Anda di halaman 1dari 19

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Bpk. H
2. Umur : 52 tahun
3. Jenis kelamin : Laki - laki
4. Pekerjaan : Pegawai
5. Alamat : Tawaeli
6. Agama : Islam
7. Status : Sudah menikah
8. Tanggal pemeriksaan : 04 Januari 2017
9. Ruangan : Poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin
UNDATA

II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama :
Adanya bercak – bercak berwarna merah yang gatal.
2. Riwayat penyakit sekarang
Seorang Laki – laki 52 tahun datang kepoliklinik kesehatan kulit &
kelamin RSUD UNDATA dengan keluhan bercak merah disertai
gatal pada punggung dan bagian dada sampai keperut, kedua
lengan sampai tangan,dan kedua tungkai sampai kaki yang dialami
sejak 23 tahun yang lalu. Awalnya bercak muncul di bagian kulit
kepala berupa bintik kecil kemerahan disertai rasa gatal, kemudian
pasien menggaruknya dan akhirnya mulai melebar sedikit demi
sedikit. Bintik merah pada kulit kepala mulai menyebar sampai ke
pergelangan tangan selanjutnya menyebar ke seluruh lengan,
punggung, dada, perut dan kedua tungkai dan kaki. Pasien
mengaku gatal bertambah jika sedang berkeringat. Ada riwayat
menggunakan obat alergi tetapi tidak ada perbaikan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+)

1
Riwayat alergi makanan (telur, supermie, ikan asin)
Riwayat alergi obat (-)
4. Riwayat sosial
Pasien seorang laki – laki dengan pekerjaan sehari – hari sebagai
pegawai di salah satu kantor, melakukan pekerjaannya setiap hari.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Istri dan anak serta keluarga terdekat pasien tidak mengeluhkan
bercak merah seperti yang dialami oleh pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Baik
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 18x/menit
3. Status Dermatologis/Venereologis
1) Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
2) Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
3) Thoraks dan abdomen : terdapat ujud kelainan kulit plak
eritem, ukuran lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk
lesi bulat sampai lonjong, sirkumskrip dengan skuama tipe
psoriasiformis.
4) Punggung : terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk lesi bulat sampai
lonjong, sirkumskrip dengan skuama tipe psoriasiformis
5) Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit (tidak diamati)
6) Inguinal : tidak terdapat ujud kelainan kulit
7) Glutea : tidak terdapat ujud kelainan kulit

2
8) Ekstremitas superior :
Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik,
sirkumskrip dengan skuama.
Dorsum manus :
Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik,
sirkumskrip dengan skuama.
Interdigitalis :
Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik,
sirkumskrip dengan skuama.
9) Ekstremitas inferior :
Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik,
sirkumskrip dengan skuama.
Dorsum pedis :
Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik,
sirkumskrip dengan skuama.

3
IV. DOKUMENTASI KASUS

Gambar 1. Punggung, terdapat ujud kelainan kulit plak eritem,


ukuran lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk lesi bulat sampai
lonjong, sirkumskrip dengan skuama tipe psoriasiformis.

4
Gambar 2. Thoraks dan abdomen. terdapat ujud kelainan kulit plak
eritem, ukuran lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk lesi bulat
sampai lonjong, sirkumskrip dengan skuama tipe psoriasiformis.

Gambar 2. Ekstremitas atas, terdapat ujud kelainan kulit plak eritem,


ukuran lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk lesi bulat sampai
lonjong, sirkumskrip dengan skuama tipe psoriasiformis.

5
V. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Pemeriksaan Histopatologik
- Pemeriksaan lilin
- Pemeriksaan fenomena Auspitz

VI. RESUME
Seorang laki – laki, usia 52 tahun datang ke poloklinik kesehatan kulit
dan kelamin RSUD UNDATA dengan keluhan bercak merah dan gatal
pada punggung dan bagian dada sampai ke perut, kedua lengan sampai
tangan, dan kedua tungkai sampai kaki yang dialami sejak 23 tahun
yang lalu.
Status dermatologis ditemukan pada ; regio thoracal anterior, thoracal
posterior dan abdomen: terdapat ujud kelainan kulit plak eritem,
ukuran lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk lesi bulat sampai
lonjong, sirkumskrip dengan skuama tipe psoriasiformis, ekstremitas
atas; Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran lentikular,
bentuk lesi bulat, susunan polisiklik, sirkumskrip dengan skuama,
ekstremitas bawah; Terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik, sirkumskrip dengan
skuama.

VII. DIAGNOSIS KERJA


Psoriasis vulgaris

VIII. DIAGNOSIS BANDING


1. Pitiriasis Rossea
2. Dermatitis seboroik
3. Parapsoriasis

6
IX. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
- Anjuran kepada pasien agar mencegah stres psikis
- Menyarankan kepada pasien untuk tetap menjaga kebersihan tubuh
dan pakaian
- Anjuran untuk hindari sinar matahari langsung, jika keluar rumah
usahakan agar menggunakan payung atau jaket.
- Diet makanan bergizi dan konsumsi buah-buahan dan sayuran
hijau serta minum air minimal 2 liter/hari agar menjaga kestabilan
dan kesehatan kulit.

Medikamentosa :

Sistemik

- Cetirizine 10 mg 1x1 / hari


- Methotrexate 3 x 2,5 mg (interval 12 jam ) dalam seminggu

Topikal

- Desoxymethason 0,05% gel 2 x sehari (setelah mandi)

X. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad functionam : ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam
Qua ad cosmetikam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki umur 52 tahun datang kepoliklinik kesehatan kulit
dan kelamin RSUD UNDATA dengan keluhan plak eritema disertai pruritus.
Bercak muncul pada punggung, dada, perut, kedua lengan tangan, dan kedua
tungkai kaki, sejak 23 tahun yang lalu. Keluhan muncul awalnya berupa papul
kemerahan disertai pruritus, kemudian pasien menggaruknya dan akhirnya mulai

7
melebar sedikit demi sedikit. Awalnya papul muncul pada regio temporal dan
menyebar ke proximal dorsum manus bilateral selanjutnya menyebar ke
antebrachii anterior et posterior, thoracal posterior dan anterior, abdomen dan
ekstremitas inferior et dorsum pedis. Pruritus bertambah jika berkeringat. Ada
riwayat menggunakan obat alergi tapi tidak ada perubahan.
Dari hasil pemeriksaan status dermatologis ditemukan pada; Regio
thoracal posterior et anterior; terdapat ujud kelainan kulit plak eritem, ukuran
lentikular sampai plak yang konfluens, bentuk lesi bulat sampai lonjong,
sirkumskrip dengan skuama tipe psoriasiformis, ekstremitas atas; Terdapat ujud
kelainan kulit plak eritem, ukuran lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik,
sirkumskrip dengan skuama, ekstremitas bawah; Terdapat ujud kelainan kulit plak
eritem, ukuran lentikular, bentuk lesi bulat, susunan polisiklik, sirkumskrip
dengan skuama.
Pasien didiagnosis dengan Psoriasis Vulgaris berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik (status dermatologi). Psoriasis Vulgaris merupakan jenis
gangguan kulit yang ditandai dengan ujud kelainan kulit berupa plak eritema,
berbatas tegas dan ditutupi oleh skuama yang sangat khas (keperakan). Beberapa
faktor yang terkait dengan patogenesis penyakit ini merupakan genetik,
imunologik dan faktor pencetus.Penyakit ini biasanya dikaitkan dengan genetik
yang bisa diturunkan oleh orang tua, lalu imunologik dikaitkan dengan sel T
limfosit serta beberapa faktor seperti psikis, merokok dan sebagainya.Penyakit ini
terjadi karena waktu pertukaran normal sel epidermis berkurang dari 28-30 hari
menjadi 3-4 hari.Distribusi / predileksi biasanya pada daerah ekstensor sendi,
diseluruh tubuh yang biasa disebut psoriasis plakat generalisata, dan plak eritem
pasien tidak ditemukan didaerah leher dan kepala.(2,5)

Perjalanan penyakit ini bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat dikontrol untuk keparahan gejalanya. Pasien dengan psoriasis ini biasanya
memiliki resiko yang sangat terhadap pengidap kanker kulit, limfoma dan
penyakit metabolik.

8
Diagnosis Psoriasis dapat ditegakkan dengan 4 pemeriksaan penunjang
berikut:

1. Pemeriksaan fenomena tetesan lilin dimana dilakukan penggoresan


skuama dengan ujung tajam dari objek glass maka akan tampak seperti
menggores lilin. Seperti gambar di bawah ini :

Akan tetapi pemeriksaan ini tidak dilakukan karena alat yang akan
digunakan yaitu objek glass tidak ada di poli pada hari dimana pasien
diperiksa.
2. Pemeriksaan fenomena Auspitz dimana dilakukan penggoresan skuama
dengan ujung mendatar objek glass perlahan-lahan hingga terlihat bintik-
bintik kemerahan.

9
Pemeriksaan ini tidak dilakukan karena alat yang akan digunakan yaitu
objek glass tidak ada di poli pada hari dimana pasien diperiksa.
3. Fenomena Kobner yaitu dilakukan goresan pada kulit sehat untuk melihat
apakah muncul plak eritem dari goresan yang dibuat.(1,5)
4. Pemeriksaan histopatologi. Untuk pemeriksaan ini dibutuhkan potongan
jaringan yang didapat dengan cara biopsi dengan pisau atau plong
(punch). Penyertaan kulit normal pada biopsi tidak mutlak biasanya hanya
pada lesi peradangan yang batasnya tidak jelas atau pada kasus-kasus
yang ditandai oleh perubahan warna (vitiligo, melasma, dll). Sedangkan
pada tumor kulit, penyakit infeksi dan dermatosis vesikobulosa, kulit
normal tidak perlu diikutsertakan. Sedapat-dapatnya diusahakan agar lesi
yang akan dibiopsi adalah lesi primer yang belum mengalami garukkan
atau infeksi sekunder. Bila ada infeksi sekunder, sebaiknya diobati
terlebih dahulu. Pada penyakit dengan lesi yang beranekaragam sebaiknya
biopsi dilakukan lebih dari satu. Potongan jaringan sedapat-dapatnya
berbentuk elips dan disertakan jaringan subkutis. Bila biopsi dilakukan
dengan plong, kulit harus diregangkan dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk tegak lurus dengan garis kulit, agar setelah dilepas bekas
plong berbentuk elips. Jaringan yang telah dipotong dimasukkan kedalam
larutan fiksasi, misalnya formalin 10% atau formalin buffer supaya
menjadi keras dan sel-selnya mati. Selanjutnya bahan ini dikirim ke
laboratorium untuk dilakukan pengolahan dan pemeriksaan. Pewarnaan
rutin yang biasa digunakan ialah Hematoksilin-Eosin (HE). Ada pula
yang menganjurkan pewarnaan Orsein dan Giemsa disamping HE sebagai
pewarnaan rutin. Volume cairan fiksasi sebaiknya tidak kurang dari 20
kali volume jaringan. Agar cairan fiksasi dapat dengan baik masuk ke
jaringan hendaknya tebal jaringan kira-kira ½ cm. Kalau terlalu tebal,
dibelah lebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam cairan fiksasi. (1)

Penatalaksanaan kasus psoriasis vulgaris dapat dilakukan dengan non


medikamentosa dan medikamentosa. Penanganan non medikamentosa yaitu

10
menjaga hiegini personal seperti mandi setiap hari dan lingkungan, tidak merokok
dan minum minuman alkohol, mencegah beban psikis, mencegah aktivitas fisik
yang berlebihan, menjaga diet sehat dan bergizi.(5)

Penatalaksanaan medikamentosa dapat diberikan obat topikal steroid berupa


Desoxymethasone 0,05% gel 2x sehari. Untuk gejala gatal, dapat diberikan
antihistamin berupa cetirizine 10 mg 1x1 perhari.

Pengobatan lain yang dapat digunakan pada psoriasis vulgaris adalah bisa
dengan menggunakan :

1. Emolien (vaselin) dapat mempertahankan plak psoriasis tetap licin dan


terasa lebih nyaman dengan penggunakan setelah mandi.
2. Analog vitamin D (Calcipotriol) dapat digunakan bersamaan dengan
steroid topikal karena efeknya yang mencegah atau mengurangi efek
samping dari topikal steroid, namun kurang efektif pada kulit kepala, dan
sangat tidak dianjurkan pada daerah wajah karena dapat menyebabkan
reaksi hipersensitivitas. Penggunaan selama 1-2 minggu.
3. Preparat tar 2-5%, khusus untuk lesi pada kulit kepala dan sangat efektif
pada kulit kepala, dimana penggunaannya selama < 1 minggu dengan
durasi 6 jam sekali pemberian sehari (khususnya pada malam hari). Tar
berfungsi untuk mencegah sintesis DNA dan mitosis sel sehingga
menghambat siklus pertumbuhan epidermis yang cepat.
4. Asam asetilsalisilat 3-5% suatu bahan keratolitik yang telah digunakan
sejak lama untuk mencegah kondisi hiperproliferasi statum korneum pada
epidermis sehingga mencegah keparahan atau penebalan skuama. Dalam
sediaan 2% dalam parafin dan digunakan selama 1-2 minggu selama 2-3
kali
5. Terapi PUVA dan UVB pengobatan khusus spesialistik dimana dilakukan
pajaran sinar UV dengan dosis 2-3 kali dalam seminggu dengan periode 6-
8 minggu terapi. Fototerapi berfungsi menginduksi apoptrosis,
imunosupresan, mengubah profil sitokin dan mekanisme lainnya. Namun

11
perlu diwaspadai untuk komplikasi seperti hiperpigmentasi dan kulit
terbakar (skin burning)
6. Injeksi Methotrexate dan Cyclosporine namun terapi ini harus dengan
sangat hati2 dan tidak lebih dari 2 minggu. Mekanisme kerjanya melalui
kompetisi antagonis dari enzim dehidrofolat reduktase.
7. Agen biologik bekerja dengan menghambat biomolekular yang berperan
dalam tahpan patogenesis psoriasis. Terdapat tiga tipe obat yang berada
dipasaran yaitu alefacept, efalizumab, infliximab, dan ustekinumab.(1,2,4)

Indikasi kortikosteroid sistemik ialah dermatosis alergik atau yang


dianggap mempunyai dasar alergik. Pada kasus psoriasis hanya diberikan
pada psoriasis pustulosa dengan dosis; prednison 4 x 10 mg.

Diagnosis banding untuk psoriasis vulgaris dapat dibedakan dibawah ini:

Psoriasis Pitriasis Dermatitis Parapsoriasis Dermatitis


vulgaris rossea seboroik numularis
Etiologi : Etiologi : Etiologi : Etiologi : Etiologi :
Factor genetic, Diduga Dapat Belum Penyebab dari
berdasarkan pitriasis disebabkan diketahui, dermatitits
awitan rossea oleh infeksi diduga karena numularis
penyakit merupakan bakteri atau adanya belum
dikenal dua eksasenta pityrosporum kutaneus diketahui,
tipe: psoriasis virus yang ovale yang superfisial sebagian besar
tipe I dengan berhubungan merupakan yang terdiri pasien
awitan dini dengan reaksi flora normal dari sel T dermatitis
bersifat human herpen kulit manusia. CD4+, numularis tidak
familial, virus (HHV-7 Meningkatnya perbedaannya memiliki
psoriasis tipe 2 dan HHV-6) lapisan sebum berada pada riwayat atopi
dengan awitan pada kulit, densitas selT baik pada diri
lambat bersifat kualitas ebum, dimana pada maupun pada
nonfamilial. respons plak kecil keluarga.

12
Hal lain yang imunologis cenderung Peranan
menyokong terhadap memiliki allergen
adanya factor pityrosporum, densitas sel T lingkungan,
genetic ialah degradasi yang lebih misalnya
bahwa sebum dapat sedikit. tungau debu
psoriasis mengiritasi rumah dan
berkaitan kulit sehingga candida
dengan HLA. terjadi albicans, juga
Factor mekanisme telah diteliti.
imunologik eksema.
dapat berupa
limfosit T, sel
penyaji antigen
atau
keratinosit.
Factor
penyebab
lainnya stress
psikis, infeksi
fokal, trauma,
endokrin dan
gangguan
metabolic.
Manifestasi Manifestasi Manifestasi Manifestasi Manifestasi
klinis : klinis : klinis : klinis: klinis :
Macula Sebagian Daerah Parapsoriasi Ditandai
eritematosa kecil pasien predileksi s gutata : dengan lesi
berukuran dapat terjadi tersering ruam terdiri berbentuk mata
kurang dari gejala didaerah kulit atas papul uang atau agak
satu sentimeter menyerupai kepala miliar serta lonjong,
atau papul flu termasuk berambut, lentikuler, berbatas tegas,

13
yang melebar malaise, nyeri wajah, alis, eritema dan dengan
kearah pinggir kepala, lipat skuama, dapat efloresensi
dan bergabung nausea, hilang nasolabial, side hemoragik, berupa
beberapa lesi nafsu makan, bum, telinga kadang- papulovesikel
menjadi satu, demam dan dan liang kadang yang biasanya
berdiameter arthralgia. telinga, bagian berkonfluensi mudah pecah
satu sampai Gatal ringan, atas-tengah dan umumnya sehingga
beberapa lesi pertama dada dan simetrik. membasah.
sentimeter. (herald patch) punggung, Tempat Lesi terasa
Lingkaran dibadan, lipat gluteus, predileksi sangat gatal,
pucat soliter, inguinal, pada badan, pada lesi akut
mengelilingi berbentuk genital, ketiak. lengan atas terdapat
yang dikenal oval dan Dapat dan tungkai vesikel dan
woronnof ring. anular, ditemukan atas, tidak papulovesikel
diameter 3 skuama kuning terdapat pada kemudian
cm. ruam berminyak, kulit kepala, membesar
terdiri atas eksematosa wajah dan dengan cara
eritema dan ringan, kadang tangan. membentuk
skuama halus disertai rasa Parapsoriasi konfluensi
dipinggir. gatal dan s variegata : samping, lesi
Lesi menyengat, Kelainan seperti uang
berikutnya ketombe terdapat pada logam,
lebih khas, merupakan badan, bahu eritematosa,
lebih kecil tanda awal. dan tungkai, sedikit
dari lesi awal, bentuknya edematosa,
susunan seperti kulit batas tegas,
sejajar kosta zebra, terdiri vesikel pecah
menyerupai dari squama sehingga
pohon cemara dan eritema eksudasi,
terbalik yang bergaris- kering, krusta
“Christmas garis. berwarna

14
tree” lesi Parapsoriasi kekuningan,
timbul s en plaque : penyembuhan
serentak Tempat biasanya
dalam predileksi dimulai dari
beberapa hari. pada badan tengah.
Predileksi dan Predileksi
badan, lengan ekstremitas, terjadinya pada
atas kelainan kulit tungkai bawah,
proksimal, berupa bercak badan, lengan
paha atas. eritematouse, dan punggung
permukaan bawah.
datar, bulat
atau lonjong,
diameter 2,5
cm dengan
sedikit
skuama,
berwarna
merah jambu,
cokleat agak
kuning.

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


penunjang : penunjang : penunjang : penunjang : penunjang :
- Fenomena Pemeriksaan - Gambaran Pemeriksaan Pemeriksaan
lilin dimana histopatologis histopatologis histopatologi histopatologi
dilakukan ditemukan : dermatitis dimana pada yang
penggoresan Akantosis seboroik tidak parapsoriasis ditemukan
menggunakan ringan, spesifik gutata bergantung
slide glass Parakeratosis berupa ditemukan dari fase lesi,
maka akan fokal, hiperkeratosi, sedikit pada akut

15
seperti Ekstravasasi akantosis, infiltrate ditemukan
menggores eritrosit ke fokal limfohistiositi spongiosis,
lilin lapisan spongiosis k disekitar vesikel
- Fenomena epidermis, dan pembuluh intraepidermal,
auspitz Spongiosis parakeratosis. darah serta sebukan
dimana dapat - Pemeriksaan superfisial, sel radang
dilakukan ditemukan serologis hyperplasia limfosit dan
penggoresan pada kasus untuk epidermal makrofag
menngunakan akut, Infiltrat menyingkirka yang ringan disekitar
slide glass perivaskular n dermatitis dan sedikit pembuluh
dari tepi luka ringan dari atopik. spongiosis darah. Tes
ketepi limfosit - Pemeriksaan setempat. temple dapat
selanjutnya ditemukan komposisi Parapsoriasis berguna pada
maka akan pada dermis. lemak pada variegate kasus kronik
muncul bintik permukaan epidermis yang
kemerahan. kulit dimana tampak rekalsitran
- Pemeriksaan memiliki menipis terhadap terapi,
kobner karakteristik disertai hasil tes temple
dimana yang khas parakeratosis didapatkan
dilakukan yakni setempat, positif terhadap
penggoresan menigkatnya pada dermis colophony,
pada daerah kadar terdapat neomisin
yang dekat kolesterol, infiltrate sulfat, kadar
lesi maka trigliserida menyeruapai immunoglobuli
akan muncul dan parafin pita terutama n E dalam
lesi yang sama disertai terdiri atas darah
tetapi harus penurunan limfosit. dilaporkan
menunggulam kadar Parapsoriasis normal.
a. squalene, en plaque
- Pemerikssan asam lemak gambaran
histopatologik bebas dan klinis tidak

16
wax ester. khas.
Pengobatan : Pengobatan : Pengobatan : Pengobatan : Pengobatan :
Pengobatan Pengobatan Sampo yang Dapat Pasien
topical, bersifat mengandung membaik disarankan
pengobatan lini simtomatik, obat anti dengan untuk
pertama untuk untuk gatal malassezia, penyinaran menghindari
psoriasis local dapat misalnya ultraviolet suhu ekstrim,
adalah diberikan selenium atau penggunaan
kortikosteroid sedative, sulfide, zinc kotikosteroid sabun
topical seperti sedangkan pirithione, topical, berlebihan dan
clobetasol, sebagian obat ketokenazole, pengobatan penggunaan
analog vitamin topical dapat berbagai parapsoriasis bahan wol atau
D kadang- diberikan shampoo yang gutata dapat bahan lainnya
kadang vitamin bedak asam mengandung diobati yang dapat
A, preparat salisilat yang ter dan solusio dengan menyebabkan
topical yang dibubuhi terbinafine eritromisin iritasi. Jika
diberikan mentol 1/2- 1%., skuama 40mg dan kulit kering
berupa 1%. Bila dapat juga diberikan
preparat ter, terdapat diperlunak tetrasiklin emolien, terapi
kotikosteroid, gejala dengan krim mempunyai topical diberika
ditranol, menyerupai yang efek obat
calcipotriol, flu atau mengandung menghambat antiinflamasi,
tazaroten, kelainan kulit asam salisilat kemotaksis jika lesi
emolien. Untuk luas dapat atau sulfur, neutrophil. eksudatif maka
pengobatan diberikan pengobatan dikompres
sistemik dapat asiklovir dengan dengan larutan
diberikan 5x800mg per simtomatik permanganas
metotrexat hari selama 1 dengan kalikus
dosis berkisar minggu. kortikosteroid 1:10000 jika
10-30 mg topical potensi infeksi bakteri
sekali sedang, maka diberikan

17
seminggu, metronidazole antibiotic
asam folat topical, bila sistemik, jika
dapat diberikan tidak membaik terasa gatal
pada hari-hari dengan semua atau pruritus
lain untuk modalitas maka diberikan
mengurangi terapi dapat antihistamin.
efek samping, diberikan
apat diberikan prednosolon
obat 30mg/hari
kortikosteroid, untuk respon
obat sitostatik cepat.
seperti
metotrexat,
eritenat,
diamnodifenils
ulfon dan juga
siklosporin.
Prognosis pada kasus psoriasis vulgaris ini baik karena pasien pernah kontrol
rutin dipolik kesehatan kulit & kelamin RSUD UNDATA dan berespon dengan
pengobatan. Namun pada dasarnya penyakit ini tidak dapat disembuhkan hanya
keparahan gejala serta perjalanan penyakitnya dapat dikontrol dengan pengobatan
dan gaya hidup sehat.(1,3,5)

18
REFERENSI

1. Sularsito, S, D., Djuanda, S. Ilmu kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta. 2015
2. Robin Grahan B., Johnny B., Tim C. Dermatologi Dasar Untuk Praktik
Klinik. Penerbit EGC: Jakarta 2010.
3. Klaus W, Lowell A, Goldsmith Stephen I. Psoriasis, in : Fitspatrick’s
Dermatology in General Medicine. Sevent Edition Volume 1 & 2. United
States of America: Mc Graw Hill Companies. 2008.
4. Slew C., et al. Management of Psoriasis Vulgaris. clinical practice
guidelines, Malaysia Health Technology Assessment Section. 2013.
5. Kuchekar AB et al. Psoriasis: A Comprehensive Review. International
Journal of Pharmacy & Life Sciences. Vol. 2, Issue 6. Pg. 857-877. 2011.

19

Anda mungkin juga menyukai