Teori Akuntansi (Kewajiban)
Teori Akuntansi (Kewajiban)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seperti aset, kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi
sematik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu aset dan
ekuitas atau pos-pos rinciannya.
Kewajiban merespresentasikan sebagian sumber dana dari aset badan usaha berupa
potensi jasa (manfaat) fisik dan non-fisik yang memampukannya untuk menyediakan barang dan
jasa.
Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak
mengingat atau atau peraturan perundangan. Tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau
melakukan sesuatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan perusahaan karena tindakan
atau transaksi sebelumnya.
Pengorbanan ekonomis dapat berbentuk penyerahan utang, aktifa lain jasa-jasa, atau
melakukan pekerjaan tertentu.tindakan atau transaksi sebelumnya itu dapat berupa uang, barang
atau jasa, diakuinya suatu beban atau kerugian
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Menurut AASB (SAC No. 4) : Kewajiban adalah pengorbanan masa depan atas potensi jasa atau
manfaat ekonomi masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada entitas lain sebagai akibat
transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.
Menurut APB : Kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban juga mencakup kredit tangguhan
tertentu yang tidak kewajiban tapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Menurut IFRS (PSAK 57) : Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber
daya peusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.
Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus
timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian “sekarang” dalam hal ini mengacu pada 2 hal:
waktu dan adanya.
Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya : pada tanggal neraca
kalau perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis, etis, atau rasional pengorbanan sumber
ekonomik harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada.
Keharusan kewajiban mencakupi keharusan kontraktual, keharusan konstruktif atau
bentukan, keharusan demi keadilan dan keharusan bergantung atau bersyarat.
a. Keharusan Kontraktual
Keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang di dalam nya kewajiban
bagi suatu kesatuan usaha di nyatakan secara eksplit atau implicit dan mengikat. Contoh : utang
pajak, utang bunga, utang usaha, utang wesel, dan utang obligasi.
b. Keharusan Konstruktif
Keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan
memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika
bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.
Contoh : servis gratis sepeda motor yang dijanjikan oleh dealer sepeda motor, pengembalian
uang untuk barang yang ternyata cacat atau rusak, dan tunjangan hari raya
Pengukuran
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Penentuan kos
kewajiban pada saat terjadi paralel dengan pengukuran asset. Terjadinya kewajiban pada
umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau timbulmnya biaya. Pemerolehan asset dapat
berupa penguasaan barang dagangannya atau asset nonmoneter lainnya yang terjadi dari
transaksi pembelian. Pemerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi dari transaksi
peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka untuk barang atau jasa. Oleh
karena itu pengukur yang paling objektif untuk menentuka kos kewajiban pada saat terjadinya
adalah penghargaan sepakatan (meansured considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan
bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Hal ini berlaku khususnya untuk
kewajiban jangka panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga
jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama denga jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonimik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban jangka pendek, kos pendanaan
(financing cost) atau kos penundaan (bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap material.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang
(current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya
kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Dengan demikian, bisnis pencatatan kewajiban adalah
nilai setara tunai bukan nilai nominal utang.
Pengakuan
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi
yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus dievaluasi atas dasar kaidah
pengakuan (recognition rules). kriteria pengakuan lebih berkaitan dengan pedoman umum dalam
rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga elemen statemen keuangan hanya
dapat diakui bila kriteria definisi, keberpautan, keterandalan, dan keterukuran dipenuhi. Kriteria
umum ini tidak operasional sehingga diperlukan kaidah pengakuan sebagai penjabaran teknis
kriteria pengakuan umum. Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan berkaitan dengan saat atau
apa yang menandai bahwa kewajiban dapan diakui (dibukukan). Kriteria pengakuan kewajiban:
1) Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Faktur pembelian
(invoice) dan tanda penerimaan barang (receiving report) merupakan dasar hukum yang cukup
meyakinkan untuk mengakui kewajiban. Telah disebutkan bahwa ketersediaan dasar hukum
yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan karateristik pendukung definisi kewajiban.
Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif
adanya keharusan konstruktif atau demi keadilan.
2) Keterterapan konsep dasar
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan tertentu yang
menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan kewajiban. Implikasi
dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan
untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak.
3) Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi. Utang sewaguna (lease obligations)
dapat diakui pada saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik dalam transaksi sewaguna
tersebut. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui kalau secara substantif
sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran (yaitu memenuhi salah satu kriteria
kapitalisasi).
4) Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi.
Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti (probable) yang mengacu tidak hanya pada
terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah rupiahnya.
Penilaian
Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat terjadinya,
penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat terjadinya
kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban
akan makin mendekati nilai nominal.
Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
sehingga bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya pemenuhan secara langsung kepada
pihak yang berpiutang. Pelunasan menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada atau lenyap secara
langsung. Beberapa kewajiban menjadi batal atau kesatuan usaha menjadi bebas dari kewajiban
lantaran penghapusan seluruhnya/sebagian, kompromi, penimbulan/pengakuan kewajiban
baru/pengganti, pengambilalihan kewajiban oleh pihak lain atau restrukturisasi utang. FASB
menentukan kriteria lenyapnya suatu kewajiban sebagai berikut:
a. Debitor membayar/melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan yang berkaitan dengan
utang.
b. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang baik
keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat dipastikan bahwa debitor tidak akan
diharuskan melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan utang.
c. Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu
perwakilan yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayaran bunga serta pokok suatu
pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk diharuskan lagi melakukan
pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
Penyajian Pengungkapan
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya
sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan
likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban
jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK No. 1
menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka
pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a)
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b)
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
· Penyajian Kewajiban Lancar, dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam
catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya.
Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. Akun
kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan
ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat
dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi
likuiditasnya.
· Penyajian hutang jangka panjang, perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang
jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan
mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya. Pengungkapan
catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan,
pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan
sebagai jaminan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat ekonomi
masa datang, menjadi keharusan sekarang dan timbul akibat transaksi ataukejadian masa lampau
Pengertian kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian aset. Transaksi atau
kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan sekarang perolehan manfaat ekonomik masa
datang untuk aset sedangkan untuk kewajiban hal tersebutmenimbulkan keharusan sekarang
pengorbanan manfaat ekonomik masa datang