Skripsi Perpaduan
Skripsi Perpaduan
SKRIPSI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
1. Karya tulis saya (skripsi) ini adalah asli dan belum pernah dijadikan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing dan penguji skripsi.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
yang telah diperoleh dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
SWT dzat Yang Maha Sempurna, berkat izin, rahmat dan hidayah-Nya, serta kesabaran dan
kegigihan yang dikarunia kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan
seluruh pengikutnya yang istiqomah mengikuti risalah beliau hingga akhir zaman.
Berkat izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
"Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WPOP) Di Kota Palu sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Selama proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi
penulis, namun berkat usaha, doa, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Dengan segala kerendahan hati dan cinta kasih, penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada kedua orang tua yang tercinta Ayahanda Hamsari Said (Alm) dan
Ibunda Aiman H Mado atas segala pengorbanan, motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih
sayang serta doa yang tak terkira. Segala pencapaian yang penulis peroleh hingga saat ini
merupakan hasil dari didikan kedua orang tua, sehingga skripsi ini penulis dedikasikan kepada
kedua orang tua penulis. Kepada saudara dan saudari tercinta Muh Andri Syafaat Hamsari dan
Inddi Nursyafitri Hamsari terima kasih atas kebersamaannya dan selalu menjadi pendukung dan
motivasi dalam perjalanan hidup peneliti. Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin
2. Bapak Dr. Harifuddin Thahir, SE., MP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Tadulako serta seluruh wakil dekan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
3. Ibu Dr. Muliati, SE., Ak., M.Si., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi S1, Ibu Dr. Rahayu
Indriasari, SE., Ak., MSA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi S1 dan Ibu Dr. Nina Yusnita
Yamin, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Tadulako
4. Bapak H. Masruddin, SE., M.SA., Ak., selaku dosen wali penulis, yang selama ini telah
banyak memberikan saran serta perhatian kepada penulis, selama penulis menempuh
pendidikan.
5. Ibu Dr. Chalarce Totanan, SE., M.Si., Ak, selaku pembimbing I dan Bapak Muh. Darma
Halwi, SE., MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu luang di tengah
solusi, dan saran demi kebaikan penulis, semoga kebaikan bapak dan ibu mendapat imbalan
6. Ibu Dr. Muliati, SE., Ak., M.Si., CA, selaku ketua penguji, Ibu Ni Made Suwitri Parwati,
SE., M.Si, selaku sekretaris penguji dan Bapak H. Masruddin, SE., M.SA., Ak., selaku
anggota penguji yang telah memberikan kritikan dan saran yang membangun demi
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Akuntansi yang telah memberikan segudang ilmu, pengalaman,
serta nilai-nilai moral bagi penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Tadulako, dan seluruh staf administrasi dalam lingkungan Fakultas
Ekonomi yang telah banyak membantu dalam berbagai pelayanan administrasi akademik.
8. Untuk sahabat-sahabat saya di bangku perkuliahan “Insya Allah Syar’I’ dan “Waffle Squad”
Elfira, Nurrahma, Nurmagfira, Magfira Dahlan, S.Ak, Widya, S, Yuni, Kiki, Yondrichs
Songko, S.Ak dan Fathur yang telah membimbing dan membantu saya terima kasih atas
9. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang taklekang oleh waktu support dan system
yang selama ini diberi “Ipa 5 Squad” khususnya ‘Mentari Dinda Pratiwi, Billy Graham, Tika
Akrim, yang selalu ada. Aya, Ade, Mega, Budi, Yana, Hajar, Widy, Reka, Iwan, Fadil, Didi,
Furqan, Fara, Devi, Fiani, Gita, Tia, Yogi yang telah menemani dan meluangkan waktu di
saat suka maupun duka dan teman-teman IPA 5 SMAN 1 Palu yang tidak dapat penulis
10. Terimakasih kepada teman-teman SDN 11 Palu dan SMPN 1 Palu sebagai almamater saya,
khususnya sahabat-sahabat semasa sd, dan smp Rifka, Fira, Fajriansyah, Rian, Yayat, Azan,
Dita, Endang, Jesica dan Minel yang memberikan pengalaman pertemanan dari kecil sampai
dengan detik ini dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, terima kasih.
11. Terima kasih untuk teman seangkatan Akuntansi 2014 AK4 dan AK5 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan susah senang yang kita lalui
12. Untuk teman teman organisasi “Earth Hours Palu” ka Dadie, ka Intan, ka Leo, ka Rizky, ka
Afry, ka Pape, Aan, Roy, Azmi, Sofie, ka Emon dan teman-teman yang tidak bisa penulis
sebut satu per satu terima kasih telah memberikan pendidikan dan pengalaman
berorganisasi.
13. Untuk Teman-teman KKN 77 Gel 2 Pascasarjana Untad Iis, Vahry, Wanda, Tia, Anggun,
Ama, Risna, Dadang dan khususnya kakak-kakak staf pascasarjana yang telah membimbing
kami terima kasih atas canda dan tawa selama KKN bersama kalian.
14. Terima kasih kepada semua responden yang terlibat dalam penelitian ini, khususnya anggota
(HIPMI) Kota Palu, kepada ka Taufan selaku bagian ketua II Hipmi Kota Palu, dan semua
pihak yang membantu dalam kelancaran pengumpulan data yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh
pihak berkepentingan.
Kata Kunci: Tax Amnesty, Sanksi Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
WPOP
ABSTRACT
This study aims to determine and analyze effect of tax amnesty and tax
sanctions on taxpayer compliance of individuals in Palu. The type of this research
is survey research, by using sampling method nonprobability
sampling.Respondents in this study is the taxpayer who is involved in the
implementation of the tax amnesty amounted to 97 respondents. The method used
in this research is multiple linear regression data analysis. The results showed
that simultaneously tax amnesty and tax sanction significantly affecttaxpayer
compliance of individuals. Tax amnesty and tax sanctions partially have
significant effect on taxpayer compliance of individuals.
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACK ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 5
2.4 Hipotesis 36
3.9.3.1 Uji F 55
3.9.3.2 Uji t 56
Tabel 3.1 Jumlah Wajib Pajak Yang Mengikuti Tax Amnesty ..................... 39
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas Wajib Pajak Orang Pribadi ................ 69
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dan pendapatan negara dengan
penting bagi suatu negara khususnya untuk kemajuan negara. Hal ini, dikarenakan
penerimaan pajak meningkat ketika ekonomi dan taraf hidup bangsa juga meningkat. Oleh
karena itu, dapat dipergunakan untuk kepentingan pembangunan fasilitas dan sumber daya.
Pembangunan fasilitas dan sumber daya disini, tidak hanya tertumpu pada infrastruktur dan
sumber daya alam dan manusia saja, tetapi juga kepentingan lain seperti penjagaan aset,
target penerimaan perpajakan di tahun 2015 sebesar Rp 1.463 triliun. Namun, realisasi
bersumber dari perpajakan tercapai hanya sekitar 82%. Sehingga, diperlukan upaya-upaya
2015).
seperti peningkatan kepatuhan Wajib Pajak. Namun, upaya tersebut belum cukup
memenuhi target pendapatan perpajakan yang diharapkan dan juga kerap tidak sesuai
dengan target yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
penerimaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak, solusi yang ideal untuk meningkatkan
pendapatan Negara. Sehingga, mampu membiyayai rumah tangga Negara yang di atur oleh
dimaksut dengan tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak
dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan
cara mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan. Tax amnesty atau yang biasa di
kenal dengan pengampunan pajak merupakan salah satu upaya peningkatan pendapatan di
sektor perpajakan yang kembali diterapkan oleh pemerintah pada pertengahan tahun 2016
melalui tiga periode. Direktorat Jendral Pajak (DJP) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palu
Wajib Pajak badan 183, wajib pajak orang pribadi 657, total 840 Wajib Pajak mengikuti
tax amnesty di periode pertama. Realisasi periode kedua Rp 15.991.263.805 dengan jumlah
Wajib Pajak badan 175, wajib pajak orang pribadi 717, total 892 Wajib Pajak mengkuti tax
Wajib Pajak badan 641, wajib pajak orang pribadi 1.316, total 1.957 WP mengikuti tax
amnesty di periode ketiga. Jadi realisasi ketiga periode tersebut sebesar Rp 85.217.862.796
dengan jumlah 3.689 WP badan maupun WPOP. Hal ini melebihi target yang di tetapkan
yaitu sebesar Rp 18.000.000.000. Keberhasilan tax amnesty di Kota Palu inilah yang
mampu meningkatkan pendapatan di sektor perpajakan Kota Palu, akan tetapi masih
banyak terjadi permasalahan berkaitan dengan penerimaan pajak yakni tingginya praktik
penghindaran pajak dan masih banyak masyarakat yang tidak mau memenuhi kewajiban
pajaknya atau masih banyak tunggakan pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi
(WPOP) di Kota Palu masih cukup rendah. Sehingga, partisipasi dari Wajib Pajak untuk
Sanksi pajak adalah tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang
melanggar UU No. 28 Tahun 2007 Tentang perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 “Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan” (Resmi, 2017:61).
Dalam undang-undang tersebut tercantum aturan bahwasanya sanksi yang diberikan pada
pelanggar pajak ada 2 yakni sanksi administrasi dan sanksi pidana. Kedua sanksi ini
bertujuan untuk memberi efek jera bagi masyarakat Wajib Pajak yang senantiasa
melanggar aturan, serta untuk menumbuhkan kesadaran akan membayar pajak tepat pada
membayar pajak, kurang membayar pajak dan kesalahan dalam mengisi SPT tahunan.
Sama halnya dengan tax amnety, sanksi pajak juga dapat meningkatkan pendapatan
dari sektor perpajakan. Sehingga, sanksi pajak yang pada penerapannya di tahun 2007
terjadi peningkatan pendapatan di tahun 2008. Hal ini yang juga di kejar oleh Direktorat
Jendral Pajak (DJP) dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak adalah menerapkan
sanksi pajak. Sanksi pajak yang memiliki peran penting untuk memberikan pelajaran bagi
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Di Kota Palu.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tax amnesty, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi
2. Apakah tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
3. Apakah tax amnesty secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
4. Apakah sanksi pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
Berdasarkan masalah yang dihadapi maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan tax amnesty, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib pajak orang
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tax amnesty, dan sanksi pajak secara
simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tax amnesty secara parsial terhadap
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sanksi pajak secara parsial terhadap
1. Aspek Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian terhadap
pengembangan ilmu pada bidang akuntansi perpajakan, khususnya yang berkenaan dengan
tax amnesty dan sanksi pajak. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi
bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji topik mengenai variabel-variabel terkait.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi yang
bermanfaat bagi Wajib Pajak di Kota Palu dalam proses pembayaran dan pengungkapan
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Ngadiman dan Huslin (2015) dengan
judul Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Berdasarkan hasil populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang
pribadi yang tercatat di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Jumlah populasi dalam
penelitian ini yaitu 38.790 wajib pajak orang pribadi. Pengambilan sampel dalam
pendekatan Simple Random Sampling. Sampel adalah orang-orang yang ditemui oleh
peneliti secara acak. Penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan
berdasarkan perhitungan, maka jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah
sebanyak 99,74 yang dibulatkan menjadi 100 wajib pajak orang pribadi. Data dalam
penelitian ini berupa data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang
dikumpukan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang mau
dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukan bahwa secara parsial sunset policy berpengaruh negatif terhadap
kepatuhan wajib pajak, karena apabila sunset policy mengalami kenaikan maka angka
kepatuhan formal Wajib Pajak akan mengalami penurunan. Sedangkan, tax amnesty dan
sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan pengujian secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara sunset policy,
tax amnesty, dan sanksi pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP
Penelitian yang dilakukan Suyanto, Intansari dan Endahjati (2016) dengan judul
Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).
Berdasarkan hasil populasi dalam penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang ada di
kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang mana penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di pandang orang
tersebut cocok untuk sumber data. Maka sampel yang didapatkan dalam penelitian ini
adalah 77 responden. Sumber data dari penelitian ini dengan menggunakan data primer.
Metode pengambilan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak orang
pribadi di Kota Yogyakarta. Analisis pengujian hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan model regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi
Wajib Pajak mengenai program tax amnesty berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Penelitian yang dilakukan Sari (2017) dengan judul Pengaruh Tax Amnesty,
Berdasarkan hasil populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Wajib Pajak, baik wajib
pajak orang pribadi (WPOP) maupun Wajib Pajak badan yang terdaftar pada kantor
pelayanan pajak (KPP) Pratama Surabaya Tegalsari. Teknik pengambilan sampel adalah
sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Maka sampel
yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 88 responden. Sumber data dari penelitian ini
adalah dengan menggunakan data primer. Metode pengambilan data adalah dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden yang dapat ditemui secara langsung di Kantor
penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa model regresi tergolong lemah. Karena tax amnesty, pengetahuan
perpajakan, pelayanan fiskus tidak dapat menjelaskan secara keseluruhan kepatuhan Wajib
Pajak. Namun, berdasarkan hasil uji t bahwa variabel tax amnesty dan Pengetahuan
perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak, sehingga
hipotesis diterima hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ngadiman dan Huslin
(2015) dalam Sari (2017) yang menyatakan bahwa tax amnesty berpengaruh positif
terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan penelitian pengetahuan perpajakan sejalan dengan
penelitian yang dilakukan khazanah (2014) dalam Sari (2017) yang menyatakan
Pajak. Sedangkan variabel pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak secara parsial, sehingga hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil uji F terdapat
pengaruh signifikan antara tax amnesty, pengetahuan perpajakan, dan pelayanan fiskus
terhadap kepatuhan Wajib Pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
surabaya Tegalsari.
Penelitian yang dilakukan Rusmadi (2017) dengan judul Pengaruh Tax Amnesty,
dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan hasil populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak yang ada di kota Cirebon. Teknik pengambilan
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan
sampel berikutnya, demikian secara terus menerus sehingga seluruh kebutuhan sampel
penelitian dapat terpenuhi. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85
responden. Sumber data dari penelitian ini dengan menggunakan data primer. Metode
koesioner, kepada Wajib Pajak di Kota Cirebon. Analisis pengujian hipotesis dalam
penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian uji
F menunjukan bahwa persepsi Wajib Pajak mengenai program tax amnesty, dan sanksi
pajak sama-sama memiliki peran dalam peningkatan penerimaan pajak dan kepatuhan
Wajib Pajak .
Penelitian yang dilakukan Utami (2011) dengan judul Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu . Berdasarkan hasil populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada kantor
pelayanan pajak (KPP) Pratama Palembang Seberang Ulu yaitu 49.590 Wajib Pajak.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling yaitu teknik
pengambilan sampel di mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99,80 yang di bulatkan menjadi
100 responden dengan menggunakan rumus slovin. Sumber data dari penelitian ini adalah
dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner. Hasil penelitian
menunjukan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap variabel kesadaran
wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sedangkan sanksi pajak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dan dari pengujian
secara simultan terdapat pengaruh signifikn antara kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak
Secara rinci persamaan dan perbedaan penelitian yang sekarang penulis lakukan
dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian terdahulu
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial sunset policy berpengaruh negatif terhadap
kepatuhan wajib pajak, karena apabila sunset policy mengalami kenaikan maka angka kepatuhan
formal Wajib Pajak akan mengalami penurunan. Sedangkan, tax amnesty dan sanksi pajak
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Dan berdasarkan pengujian secara
simultan terdapat pengaruh signifikan antara sunset policy, tax amnesty, dan sanksi pajak terhadap
tingkat kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kembangan.
Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji t bahwa variabel tax amnesty dan
Pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak sehingga
hipotesis di terima, sedangkan variabel pelayanan fiskus berpengaruh negatif terhadap tingkat
kepatuhan Wajib Pajak sehingga hipotesis ditolak. dan berdasarkan hasil uji F terdapat pengaruh
signifikan antara tax amnesty, pengetahuan perpajakan, dan pelayanan fiskus terhadap tingkat
kepatuhan Wajib Pajak.
Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Rusmadi (2017) “Pengaruh Tax 1. Tax Amnesty 1. Populasi dan tahun
Amnesty dan Sanksi 2. Sanksi Pajak. penelitian
Hasil penelitian uji F menunjukan bahwa persepsi Wajib Pajak mengenai program tax amnesty, dan
sanksi pajak sama-sama memiliki peran dalam peningkatan penerimaan pajak dan kepatuhan Wajib
Pajak.
Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Pelayanan Pajak
Pratama Palembang
Seberang Ulu”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sedangkan sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dan dari pengujian secara simultan terdapat pengaruh signifikan
antara kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Menurut Waluyo (2012:2) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
1. Menurut Soemitro (2011), "pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
2. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
kontribusi dari masyarakat yang sudah memiliki penghasilan berdasarkan hukum pajak.
lainnya.
2.2.2 Fungsi Pajak
Suatu kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan
politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam
meningkatkan kesejahteraan umum. Suatu negara dipastikan sangat berharap
kesejahtraan ekonomi masyarakatnya selalu meningkat. Sehingga pajak sebagai
salah satu pos penerimaan negara diharapkan banyak pembangunan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan negara.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pajak sebagai tolak
ukur untuk menentukan politik prekonomian suatu Negara. dan berfungsi sebagai sumber
dana (budgetair) pajak juga dapat berfungsi untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
umum dan dapat digunakan untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur Negara.
Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
yang berasal dari dalam maupun luar Negeri, setiap Wajib Pajak yang berdomisili
atau bertempat tinggal di wilayah Indonesia (Wajib Pajak dalam Negeri)
dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperolehnya, baik dari Indonesia
2. Asas Sumber
Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan atas penghasilan yang
3. Asas Kebangsaan
Negara. Misalnya, pajak bangsa asing di Indonesia di kenakan atas setiap orang
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b. Pajak daerah adalah pajak yang di pungut pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh: Pajak Kendaraan, Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir dan Pajak Bumi dan Bangunan
di sektor pedesaan dan perkotaan.
harta dan membayar uang tebusan sebagai mana yang di atur dalam undang-
uang tebusan dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan
penerimaan pajak dan kesempatan bagi Wajib Pajak yag tidak patuh menjadi
Amnesty berasal dari bahasa yunani "amnestia” yang berarti lupa akan suatu
hal atau kejadian yang telah lalu. Bila dikaitkan dengan kebijakan tax amnesty,
sanksi bunga, denda, ataupun sanksi pidana fiskal tax crime (Faisal, 2016:58).
mencegah pelarian modal ke luar negeri (apital flight) banyak otoritas pajak dari
penerimaan pajak sebagai sumber utama penerimaan APBN di masa yang akan
Tax amnesty pada tahun 2016 dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:
periode pertama dimulai pada 1 Juli 2016 dan akan berakhir pada tanggal 30
September 2016. Sedangkan periode kedua dimulai pada 1 Oktober 2016 dan
akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Dan periode ketiga dimulai 1
Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2017. Kebijakan perpajakan yang pernah
dilakukan di Indonesia sebelum tahun 2016 adalah antara lain program tax
amnesty pada tahun 1964 dan 1984, serta program sunset policy yang dianggap
program tax amnesty versi mini pada tahun 2008 (Faisal, 2016:59).
secara psikologis sangat tidak memihak pada Wajib Pajak yang selama ini taat
membayar pajak. Kalaupun kebijakan itu diterapkan di suatu Negara, harus ada
kajian mendalam mengenai karakteristik Wajib Pajak yang ada di suatu Negara
tersebut karena, karakteristik Wajib Pajak tentu saja berbeda-beda. Bagi banyak
negara dari sektor pajak tax revenue secara cepat dalam jangka waktu yang relatif
singkat. Program tax amnesty ini dilaksanakan karena semakin parahnya upaya
terutama kembalinya dana yang disimpan di luar negeri, dan kebijakan ini
bilamana tax amnesty dilaksanakan dengan program yang tidak tepat (Rogimun,
2014).
Setiap wajib pajak berhak mendapatkan tax amnesty, jadi harus diingat
bahwa tax amnesty adalah hak, bukan kewajiban. Sehingga jika ada anggapan
yang menyatakan bahwa tax amnesty hanya untuk wajib pajak yang melakukan
karena bisa saja terdapat Wajib Pajak yang telah berusaha melakukan kewajiban
perpajakannya secara benar dan jujur, tetapi tetap saja melakukan kesalahan atau
sehingga dengan adanya tax amnesty ini merupakan waktu yang tepat untuk
melakukan perbaikan atas kesalahan yang dilakukan tanpa ada konsekuensi sanksi
administrasi ataupun sanksi pidana. Dalam program tax amnesty ini ada slogan
yang sangat populer yaitu Ungkap, Tebus dan Lega. Selogan Ungkap yaitu wajib
maupun tidak berwujud (Faisal, 2016:1). Kekayaan yang dapat bergerak maupun
tidak bergerak. Baik yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha.
Kekayaan yang ada di Indonesia atau di luar Negeri. Sedangkan slogan Tebus
adalah di mana wajib pajak perlu membayar sejumlah uang ke kas negara untuk
mendapatkan tax amnesty, sehingga Negara dapat melepaskan hak untuk menagih
pajak yang seharusnya terutang. Hal ini dilakukan dengan cara mengalikan tarif
uang tebusan dengan nilai bersih harta yang telah diungkapkan oleh Wajib Pajak
(Kusuma, 2016).
berikut:
1. Adanya penghapusan pajak terutang yang atas pajak yang belum diterbitkan
sanksi administrasi atau sanksi pidana.
2. Penghapusan sanksi administrasi atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan.
3. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan
penyidikan atas tindak pidana perpajakan.
4. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, serta
penyidikan atas Tindak Pidana Perpajakan dalam hal Wajib Pajak sedang
dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan
tindak pidana perpajakan.
5. Penghapusan PPh final atas pengalihan harta berupa tanah dan bangunan serta
saham.
Setiap orang atau badan yang telah terdaftar dan memperoleh NPWP serta
memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh berhak mendapatkan
pengampunan pajak, kecuali Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan
dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan, sedang
dalam proses peradilan, atau sedang menjalani hukuman pidana, atas Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
2.2.5.6 Obyek Tax Amnesty
Uang tebusan adalah kewajiban yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Hal
ini sebagaimana yang dinyatakan pada Pasal 1 ayat (7) UU No. 11 Tahun 2016
bahwa “Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk
Secara umum, cara perhitungan uang tebusan diatur dalam Pasal 5 UU No.
11 Tahun 2016, yaitu dengan cara mengalihkan tarif uang tebusan dengan dasar
pengenaan uang tebusan. Selain itu, untuk istilah tahun pajak di artikan sebagai
tahun pajak yang berakhir pada jangka waktu 1 januari 2015 sampai 31 desember
Tarif uang tebusan diatur dalam Pasal 5 UU No. 11 Tahun 2016. Tarif
ini.
Table 2.2
Tarif Uang Tebusan
sejak dialihkan.
alihkan ke Indonesia
10 milliar
milliar
Sumber data dalam buku tax amnesty (Sakti dan Hidayat, 2016:21)
2.2.5.8.3 Dasar Pengenaan
Tahun 2016. Dasar-dasar pengenaan uang tebusan dihitung berdasarkan nilai harta
bersih yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam SPT PPh terakhir.
Sementara, nilai harta bersih dihitung dengan cara mengurungkan nilai harta dan
nilai utang. Bagi wajib pajak yang baru memperoleh NPWP setelah tahun 2015
dan belum menyampaikan SPT tahunan PPh terakhir, tambahan harta bersih yang
Menurut Sari (2017) bahwa terdapat beberapa indikataor dalam tax amnesty
antara lain:
antara lain:
Tax amnesty merupakan upaya yang dilakukan oleh otoritas pajak suatu
negara memberikan kesempatan kepada wajib pajak yang tidak patuh untuk
diterima oleh wajib pajak, umumnya yang berada di luar negeri. Oleh karenanya,
kebijakan tax amnesty harus dirancang menarik sehingga mendorong wajib pajak
kebijakan tax amnesty menawarkan kepastian hukum seperti jaminan wajib pajak
Program tax amnesty jangan dilihat sebagai pilihan jalan pintas untuk
dilakukan berulang karena hal ini dapat menjadi disinsentif bagi wajib pajak
kebijakan lainnya.
dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar
Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa sanksi perpajakan adalah suatu
tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan
perpajakan dan juga sanksi perpajakan digunakan untuk menciptakan kepatuhan wajib
pajak.
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan dalam (Resmi, 2017:61-68), disebutkan bahwa ada dua macam sanksi,
yaitu:
1. Sanksi Administrasi
a. Sanksi administrasi yang berupa denda. Sanksi denda adalah sanksi administrasi
yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban
pelaporan.
b. Sanksi administrasi berupa bunga. Sanksi bunga adalah sanksi administrasi yang
dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran
pajak.
c. Sanksi administrasi berupa kenaikan. Sanksi kenaikan adalah sanksi administrasi
yang berupa kenaikan jumlah pajak yag harus dibayar, terhadap pelanggaran
berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material.
2. Sanksi Pidana
a. Pidana kurungan. Sanksi ini biasa terjadi karena adanya tindak pidana yang
dilakukan karena kelalaian yaitu: Hukuman kurungan maksimal 1 tahun atau < 1
tahun. Terhukum menjalani hukuman di rumah sendiri, dengan kewajiban
melapor kepada yang berwajib. Terhukum dalam melakukan aktivitas pekerjaan
lebih ringan. Tahanan kurungan lebih leluasa dikunjungi sanak saudaranya,
dapat melakukan aktivitas lain, misalnya ada alat hiburan, mendengarkan music,
baca buku. Tidak ada pembagian kelas antara pidana yang pernah di lakukan.
Pidana kurungan dapat menjadi pengganti hukuman denda.
b. Pidana penjara. Sanksi ini biasa terjadi karena adanya tindak pidana yang
dilakukan dengan sengaja yaitu: Terhukum dalam menjalani pidana di tempat
tertentu, seperti di gedung atau di pulau terpencil. Hukuman batas maksimal
seumur hidup atau di hukum mati. Pekerjaan dilembaga pemasyarakatan lebih
banyak dan berat. Aktivitasnya sangat terbatas dan diawasi lebih ketat, tidak
dapat sewaktu-waktu di kunjungi keluarga, tida ada hiburan, setiap saat di awasi
termaksut hantaran makanan/minuman. Ada pembagian kelas atas tindak pidana
yang pernah dilakukan, dari kelas berat sampai kelas ringan ada remisi bagi
terhukum yang berkelakuan baik. Tidak dapat dijadikan pengganti hukuman
denda.
Adanya sanksi pajak ini di harapkan mampu menyadarkan Wajib Pajak untuk
membayar pajak mereka tepat pada waktuya, mengingat sanksi pajak lah yang akan
merugikan Wajib Pajak yang melanggar peraturan perpajakan, di banding Wajib Pajak
penelitian Ngadiman dan Huslin (2015) menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin berat sanksi yang
diberikan maka akan semakin merugikan Wajib Pajak, sehingga sanksi pajak diduga
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa
pemberian sanksi seperti sanksi administrasi (denda, bunga, dan kenaikan) maupun
sanksi pidana (kurungan atau penjara) yang diberikan terhadap Wajib Pajak
dimaksudkan agar memberikan efek jera, sehingga wajib pajak tidak akan melakukan
kesalahan yang sama di lain hari berikutnya. Penerapan sanksi perpajakan yang
pemahaman dan sanksi pajak tinggi maka secara otomatis akan berdampak pada
tingginya penerimaan pajak sehingga meningkatkan tingkat penerimaan APBN di
suatu Negara. Pemahaman sanksi pajak sangat penting dimiliki oleh Wajib Pajak. Hal
tersebut sesuai dengan sistem yang berlaku di Indonesia yaitu self assessment system
yang mewajibkan Wajib Pajak mengetahui dan memahami segala alur pemenuhan
kewajiban perpajakannya mulai dari tahap awal yaitu menghitung, membayar, sampai
pelaksanaan sistem ini adalah kesadaran Wajib Pajak, kejujuran Wajib Pajak, hasrat
Etika deontologis atau deontology sudah ada sejak periode filsafat Yunani Kuno,
tetapi baru dipopulerkan oleh filsafat dari Jerman yaitu Immanuel Kant. Etika
deontology adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan
berdasarkan kepatuhan pada peraturan yang tidak bisa di tawar lagi hal ini, merupakan
suatu keharusan bagi Wajib Pajak. Etika ini kadang-kadang disebut etika berbasis
dari konsekuensi perbuatan. Deontology berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu:
perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat
dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan tidak dapat di
tawar lagi hal ini merupakan suatu keharusan bagi Wajib Pajak. Deontology
menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak
1. Sanksi yang diberikan kepada sanksi pajak harus jelas dan tegas. Artinya bahwa
sanksi yang tegas dapat digunakan sebagai alat pencegah agar wajib pajak tidak
melanggar aturan-aturan perpajakan atau Undang-Undang yang telah ditetapkan
sehingga tercipta kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
pajaknya.
2. Sanksi perpajakan tidak mengenal kompromi (Not Arbitrary). Artinya
pengenaan sanksi pajak yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk
mendidik Wajib Pajak dimaksudkan agar Wajib Pajak yang dikenai sanksi akan
menjadi lebih baik dan lebih mengetahui hak dan kewajibannya sebagai Wajib
Pajak sehingga tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang sama.
Tanpa ada toleransi dalam bentuk apapun.
3. Tidak ada toleransi. Artinya sanksi pajak dikenakan kepada pelanggarnya tanpa
toleransi adalah untuk menghukum Wajib Pajak yang dikenai sanksi tanpa
toleransi atau keringanan sanksi atau hukuman apapun sehingga mereka akan
menjadi jera dan tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang sama.
Ngadiman dan Huslin (2015) mengemukakan bahwa indikator dari sanksi pajak
adalah:
Indonesia ada dua jenis Wajib Pajak, yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak
badan. Wajib pajak orang pribadi (WPOP) dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pada
pekerjaan. Yang pertama adalah Wajib Pajak yang merupakan karyawan dan yang
kedua adalah Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha dan jasa profesional atau
disebut pengusaha kena pajak. Melakukan kegiatan usaha berarti setiap bisnis di
berbagai bidang, antara lain: pertanian, industri, perdagangan, dan lain-lain. Sementara
layanan profesional terkait dengan keterampilan pekerjaan atau profesi, antara lain:
pada ajaran dan aturan. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa
Menurut Nowak dalam Rahayu (2010:138). kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu
situasi dimana:
1. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya
Ada dua macam kepatuhan Rahayu (2010:138). Yaitu kepatuhan formal dan
1. Tepat waktu dalam menympaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun
terakhir
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
memperoleh izin untuk mengangsur tau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak perna dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
4. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap
Wajib Pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang
terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%.
5. Wajib Pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh
Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan
pengecualian sepanjang tidak memengaruhi laba rugi fiskal.
Maka pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam
undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara
(Rahayu, 2010:139).
Supadmi (2010) mengemukakan bahwa indikator dari kepatuhan wajib pajak
adalah:
Penelitian ini menjelaskan hubungan antara tax amnesty dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Tax amnesty dan sanksi pajak diharapkan
mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan berdasarkan hasil penelitian
terdahulu bahwa keberadaan tax amnesty dan sanksi pajak memiliki hubungan positif
memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar uang tebusan
dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan penerimaan pajak dan
kesempatan bagi Wajib Pajak yang tidak patuh menjadi Wajib Pajak patuh. Sehinga
diharapkan akan mendorong peningkatan kepatuhan sukarela Wajib Pajak di masa yang
akan datang.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Tax Amnesty
(X1)
Kepatuhan Wajib
Pajak Pribadi
(Y)
Sanksi Pajak
(X2)
= Parsial
= Simultan
2.4 Hipotesis
atau lebih. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana pengujian hipotesis. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan tax amnesty dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu. Untuk lebih jelas, hipotesis-
2.4.1. Pengaruh pelaksaan tax amnesty dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
Penelitian yang dilakukan ngadiman dkk (2015) tax amnesty merupakan upaya
pemerintah menarik dana masyarakat yang ada di luar negeri atau yang selama ini terparkir
di perbankan negara lain. Hasil penelitianya menunjukan bahwa sunset policy berpengaruh
negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan tax amnesty dan sanksi pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak secara signifikan, selain tax amnesty
yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Sanksi pajak juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi
perpajakan merupakan alat untuk mencegah Wajib Pajak melanggar peraturan pajak,
penerapan sanksi pajak berguna untuk memberikan efek jera kepada Wajib Pajak yang
melanggar norma perpajakan. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan
Rusmadi (2017).
2.4.2. Pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP)
Tax amnesty merupakan hak dari Wajib Pajak untuk menyelesaikan kewajiban
perpajakan di masa lalu yang tidak benar (baik yang dilakukan secara sengaja ataupun
tidak) tanpa ada konsekuensi sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sehingga, merupakan
hal yang wajar bagi seorang Wajib Pajak untuk memanfaatkan haknya (Faisal, 2016:12).
Kebijakan tax amnesty dapat mendorong masuknya dana-dana dari luar negri yang
dalam jangka panjang dapat digunakan sebagai pendorong investasi yang pada giliranya
berarti Wajib Pajak yang membayarkan pajaknya di luar negeri akan berahli membayar
pajaknya di dalam negeri, akibatnya tingkat kepatuhan mereka akan menjadi lebih baik
dari tahun sebelumnya. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan Suyanto,
Intansari dan Endahjati (2016). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tax amnesty
berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini juga di dukung oleh
2.4.3. Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP)
ditaati dan dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar
pajaknya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban pajak karena sanksi pajak cenderung
memberikan kerugian kepada pelanggar pajak, hal tersebut menerangkan bahwa sanksi
perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal
ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Utami (2011). Hasil penelitianya menunjukan
bahwa sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah tax amnesty, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib
pajak orang pribadi (WPOP). Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian berada di
Kota Palu.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2014:11) bahwa metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah (bukan buatan). Penelitian ini memakai ukuran sampel dari suatu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dan menggunakan jenis data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh berupa angka-angka yang dijadikan dasar
sebagai perhitungan untuk mengetahui hasil penelitian. Data tersebut diperoleh melalui
pengisian kuesioner oleh Wajib Pajak untuk dijadikan responden dalam penelitian ini.
Metode wawancara juga dilakukan untuk memperkuat hasil kuesioner. Sedangkan sumber
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kuesioner
Pengumpulan data melalui daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
disusun untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi kuesioner dengan responden yang
mempunyai hubungan dengan data yang dibutuhkan.
3. Observasi
merupakan pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan katakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak yang telah mengikuti tax amnesty di Kota
Palu. Berikut ini beberapa jumlah Wajib Pajak yang mengikuti tax amnesty di Kota Palu:
Tabel 3.1
Jumlah Wajib Pajak Yang Mengikuti Tax Amnesty di Kota Palu
PAJAK JULI AGUST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR
Badan - 6 177 24 30 121 34 70 537
Orang Pribadi - 29 628 169 122 426 115 160 1041
Total 840 892 1.957
Total 3 Periode 3.689
Sumber:
Direktorat Jenderal Pajak KPP Pratama Kota Palu (2018)
Berdasarkan tabel 3.1 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Palu yang telah menerapkan tax amnesty sebesar 3.689 Wajib
Pajak, baik wajib pajak orang pribadi 2.690 dan Wajib Pajak badan 999 Wajb Pajak
berdasarkan data dari Kementerian keuangan Republik Indonesia (Dirjen Pajak) pada
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Sugiyono (2014:116). Sampelnya adalah wajib pajak orang pribadi yang
mengikuti tax amnesty di Kota Palu. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini
korespondensi terlebih dahulu (Sugiyono, 2014:118). Metode ini meminta informasi dari
sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Metode pengambilan sampel
snowball sampling atau bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang
sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang tax amnesty
dan kelompok khusus lainya yang di rahasiakan, dengan demikian penarikan sampel dalam
digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian,
perhitungnya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan
rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai
berikut:
=
1 + N. (e)2
Keterangan:
N = Ukuran populasi
atau 0,05, dan 10% atau 0,1) (catatan dapat dipilih oleh peneliti).
Presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat
dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan
=
1 + N. (e)2
2.690
= 1 + 2.690(0,1)2
2.690
Jadi, jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 97 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling dengan
menggunakan rumus slovin. Alasan pemilihan teknik ini adalah untuk mempermudah
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut (Sugiyono,
2014:58). Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menggunakan dua
variabel dalam penelitian, yaitu variabel independen (bebas) yang disimbolkan dengan
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen pada penelitian ini
yaitu tax amnesty (X1) sanksi pajak (X2). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
kepatuhan wajib pajak orang pribadi WPOP (Y). definisi operasional dari tax amnesty,
sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) dijabarkan sebagai berikut:
Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang tidak dikenakan
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara
mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan. Indikator dari tax amnesty (Sari,
2017) adalah:
yang melanggar peraturan perpajakan dan juga sanksi perpajakan digunakan untuk
menciptakan kepatuhan Wajib Pajak. Indikator dari sanksi pajak (Ngadiman dan Huslin,
2015) adalah:
Kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) adalah perilaku Wajib Pajak yang taat
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Matriks Operasional Variabel
4. Bersedia
mengungkapkan
mempercepat
pertumbuhan ekonomi 10-11
7. Dilaksanakan untuk
meningkatkan
penerimaan pajak
Negara 12
8. Mampu meningkatkan
tingkat kepatuhan
Wajib Pajak
Sambungan Tabel 3.2 Matriks Operasional Variabel
4. Penegakan hukum 4
oleh aparat
5. Sarana mendidik 5
Wajib Pajak 6
6. Tidak dapat
ditoleransi 7
7. Mampu meningkatkan
tingkat kepatuhan
Wajib Pajak
2010) 3. Kelengkapan 3
dokumen perpajakan
4. Memenuhi kewajiban 4
sebagai Wajib Pajak
yang patuh
5. Mencari informasi 5
tentang perpajakan
tentang perpajakan
mengenai tarif
pembayaran
Indikator-indikator diatas baik variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
menjadi dasar untuk membuat kuesioner. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif
(Sugiyono, 2014:133). Untuk keperluan analisis kuantitatif jawaban dapat diberi skor,
pada alat pengukur (instrument) yang digunakan dan data yang diperoleh. Jika alat ukur
yang digunakan tersebut tidak sahih dan tidak andal, maka hasilnya tidak menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu diperlukan dua macam pengujian yaitu tes
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu
pernyataan dianggap sahih jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang
diungkapkan atau apa yang ingin diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2014:172), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
dua langkah yang dapat ditempuh untuk memperoleh alat ukur yang sahih, yaitu: langkah
memiliki kesesuaian dengan teori. Langkah kedua, adalah dengan analisis uji coba item
dengan menguji korelasi antar skor tiap item dengan skor total item. Uji validitas dilakukan
Masrun dalam Sugiyono (2014:188) menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi
positif dengan kriterium (skor total) dan korelasinya tinggi, menunjukkan bahwa item
tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk memenuhi
syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3
hubungan yang telah dihitung dapat berpedoman pada ketentuan-ketentuan seperti yang
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
kestabilan, atau konsistensi sebuah kuesioner dalam mengungkap gejala tertentu dari
sekelompok individu. Setelah seluruh instrumen dalam penelitian ini diuji kesahihannya
dan dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji kehandalan atau reliabilitas
(reliability) untuk menguji keandalan dari instrumen penelitian. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha (a). Untuk melihat andal
tidaknya suatu konstruk atau variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60
(Ghozali, 2006:46).
kuesioner kepada responden. Untuk setiap jawaban diberi skor dan skor yang diperoleh
mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Skor atau bobot nilai yang digunakan adalah
Sangat Sering, Sangat Baik, Sangat Sesuai, dan Sangat Setuju (5) sampai dengan Tidak
Pernah, Buruk Sekali, Tidak Sesuai, dan Tidak Setuju (1). Oleh karena itu seluruh variabel
Keterangan:
Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit =Kepadatan batas atas
Area Under Upper Limit =Daerah di bawah batas atas
Area Under Lower Limit =Daerah di bawah batas bawah
8. Sesuai dengan skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya terkecil
(harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1 (satu).
Transformasi scale value = Y = SV + |SV min | + 1
berganda sebagai alat analisis telah memenuhi asumsi klasik pengujian terhadap asumsi
klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji
heterokedastisitas.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel
(bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya.
1. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Cara lain untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal adalah dengan
melakukan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan memasukkan nilai residual
dalam pengujian non parametrik. Jika nilai signifikansi signifikan, yaitu < 0,05, maka data
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013:105). Apabila terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2013:106). Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas,
maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas, dan
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi
dengan melihat grafik scaterplot antara variabel terikat (ZPRED) dan variabel bebas
1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas dan
dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9.2 Metode Analisis
3.9.2.1 Deskriptif
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana data yang berlaku umum
(Sugiyono, 2014:22). Berdasarkan kategori skala likert, dapat diketahui bahwa bobot nilai
tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Tanggapan responden yang telah
diberi bobot kemudian dibuatkan distribusi frekuensi dan interpretasi meannya. Penyajan
data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi dimaksudkan sebagai upaya menyusun urutan
adalah melalui selisih antara bobot nilai tertinggi dan bobot nilai terendah, yaitu 5 – 1 = 4.
Menurut Sudjana (2010: 47), untuk mengetahui panjang kelas (P) pada tiap interval kelas
= = 5 = 0,8
Di mana:
P = Panjang Kelas
R = Range
b = Banyak Kelas
Berdasarkan nilai panjang kelas yang diperoleh sebesar 0,8 maka mean dari
Tabel 3.5
Dasar Interpretasi Skor Item dalam Variabel Penelitian
Nilai Skor Interpretasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda
(multiple regression analysis) dan uji residual. Untuk keabsahan hasil analisis maka uji
instrumen penelitian dan uji asumsi klasik dilakukan terlebih dulu sebelum masuk pada uji
regresi. Pengolahan data menggunakan alat bantu aplikasi softare Statistical Product and
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
dependen (Ghozali, 2013:98). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:
Ho: Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara
signifikansi, yaitu:
5. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
6. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.9.3.2 Uji t
apakah variabel independen (X) benar-benar berpengaruh terhadap variabel dependen (Y)
secara terpisah atau parsial. Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis 1,2,3, dan 4.
Ho: Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
signifikansi, yaitu:
8. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
9. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB IV
Terbentuknya Kota Palu sebagai salah satu pusat pemerintahan Sulawesi Tengah,
telah melalui perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan. Asal usul nama kota Palu adalah
kata Topalu'e yang artinya Tanah yang terangkat karena daerah ini awalnya lautan, karena
terjadi gempa dan pergeseran lempeng (palu koro) sehingga daerah yang tadinya lautan
tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu.
Pada tahun 1942, terjadi pengambilan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada
pihak Jepang. Pada masa Perang Dunia II, kota Donggala lah yang kala itu merupakan
ibukota Sulawesi Tengah dihancurkan oleh pasukan Sekutu maupun Jepang. Hal ini
1964, status Kota Palu sebagai ibukota ditingkatkan menjadi Ibukota Provinsi Daerah
Tingkat I Sulawesi Tengah. Kemudian pada tahun 1978, Kota Palu ditetapkan sebagai kota
Kotamadya Palu.
Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai,
pegunungan, dan teluk. Kota Palu berbatasan langsung dengan wilayah Teluk Palu, yang
memiliki 8 kecamatan yaitu Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu selatan, Kecamatan
4.1.2.1 Visi :
Palu Kota Jasa Berbudaya dan Beradat Dilandasi Iman dan Takwa
4.1.2.2 Misi :
data pendukung lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber. Hasil pengumpulan data
sebagai berikut:
4.2.1 Deskripsi Kuesioner
Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang ikut dalam pelaksanaan tax
amnesty dan sanksi pajak di Kota Palu. Pengumpulan data dilakukan dengan membagi
kuesioner dan mengumpulkan data-data pendukung lainnya yang diperoleh dari berbagai
Pajak. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 25 April – 1 Mei 2018 yang
diantarkan langsung ke Wajib Pajak yang memenuhi sebagai sumber penelitian. Adapun
deskripsi kuesioner dalam penelitian ini seperti pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Deskripsi Kuesioner
Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner
Kuesioner
yang yang Tidak yang yang Dapat
yang Gugur
Disebar Kembali Kembali Diolah
97 - - 97 100% - - 97
Sumber: Data diolah tahun (2018)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa kuesioner yang disebar adalah
sebanyak 97 eksempler. Dan seluruh kuesioner telah kembali dan dapat diolah.
Data mengenai responden yang mengisi kuesioner terdiri dari: Pengusaha (31 orang),
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
c. PNS 12
Total 97
2. Pendidikan Terakhir:
a. SMA/DIPLOMA 8
b. S1 77
c. S2/S3 12
Total 97
3. Usia:
< 30 66
< 31-40 18
< 41-50 7
>51 6
Total 97
4. Jenis Kelamin:
Laki-laki 75
Perempuan 22
Total 97
Sumber: Data diolah tahun 2018
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian
diuraikan pada bab sebelumnya tentang metode penelitian. Untuk variabel tax amnesty
(X1) terdiri dari 12 item pernyataan, variabel sanksi pajak (X2) terdiri dari 7 item
pernyataan, dan variabel kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) terdiri dari 7 item
Variabel tax amnesty dalam penelitian ini terdiri dari 8 indikator, yaitu:
Kedelapan indikator tersebut diwakili oleh item pernyataan yang akan memberikan
gambaran mengenai variabel tax amnesty. Hasil tabulasi jawaban responden untuk
pernyataan-pernyataan tentang tax amnesty (X1) ditunjukkan pada lampiran II. Untuk
menentukan nilai dari setiap skor jawaban responden melalui tabulasi frekuensi, dapat
SANGAT SETUJU (5) SETUJU ( 4 ) RAGU-RAGU (3) TIDAK SETUJU ( 2 ) SANGAT TIDAK SETUJU ( 1 ) TOTAL
N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N %
Berdasarkan Pada tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa pernyataan yang memiliki
nilai tertinggi adalah item pernyataan nomor 3 “Saya bersedia melaporkan pengungkapan
harta saya dalam SPT dengan benar dan jujur”. Sebanyak 50 responden atau 52%
menjawab “sangat setuju”, 47responden atau 48% menjawab “setuju”, dan tidak ada
responden yang menjawab “ragu-ragu”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” dengan
total mean 4,52. Hasil ini memberi gambaran bahwa responden bersedia melaporkan
pengungkapan harta dalam surat pernyataan (SPT) dengan benar dan jujur. Dalam hasil
wawancara peneliti terhadap responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak sadar akan
kewajiban mereka untuk membayar pajak dengan benar dan jujur sebagai salah satu upaya
Item pernyataan yang mendapatkan nilai terendah adalah item pernyataan nomor 9
“Saya sangat kurang setuju tax amnesty dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi”. Sebanyak 33 responden atau 34% menjawab “sangat setuju”, 41 responden atau
42% menjawab “setuju”, 23 responden atau 24% menjawab “ragu-ragu”, dan tidak ada
responden yang menjawab “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” dengan total mean
4,10. Hasil ini memberi gambaran bahwa responden kurang setuju tax amnesty
Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata (mean) dari skor keseluruhan yang diperoleh
yaitu sebesar 4.29. Sesuai dengan nilai skor interpretasi mean yang dijelaskan pada tabel
3.5, nilai 4,21-5,00 memiliki arti sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tax
amnesty berada pada kategori sangat tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
gambaran mengenai variabel sanksi pajak. Hasil tabulasi jawaban responden untuk
pernyataan-pernyataan tentang sanksi pajak (X2) ditunjukkan pada lampiran II. Untuk
menentukan nilai dari setiap skor jawaban responden melalui tabulasi frekuensi, dapat
SANGAT SETUJU ( 5 ) SETUJU ( 4 ) RAGU-RAGU (3) TIDAK SETUJU ( 2 ) SANGAT TIDAK SETUJU ( 1 ) TOTAL Total
No Mean
skor
N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N %
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa item pernyataan yang memiliki nilai
tertinggi adalah item pernyataan nomor 6 “Saya sangat setuju bahwa sanksi pajak harus
dikenakan kepada pelanggar pajak tanpa toleransi”. Sebanyak 50 responden atau 52%
menjawab “sangat setuju”, 37 responden atau 38% menjawab “setuju”, 10 responden atau
10% menjawab “ragu-ragu”, dan tidak ada responden yang menjawab “tidak setuju”, dan
“sangat tidak setuju” dengan total mean 4,41. Hasil ini memberi gambaran bahwa
responden merasa setuju bahwa sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggar pajak
tanpa adanya toleransi. Hal ini juga di dukung dengan hasil wawancara peneliti terhadap
responden yang memberikan tanggapan bahwa pengenaan sanksi pajak dapat dijadikan
sarana dan prasarana mendidik Wajib Pajak yang tidak patuh menjadi Wajib Pajak patuh.
Item pernyataan yang memiliki nilai terendah adalah item pernyataan nomor 4 “Saya
bersedia menerima penegakan hukum oleh aparat”. Sebanyak 24 responden atau 25%
menjawab “sangat setuju”, 48 responden atau 49% menjawab “setuju”, 23 responden atau
24% menjawab “ragu-ragu”, 2 responden atau 2% menjawab “tidak setuju”, dan tidak ada
responden yang menjawab “sangat tidak setuju” dengan total mean 3,97. Hasil ini memberi
gambaran bahwa responden kurang bersedia menerima penegakan hukum oleh aparat.
Berdasarkan tabel 4.4, nilai rata-rata (mean) dari skor keseluruhan yang diperoleh
yaitu sebesar 4.28. Sesuai dengan nilai skor interpretasi mean yang dijelaskan pada tabel
3.5, nilai 4,21-5,00 memiliki arti sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi
pajak berada pada kategori sangat tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam penelitian ini terdiri dari 6
indikator yaitu:
Setiap indikator terdiri dari beberapa pernyataan yang akan memberikan gambaran
tentang indikator dan pada akhirnya dapat memberikan gambaran mengenai variabel
kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hasil tabulasi jawaban responden untuk
pernyataan-pernyataan tentang kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y) ditunjukkan pada
lampiran II. Untuk menentukan nilai dari setiap skor jawaban responden melalui tabulasi
frekuensi, dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Frekuensi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
SANGAT SETUJU (5) SETUJU ( 4 ) RAGU-RAGU (3) TIDAK SETUJU ( 2 ) SANGAT TIDAK SETUJU ( 1 ) TOTAL
No Total skor Mean
N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N %
Sumber:
Berdasarkan Tabel 4.5 dijelaskan bahwa pernyataan yang memiliki nilai tertinggi
adalah pernyataan nomor 7 “Saya tahu perhitungan pajak penghasilan yang tidak benar
akan sangat merugikan negara”. Sebanyak 64 responden atau 66% menjawab “sangat
setuju”, 32 responden atau 33% menjawab “setuju”, 1 responden atau 1% menjawab “ragu-
ragu”, dan tidak ada responden yang menjawab “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”
dengan total mean 4,65. Hasil tersebut menggambarkan bahwa perhitungan pajak
penghasilan yang tidak benar akan sangat merugikan Negara. Hal ini juga di dukung oleh
hasil wawancara peneliti terhadap responden yang menyatakan bahwa perhitungan PPh
yang tidak benar/manipulasi akan sangat merugikan Negara apabila hal tersebut dilakukan
secara terus-menerus.
Item pernyataan yang memiliki nilai terendah adalah pernyataan nomor 5 “Saya
berusaha mencari tahu informasi mengenai batas waktu pembayaran dan penyetoran
pajak”. Sebanyak 26 responden atau 27% menjawab “sangat setuju”, 69 responden atau
71% menjawab “setuju”, 2 responden atau 2% menjawab “ragu-ragu”, dan tidak ada
responden yang menjawab “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” dengan total mean
4,25. Hasil tersebut menggambarkan bahwa responden kurang ingin mencari tahu
Berdasarkan tabel 4.5, nilai rata-rata (mean) dari skor keseluruhan yang diperoleh
yaitu sebesar 4.46. Sesuai dengan nilai skor interpretasi mean yang dijelaskan pada tabel
3.5, nilai 4,21-5,00 memiliki arti sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa wajib
pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu berada pada kategori sangat tinggi.
Bagian ini akan menguraikan mengenai hasil uji kesahihan atau validitas (validity)
dan uji kehandalan atau reliabilitas (reliability) masing-masing variabel dalam penelitian
ini.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu
pernyataan dianggap sahih jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang
diungkapkan atau apa yang ingin diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2016:178), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Uji kesahihan dilakukan dengan cara menghitung korelasi
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 25.0.
4.4.2 Tax Amnesty
Variabel Tax Amnesty (X1) diwakili dengan 12 item pernyataan. Keseluruhan item
yang diukur dinyatakan valid karena koefisien korelasi (r-hitung) seluruh item pernyataan
yang diperoleh lebih besar dari nilai (r-kritis) atau lebih besar dari 0,3, mengacu pada
pendapat Sugiyono (2014:178). Hasil uji validitas variabel tax amnesty dapat dilihat pada
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Validitas Tax Amnesty (X1)
Item
r-hitung r-kritis Status
Pernyataan
1 0,396 0,3 Valid
2 0,450 0,3 Valid
3 0,427 0,3 Valid
4 0,567 0,3 Valid
5 0,443 0,3 Valid
6 0,548 0,3 Valid
7 0,439 0,3 Valid
8 0,529 0,3 Valid
9 0,354 0,3 Valid
10 0,400 0,3 Valid
11 0,458 0,3 Valid
12 0,432 0,3 Valid
Sumber: Data diolah tahun 2018 (Lampiran III)
Hasil pengujian validitas untuk instrumen yang digunakan dalam variabel tax
amnesty dapat dilihat pada tabel 4.6. hasilnya menunjukan bahwa semua indikator
pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih
besar dari rkritis yaitu 0,3. Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah valid.
4.4.3 Sanksi Pajak
Variabel Sanksi Pajak (X2) diwakili dengan 7 item pernyataan. Keseluruhan item
yang diukur dinyatakan valid karena koefisien korelasi (r-hitung) seluruh item pernyataan
yang diperoleh lebih besar dari nilai (r-kritis) atau lebih besar dari 0,3, mengacu pada
pendapat Sugiyono (2014:178). Hasil uji validitas variabel sanksi pajak dapat dilihat pada
Hasil pengujian validitas untuk instrumen yang digunakan dalam variabel sanksi
pajak dapat dilihat pada tabel 4.7. hasilnya menunjukan bahwa semua indikator pertanyaan
yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari
rkritis yaitu 0,3. Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah valid.
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) diwakili dengan 7 item
pernyataan. Keseluruhan item yang diukur dinyatakan valid karena koefisien korelasi (r-
hitung) seluruh item pernyataan yang diperoleh lebih besar dari nilai (r-kritis) atau lebih
besar dari 0,3, mengacu pada pendapat Sugiyono (2014:178). Hasil uji validitas variabel
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
Item
r-hitung r-kritis Status
Pernyataan
1 0,806 0,3 Valid
2 0,685 0,3 Valid
3 0,707 0,3 Valid
4 0,353 0,3 Valid
5 0,322 0,3 Valid
6 0,644 0,3 Valid
7 0,425 0,3 Valid
Wajib Pajak Orang Pribadi dapat dilihat pada tabel 4.8. hasilnya menunjukan bahwa semua
indikator pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi
yang lebih besar dari rkritis yaitu 0,3. Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah
valid.
kestabilan, atau konsistensi sebuah kuesioner dalam mengungkap gejala tertentu dari
sekelompok individu. Setelah seluruh instrumen dalam penelitian ini diuji kesahihannya
dan dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji kehandalan atau reliabilitas
(reliability) untuk menguji keandalan dari instrumen penelitian. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha (a). Untuk melihat andal
tidaknya suatu konstruk atau variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60
(Ghozali, 2006:46). Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka semua pernyataan dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Uji
reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for
windows versi 25.0. Hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan variabel dapat dilihat pada
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Reliabilitas
Jumlah
Cronbach
No Variabel Item Keterangan
Alpha
Pernyataan
dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan transformasi data. Transformasi data ini dilakukan
dengan Method Of Successive Internal (MSI) untuk menaikkan tingkat pengukuran dari
skala ordinal ke interval dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2016 yang
asumsi klasik yang merupakan asumsi dasar dalam analisis regresi. Adapun uji asumsi
klasik dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS for windows versi 25.0.
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel
yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Hasil analisis uji
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot (Gambar 4.1),
dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pada normal plot terlihat titik menyebar
disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati dari garis diagonal. Grafik ini
Hasil uji One Sample Kolmogorof dengan menggunakan One Sample Kolmogorof
Smirnov-Test (nilai α =5%). Pemilihan One Sample Kolmogorof Smirnov-Test sebagai alat
ukur normalitas bertujuan untuk mengetahui nilai signifikannya. Nilai signifikan dari
pengujian One Sample Kolmogorof Smirnov – Test lebih dari 0,05 maka data mempunyai
distribusi normal (Ghozali, 2013:163). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (KS)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 97
Positive ,053
Negative -,064
Sumber: output SPSS for windows versi 25.0 , berdasarkan data hasil penelitian,2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-
Smirnov diperoleh nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 atau lebih dari 0,05 yang
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013:105). Apabila terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2013:106). Berdasarkan hasil analisis data (output) dengan bantuan program komputer
SPSS for windows versi 25.0, dapat dilihat hasil uji multikolinearitas yang menunjukkan
nilai VIF untuk masing-masing variabel independen seperti pada tabel 4.11 sebagai
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Error order
X1 ,153 ,067 ,225 2,289 ,024 ,305 ,230 ,215 ,919 1,088
X2 ,286 ,099 ,283 2,886 ,005 ,347 ,285 ,272 ,919 1,088
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS for windows versi 25.0, berdasarkan data hasil penelitian, 2018
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tolerance dari semua variabel memiliki nilai
yang lebih besar dari 0,10 dan VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-
variabel penelitian dalam model regresi tidak menunjukkan adanya gejala
multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi
dengan melihat grafik scaterplot antara variabel terikat (ZPRED) dan variabel bebas
5. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
6. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas dan
dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Output SPSS for windows versi 25.0, berdasarkan data hasil penelitian,
2018
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model
dependen dapat diprediksi melalui dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor. Penelitian ini mencoba untuk melihat seberapa besar pengaruh tax amnesty, dan
sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.
Berdasarkan output program SPSS for windows versi 25.0, (Lampiran V), terlihat hasil
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
Variabel Koefisien
No. t-hitung Sig. r-parsial
Independen Regresi
Berdasarkan nilai-nilai koefisien regresi yang diperoleh dari hasil analisis regresi
linier berganda di atas, maka persamaan model regresi yang menggambarkan pengaruh tax
amnesty, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) adalah
sebagai berikut:
dan sanksi pajak (X2) memiliki koefisien regresi dengan arah positif. Hal ini berarti bahwa
tax amnesty dan sanksi pajak akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak orang
keeratan hubungan antara keseluruhan variabel independen. Nilai koefisien korelasi (R)
dalam penelitian ini sebesar 0,409 atau 40,9% yang berarti bahwa hubungan korelasi antara
variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,409 atau 40,9%.
disimpulkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi (WPOP) adalah sedang. Secara lebih ringkas dapat dilihat pada bab 3, tabel 3.4.
adjusted R Square yaitu sebesar 0,149. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa secara
keseluruhan, pengaruh variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y)
adalah sebesar 0,149 atau 14,9%. Sedangkan sisanya 100% - 14,9% = 85,1% dipengaruhi
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen (X) secara
Berdasarkan hasil uji ANOVA (Analysis of Varian) atau F test diperoleh nilai Fhitung
sebesar 9,426> Ftabel sebesar 3,09 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari taraf
ketidakpercayaan (0,000< 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diartikan bahwa
tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi (WPOP) sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tax amnesty
dan sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen, secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah jika secara terpisah, masing-masing variabel independen masih
Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji t dari tiga variabel bebas yang
2. Variabel tax amnesty (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2,289> ttabel sebesar 1,985
dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf kepercayaan 5% yaitu 0,024<
0,05. Maka dari itu, secara parsial variabel tax amnesty (X1) berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y), artinya dengan
dilaksanakanya tax amnesty maka tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi
semakin tinggi. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis kedua dari penelitian ini,
3. Variabel sanksi pajak (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,886> ttabel sebesar
1,985 dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf kepercayaan 5% yaitu
0,005< 0,05. Maka dari itu, secara parsial variabel sanksi pajak (X2)
artinya dengan dilaksanakanya sanksi pajak maka tingkat kepatuhan wajib pajak
orang pribadi akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis
kedua dari penelitian ini dimana sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh pelaksanaan tax amnesty dan
sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu maka ada
beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
4.9.3.1 Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
Berdasarkan uji simultan (Uji F) yang dilakukan, hasil tax amnesty dan sanksi pajak
secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hasil
tersebut menggambarkan bahwa ada pengaruh searah antara tax amnesty dan sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini diperkuat oleh jawaban responden
dengan mean tertinggi yang menunjukkan bahwa variabel penelitian ini mempunyai
pengaruh untuk terjadinya kepatuhan wajib pajak orang prbadi (WPOP). Variabel tax
amnesty pada tabel 4.3 dengan mean tertinggi 4.52 pada pernyataan nomor 3, menunjukkan
bahwa wajib pajak bersedia melaporkan pengungkapan harta dalam SPT dengan benar dan
jujur. Artinya, bahwa Wajib Pajak lebih terbuka dan bersedia mengungkapkan harta yang
mereka miliki dengan benar dan jujur. Variabel sanksi pajak pada tabel 4.4 dengan mean
tertinggi 4.41 pada pernyataan nomor 6, menunjukkan bahwa sanksi pajak harus dikenakan
kepada pelanggar pajak tidak dapat ditoleransi. Hal ini sejalan dengan teori deontology yaitu
kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak tidak bisa di tawar lagi karena ini merupakan
suatu keharusan. Artinya, bahwa terdapat tuntutan sanksi yang tidak dapat ditoleransi.
Pelaksanaan tax amnesty dan sanksi pajak dalam penelitian ini bermakna sebagai sebuah
tindakan untuk meningkatkan tingkat pendapatan di sektor perpajakan yang berdasarkan
Undang-Undang perpajakan. Bahwa dalam pelaksanaan tax amnesty dan sanksi pajak
mampu meningkatkan tingkat pendapatan daerah khususnya Kota Palu di bandingkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusmadi (2017)
dimana hasilnya menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh secara
simultan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Tax amnesty dan sanksi pajak merupakan
faktor yang penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP).
Pelaksanaan tax amnesty yang baik akan memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajibannya. Jika seseorang telah mengetahui dan memahami tentang tax amnesty maka
akan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dikarenakan tax amnesty
mampu menghapus pajak yang seharusnya terhutang dengan cara mengungkapkan harta, dan
membayar uang tebusan. Wajib Pajak yang mempunyai pemahaman pajak akan mengetahui
akibatnya bila ia tidak patuh, yaitu mendapatkan sanksi pajak. Hal ini juga di dukung oleh
penelitian yang dilakukan Ngadiman&Huslin (2015), yang menyatakan selain tax amnesty
yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Sanksi pajak juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan
merupakan alat untuk mencegah Wajib Pajak melanggar peraturan pajak, penerapan sanksi
pajak berguna untuk memberi efek jera kepada Wajib Pajak yang melanggar norma
perpajakan. Dalam hal ini, untuk menghindari sanksi pajak, dapat diukur dari tingkat
kepatuhan yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memiliki tingkat kepatuhan
yang tinggi, maka dapat mengetahui dan memahami perpajakan dengan baik dan benar,
sehingga terhindar dari sanksi perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang dapat
Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh menunjukkan bahwa tax amnesty berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal ini diperkuat dengan
jawaban responden pada mean tertinggi yaitu 4.52 dalam pernyataan kuesioner nomor 3
“saya bersedia melaporkan pengungkapan harta saya dalam SPT dengan benar dan jujur”,
artinya Wajib Pajak secara terbuka dan langsung mengungkapkan hartanya dengan benar
dan jujur tanpa harus memanipulasi data yang ada, momentum tax amnesty merupakan
kesempatan baik bagi Wajib Pajak yang belum mengungkapkan semua harta dan
penghasilannya yang diperoleh selama ini melalui pembayaran uang tebusan yang lebih
kecil dibandingkan dengan tarif pajak biasa (Sakti dan Hidayat, 2017:5). Hal ini
peraturan dan program perpajakan yang berlaku kuhusunya tax amnesty sehingga mereka
bisa memahami perpajakan dengan baik dan benar. Beberapa responden juga menyatakan
bahwa sudah sepantasnya sebagai Wajib Pajak harus mengetahui hak dan kewajiban
perpajakannya, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat
besar.
Menurut teori kebijakan tax amnesty yang di ambil oleh pemerintah dapat
meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak apabila pemahaman tax amnesty terpenuhi
maka, terdapat dua hal yaitu pertama menyangkut aspek perpajakan, dan yang kedua
terkait perekonomiaan Indonesia (Sakti dan Hidayat, 2017:4). Dengan demikian hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari (2017) pada KPP Pratama
berarti semakin tinggi pemahaman tax amnesty seseorang akan semakin meningkatkan
tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Apabila pemahaman tax amnesty
rendah, maka kepatuhan Wajib Pajak mengenai tax amnesty juga rendah. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini sejalan pula dengan
4.9.3.3 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh menunjukkan bahwa sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal ini diperkuat dengan
jawaban responden pada mean tertinggi yaitu 4.41 dalam pernyataan kuesioner nomor 6
“saya sangat setuju bahwa sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggar pajak tanpa
adanya toleransi”, artinya bahwa terdapat tuntutan sanksi yang tidak dapat ditoleransi. Hal
ini sejalan dengan teori deontology yaitu kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak,
karena dalam teori deontology kewajiban itu tidak bisa di tawar lagi hal ini merupakan
Hal ini jugag menggambarkan bahwa Wajib Pajak di Kota Palu telah memiliki
semua hal tentang perpajakan yang dimengerti dengan baik dan benar oleh Wajib Pajak
terkait pengisian SPT yaitu membayar besarnya jumlah pajak yang terutang sesuai dengan
pemahaman dan sanksi pajak tinggi maka secara otomatis akan berdampak pada tingginya
penerimaan pajak sehingga meningkatkan tingkat penerimaan APBN di suatu Negara.
Pemahaman sanksi pajak sangat penting dimiliki oleh Wajib Pajak. Hal tersebut sesuai
dengan sistem yang berlaku di Indonesia yaitu self assessment system yang mewajibkan
Wajib Pajak mengetahui dan memahami segala alur pemenuhan kewajiban perpajakannya
mulai dari tahap awal yaitu menghitung, membayar, sampai dengan melaporkan kewajiban
perpajakannya. Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan sistem ini adalah kesadaran
Wajib Pajak, kejujuran Wajib Pajak, hasrat untuk membayar pajak atau tax mindness
Wajib Pajak dan tax decipline Wajib Pajak dalam melaksanakan aturan perundang-
undangan perpajakan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2011) di
mana hasilnya menunjukkan sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi (WPOP). Didukung pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
Ngadiman dan Huslin (2015) menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin berat sanksi yang diberikan maka
akan semakin merugikan Wajib Pajak, sehingga sanksi pajak diduga akan berpengaruh
Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil
penelitian ini sejalan dengan teori deontology dan hasil penelitian yang dilakukan Utami
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
amnesty, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota
3. Pelaksanaan tax amnesty, sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi
(WPOP) di Kota Palu memiliki interprestasi yang sangat baik. Hal ini dibuktikan
dengan Wajib Pajak telah mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
4. Tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Adanya sejumlah keterbatasan dalam penelitian ini serta hasil pengamatan dan
pengetahuan yang diperoleh peneliti pada saat penelitian, maka peneliti menyarankan hal-
hal berikut:
3. Bagi pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palu melakukan sosialisasi
mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan tingkat privasi yang cukup
tinggi, misalnya penelitian tentang tax amnesty dan kelompok khusus lainya
hanya wawancara ke beberapa responden saja dan pihak terkait sebagai awal
Dirjen Pajak. 2015. Refleksi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. 5 Maret 2017. Melalui
<http://www.pajak.go.id/content/article/refleksi-tingkat-kepatuhan-wajib-pajak>.
[05/03/2017] [14;39].
Faisal, Eddy. 2016. Memahami Amnesti Pajak Dengan Cerdas & Lengkap. Cetakan Pertama,
Buku Pintar Indonesia, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Kusuma, Chandra Kartika. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman Peraturan
Perpajakan Serta Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
(Studi Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakn Wonosobo). E-jounal Vol. IX, (05), 2014 ISSN: 212-224, Universitas Negri
Yogyakarta.
Ngadiman dan Huslin, Daniel. 2015. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty , dan Sanksi Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. (Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kembangan). E-journal Vol. X1X, (02), 2015 ISSN: 225-241Universitas Tarumanagara,
Jakarta.
Rahayu, Kurnia Siti dan Suhayati, Ely. 2010 Perpajakan teori dan teknis perhitungan. Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rahayu, Kurnia Siti. 2010 Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek formal. Penerbit Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Rusmadi. 2017. Pengaruh Tax Amnesty dan Sanksi pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Jurnal Ilmiah Indonesia, vol. 02, (03), 2017 ISSN: 2541-0849, ISSN Online: 2548-1398.
Ragimun. 2014. Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di Indonesia. Badan
Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Resmi, Siti. 2017 Perpajakan teori dan kasus. Edisi ke-10. Buku ke-1. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta
Sudjana. 2010. Metode Statistika Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung
Soemitro, Rochmat 2010. Asas dan Dasar Perpajakan. Penerbit Refika Aditama, Jakarta.
Soemitro, Rochmat 2016. Asas dan Dasar Perpajakan. Penerbit Refika Aditama, Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Delapan Belas. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Delapan Belas. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sakti, Wira Nufransa & Hidayat, Asrul . 2016. Tax Amnesty Itu Mudah Stimulasi dan Praktik
Pengampunan Pajak. Penerbit Visi Media Pustaka, Jakarta.
Sari P. A. Viega. 2017. Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 06, (02), 2017
ISSN 2460-058.
Suyanto, Intansari A. L. P Pasca dan Endahjati, Supeni. 2016, Tax Amnesty. Jurnal Akuntansi,
Volume 04, (02). 2016 ISSN Print: 2088-768X, ISSN Online: 2540-9646.
Akuntansi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Volume 08, (03). 2010 ISSN
Print: 347-352
Utami, Dwi Thia. 2011. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang
Ulu. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.10, (03), 2011 ISSN 2300-2315
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Aturan Perpajakan.
Undang Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.
Waluyo. 2012. Perpajakan Indonesia. Edisi keseblas, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Wikepedia. 2012 Kota Palu Sulawesi Tengah. Melalui: <http:id.m.wikipedia.org.>. [20/06/2018]
[15.40].
Wikepedia. 2014. Etika-deontologi. Melalui: <http:id.m,Wikipedia.org> [20/08/2018] [11.15].
KUESIONER PENELITIAN
“Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi di Kota Palu”.
Tempat
mengisi kuesioner penelitian ini. Peneitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan studi saya
Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi pertanyaan yang ada
secara jujur dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dalam instansi. Keakuratan dan
keobjektifan jawaban sangat membantu kualitas dan kesemurnaan hasil penelitian ini. Oleh
karena itu, saya memberikan waktu kepada Bapak/Ibu (responden) untuk mengisi kuesioner ini
selama 1 minggu. Kerahasiaanya dijamin dan tidak ada unsur-unsur lain dalam peneitian
ini.
Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam berpartisipasi mengisi kuesioner ini, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat Saya,
Ega Nurmagfira Hamsari
4. Petunjuk Pengisian
Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap paling benar dan sesuai dengan kondisi
yang ada.
b. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda :
S : Jika SETUJU
RR : Jika RAGU-RAGU
c. Baca kembali penjelasan dan maksud dari suatu pertanyaan untuk memastikan tidak ada
4. Identitas Responden
b. No. HP : …………………..
c. Pekerjaan : …………………..
d. Golongan : ...............................
e. Umur : ................................
( ) Sarjana/S1 ( ) S2/S3
( ) Lain-lain. Sebutkan
ALTERNATIF
PERNYATAAN JAWABAN
No.
SS S RR TS STS
ALTERNATIF
PERNYATAAN JAWABAN
No.
SS S RR TS STS
Daftar Pernyataan Untuk Variabel (Y) Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
ALTERNATIF
No. PERNYATAAN JAWABAN
SS S RR TS STS
Respond
en 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 54
2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 57
3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 55
4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 58
5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 57
6 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 54
7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 50
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
11 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 51
12 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 53
13 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 50
14 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 54
15 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
16 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 53
17 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
18 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 53
19 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 55
20 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 54
21 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 54
22 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 3 4 52
23 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 52
24 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 54
25 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 3 44
26 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 47
27 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 51
28 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 51
29 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
30 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 47
31 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 54
32 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 51
33 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 56
34 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
35 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 54
36 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 53
37 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 56
38 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
39 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 54
40 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 54
41 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 55
42 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 59
43 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 3 44
44 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 47
45 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 51
46 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 51
47 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
48 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 47
49 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 54
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
51 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 46
52 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
53 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 48
54 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 47
55 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 50
56 5 4 4 5 5 4 5 3 4 3 4 4 50
57 5 5 5 4 5 5 4 3 3 4 3 4 50
58 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
59 5 5 5 3 3 4 3 5 3 5 3 4 48
60 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 50
61 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 3 51
62 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 47
63 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 5 50
64 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 54
65 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 48
66 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 51
67 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 51
68 4 4 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 51
69 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 57
70 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 3 49
71 4 4 5 5 4 4 4 5 3 5 3 4 50
72 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47
73 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 50
74 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 51
75 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 48
76 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 49
77 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 57
78 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 53
79 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 3 44
80 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
81 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 52
82 5 5 5 5 4 5 3 4 5 3 4 5 53
83 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 51
84 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 51
85 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
86 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 47
87 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 52
88 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 51
89 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 55
90 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 57
91 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 51
92 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 48
93 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 54
94 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 54
95 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 50
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
97 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
TABULASI JAWABAN KUESIONER
Responden 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 4 4 4 5 5 4 5 31
2 4 5 5 4 4 3 3 28
3 4 4 5 5 5 5 5 33
4 4 4 5 4 5 4 5 31
5 4 4 4 5 5 4 5 31
6 4 4 4 5 4 4 5 30
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 5 5 4 4 4 4 31
10 5 5 5 5 5 5 5 35
11 4 4 4 4 4 3 5 28
12 5 5 5 4 4 4 5 32
13 4 4 5 4 4 4 5 30
14 4 4 4 5 4 4 4 29
15 5 5 5 4 4 4 5 32
16 4 4 4 5 4 4 4 29
17 5 5 5 4 4 4 5 32
18 4 4 4 4 4 3 5 28
19 5 5 4 4 4 4 5 31
20 5 5 5 4 4 4 4 31
21 5 5 4 4 4 4 4 30
22 5 5 5 4 4 4 4 31
23 5 5 5 4 4 4 4 31
24 5 5 4 4 5 5 4 32
25 5 5 4 4 4 5 4 31
26 4 4 4 4 4 3 4 27
27 5 5 4 4 4 4 5 31
28 4 4 4 4 4 3 5 28
29 4 4 4 4 3 5 5 29
30 4 4 4 4 5 3 5 29
31 4 4 4 4 4 5 5 30
32 5 5 5 4 4 4 5 32
33 5 5 5 4 5 4 5 33
34 5 5 5 5 4 5 4 33
35 4 4 4 4 4 4 4 28
36 5 5 4 4 5 5 5 33
37 5 5 5 4 5 5 5 34
38 5 5 5 5 4 5 5 34
39 4 4 4 4 5 5 4 30
40 5 4 5 5 4 5 5 33
41 5 5 5 5 4 4 5 33
42 5 5 5 4 4 5 5 33
43 5 5 5 4 4 4 5 32
44 5 5 5 4 5 4 5 33
45 5 5 5 5 4 5 4 33
46 4 4 4 4 4 4 4 28
47 5 5 4 4 5 5 5 33
48 5 5 5 4 5 5 5 34
49 5 5 5 5 4 5 5 34
50 4 4 4 4 5 5 4 30
51 5 4 5 5 4 5 5 33
52 5 5 5 5 4 4 5 33
53 5 5 5 4 4 5 5 33
54 5 5 5 5 5 5 5 35
55 4 4 4 4 4 3 5 28
56 5 5 5 4 4 4 5 32
57 4 4 5 4 4 4 5 30
58 4 4 4 5 4 4 4 29
59 5 5 5 4 4 4 5 32
60 4 4 4 5 4 4 4 29
61 5 5 5 4 4 4 5 32
62 4 4 4 4 4 3 5 28
63 5 5 4 4 4 4 5 31
64 5 5 5 4 4 4 4 31
65 5 5 4 4 4 4 4 30
66 5 5 5 4 4 4 4 31
67 5 5 5 4 4 4 4 31
68 5 5 4 4 5 5 4 32
69 5 5 4 4 4 5 4 31
70 4 4 4 4 4 3 4 27
71 5 5 4 4 4 4 5 31
72 4 4 4 4 4 3 5 28
73 4 4 4 4 3 5 5 29
74 4 4 4 4 5 3 5 29
75 4 4 4 4 4 5 5 30
76 5 5 5 4 4 4 5 32
77 5 5 5 4 5 4 5 33
78 5 5 5 5 4 5 4 33
79 4 4 4 4 4 4 4 28
80 5 5 4 4 5 5 5 33
81 5 5 5 4 5 5 5 34
82 5 5 5 5 4 5 5 34
83 4 4 4 4 5 5 4 30
84 5 4 5 5 4 5 5 33
85 5 5 5 5 4 4 5 33
86 5 5 5 4 4 5 5 33
87 5 5 5 4 4 4 5 32
88 5 5 5 4 5 4 5 33
89 5 5 5 5 4 5 4 33
90 5 5 5 4 5 5 5 34
91 5 5 5 5 4 5 5 34
92 4 4 4 4 5 5 4 30
93 5 4 5 5 4 5 5 33
94 5 5 5 5 4 4 5 33
95 5 5 5 4 4 5 5 33
96 5 5 5 4 4 4 5 32
97 5 5 5 4 5 4 5 33
Lampiran III Uji Validitas
dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tax Amnesty
Correlations
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 0 1 2 _X1
* * * **
X1_1 Pearson 1 ,319 ,098 ,072 ,058 ,214 -,027 ,136 -,063 ,090 ,074 ,231 ,396
*
Correlation
Sig. (2- ,001 ,340 ,486 ,573 ,035 ,796 ,184 ,543 ,380 ,471 ,023 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * *
Correlation
Sig. (2- ,001 ,000 ,669 ,179 ,020 ,598 ,323 ,072 ,231 ,013 ,000 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * * * **
X1_3 Pearson ,098 ,439 1 ,296 ,039 ,299 -,024 ,100 -,032 ,188 -,042 ,257 ,427
* * *
Correlation
Sig. (2- ,340 ,000 ,003 ,706 ,003 ,816 ,332 ,758 ,065 ,686 ,011 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * * * * **
X1_4 Pearson ,072 ,044 ,296 1 ,388 ,284 ,236 ,385 ,151 ,150 ,051 ,122 ,567
* * * *
Correlation
Sig. (2- ,486 ,669 ,003 ,000 ,005 ,020 ,000 ,140 ,143 ,618 ,234 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * * * **
X1_5 Pearson ,058 ,138 ,039 ,388 1 ,339 ,309 ,080 ,270 -,088 ,085 -,085 ,443
* * * *
Correlation
Sig. (2- ,573 ,179 ,706 ,000 ,001 ,002 ,438 ,008 ,392 ,405 ,406 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * * *
Correlation
Sig. (2- ,035 ,020 ,003 ,005 ,001 ,149 ,040 ,103 ,352 ,882 ,008 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * * **
X1_7 Pearson -,027 -,054 -,024 ,236 ,309 ,148 1 ,268 ,151 ,063 ,135 ,119 ,439
* *
Correlation
Sig. (2- ,796 ,598 ,816 ,020 ,002 ,149 ,008 ,139 ,537 ,186 ,244 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * * * **
X1_8 Pearson ,136 -,101 ,100 ,385 ,080 ,209 ,268 1 ,152 ,262 ,108 ,012 ,529
* * *
Correlation
Sig. (2- ,184 ,323 ,332 ,000 ,438 ,040 ,008 ,137 ,010 ,291 ,908 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* **
X1_9 Pearson -,063 -,183 -,032 ,151 ,270 ,167 ,151 ,152 1 ,021 ,183 -,154 ,354
*
Correlation
Sig. (2- ,543 ,072 ,758 ,140 ,008 ,103 ,139 ,137 ,842 ,072 ,133 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* **
X1_10 Pearson ,090 ,123 ,188 ,150 -,088 ,095 ,063 ,262 ,021 1 ,181 ,016 ,400
*
Correlation
Sig. (2- ,380 ,231 ,065 ,143 ,392 ,352 ,537 ,010 ,842 ,076 ,877 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* * **
X1_11 Pearson ,074 ,252 -,042 ,051 ,085 ,015 ,135 ,108 ,183 ,181 1 ,232 ,458
Correlation
Sig. (2- ,471 ,013 ,686 ,618 ,405 ,882 ,186 ,291 ,072 ,076 ,022 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
* *
Correlation
Sig. (2- ,023 ,000 ,011 ,234 ,406 ,008 ,244 ,908 ,133 ,877 ,022 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
JMLH_ Pearson ,396* ,450* ,427* ,567* ,443* ,548* ,439* ,529* ,354* ,400* ,458* ,432* 1
* * * * * * * * * * * *
X1 Correlation
Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
,632 12
Excludeda 0 ,0
Total 97 100,0
procedure.
(X2)
Correlations
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlations
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,029 ,006 ,085 ,652 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
Correlation
N 97 97 97 97 97 97 97 97
N %
Excludeda 0 ,0
Total 97 100,0
procedure.
Reliability Statistics
,609 7
N %
Excludeda 0 ,0
Total 97 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
,645 7
Lampiran IV
Transformasi Data
Transformasi Data Variabel
Tax Amnesty (X1)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 54.00
2 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 3.87 41.23
3 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 3.87 38.04
4 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 2.45 2.10 3.39 3.82 3.52 3.87 42.68
5 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 3.89 2.10 3.39 2.41 3.52 3.87 41.01
6 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 3.39 3.82 3.52 2.43 36.28
7 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 2.21 3.87 30.67
8 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 3.52 2.43 30.78
9 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 29.48
10 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 28.06
11 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 31.94
12 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 34.91
13 2.35 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 31.00
14 3.77 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 3.89 3.26 2.17 3.82 2.21 2.43 36.51
15 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 33.47
16 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 2.17 3.82 2.21 2.43 35.02
17 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 33.47
18 3.77 2.58 2.60 4.17 2.60 4.81 2.45 3.26 2.17 2.41 2.21 2.43 35.46
19 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 3.52 3.87 38.35
20 3.77 4.08 2.60 2.65 4.10 4.81 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 3.87 37.21
21 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 3.52 3.87 36.85
22 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 1.00 3.82 1.00 2.43 34.62
23 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 3.87 34.02
24 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 3.82 2.21 2.43 36.67
25 1.00 1.00 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 1.00 1.00 1.00 22.80
26 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 1.00 2.21 3.87 27.33
27 2.35 4.08 1.00 2.65 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 2.43 32.49
28 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 1.00 2.41 3.52 3.87 32.92
29 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06
30 2.35 2.58 1.00 2.65 1.00 3.11 2.45 1.00 1.00 3.82 2.21 3.87 27.05
31 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 36.60
32 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 2.21 2.43 32.75
33 3.77 4.08 2.60 2.65 4.10 4.81 2.45 3.26 3.39 2.41 3.52 2.43 39.46
34 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 3.89 2.10 3.39 3.82 2.21 3.87 41.31
35 3.77 4.08 2.60 1.00 1.00 3.11 2.45 3.26 3.39 3.82 3.52 3.87 35.87
36 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 3.52 3.87 35.33
37 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 3.39 3.82 3.52 3.87 39.56
38 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 3.89 2.10 3.39 3.82 2.21 3.87 41.31
39 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 1.00 2.41 2.21 3.87 36.97
40 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 3.87 36.44
41 2.35 2.58 2.60 4.17 4.10 3.11 3.89 3.26 2.17 3.82 3.52 2.43 38.00
42 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 3.82 3.52 3.87 44.06
43 1.00 1.00 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 1.00 1.00 1.00 22.80
44 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 1.00 2.21 3.87 27.33
45 2.35 4.08 1.00 2.65 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 2.43 32.49
46 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 1.00 2.41 3.52 3.87 32.92
47 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06
48 2.35 2.58 1.00 2.65 1.00 3.11 2.45 1.00 1.00 3.82 2.21 3.87 27.05
49 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 36.60
50 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 3.52 2.43 30.78
51 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 1.00 2.10 1.00 1.00 2.21 2.43 25.44
52 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 1.00 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 26.61
53 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 1.00 2.45 1.00 3.39 2.41 2.21 2.43 27.57
54 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 1.00 1.00 2.17 2.41 1.00 2.43 27.24
55 2.35 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 31.00
56 3.77 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 3.89 1.00 2.17 1.00 2.21 2.43 31.43
57 3.77 4.08 2.60 2.65 4.10 4.81 2.45 1.00 1.00 2.41 1.00 2.43 32.29
58 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 3.89 2.10 3.39 3.82 2.21 3.87 41.31
59 3.77 4.08 2.60 1.00 1.00 3.11 1.00 3.26 1.00 3.82 1.00 2.43 28.07
60 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 1.00 2.41 1.00 2.43 31.35
61 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 1.00 3.82 2.21 1.00 33.00
62 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 1.00 2.21 3.87 27.33
63 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 1.00 2.10 1.00 2.41 1.00 3.87 31.70
64 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 3.87 36.44
65 2.35 2.58 2.60 4.17 4.10 3.11 1.00 1.00 2.17 2.41 1.00 2.43 28.92
66 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 3.82 1.00 2.43 32.54
67 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 1.00 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 32.02
68 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 1.00 3.26 2.17 2.41 2.21 2.43 32.49
69 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 1.00 2.10 3.39 3.82 3.52 3.87 41.22
70 2.35 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 1.00 3.82 2.21 1.00 29.81
71 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 1.00 3.82 1.00 2.43 31.37
72 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 2.17 2.41 2.21 2.43 26.96
73 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 1.00 2.10 3.39 3.82 3.52 2.43 30.55
74 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 3.39 2.41 3.52 2.43 32.00
75 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 1.00 1.00 3.87 28.04
76 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 1.00 29.57
77 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 3.87 41.23
78 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 1.00 2.10 3.39 2.41 2.21 2.43 35.36
79 1.00 1.00 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 1.00 1.00 1.00 22.80
80 3.772.581.004.172.603.112.453.262.172.413.522.43 33.47
81 3.77 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 3.89 3.26 2.17 1.00 2.21 2.43 33.69
82 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 1.00 2.10 3.39 1.00 2.21 3.87 35.59
83 2.35 4.08 1.00 2.65 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 2.43 32.49
84 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 1.00 2.41 3.52 3.87 32.92
85 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06
86 2.35 2.58 1.00 2.65 1.00 3.11 2.45 1.00 1.00 3.82 2.21 3.87 27.05
87 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 1.00 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 32.79
88 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 3.82 3.52 2.43 31.95
89 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 2.45 2.10 2.17 3.82 1.00 3.87 38.94
90 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 3.87 41.23
91 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 2.21 3.87 32.64
92 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 2.17 2.41 2.21 2.43 28.38
93 3.77 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 3.39 2.41 3.52 3.87 36.38
94 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 3.39 3.82 3.52 2.43 36.28
95 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 2.21 3.87 30.67
96 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 3.52 2.43 30.78
97 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06
Succesive
No Interval 2 3 4 5 6 7 Total
No. 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 31.00
2 1.00 2.61 2.60 1.00 3.02 1.00 1.00 12.24
3 1.00 1.00 2.60 2.69 4.65 3.66 4.21 19.81
Descriptive Statistics
Y 17,2716 3,47157 97
X1 33,4546 5,09516 97
X2 20,3478 3,44157 97
Correlations
Y X1
X1 ,305 1,000
X2 ,347 ,284
X1 ,001 .
X2 ,000 ,002
N Y 97 97
X1 97 97
X2 97 97
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Summaryb
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Total 1156,971 96
a. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Std. Zero-
X1 ,153 ,067 ,225 2,289 ,024 ,305 ,230 ,215 ,919 1,088
X2 ,286 ,099 ,283 2,886 ,005 ,347 ,285 ,272 ,919 1,088
a. Dependent Variable: Y
CollinearityDiagnosticsa
Variance Proportions
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Value
a. Dependent Variable: Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 97
Positive ,053
Negative -,064
Lampiran I
Kuesioner
Lampiran VI
Bukti Penelitian
Foto Pada Saat Penelitian Bersama Ketua Umum & Anggota
Kota Palu
Foto Pada Saat Penelitian Membagikan Kuesioner di Salah Satu Pusat Oleh-Oleh yang Berada di