang
tidak cukup untuk mengakui suatu objek ke dalam kewajiban kesatuan usaha untuk dilaporkan
via statemen keuangan.
Hak-Kewajiban Tak bersyarat
Konsep ini di artikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat
sesuatu (to perform). Kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling mengimbangi
takbersyarat atau kontrak eksekutori.
Penandatanganan sewaguna dapat menjadi transaksi masa lalu karena umumnya begitu kontrak
ditandatangani tersewaguna (Lesse) dapat menguasai langsung aset yang disewaguna. Dapat
tidaknya kewajiban diakui dalam beberapa kontrak seperti kontrak bonus, kontrak pembekerjaan,
pegawai, dan penciptaan dana pensiun tidak selalu mudah di tentukan.
Dalam hal kontrak, Most (1982, halaman. 352) menunjukkan bahwa titik atau saat tersebut dapat
berupa :
1. Tanggal kontrak di tanda tangani
2. Tanggal objek kontrak telah diperoleh salah satu pihak
3. Tanggal objek kontrak telah siap digunakan oleh salah satu pihak.
4. Tanggal objek kontrak telah dipisahkan untuk digunakan oleh pihak lain.
5. Tanggal objek kontrak telah diserahkan.
6. Tanggal telah diterima/dibayarnya uang muka, kalau ada
7. Dalam kasus kontrak konstruksi jangka panjang
a. Suatu titik selama konstruksi berjalan.
b. Pada saat konstruksi di mulai.
Most mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih saat yang tepat yaitu :
a. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban
b. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat
dibatalkan
c. Kebermanfaatan bagi keputusan.

Karakteristik Pendukung (Tidak membatalkan objek sebagai kewajiban)


FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung selain karakteristik yang tersebut
di atas, yaitu:
1) Keharusan membayar kas
Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan pembayaran kas. Keharusan
membayar kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu di masa datang merupakan petunjuk yang
kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban. Akan tetapi, untuk menjadi kewajiban, penyerahan
aset ( kas ) bukan satu – satunya kriteria tetapi meliputi pula penyerahan jasa. Esensi kewajiban
lebih terletak pada pengorbanan manfaat ekonomik masa datang dari pada terjadinya
pengeluaran kas.
2) Identitas terbayar jelas
Jika identitas terbayar sudah jelas, maka hal tersebut hanya sekedar menguatkan bahwa
kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban identitas terbayar tidak harus dapat
ditentukan pada saat keharusan terjadi.
Jadi yang penting adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan sumber ekonomik di masa
datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar.
3) Berkekuatan hukum
Memang ada pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat
ekonomik timbul akibat klaims yuridis yang mempunyai kekuatan memaksa. Definisi kewajiban
sebenarnya merupakan bayangan cermin aset

Pengakuan, Pengukuran, Penilaian, dan Pengungkapan

Pengukuran
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Penentuan kos
kewajiban pada saat terjadi paralel dengan pengukuran asset. Terjadinya kewajiban pada
umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau timbulmnya biaya. Pemerolehan asset dapat
berupa penguasaan barang dagangannya atau asset nonmoneter lainnya yang terjadi dari
transaksi pembelian. Pemerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi dari transaksi
peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka untuk barang atau jasa. Oleh
karena itu pengukur yang paling objektif untuk menentuka kos kewajiban pada saat terjadinya
adalah penghargaan sepakatan (meansured considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan
bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Hal ini berlaku khususnya untuk
kewajiban jangka panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga
jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama denga jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonimik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban jangka pendek, kos pendanaan
(financing cost) atau kos penundaan (bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap material.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang
(current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya
kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Dengan demikian, bisnis pencatatan kewajiban adalah
nilai setara tunai bukan nilai nominal utang.

Pengakuan
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi
yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus dievaluasi atas dasar kaidah
pengakuan (recognition rules). kriteria pengakuan lebih berkaitan dengan pedoman umum dalam
rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga elemen statemen keuangan hanya
dapat diakui bila kriteria definisi, keberpautan, keterandalan, dan keterukuran dipenuhi. Kriteria
umum ini tidak operasional sehingga diperlukan kaidah pengakuan sebagai penjabaran teknis
kriteria pengakuan umum. Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan berkaitan dengan saat atau
apa yang menandai bahwa kewajiban dapan diakui (dibukukan). Kriteria pengakuan kewajiban:
1) Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Faktur pembelian
(invoice) dan tanda penerimaan barang (receiving report) merupakan dasar hukum yang cukup
meyakinkan untuk mengakui kewajiban. Telah disebutkan bahwa ketersediaan dasar hukum
yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan karateristik pendukung definisi kewajiban.
Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif
adanya keharusan konstruktif atau demi keadilan.
2) Keterterapan konsep dasar
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan tertentu yang
menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan kewajiban. Implikasi
dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan
untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak.
3) Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi. Utang sewaguna (lease obligations)
dapat diakui pada saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik dalam transaksi sewaguna
tersebut. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui kalau secara substantif
sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran (yaitu memenuhi salah satu kriteria
kapitalisasi).
4) Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi.
Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti (probable) yang mengacu tidak hanya pada
terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah rupiahnya.

Kaidah Pengakuan Kewajiban


a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat.
Dalam hal kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu pihak memanfaatkan/
menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya (to perform).
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biaya belum dicatat
sebagai aset sebelumnya.
c. Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan barang
dan jasa diperoleh.
d. Pada akhirnya periode karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian. Pengakuan
ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akrual (accrued liabilities).
Kriteria Pengakuan Kewajiban Bergantung
a. Aset cukup pasti turun nilainya
b. Kewajiban cukup pasti timbul
c. Kejadian yang menjadikan kewajiban bergantung cukup pasti terjadi
d. Jumlah keharusan dapat diestimasikan dengan cukup layak

Penilaian
Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat terjadinya,
penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat terjadinya
kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban
akan makin mendekati nilai nominal.
Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.

Atribut Penilaian Menurut FASB


1) Nilai pasar sekarang (current market value)
2) Nilai pelunasan neto (net settlement value)
3) Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of future cash flows)

Basis (atribut) Penilaian Keterangan Contoh Pos Yang Berpaut

Kewajiban penerbit opsi


Berbagai kewajiban yang
sebelum jangka opsi habis
Harga pasar sekarang melibatkan komoditas dan
dan beberapa kewajiban
surat- surat berharga.
pedagang efek.
Berbagai kewajiban yang
melibatkan jumlah rupiah yang Utang usaha, utang garansi,
Nilai pelunasan neto cukup pasti tetap waktu dan utang wesel jangka
pelunasannya tidak cukup pendek.
pasti.
Kewajiban moneter jangka
Nilai diskunan aliran kas Utang obligasi, dan utang
panjang jumlah rupiah maupun
masa datang wesel jangka panjang.
saat pembayaran cukup pasti.

Penilaian Dalam Tahap Penelusuran


Penilaian kewajiban setiap saat dalam periode dari saat pengakuan sampai pelunasan.
Penentuan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik (keharusan sekarang) setiap saat seandainya
pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Penentuan niali pelunasan sekarang (NPS)

Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
sehingga bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya pemenuhan secara langsung kepada
pihak yang berpiutang. Pelunasan menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada atau lenyap secara
langsung. Beberapa kewajiban menjadi batal atau kesatuan usaha menjadi bebas dari kewajiban
lantaran penghapusan seluruhnya/sebagian, kompromi, penimbulan/pengakuan kewajiban
baru/pengganti, pengambilalihan kewajiban oleh pihak lain atau restrukturisasi utang. FASB
menentukan kriteria lenyapnya suatu kewajiban sebagai berikut:
a. Debitor membayar/melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan yang berkaitan dengan
utang.
b. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang baik
keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat dipastikan bahwa debitor tidak akan
diharuskan melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan utang.
c. Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu
perwakilan yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayaran bunga serta pokok suatu
pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk diharuskan lagi melakukan
pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.

Kriteria pelenyapan kewajiban menurut SFAS No. 76, prg. 3:


a. Transfer aset (finansial atau nonfinansial) sebagai pemenuhan tugas (duty) atau keharusan
b. Dibebaskan secara yuridis
c. Pengambilalihan oleh pihak lain (obligor lain)
d. Pembentukan dana pelunasan sampai titik pembebasan substantif

Penyajian Pengungkapan
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya
sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan
likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban
jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK No. 1
menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka
pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a)
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b)
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
· Penyajian Kewajiban Lancar, dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam
catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya.
Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. Akun
kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan
ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat
dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi
likuiditasnya.
· Penyajian hutang jangka panjang, perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang
jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan
mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya. Pengungkapan
catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan,
pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan
sebagai jaminan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat ekonomi
masa datang, menjadi keharusan sekarang dan timbul akibat transaksi ataukejadian masa lampau
Pengertian kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian aset. Transaksi atau
kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan sekarang perolehan manfaat ekonomik masa
datang untuk aset sedangkan untuk kewajiban hal tersebutmenimbulkan keharusan sekarang
pengorbanan manfaat ekonomik masa datang

Anda mungkin juga menyukai