Anda di halaman 1dari 235

PENGARUH PELAKSANAAN TAX AMNESTY DAN SANKSI PAJAK

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (WPOP) DI


KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako


Oleh :

EGA NUR MAGFIRA HAMSARI


C 301 14 223

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya (skripsi) ini adalah asli dan belum pernah dijadikan untuk

mendapatkan gelar akademik sarjana, baik Universitas Tadulako maupun

di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing dan penguji skripsi.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesusungguhnya dan apabila kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku

diperguruan tinggi ini.

Palu, 16 Juni 2018

Yang membuat pernyataan,


EGA NURMAGFIRA HAMSARI
C 301 14 223
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalaamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT dzat Yang Maha Sempurna, berkat izin, rahmat dan hidayah-Nya, serta kesabaran dan

kegigihan yang dikarunia kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan

salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan

seluruh pengikutnya yang istiqomah mengikuti risalah beliau hingga akhir zaman.

Berkat izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

"Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi (WPOP) Di Kota Palu sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

strata satu (S1) di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

Selama proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi

penulis, namun berkat usaha, doa, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Dengan segala kerendahan hati dan cinta kasih, penulis menghaturkan terima kasih

yang sebesar besarnya kepada kedua orang tua yang tercinta Ayahanda Hamsari Said (Alm) dan

Ibunda Aiman H Mado atas segala pengorbanan, motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih

sayang serta doa yang tak terkira. Segala pencapaian yang penulis peroleh hingga saat ini

merupakan hasil dari didikan kedua orang tua, sehingga skripsi ini penulis dedikasikan kepada

kedua orang tua penulis. Kepada saudara dan saudari tercinta Muh Andri Syafaat Hamsari dan
Inddi Nursyafitri Hamsari terima kasih atas kebersamaannya dan selalu menjadi pendukung dan

motivasi dalam perjalanan hidup peneliti. Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :


1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Basyir, SE., M.Si., selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Harifuddin Thahir, SE., MP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Tadulako serta seluruh wakil dekan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk dapat menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

3. Ibu Dr. Muliati, SE., Ak., M.Si., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi S1, Ibu Dr. Rahayu

Indriasari, SE., Ak., MSA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi S1 dan Ibu Dr. Nina Yusnita

Yamin, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Tadulako

4. Bapak H. Masruddin, SE., M.SA., Ak., selaku dosen wali penulis, yang selama ini telah

banyak memberikan saran serta perhatian kepada penulis, selama penulis menempuh

pendidikan.

5. Ibu Dr. Chalarce Totanan, SE., M.Si., Ak, selaku pembimbing I dan Bapak Muh. Darma

Halwi, SE., MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu luang di tengah

kesibukan beliau, dengan sabar membimbing, mendengarkan keluhan penulis, memberikan

solusi, dan saran demi kebaikan penulis, semoga kebaikan bapak dan ibu mendapat imbalan

setimpal dari Allah.

6. Ibu Dr. Muliati, SE., Ak., M.Si., CA, selaku ketua penguji, Ibu Ni Made Suwitri Parwati,

SE., M.Si, selaku sekretaris penguji dan Bapak H. Masruddin, SE., M.SA., Ak., selaku

anggota penguji yang telah memberikan kritikan dan saran yang membangun demi

perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Akuntansi yang telah memberikan segudang ilmu, pengalaman,

serta nilai-nilai moral bagi penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Tadulako, dan seluruh staf administrasi dalam lingkungan Fakultas

Ekonomi yang telah banyak membantu dalam berbagai pelayanan administrasi akademik.

8. Untuk sahabat-sahabat saya di bangku perkuliahan “Insya Allah Syar’I’ dan “Waffle Squad”

Elfira, Nurrahma, Nurmagfira, Magfira Dahlan, S.Ak, Widya, S, Yuni, Kiki, Yondrichs

Songko, S.Ak dan Fathur yang telah membimbing dan membantu saya terima kasih atas

canda dan tawanya dari awal perkuliahan hingga akhir ini.

9. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang taklekang oleh waktu support dan system

yang selama ini diberi “Ipa 5 Squad” khususnya ‘Mentari Dinda Pratiwi, Billy Graham, Tika

Akrim, yang selalu ada. Aya, Ade, Mega, Budi, Yana, Hajar, Widy, Reka, Iwan, Fadil, Didi,

Furqan, Fara, Devi, Fiani, Gita, Tia, Yogi yang telah menemani dan meluangkan waktu di

saat suka maupun duka dan teman-teman IPA 5 SMAN 1 Palu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaannya.

10. Terimakasih kepada teman-teman SDN 11 Palu dan SMPN 1 Palu sebagai almamater saya,

khususnya sahabat-sahabat semasa sd, dan smp Rifka, Fira, Fajriansyah, Rian, Yayat, Azan,

Dita, Endang, Jesica dan Minel yang memberikan pengalaman pertemanan dari kecil sampai

dengan detik ini dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, terima kasih.

11. Terima kasih untuk teman seangkatan Akuntansi 2014 AK4 dan AK5 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan susah senang yang kita lalui

bersama semasa perkuliahan.

12. Untuk teman teman organisasi “Earth Hours Palu” ka Dadie, ka Intan, ka Leo, ka Rizky, ka
Afry, ka Pape, Aan, Roy, Azmi, Sofie, ka Emon dan teman-teman yang tidak bisa penulis
sebut satu per satu terima kasih telah memberikan pendidikan dan pengalaman

berorganisasi.

13. Untuk Teman-teman KKN 77 Gel 2 Pascasarjana Untad Iis, Vahry, Wanda, Tia, Anggun,

Ama, Risna, Dadang dan khususnya kakak-kakak staf pascasarjana yang telah membimbing

kami terima kasih atas canda dan tawa selama KKN bersama kalian.

14. Terima kasih kepada semua responden yang terlibat dalam penelitian ini, khususnya anggota

(HIPMI) Kota Palu, kepada ka Taufan selaku bagian ketua II Hipmi Kota Palu, dan semua

pihak yang membantu dalam kelancaran pengumpulan data yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh

pihak berkepentingan.

Palu, 16 Juni 2018

Ega Nurmagfira Hamsari


ABSTRAK

Ega Nurmagfira Hamsari (C 301 14 223). “Pengaruh Pelaksanaan Tax


Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
(WPOP) di Kota Palu”. Dibimbing oleh Chalarce Totanan selaku pembimbing I
dan Darma Halwi selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh


pelaksanaan tax amnesty, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di Kota Palu. Jenis penelitian yaitu penelitian survey, dengan
menggunakan metode nonprobability sampling. Responden dalam penelitian ini
adalah Wajib Pajak yang terlibat dalam pelaksanaan tax amnesty berjumlah 97
responden. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis data regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan tax amnesty, dan sanksi pajak berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Tax amnesty dan sanksi pajak
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.

Kata Kunci: Tax Amnesty, Sanksi Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

WPOP

ABSTRACT

Ega Nurmagfira Hamsari (C 301 14 223). Effect of Implementation of Tax


Amnesty and Sanctions Against Tax Compliance Personal Tax Payer (WPOP) in
Palu City. Guided by Chalarce Totanan as mentor I and Darma Halwi as mentor
II.

This study aims to determine and analyze effect of tax amnesty and tax
sanctions on taxpayer compliance of individuals in Palu. The type of this research
is survey research, by using sampling method nonprobability
sampling.Respondents in this study is the taxpayer who is involved in the
implementation of the tax amnesty amounted to 97 respondents. The method used
in this research is multiple linear regression data analysis. The results showed
that simultaneously tax amnesty and tax sanction significantly affecttaxpayer
compliance of individuals. Tax amnesty and tax sanctions partially have
significant effect on taxpayer compliance of individuals.

KeyWords: Tax Amnesty, Tax Sanctions, Taxpayer Compliance of Individuals


WPOP
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACK ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu................................................................. 7
2.2 Landasan Teori ........................................................................ 14
2.2.1 Definisi Pajak .................................................................. 14
2.2.2 Fungsi Pajak .................................................................... 15
2.2.3 Asas Pemungutan Pajak .................................................. 16
2.2.4 Jenis Pajak ....................................................................... 17
2.2.5 Tax Amnesty ......................................................................... 17
2.2.5.1 Pengertian Tax Amnesty ............................................... 17
2.2.5.2 Tujuan Tax Amnesty ..................................................... 20
2.2.5.3 Asas-asas Tax Amnesty ................................................. 22
2.2.5.4 Keuntungan Tax Amnesty ............................................. 22
2.2.5.5 Subjek Tax Amnesty ..................................................... 22
2.2.5.6 Objek Tax Amnesty ...................................................... 23
2.2.5.7 Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty ............................... 23
2.2,5.8 Tarif Uang Tebusan Tax Amnesty ................................ 24
2.2.5.9 Indikator Tax Amnesty 26

2.2.5.10 Pemahaman KonsepTax Amnesty 27

2.2.6 Sanksi Pajak 28

2.2.6.1 Pengertian Sanksi Pajak 28

2.2.6.2 Teori Deontology 30

2.2.6.3 Indikator Sanksi Pajak 31

2.2.7 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi 32

2.3 Kerangka Pemikiran 35

2.4 Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian ...................................................................... 39


3.2 Jenis Penelitian ......................................................................... 39
3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 40
3.5.1 Populasi Penelitian .......................................................... 40
3.5.2 Sampel Penelitian ............................................................ 41
3.6 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel ................... 43
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ................................................. 47
3.7.1 Uji Kesahihan atau Validitas (Validity) .......................... 47
3.7.2 Uji Keandaan atau Reliabilitas (Reliability) .................... 49
3.8 Transformasi Data .................................................................... 49
3.9 Teknik Analisis Data ................................................................. 50
3.9.1 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 50
3.9.1.1 Uji Asumsi Normalitas ................................................ 51
3.9.1.2 Uji Asumsi Multikolinieritas ........................................ 51
3.9.1.2 Uji Asumsi Heterokedastisitas .................................... 52
3.9.2 Metode Analisis ...................................................................... 53
3.9.2.1 Deskriptif ..................................................................... 53

3.9.2.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ......................... 54


3.9.3 Pengujian Hipotesis 55

3.9.3.1 Uji F 55

3.9.3.2 Uji t 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 57


4.2 Hasil Pengumpulan Data ........................................................... 58
4.2.1 Deskripsi Kuesioner ....................................................... 59
4.2.1 Deskripsi Responden ...................................................... 60
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................... 60
4.3.1 Deskripsi Variabel Tax Amnesty .................................... 61
4.3.2 Sanksi Pajak ................................................................... 63
4.3.3 Kepatuhan Wajib Pajak .................................................. 65
4.4 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ...................................... 67
4.4.1 Uji Kesahihn atau Validitas ............................................ 67
4.4.2 Tax Amnesty ................................................................... 68
4.4.3 Sanksi Pajak .................................................................... 69
4.4.4 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi ........................... 69
4.5 Uji Kehandalan atau Reliabilitas ............................................... 70
4.6 Transformasi Data ..................................................................... 71
4.7 Hasil PengujianAsumsi Klasik .................................................. 71
4.7.1 Uji Normalitas ................................................................ 72
4.7.2 Uji Multikolinearitas ....................................................... 74
4.7.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 75
4.8 Hasil Analisis ............................................................................ 76
4.8.1 Hasil AnalisisRegresi Linear Berganda ......................... 76
4.9 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................ 78
4.9.1 Uji F (Uji Simultan) ....................................................... 78
4.9.2 Uji t (UjiParsial) ............................................................. 78

4.9.3 Pembahasan ........................................................................... 80


4.9.3.1 Pengaruh Pelaksanaaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP .......... 80

4.9.3.2 Pengaruh Pelaksanaaan Tax Amnesty Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP ............................ 82

4.9.3.3 Pengaruh Pelaksanaaan Sanksi Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP ............................ 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 86

5.2 Saran-saran Keterbatasan Penelitian 87

5.3 Keterbatasan Penelitian 87


Daftar Tabel

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ............ 12

Tabel 2.2 Tarif Uang Tebusan ............................................................................... 25

Tabel 3.1 Jumlah Wajib Pajak Yang Mengikuti Tax Amnesty ..................... 39

Tabel 3.2 Matriks Operasional Variabel ............................................................. 44

Tabel 3.3 Skala Likert............................................................................................... 46

Tabel 3.4 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ...................................... 48

Tabel 3.3 Dasar Interprestasi Skor dalam Variabel Penelitian ..................... 53

Tabel 4.1 Deskripsi kuesioner ................................................................................ 58

Tabel 4.2 Karekteristik Responden ...................................................................... 59

Tabel 4.3 Frekuensi Variabel Tax Amnesty ........................................................ 60

Tabel 4.4 Frekuensi Variabel Sanksi Pajak ........................................................ 62

Tabel 4.5 Frekuensi Wajib Pajak Orang Pribadi .............................................. 65

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Tax Amnesty ........................................... 67

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Sanksi Pajak ........................................... 68

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas Wajib Pajak Orang Pribadi ................ 69

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Reliabilitas ................................................................ 70


Tabel 4.10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (KS) ............................................ 72

Tabel 4.11 Hasil Multikolinearitas ....................................................................... 74

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Regresi Berganda .............................................. 76


Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 34

Gambar 4.1 Uji Normalitas ..................................................................................... 71

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 75


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Kuesioner
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Transformasi Data

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik dan Regresi Linear Berganda


Lampiran 6 Bukti Penelitian
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dan pendapatan negara dengan

potensi tinggi untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia, yang sangat berperan

penting bagi suatu negara khususnya untuk kemajuan negara. Hal ini, dikarenakan

penerimaan pajak meningkat ketika ekonomi dan taraf hidup bangsa juga meningkat. Oleh

karena itu, dapat dipergunakan untuk kepentingan pembangunan fasilitas dan sumber daya.

Pembangunan fasilitas dan sumber daya disini, tidak hanya tertumpu pada infrastruktur dan

sumber daya alam dan manusia saja, tetapi juga kepentingan lain seperti penjagaan aset,

penegakan hukum, dan penyelenggaraan pemerintahan lainnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia,

target penerimaan perpajakan di tahun 2015 sebesar Rp 1.463 triliun. Namun, realisasi

penerimaan perpajakan hanya mencapai Rp 1.061 triliun. Artinya, penerimaan negara

bersumber dari perpajakan tercapai hanya sekitar 82%. Sehingga, diperlukan upaya-upaya

peningkatan penerimaan negara bersumber dari perpajakan (Direktorat Jendral Pajak:

2015).

Upaya-upaya pencapaian target pendapatan dari sektor perpajakan terus dilakukan

seperti peningkatan kepatuhan Wajib Pajak. Namun, upaya tersebut belum cukup

memenuhi target pendapatan perpajakan yang diharapkan dan juga kerap tidak sesuai

dengan target yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
penerimaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak, solusi yang ideal untuk meningkatkan

perpajakan di Indonesia adalah menerapkan tax amnesty, dan sanksi pajak.


Alasan kepatuhan Wajib Pajak sebagai upaya untuk meningkatkan tingkat

pendapatan Negara. Sehingga, mampu membiyayai rumah tangga Negara yang di atur oleh

pemerintah. Berdasarkan pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 11 tahun 2016, yang

dimaksut dengan tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak

dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan

cara mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan. Tax amnesty atau yang biasa di

kenal dengan pengampunan pajak merupakan salah satu upaya peningkatan pendapatan di

sektor perpajakan yang kembali diterapkan oleh pemerintah pada pertengahan tahun 2016

melalui tiga periode. Direktorat Jendral Pajak (DJP) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palu

mengemukakan, keberhasilan tax amnesty di kota palu dalam 3 periode mencapai Rp

85.217.862.796, dimana realisasi periode pertama Rp 54.575.306.696 dengan jumlah

Wajib Pajak badan 183, wajib pajak orang pribadi 657, total 840 Wajib Pajak mengikuti

tax amnesty di periode pertama. Realisasi periode kedua Rp 15.991.263.805 dengan jumlah

Wajib Pajak badan 175, wajib pajak orang pribadi 717, total 892 Wajib Pajak mengkuti tax

amnesty di periode kedua. Realisasi periode ketiga Rp 14.651.292.295 dengan jumlah

Wajib Pajak badan 641, wajib pajak orang pribadi 1.316, total 1.957 WP mengikuti tax

amnesty di periode ketiga. Jadi realisasi ketiga periode tersebut sebesar Rp 85.217.862.796

dengan jumlah 3.689 WP badan maupun WPOP. Hal ini melebihi target yang di tetapkan

yaitu sebesar Rp 18.000.000.000. Keberhasilan tax amnesty di Kota Palu inilah yang

mampu meningkatkan pendapatan di sektor perpajakan Kota Palu, akan tetapi masih

banyak terjadi permasalahan berkaitan dengan penerimaan pajak yakni tingginya praktik

penghindaran pajak dan masih banyak masyarakat yang tidak mau memenuhi kewajiban

pajaknya atau masih banyak tunggakan pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi
(WPOP) di Kota Palu masih cukup rendah. Sehingga, partisipasi dari Wajib Pajak untuk

ikut berpartisipasi dalam program tax amnesty sangatlah dibutuhkan.

Sanksi pajak adalah tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang

melanggar UU No. 28 Tahun 2007 Tentang perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor

6 Tahun 1983 “Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan” (Resmi, 2017:61).

Dalam undang-undang tersebut tercantum aturan bahwasanya sanksi yang diberikan pada

pelanggar pajak ada 2 yakni sanksi administrasi dan sanksi pidana. Kedua sanksi ini

bertujuan untuk memberi efek jera bagi masyarakat Wajib Pajak yang senantiasa

melanggar aturan, serta untuk menumbuhkan kesadaran akan membayar pajak tepat pada

waktunya. Contoh pelangaran yang sering dilakukan adalah keterlambatan dalam

membayar pajak, kurang membayar pajak dan kesalahan dalam mengisi SPT tahunan.

Sama halnya dengan tax amnety, sanksi pajak juga dapat meningkatkan pendapatan

dari sektor perpajakan. Sehingga, sanksi pajak yang pada penerapannya di tahun 2007

terjadi peningkatan pendapatan di tahun 2008. Hal ini yang juga di kejar oleh Direktorat

Jendral Pajak (DJP) dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak adalah menerapkan

sanksi pajak. Sanksi pajak yang memiliki peran penting untuk memberikan pelajaran bagi

pelanggar pajak agar tidak meremehkan lagi Undang-Undang perpajakan.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi

Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Di Kota Palu.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti

mengidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana tax amnesty, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi

(WPOP) di Kota Palu ?

2. Apakah tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu ?

3. Apakah tax amnesty secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu ?

4. Apakah sanksi pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dihadapi maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan tax amnesty, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi (WPOP) di Kota Palu.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tax amnesty, dan sanksi pajak secara

simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tax amnesty secara parsial terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sanksi pajak secara parsial terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.


1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aspek Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian terhadap

pengembangan ilmu pada bidang akuntansi perpajakan, khususnya yang berkenaan dengan

tax amnesty dan sanksi pajak. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi

bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji topik mengenai variabel-variabel terkait.

2. Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi yang

bermanfaat bagi Wajib Pajak di Kota Palu dalam proses pembayaran dan pengungkapan

harta dengan benar dan tepat pada waktunya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Ngadiman dan Huslin (2015) dengan

judul Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak. Berdasarkan hasil populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang

pribadi yang tercatat di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Jumlah populasi dalam

penelitian ini yaitu 38.790 wajib pajak orang pribadi. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Probability Sampling dengan

pendekatan Simple Random Sampling. Sampel adalah orang-orang yang ditemui oleh

peneliti secara acak. Penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan

berdasarkan perhitungan, maka jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah

sebanyak 99,74 yang dibulatkan menjadi 100 wajib pajak orang pribadi. Data dalam

penelitian ini berupa data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang

dikumpukan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang mau

diteliti membagikan kuesioner dan melakukan wawancara. Analisis pengujian hipotesis

dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil

penelitian menunjukan bahwa secara parsial sunset policy berpengaruh negatif terhadap

kepatuhan wajib pajak, karena apabila sunset policy mengalami kenaikan maka angka

kepatuhan formal Wajib Pajak akan mengalami penurunan. Sedangkan, tax amnesty dan
sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan pengujian secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara sunset policy,
tax amnesty, dan sanksi pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP

Pratama Jakarta Kembangan.

Penelitian yang dilakukan Suyanto, Intansari dan Endahjati (2016) dengan judul

Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).

Berdasarkan hasil populasi dalam penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang ada di

kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan nonpropability sampling dengan pendekatan sampling aksidental

yang mana penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di pandang orang

tersebut cocok untuk sumber data. Maka sampel yang didapatkan dalam penelitian ini

adalah 77 responden. Sumber data dari penelitian ini dengan menggunakan data primer.

Metode pengambilan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak orang

pribadi di Kota Yogyakarta. Analisis pengujian hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan

menggunakan model regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi

Wajib Pajak mengenai program tax amnesty berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan

Wajib Pajak.

Penelitian yang dilakukan Sari (2017) dengan judul Pengaruh Tax Amnesty,

Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan hasil populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Wajib Pajak, baik wajib

pajak orang pribadi (WPOP) maupun Wajib Pajak badan yang terdaftar pada kantor

pelayanan pajak (KPP) Pratama Surabaya Tegalsari. Teknik pengambilan sampel adalah

dengan menggunakan nonpropability sampling dengan pendekatan sampling aksidenta,

sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Maka sampel

yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 88 responden. Sumber data dari penelitian ini

adalah dengan menggunakan data primer. Metode pengambilan data adalah dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden yang dapat ditemui secara langsung di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Tegalsari. Analisis pengujian hipotesis dalam

penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian

menunjukan bahwa model regresi tergolong lemah. Karena tax amnesty, pengetahuan

perpajakan, pelayanan fiskus tidak dapat menjelaskan secara keseluruhan kepatuhan Wajib

Pajak. Namun, berdasarkan hasil uji t bahwa variabel tax amnesty dan Pengetahuan

perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak, sehingga

hipotesis diterima hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ngadiman dan Huslin

(2015) dalam Sari (2017) yang menyatakan bahwa tax amnesty berpengaruh positif

terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan penelitian pengetahuan perpajakan sejalan dengan

penelitian yang dilakukan khazanah (2014) dalam Sari (2017) yang menyatakan

pengetahuan perpajakan mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib

Pajak. Sedangkan variabel pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak secara parsial, sehingga hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil uji F terdapat

pengaruh signifikan antara tax amnesty, pengetahuan perpajakan, dan pelayanan fiskus

terhadap kepatuhan Wajib Pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)

surabaya Tegalsari.

Penelitian yang dilakukan Rusmadi (2017) dengan judul Pengaruh Tax Amnesty,

dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan hasil populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak yang ada di kota Cirebon. Teknik pengambilan

sampel adalah dengan menggunakan nonpropability sampling dengan pendekatan snowball

sampling yang mana teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau

korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan

sampel berikutnya, demikian secara terus menerus sehingga seluruh kebutuhan sampel

penelitian dapat terpenuhi. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85

responden. Sumber data dari penelitian ini dengan menggunakan data primer. Metode

pengambilan data adalah dengan melakukan teknik wawancara dan menyebarkan

koesioner, kepada Wajib Pajak di Kota Cirebon. Analisis pengujian hipotesis dalam

penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian uji

F menunjukan bahwa persepsi Wajib Pajak mengenai program tax amnesty, dan sanksi

pajak sama-sama memiliki peran dalam peningkatan penerimaan pajak dan kepatuhan

Wajib Pajak .

Penelitian yang dilakukan Utami (2011) dengan judul Pengaruh Kesadaran Wajib

Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu . Berdasarkan hasil populasi

dalam penelitian ini yaitu seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada kantor

pelayanan pajak (KPP) Pratama Palembang Seberang Ulu yaitu 49.590 Wajib Pajak.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling yaitu teknik

pengambilan sampel di mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri

atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99,80 yang di bulatkan menjadi

100 responden dengan menggunakan rumus slovin. Sumber data dari penelitian ini adalah
dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner. Hasil penelitian

menunjukan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap variabel kesadaran

wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sedangkan sanksi pajak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dan dari pengujian

secara simultan terdapat pengaruh signifikn antara kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Secara rinci persamaan dan perbedaan penelitian yang sekarang penulis lakukan

dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian terdahulu

Nama Judul Persamaan Perbedaan

Ngadiman dan “Pengaruh Sunset 1. Tax Amnesty 1. Sunset Policy


Huslin (2015) Policy, Tax Amnesty 2. Sanksi Pajak. 2. Populasi dan tahun
Dan Sanksi Pajak 3. Kepatuhan penelitian

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. 3. lokasi penelitian adalah


Wajib Pajak” 4. Menggunakan alat kantor Pelayanan Pajak

analisis regresi linear Pratama Jakarta


berganda. Kembangan.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial sunset policy berpengaruh negatif terhadap
kepatuhan wajib pajak, karena apabila sunset policy mengalami kenaikan maka angka kepatuhan
formal Wajib Pajak akan mengalami penurunan. Sedangkan, tax amnesty dan sanksi pajak
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Dan berdasarkan pengujian secara
simultan terdapat pengaruh signifikan antara sunset policy, tax amnesty, dan sanksi pajak terhadap
tingkat kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kembangan.
Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Suyanto, “Pengaruh Tax 1. Tax Amnesty 1. Populasi dan tahun


Intansari dan , Amnesty Terhadap 2. Kepatuhan Wajib penelitian
Endahjati WPOP” Pajak 2. Sanksi pajak

(2016) 3. lokasi penelitian


4. Menggunakan alat analisis
regresi sederhana.
Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa tax amnesty berpengaruh postif terhadap
tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Sambungan Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan

Sari (2017) “Pengaruh Tax 1. Tax Amnesty 1. Pengetahuan Perpajakan


Amnesty, Pengetahuan 2. Kepatuhan Wajib 2. Pelayanan fiskus
Perpajakan, dan Pajak 3. Populasi dan tahun

Pelayanan Fiskus 3. Menggunakan alat penelitian


Terhadap Kepatuhan analisis regresi 4. Tempat penelitian.
Wajib Pajak” linear berganda

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji t bahwa variabel tax amnesty dan
Pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak sehingga
hipotesis di terima, sedangkan variabel pelayanan fiskus berpengaruh negatif terhadap tingkat
kepatuhan Wajib Pajak sehingga hipotesis ditolak. dan berdasarkan hasil uji F terdapat pengaruh
signifikan antara tax amnesty, pengetahuan perpajakan, dan pelayanan fiskus terhadap tingkat
kepatuhan Wajib Pajak.

Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Rusmadi (2017) “Pengaruh Tax 1. Tax Amnesty 1. Populasi dan tahun
Amnesty dan Sanksi 2. Sanksi Pajak. penelitian

Pajak Terhadap 3. Kepatuhan 2. lokasi penelitian


Kepatuhan Wajib Wajib Pajak.
Pajak” 4. Menggunakan alat

analisis regresi linear


berganda.

Hasil penelitian uji F menunjukan bahwa persepsi Wajib Pajak mengenai program tax amnesty, dan
sanksi pajak sama-sama memiliki peran dalam peningkatan penerimaan pajak dan kepatuhan Wajib
Pajak.

Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Utami (2011) “Pengaruh Kesadaran 1. Sanksi Pajak 1. Kesadaran Wajib Pajak


Wajib Pajak dan 2. Kepatuhan Wajib 2. Populasi dan tahun
Sanksi Pajak Terhadap Pajak penelitian

Kepatuhan Wajib 3. Menggunakan alat 3. Lokasi penelitian


Pajak Orang Pribadi analisisi regresi
Pada Kantor berganda

Pelayanan Pajak
Pratama Palembang

Seberang Ulu”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sedangkan sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dan dari pengujian secara simultan terdapat pengaruh signifikan
antara kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Sedangkan hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Sumber: Data diolah tahun, 2018


2.2 Landasan Teori

1.1.1. Definisi Pajak

Menurut Waluyo (2012:2) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung

dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

Lebih lanjut lagi dalam buku Resmi (2017:01-02) menyatakan bahwa:

1. Menurut Soemitro (2011), "pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
2. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan

kontribusi dari masyarakat yang sudah memiliki penghasilan berdasarkan hukum pajak.

Sehingga sumbernya berasal dari kesadaran masyarakat dan dipergunakan untuk

memenuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah contohnya pembagunan fasilitas, sumber

daya, penjagaan aset, penegakan hukum, dan kegiatan penyelenggaraan pemerintah

lainnya.
2.2.2 Fungsi Pajak

Dalam buku Rahayu (2010:03) bahwa fungsi pajak ialah:

Suatu kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan
politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam
meningkatkan kesejahteraan umum. Suatu negara dipastikan sangat berharap
kesejahtraan ekonomi masyarakatnya selalu meningkat. Sehingga pajak sebagai
salah satu pos penerimaan negara diharapkan banyak pembangunan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan negara.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pajak sebagai tolak

ukur untuk menentukan politik prekonomian suatu Negara. dan berfungsi sebagai sumber

dana (budgetair) pajak juga dapat berfungsi untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

tertentu yaitu (reguleren) yang memiliki kegunaaan dalam meningkatkan kesejahteraan

umum dan dapat digunakan untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur Negara.

Lebih lanjut Resmi (2017:03) juga menyatakan bahwa:

1. Fungsi Penerimaan Budgetair merupakan salah satu sumber penerimaan


pemerintah untuk membiyayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan.
Sebagai sumber keuangan Negara, pemerintah berupaya memasukan uang
sebanyak-banyaknya untuk kas Negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara
ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan
peraturan berbagai jebis pajak, seperti pajak penghasilan (PPh), pajak penjualan
atas barang mewah (PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB).
2. Fungsi Reguleren disebut juga fungsi mengatur, artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan
ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
Contohnya adalah pemungutan (PPnBM) untuk penjualan barang mewah,
kebijakan ini ditetapkan pemerintah dalam rangka mengatur pola konsumsi
masyarakat.
2.2.3 Asas Pemungutan Pajak

1. Asas Domisili (Asas Tempat Tiggal)

Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan

yang berasal dari dalam maupun luar Negeri, setiap Wajib Pajak yang berdomisili
atau bertempat tinggal di wilayah Indonesia (Wajib Pajak dalam Negeri)

dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperolehnya, baik dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia.

2. Asas Sumber

Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan atas penghasilan yang

bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Setiap

orang yang memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas

penghasilan yang diperolehnya.

3. Asas Kebangsaan

Asas ini menyatakan pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu

Negara. Misalnya, pajak bangsa asing di Indonesia di kenakan atas setiap orang

asing yang bukan berkembangsaan Indonesia, tetapi bertempat tinggal di

Indonesia. (Resmi, 2017:10).

2.2.4 Jenis Pajak

Ada beberapa jenis pajak Resmi (2017:07) yaitu:


1. Jenis pajak menurut golongan:
a. Pajak langsung adalah pajak yang apabila beban pajak yang dipikul seseorang
atau badan (tax burden) tidak dapat dilimpahkan (no tax shifting) kepada pihak
lain.
Contohnya : Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak tidak langsung adalah beban pajak yang dipikul seseorang (tax burden)
dapat dilimpahkan (tax shifting) baik seluruhnya maupun sebagian kepada
pihak lain.
Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. Jenis pajak menurut sifat:
a. Pajak subyektif merupakan pajak yang pengenaanya memperhatikan keadaan
pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan
subjeknya.
Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak Obyektif merupakan pajak yang pengenaanya memperhatikan obyeknya,


baik berupa benda, keadaaan, perbuatan maupun peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan
keadaan pribadi subyek pajak (Wajib Pajak) dan tempat tinggal.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

3. Jenis pajak menurut lembaga pemungut:


a. Pajak pusat adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

b. Pajak daerah adalah pajak yang di pungut pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh: Pajak Kendaraan, Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir dan Pajak Bumi dan Bangunan
di sektor pedesaan dan perkotaan.

2.2.5 Tax Amnesty

2.2.5.1 Pengertian Tax Amnesty

Tax amnesty menurut Pasal 1 UU Nomor 11 Tahun 2016 adalah

penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi

perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap

harta dan membayar uang tebusan sebagai mana yang di atur dalam undang-

undang (Faisal, 2016:55).

Tax amnesty merupakan kebijakan pemerintah di bidang perpajakan yang


memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar

uang tebusan dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan

penerimaan pajak dan kesempatan bagi Wajib Pajak yag tidak patuh menjadi

Wajib Pajak patuh. Sehingga, diharapkan akan mendorong peningkatan kepatuhan

sukarela Wajib Pajak dimasa yang akan datang (Faisal, 2016:58).

Amnesty berasal dari bahasa yunani "amnestia” yang berarti lupa akan suatu

hal atau kejadian yang telah lalu. Bila dikaitkan dengan kebijakan tax amnesty,

maka pemerintah memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk melakukan


perbaikan atas kekurangan pembayaran pajak yang terutang di masa lalu dengan

membayar seluruh kekurangan pokok pajak tetap dibebaskan dari pengenaan

sanksi bunga, denda, ataupun sanksi pidana fiskal tax crime (Faisal, 2016:58).

Menurut Hutagaol (2008) dalam Rahayu, (2010:328) dalam mengantisipasi

semakin meningkatnya praktik penghindaran maupun pengelakan pajak dan

mencegah pelarian modal ke luar negeri (apital flight) banyak otoritas pajak dari

negara-negara pada umumnya menggunakan kebijakan tax amnesty sebagai

bagian dari program kebijakan perpajakannya. Selain kebijakan tax amnesty

bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan menjamin kesinambungan

penerimaan pajak sebagai sumber utama penerimaan APBN di masa yang akan

datang melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak.

Tax amnesty pada tahun 2016 dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:

periode pertama dimulai pada 1 Juli 2016 dan akan berakhir pada tanggal 30

September 2016. Sedangkan periode kedua dimulai pada 1 Oktober 2016 dan

akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Dan periode ketiga dimulai 1

Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2017. Kebijakan perpajakan yang pernah

dilakukan di Indonesia sebelum tahun 2016 adalah antara lain program tax

amnesty pada tahun 1964 dan 1984, serta program sunset policy yang dianggap

program tax amnesty versi mini pada tahun 2008 (Faisal, 2016:59).

Pada hakekatnya implementasi tax amnesty maupun sunset policy sekalipun

secara psikologis sangat tidak memihak pada Wajib Pajak yang selama ini taat
membayar pajak. Kalaupun kebijakan itu diterapkan di suatu Negara, harus ada

kajian mendalam mengenai karakteristik Wajib Pajak yang ada di suatu Negara
tersebut karena, karakteristik Wajib Pajak tentu saja berbeda-beda. Bagi banyak

Negara, tax amnesty seringkali dijadikan alat untuk menghimpun penerimaan

negara dari sektor pajak tax revenue secara cepat dalam jangka waktu yang relatif

singkat. Program tax amnesty ini dilaksanakan karena semakin parahnya upaya

penghindaran pajak. Kebijakan ini dapat memperoleh manfaat perolehan dana,

terutama kembalinya dana yang disimpan di luar negeri, dan kebijakan ini

mempunyai kelemahan dalam jangka panjang dapat berakibat buruk berupa

menurunnya kepatuhan sukarela (voluntary compliance) dari wajib pajak patuh,

bilamana tax amnesty dilaksanakan dengan program yang tidak tepat (Rogimun,

2014).

2.2.5.2 Tujuan Tax Amnesty

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Pasal 2 ayat (2) dalam

Faisal (2016:54) menjelaskan bahwa tax amnesty bertujuan untuk:

1. Mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan


harta, yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas
domestik, perbaikan nilai tukar rupiah, penurunan suku bunga, dan
peningkatan investasi.
2. Mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih
berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid,
komprehensif, dan terintegrasi.
3. Meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk
pembiayaan pembangunan.

Setiap wajib pajak berhak mendapatkan tax amnesty, jadi harus diingat

bahwa tax amnesty adalah hak, bukan kewajiban. Sehingga jika ada anggapan

yang menyatakan bahwa tax amnesty hanya untuk wajib pajak yang melakukan

kecurangan dalam perpajakannya dengan sengaja adalah tidak sepenuhnya akurat,

karena bisa saja terdapat Wajib Pajak yang telah berusaha melakukan kewajiban
perpajakannya secara benar dan jujur, tetapi tetap saja melakukan kesalahan atau

kealpaan, baik kesalahan hitung, kesalahan interpretasi atas ketentuan perpajakan

sehingga dengan adanya tax amnesty ini merupakan waktu yang tepat untuk

melakukan perbaikan atas kesalahan yang dilakukan tanpa ada konsekuensi sanksi

administrasi ataupun sanksi pidana. Dalam program tax amnesty ini ada slogan

yang sangat populer yaitu Ungkap, Tebus dan Lega. Selogan Ungkap yaitu wajib

pajak bersedia melaporkan seluruh kekayaan, baik kekayaan yang berwujud

maupun tidak berwujud (Faisal, 2016:1). Kekayaan yang dapat bergerak maupun

tidak bergerak. Baik yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha.

Kekayaan yang ada di Indonesia atau di luar Negeri. Sedangkan slogan Tebus

adalah di mana wajib pajak perlu membayar sejumlah uang ke kas negara untuk

mendapatkan tax amnesty, sehingga Negara dapat melepaskan hak untuk menagih

pajak yang seharusnya terutang. Hal ini dilakukan dengan cara mengalikan tarif

uang tebusan dengan nilai bersih harta yang telah diungkapkan oleh Wajib Pajak

(Kusuma, 2016).

2.2.5.3 Asas-Asas Tax Amnesty

UU RI Nomor 11 Tahun 2016 Pasal 2 ayat (1) dalam Faisal (2016:54-55).

Menyatakan bahwa tax amnesty dilaksanakan berdasarkan dengan asas sebagai

berikut:

1. Kepastian hukum, yaitu pelaksanaan tax amnesty harus dapat mewujudkan


ketertiban dalam masyarakat melalui kepastian hukum.
2. Keadilan, yaitu pelaksanaan tax amnesty menjunjung tinggi keseimbangan
hak dan kewajiban dari setiap pihak yang terlibat.
3. Kemanfaatan, yaitu seluruh pengaturan kebijakan tax amnesty bermanfaat
bagi kepentingan negara, bangsa, dan masyarakat, khususnya dalam
memajukan kesejahteraan umum.
4. Kepentingan nasional, yaitu pelaksanaan tax amnesty mengutamakan
kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat di atas kepentingan lainnya.

2.2.5.4 Keuntungan Tax Amnesty

Keuntungan yang diperoleh Wajib Pajak dengan mengikuti tax amnesty

Sakti dan Hidayat (2016:15) yaitu:

1. Adanya penghapusan pajak terutang yang atas pajak yang belum diterbitkan
sanksi administrasi atau sanksi pidana.
2. Penghapusan sanksi administrasi atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan.
3. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan
penyidikan atas tindak pidana perpajakan.
4. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, serta
penyidikan atas Tindak Pidana Perpajakan dalam hal Wajib Pajak sedang
dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan
tindak pidana perpajakan.
5. Penghapusan PPh final atas pengalihan harta berupa tanah dan bangunan serta
saham.

2.2.5.5 Subjek Tax Amnesty

Subjek pajak dalam Faisal (2016:59) menurut Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2016 Tentang tax amnesty yaitu:

Setiap orang atau badan yang telah terdaftar dan memperoleh NPWP serta
memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh berhak mendapatkan
pengampunan pajak, kecuali Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan
dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan, sedang
dalam proses peradilan, atau sedang menjalani hukuman pidana, atas Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
2.2.5.6 Obyek Tax Amnesty

Objek pajak dalam Faisal (2016:59) menurut Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2016 Tentang tax amnesty yaitu:

Kewajiban perpajakan yang belum atau belum sepenuhnya diselesaikan oleh


Wajib Pajak, yang terepresentasi dalam harta yang belum pernah dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh terakhir. Tax amnesty diberikan kepada Wajib
Pajak melalui pengungkapan harta yang dimilikinya dalam Surat
Pernyataan. Dasar hukum: Pasal 3 dan penjelasan Pasal 5 ayat (2).
2.2.5.7 Tata Cara Pengajuan tax amnesty

Sebelum datang ke kantor pelayanan pajak wajib pajak harus memenuhi

persyaratan untuk dapat mengajukan pengampunan pajak (Sakti dan Hidayat,

2016:16), yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).


2. Membayar uang tebusan.
3. Melunasi seluruh tunggakan pajak yang ada.
4. Jika Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan atau
penyidikan, maka wajib melunasi pajak yang seharusnya tidak dikembalikan.
5. Menyampaikan SPT PPh Terakhir.
6. Jika Wajib Pajak telah mengajukan proses permohonan, wajib pajak harus
mencabut permohonanya terhadap:
1. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

2. Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam surat ketetapan


pajak dan surat tagihan pajak yang didalamnya terdapat pokok pajak yang
terutang.

3. Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar.


4. Keberatan
5. Pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan
6. Banding
7. Gugatan
8. Peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan
permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan.

2.2.5.8 Tarif Uang Tebusan Tax Amnesty

2.2.5.8.1 Cara Menghitung Uang Tebusan

Uang tebusan adalah kewajiban yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Hal
ini sebagaimana yang dinyatakan pada Pasal 1 ayat (7) UU No. 11 Tahun 2016

bahwa “Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk

mendapatkan pengampunan pajak”.

Secara umum, cara perhitungan uang tebusan diatur dalam Pasal 5 UU No.

11 Tahun 2016, yaitu dengan cara mengalihkan tarif uang tebusan dengan dasar

pengenaan uang tebusan. Selain itu, untuk istilah tahun pajak di artikan sebagai
tahun pajak yang berakhir pada jangka waktu 1 januari 2015 sampai 31 desember

2015 (Sakti dan Hidayat, 2016:20).

2.2.5.8.2 Tarif Uang Tebusan

Tarif uang tebusan diatur dalam Pasal 5 UU No. 11 Tahun 2016. Tarif

ditentukan berdasarkan beberapa kriteria seperti tergambar pada matriks di bawah

ini.

Table 2.2
Tarif Uang Tebusan

Kriteria Wajib Pajak Periode Pengajuan Pengampunan pajak

s.d. 30 Sep 1 Okt 2016 1 Jan 2017


2016 s.d s.d

31 Des 2016 31 Mar 2017


Wajib pajak yang 2% 3% 5%
mengungkapkan:

1. Harta berada dalam wilayah


Indonesia; atau

2. Harta di luar wilayah


Indonesia yang dialihkan ke
Indonesia dan diinvestasikan

di NKRI dalam jangka waktu


paling singkat 3 (tiga) tahun

sejak dialihkan.

Wajib pajak yang 4% 6% 10%


mengungkapkan harta berada di
luar Indonesia dan tidak di

alihkan ke Indonesia

Wajib pajak dengan peredaran


usaha sampai dengan Rp 4,8

milliar pada tahun pajak terakhir 0,5%


dengan jumlah harta yang

diungkapkan sampai dengan Rp

10 milliar

Wajib pajak dengan peredaran


usaha sampai dengan Rp 4,8
milliar pada tahun pajak terakhir

dengan jumlah harta yang 2%


diungkapkan lebih dari Rp 10

milliar

Sumber data dalam buku tax amnesty (Sakti dan Hidayat, 2016:21)
2.2.5.8.3 Dasar Pengenaan

Dasar pengenaan uang tebusan (DPUT) di atur dalam pasal 5 UU No. 11

Tahun 2016. Dasar-dasar pengenaan uang tebusan dihitung berdasarkan nilai harta

bersih yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam SPT PPh terakhir.

Sementara, nilai harta bersih dihitung dengan cara mengurungkan nilai harta dan

nilai utang. Bagi wajib pajak yang baru memperoleh NPWP setelah tahun 2015

dan belum menyampaikan SPT tahunan PPh terakhir, tambahan harta bersih yang

diungkapkan dalam surat pernyataan harta seluruhnya diperhitungkan sebagai

dasar pengenaaan uang tebusan

DPUT = NILAI HARTA BERSIH YANG BELUM DILAPORKAN

NILAI HARTA BERSIH = NILAI HARTA – NILAI UTANG

2.2.5.9 Indikator Tax Amnesty

Menurut Sari (2017) bahwa terdapat beberapa indikataor dalam tax amnesty

antara lain:

1. Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan tax amnesty


2. Pembebasan dari sanksi administrasi & sanksi pidana
3. Tax amnesty diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan harta
dalam SPT dengan benar dan jujur
4. Bersedia mengungkapkan harta, uang, dan nilai harta bersih dalam SPT
5. Tax amnesty dapat meringankan perpajakan melalui uang tebusan
6. Dilaksanakan untuk mempercepat pertembuhan ekonomi
7. Dilaksanakan untuk meningkatkan penerimaan pajak Negara
8. Mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

Menurut Suyanto, Intansari, dan Endahjati (2016) indikator tax amnesty

antara lain:

1. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak.


2. Mengisis SPT dengan benar, lengkap, dan jelas serta menyampaikan tepat
waktu.
3. Tidak pernah terlambat menyampaikan SPT.
4. Tidak mempunyai tunggakan pajak.
5. Telah menghitung besaran pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Belum pernah di kenai sanksi administrasi.
7. Telah membayar pajak sesuai pajak terutang.
8. Menggunakan tarif pajak yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
9. Melakukan pembayaran pajak ditempat yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak.

2.5.10 Pemahan Konsep Tax Amnesty

Tax amnesty merupakan upaya yang dilakukan oleh otoritas pajak suatu

negara memberikan kesempatan kepada wajib pajak yang tidak patuh untuk

melaporkan penghasilannya dan membayar pajak secara sukarela dengan

memberikan insentif. Tax amnesty dalam jangka pendek bertujuan untuk

meningkatkan penerimaan negara, sedangkan dalam jangka panjang bertujuan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Pemberian tax amnesty dimaknai sebagai upaya ‘extra-ordinary’ akibat

ketidakmampuan dari otoritas pajak memungut pajak atas penghasilan yang

diterima oleh wajib pajak, umumnya yang berada di luar negeri. Oleh karenanya,

kebijakan tax amnesty harus dirancang menarik sehingga mendorong wajib pajak

secara sukarela melaporkan harta dan membayar pajaknya. Selain insentif,

kebijakan tax amnesty menawarkan kepastian hukum seperti jaminan wajib pajak

tidak diperiksa pajak di masa yang akan datang.

Program tax amnesty jangan dilihat sebagai pilihan jalan pintas untuk

mencapai target penerimaan pajak sehingga kebijakan ini seharusnya tidak

dilakukan berulang karena hal ini dapat menjadi disinsentif bagi wajib pajak

patuh. Program tax amnesty harus dibarengi dengan upaya memperbaiki


kemampuan administrasi pajak di dalam mengawasi penghasilan wajib pajak serta

memungut pajak. Program tersebut di antaranya meningkatkan integrasi data antar


lembaga, kebijakan single identity number, exchange of information, serta

kebijakan lainnya.

2.2.6 Sanksi Pajak

2.2.6.1 Pengetian Sanksi Pajak

Menurut Mardiasmo (2016:39) sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar

wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa sanksi perpajakan adalah suatu

tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan

perpajakan dan juga sanksi perpajakan digunakan untuk menciptakan kepatuhan wajib

pajak.

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan dalam (Resmi, 2017:61-68), disebutkan bahwa ada dua macam sanksi,

yaitu:
1. Sanksi Administrasi
a. Sanksi administrasi yang berupa denda. Sanksi denda adalah sanksi administrasi
yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban
pelaporan.
b. Sanksi administrasi berupa bunga. Sanksi bunga adalah sanksi administrasi yang
dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran
pajak.
c. Sanksi administrasi berupa kenaikan. Sanksi kenaikan adalah sanksi administrasi
yang berupa kenaikan jumlah pajak yag harus dibayar, terhadap pelanggaran
berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material.
2. Sanksi Pidana
a. Pidana kurungan. Sanksi ini biasa terjadi karena adanya tindak pidana yang
dilakukan karena kelalaian yaitu: Hukuman kurungan maksimal 1 tahun atau < 1
tahun. Terhukum menjalani hukuman di rumah sendiri, dengan kewajiban
melapor kepada yang berwajib. Terhukum dalam melakukan aktivitas pekerjaan
lebih ringan. Tahanan kurungan lebih leluasa dikunjungi sanak saudaranya,
dapat melakukan aktivitas lain, misalnya ada alat hiburan, mendengarkan music,
baca buku. Tidak ada pembagian kelas antara pidana yang pernah di lakukan.
Pidana kurungan dapat menjadi pengganti hukuman denda.

b. Pidana penjara. Sanksi ini biasa terjadi karena adanya tindak pidana yang
dilakukan dengan sengaja yaitu: Terhukum dalam menjalani pidana di tempat
tertentu, seperti di gedung atau di pulau terpencil. Hukuman batas maksimal
seumur hidup atau di hukum mati. Pekerjaan dilembaga pemasyarakatan lebih
banyak dan berat. Aktivitasnya sangat terbatas dan diawasi lebih ketat, tidak
dapat sewaktu-waktu di kunjungi keluarga, tida ada hiburan, setiap saat di awasi
termaksut hantaran makanan/minuman. Ada pembagian kelas atas tindak pidana
yang pernah dilakukan, dari kelas berat sampai kelas ringan ada remisi bagi
terhukum yang berkelakuan baik. Tidak dapat dijadikan pengganti hukuman
denda.

Adanya sanksi pajak ini di harapkan mampu menyadarkan Wajib Pajak untuk

membayar pajak mereka tepat pada waktuya, mengingat sanksi pajak lah yang akan

merugikan Wajib Pajak yang melanggar peraturan perpajakan, di banding Wajib Pajak

yang patuh terhadap Undang-Undang perpajakan. Didukung pula hasil jurnal

penelitian Ngadiman dan Huslin (2015) menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin berat sanksi yang

diberikan maka akan semakin merugikan Wajib Pajak, sehingga sanksi pajak diduga

akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan formal Wajib Pajak.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa
pemberian sanksi seperti sanksi administrasi (denda, bunga, dan kenaikan) maupun

sanksi pidana (kurungan atau penjara) yang diberikan terhadap Wajib Pajak

dimaksudkan agar memberikan efek jera, sehingga wajib pajak tidak akan melakukan

kesalahan yang sama di lain hari berikutnya. Penerapan sanksi perpajakan yang

diterapkan secara optimal dan akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Rahayu (2010:16) juga mengemukakan bahwa jika angka kepatuhan,

pemahaman dan sanksi pajak tinggi maka secara otomatis akan berdampak pada
tingginya penerimaan pajak sehingga meningkatkan tingkat penerimaan APBN di

suatu Negara. Pemahaman sanksi pajak sangat penting dimiliki oleh Wajib Pajak. Hal

tersebut sesuai dengan sistem yang berlaku di Indonesia yaitu self assessment system

yang mewajibkan Wajib Pajak mengetahui dan memahami segala alur pemenuhan

kewajiban perpajakannya mulai dari tahap awal yaitu menghitung, membayar, sampai

dengan melaporkan kewajiban perpajakannya. Tujuan yang diharapkan dari

pelaksanaan sistem ini adalah kesadaran Wajib Pajak, kejujuran Wajib Pajak, hasrat

untuk membayar pajak, dan kedisiplinan dalam membayar pajak.

2.2.6.2 Teori Deontology

Etika deontologis atau deontology sudah ada sejak periode filsafat Yunani Kuno,

tetapi baru dipopulerkan oleh filsafat dari Jerman yaitu Immanuel Kant. Etika

deontology adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan

berdasarkan kepatuhan pada peraturan yang tidak bisa di tawar lagi hal ini, merupakan

suatu keharusan bagi Wajib Pajak. Etika ini kadang-kadang disebut etika berbasis

"kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada

seseorang. Dalam pemahaman Teori Deontology memang terkesan berbeda dengan

Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada

konsekuensi, maka dalam Deontology benar-benar melepaskan sama sekali moralitas

dari konsekuensi perbuatan. Deontology berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu:

deon yang artinya adalah kewajiban.


Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi

perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat

dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan tidak dapat di
tawar lagi hal ini merupakan suatu keharusan bagi Wajib Pajak. Deontology

menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak

menjadi perbuatan itu juga baik.

2.2.6.3 Indikator Sanksi Pajak

Soemitro (2016) mengemukakan bahwa indikator sanksi perpajakan antara lain:

1. Sanksi yang diberikan kepada sanksi pajak harus jelas dan tegas. Artinya bahwa
sanksi yang tegas dapat digunakan sebagai alat pencegah agar wajib pajak tidak
melanggar aturan-aturan perpajakan atau Undang-Undang yang telah ditetapkan
sehingga tercipta kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
pajaknya.
2. Sanksi perpajakan tidak mengenal kompromi (Not Arbitrary). Artinya
pengenaan sanksi pajak yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk
mendidik Wajib Pajak dimaksudkan agar Wajib Pajak yang dikenai sanksi akan
menjadi lebih baik dan lebih mengetahui hak dan kewajibannya sebagai Wajib
Pajak sehingga tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang sama.
Tanpa ada toleransi dalam bentuk apapun.
3. Tidak ada toleransi. Artinya sanksi pajak dikenakan kepada pelanggarnya tanpa
toleransi adalah untuk menghukum Wajib Pajak yang dikenai sanksi tanpa
toleransi atau keringanan sanksi atau hukuman apapun sehingga mereka akan
menjadi jera dan tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang sama.

Ngadiman dan Huslin (2015) mengemukakan bahwa indikator dari sanksi pajak

adalah:

1. Sanksi pidana yang dikenakan tidak dapat ditolerin


2. Pengenaan sanksi sesuai dengan aturan
3. Sanksi pajak sebagai teguran Wajib Pajak
4. Penegakan hokum oleh aparat
5. Sarana mendidik Wajib Pajak
6. Tidak dapat ditoleransi
7. Mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

2.2.7 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)

Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib

Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakanya. Di

Indonesia ada dua jenis Wajib Pajak, yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak
badan. Wajib pajak orang pribadi (WPOP) dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pada

pekerjaan. Yang pertama adalah Wajib Pajak yang merupakan karyawan dan yang

kedua adalah Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha dan jasa profesional atau

disebut pengusaha kena pajak. Melakukan kegiatan usaha berarti setiap bisnis di

berbagai bidang, antara lain: pertanian, industri, perdagangan, dan lain-lain. Sementara

layanan profesional terkait dengan keterampilan pekerjaan atau profesi, antara lain:

Pengacara, konsultan, dokter, dan lain-lain (Rahayu, 2010:138).

Menurut kamus umum bahasa Indonesia istilah kepatuhan berarti tunduk/patuh

pada ajaran dan aturan. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa

kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan

ketentuan perpajakan (Rahayu, 2010 :138).

Menurut Nowak dalam Rahayu (2010:138). kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu

iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam

situasi dimana:
1. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya

Ada dua macam kepatuhan Rahayu (2010:138). Yaitu kepatuhan formal dan

kepatuhan material yaitu:

1. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana Wajib Pajak memenuhi


kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang
perpajakan.
2. Kepatuhan material adalah suatu keadaan di mana Wajib Pajak secara substantive
atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi
dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi
kepatuhan formal.
Sebagai contoh, Wajib Pajak yang telah menyampaikan SPT tahunan PPh orang
pribadi sebelum atau pada tanggal 31 maret maka Wajib Pajak tersebut telah
memenuhi kepatuhan formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi kepatuhan
material. Wajib Pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak
yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar SPT sesuai ketentuan dan
menyampaikannya ke kantor pelayanan pajak sebelum batas waktu terakhir
ditentukan.

Selanjutnya merujuk pada kriteria Wajib Pajak Patuh menurut Keputusan

Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000 (Rahayu, 2010: 139), bahwa kriteria

kepatuhan wajib pajak adalah:

1. Tepat waktu dalam menympaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun
terakhir
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
memperoleh izin untuk mengangsur tau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak perna dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
4. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap
Wajib Pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang
terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%.
5. Wajib Pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh
Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan
pengecualian sepanjang tidak memengaruhi laba rugi fiskal.

Maka pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara

(Rahayu, 2010:139).
Supadmi (2010) mengemukakan bahwa indikator dari kepatuhan wajib pajak

adalah:

1. Pembayaran pajak tepat pada waktunya


2. Perhitungan PPh
3. Kelengkapan dokumen perpajakan
4. Memenuhi kewajiban sebagai Wajib Pajak yang patuh
5. Mencari informasi tentang perpajakan mengenai batas waktu pembayaran
6. Mencari informasi tentang perpajakan mengenai tarif pembayaran.
2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menjelaskan hubungan antara tax amnesty dan sanksi pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Tax amnesty dan sanksi pajak diharapkan

mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan berdasarkan hasil penelitian

terdahulu bahwa keberadaan tax amnesty dan sanksi pajak memiliki hubungan positif

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP).

Tax amnesty merupakan kebijakan pemerintah di bidang perpajakan yang

memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar uang tebusan

dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan penerimaan pajak dan

kesempatan bagi Wajib Pajak yang tidak patuh menjadi Wajib Pajak patuh. Sehinga

diharapkan akan mendorong peningkatan kepatuhan sukarela Wajib Pajak di masa yang

akan datang.

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran

Variabel Bebas Variabel Terikat

Tax Amnesty
(X1)

Kepatuhan Wajib
Pajak Pribadi
(Y)

Sanksi Pajak
(X2)

= Parsial

= Simultan
2.4 Hipotesis

Hipotesis menjelaskan dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel

atau lebih. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana pengujian hipotesis. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan tax amnesty dan sanksi pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu. Untuk lebih jelas, hipotesis-

hipotesis tersebut disajikan sebagai berikut:

2.4.1. Pengaruh pelaksaan tax amnesty dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi (WPOP)

Penelitian yang dilakukan ngadiman dkk (2015) tax amnesty merupakan upaya

pemerintah menarik dana masyarakat yang ada di luar negeri atau yang selama ini terparkir

di perbankan negara lain. Hasil penelitianya menunjukan bahwa sunset policy berpengaruh

negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan tax amnesty dan sanksi pajak

berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak secara signifikan, selain tax amnesty

yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Sanksi pajak juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi

perpajakan merupakan alat untuk mencegah Wajib Pajak melanggar peraturan pajak,

penerapan sanksi pajak berguna untuk memberikan efek jera kepada Wajib Pajak yang

melanggar norma perpajakan. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan

Rusmadi (2017).

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:


H1 : tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP).

2.4.2. Pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP)
Tax amnesty merupakan hak dari Wajib Pajak untuk menyelesaikan kewajiban

perpajakan di masa lalu yang tidak benar (baik yang dilakukan secara sengaja ataupun

tidak) tanpa ada konsekuensi sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sehingga, merupakan

hal yang wajar bagi seorang Wajib Pajak untuk memanfaatkan haknya (Faisal, 2016:12).

Kebijakan tax amnesty dapat mendorong masuknya dana-dana dari luar negri yang

dalam jangka panjang dapat digunakan sebagai pendorong investasi yang pada giliranya

bermanfaat untuk menstimulasi perekonomian nasional Rogimun (2014). Hal tersebut

berarti Wajib Pajak yang membayarkan pajaknya di luar negeri akan berahli membayar

pajaknya di dalam negeri, akibatnya tingkat kepatuhan mereka akan menjadi lebih baik

dari tahun sebelumnya. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan Suyanto,

Intansari dan Endahjati (2016). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tax amnesty

berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini juga di dukung oleh

penelitian yang dilakukan Sari (2017).

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : Tax amnesty secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) .

2.4.3. Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP)

Mardiasmo (2016:42) menyatakan sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti,

ditaati dan dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah

(preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan.


Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan Wajib Pajak.

Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar
pajaknya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban pajak karena sanksi pajak cenderung

memberikan kerugian kepada pelanggar pajak, hal tersebut menerangkan bahwa sanksi

perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal

ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Utami (2011). Hasil penelitianya menunjukan

bahwa sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 : Sanksi pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tax amnesty, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi (WPOP). Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian berada di

Kota Palu.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2014:11) bahwa metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat

tertentu yang alamiah (bukan buatan). Penelitian ini memakai ukuran sampel dari suatu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian survei dan menggunakan jenis data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh berupa angka-angka yang dijadikan dasar

sebagai perhitungan untuk mengetahui hasil penelitian. Data tersebut diperoleh melalui

pengisian kuesioner oleh Wajib Pajak untuk dijadikan responden dalam penelitian ini.

Metode wawancara juga dilakukan untuk memperkuat hasil kuesioner. Sedangkan sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli melalui
pengisian kuesioner dan wawancara.
2. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari dokumen atau laporan
yang berhubungan dengan penelitian, seperti laporan tentang keberhasilan tax
amnesty di Kota Palu.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kuesioner
Pengumpulan data melalui daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
disusun untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden.

2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi kuesioner dengan responden yang
mempunyai hubungan dengan data yang dibutuhkan.

3. Observasi
merupakan pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan katakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:115). Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak yang telah mengikuti tax amnesty di Kota
Palu. Berikut ini beberapa jumlah Wajib Pajak yang mengikuti tax amnesty di Kota Palu:

Tabel 3.1
Jumlah Wajib Pajak Yang Mengikuti Tax Amnesty di Kota Palu

JENIS WAJIB Periode 1 Periode II Periode III

PAJAK JULI AGUST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR
Badan - 6 177 24 30 121 34 70 537
Orang Pribadi - 29 628 169 122 426 115 160 1041
Total 840 892 1.957
Total 3 Periode 3.689

Sumber:
Direktorat Jenderal Pajak KPP Pratama Kota Palu (2018)

Berdasarkan tabel 3.1 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Palu yang telah menerapkan tax amnesty sebesar 3.689 Wajib

Pajak, baik wajib pajak orang pribadi 2.690 dan Wajib Pajak badan 999 Wajb Pajak
berdasarkan data dari Kementerian keuangan Republik Indonesia (Dirjen Pajak) pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kota Palu.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sugiyono (2014:116). Sampelnya adalah wajib pajak orang pribadi yang

mengikuti tax amnesty di Kota Palu. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini

adalah teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah snowball sampling,

snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau

korespondensi terlebih dahulu (Sugiyono, 2014:118). Metode ini meminta informasi dari

sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus

hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Metode pengambilan sampel

snowball sampling atau bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang

sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang tax amnesty

dan kelompok khusus lainya yang di rahasiakan, dengan demikian penarikan sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sehingga presentase kelonggaran yang

digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian,

jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan

perhitungnya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan

rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai

berikut:

=
1 + N. (e)2
Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: umunya digunakan 1% atau 0,01, 5%

atau 0,05, dan 10% atau 0,1) (catatan dapat dipilih oleh peneliti).

Presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat

dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan

perhitungan sebagai berikut:

=
1 + N. (e)2

2.690

= 1 + 2.690(0,1)2

2.690

= 1 + 26.9 = 96,4 ; dibulatkan menjadi 97 responden.

Jadi, jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 97 orang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling dengan

menggunakan rumus slovin. Alasan pemilihan teknik ini adalah untuk mempermudah

proses pengambilan sampel.

3.6 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut (Sugiyono,
2014:58). Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menggunakan dua

variabel dalam penelitian, yaitu variabel independen (bebas) yang disimbolkan dengan

variabel X dan variabel dependen (terikat) yang disimbolkan dengan variabel Y.


Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel independen (variabel

bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen pada penelitian ini

yaitu tax amnesty (X1) sanksi pajak (X2). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

kepatuhan wajib pajak orang pribadi WPOP (Y). definisi operasional dari tax amnesty,

sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) dijabarkan sebagai berikut:

1. Tax Amnesty (X1)

Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang tidak dikenakan

sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara

mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan. Indikator dari tax amnesty (Sari,

2017) adalah:

a. Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan tax amnesty


b. Pembebasan dari sanksi administrasi & sanksi pidana
c. Tax amnesty diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan harta dalam
SPT dengan benar dan jujur
d. Bersedia mengungkapkan harta,utang dan nilai harta bersih dalam SPT
e. Tax amnesty dapat meringankan perpajakan melalui uang tebusan
f. Dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
g. Dilaksanakan untuk meningkatkan penerimaan pajak Negara
h. Mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

2. Sanksi Pajak (X2)


Sanksi perpajakan adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang

yang melanggar peraturan perpajakan dan juga sanksi perpajakan digunakan untuk

menciptakan kepatuhan Wajib Pajak. Indikator dari sanksi pajak (Ngadiman dan Huslin,

2015) adalah:

a. Sanksi pidana yang dikenakan tidak dapat ditolerin


b. Pengenaan sanksi sesuai dengan aturan
c. Sanksi pajak sebagai teguran Wajib Pajak
d. Penegakan hukum oleh aparat
e. Sarana mendidik Wajb Pajak
f. Tidak dapat ditoleransi
g. Mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

3. Kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP)

Kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) adalah perilaku Wajib Pajak yang taat

memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Adapun indikator yang mempengaruhi kepatuhan (WPOP) menurut (Supadmi, 2010)

sebagai berikut:

a. Pembayaran pajak tepat waktu


b. Perhitungan PPh
c. Kelengkapan dokumen perpajakan
d. Memenuhi kewajiban sebagai Wajib Pajak yang patuh
e. Mencari informasi tentang perpajakan mengenai batas waktu pembayaran
f. Mencari informasi tentang perpajakan mengenai tarif pembayaran.
Lebih jelasnya, operasionalisasi variabel dan spesifikasi alat ukur penelitian tersebut

dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2
Matriks Operasional Variabel

No. Variabel Dimensi Indikator Skala No.


Item

1. Tax mnesty 1. Perekonomian Tax Amnesty diukur Ordinal


(X1) nasional yang melalui :

Sari (2017) akan datang 1. Setiap Wajib Pajak 1


2. Pertumbuhan dan berhak mendapatkan

restrukturasi pengampunan pajak


ekonomi melalui 2. Pembebasan dari 2

pengalihan harta sanksi administrasi &


sanksi pidana
3. Tax amnesty diberikan 3

kepada Wajib Pajak


melalui pengungkapan

harta dalam SPT


dengan benar dan
jujur 4-6

4. Bersedia
mengungkapkan

harta,utang dan nilai


harta bersih dalam
SPT 7-8

5. Tax amnesty dapat


meringankan
perpajakan melalui
uang tebusan 9
6. Dilaksanakan untuk

mempercepat
pertumbuhan ekonomi 10-11

7. Dilaksanakan untuk
meningkatkan

penerimaan pajak
Negara 12
8. Mampu meningkatkan

tingkat kepatuhan

Wajib Pajak
Sambungan Tabel 3.2 Matriks Operasional Variabel

. 2. Sanksi 1. Undang-undang Sanksi pajak diukur Ordinal


Pajak perpajakan melalui :
(X2) 1. Sanksi pidana yang 1
(Ngadiman dikenakan tidak dapat

dan Huslin, ditolerin


2015) 2. Pengenaan sanksi 2

sesuai dengan aturan


3. Sanksi pajak sebagai 3
teguran Wajib Pajak

4. Penegakan hukum 4
oleh aparat

5. Sarana mendidik 5
Wajib Pajak 6
6. Tidak dapat

ditoleransi 7
7. Mampu meningkatkan

tingkat kepatuhan

Wajib Pajak

3. Kepatuhan 1. Karakteristik Kepatuhan Wajib Pajak Ordinal


Wajib tingkat diukur melalui :
Pajak kepatuhan pajak 1. Pembayaran pajak 1

(Y) tepat waktu


(Supadmi, 2. Perhitungan PPh 2&7

2010) 3. Kelengkapan 3
dokumen perpajakan

4. Memenuhi kewajiban 4
sebagai Wajib Pajak
yang patuh
5. Mencari informasi 5
tentang perpajakan

mengenai batas waktu


pembayaran
6. Mencari informasi 6

tentang perpajakan
mengenai tarif

pembayaran

Sumber : Data diolah tahun 2018

Indikator-indikator diatas baik variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)

menjadi dasar untuk membuat kuesioner. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif

(Sugiyono, 2014:133). Untuk keperluan analisis kuantitatif jawaban dapat diberi skor,

misalnya diberi skor dalam tabel di bawah ini:


Tabel 3.3
Skor Jawaban Pertanyaan Kuesioner Menurut Skala Likert
(Pernyataan Positif)
No Pilihan Bobot (Skor)
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu – Ragu 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2014:133)

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Kesahihan (validity) dan keandalan (reliability) suatu hasil penelitian tergantung

pada alat pengukur (instrument) yang digunakan dan data yang diperoleh. Jika alat ukur

yang digunakan tersebut tidak sahih dan tidak andal, maka hasilnya tidak menggambarkan

keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu diperlukan dua macam pengujian yaitu tes

kesahihan (test of validity) dan tes keandalan (test of reliability).

3.7.1 Uji Kesahihan atau Validitas (Validity)

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu

pernyataan dianggap sahih jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang

diungkapkan atau apa yang ingin diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2014:172), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur.


Kesahihan sangat berkaitan dengan ketepatan hasil pengukuran suatu alat ukur. Ada

dua langkah yang dapat ditempuh untuk memperoleh alat ukur yang sahih, yaitu: langkah

pertama, adalah dengan menentukan construct item-item berdasarkan konsep

operasionalisasi variabel beserta indikator-indikatornya, sehingga diperoleh alat ukur yang

memiliki kesesuaian dengan teori. Langkah kedua, adalah dengan analisis uji coba item
dengan menguji korelasi antar skor tiap item dengan skor total item. Uji validitas dilakukan

dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-

masing variabel. Selanjutnya dengan memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi,

Masrun dalam Sugiyono (2014:188) menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi

positif dengan kriterium (skor total) dan korelasinya tinggi, menunjukkan bahwa item

tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk memenuhi

syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3

maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Menurut Sugiyono (2014:250), untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya

hubungan yang telah dihitung dapat berpedoman pada ketentuan-ketentuan seperti yang

tertera pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000-0,199 Sangat Rendah


0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2014:250)

3.7.2 Uji Keandalan atau Reliabilitas (Reliability)


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan, keakuratan,

kestabilan, atau konsistensi sebuah kuesioner dalam mengungkap gejala tertentu dari

sekelompok individu. Setelah seluruh instrumen dalam penelitian ini diuji kesahihannya

dan dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji kehandalan atau reliabilitas

(reliability) untuk menguji keandalan dari instrumen penelitian. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha (a). Untuk melihat andal

tidaknya suatu konstruk atau variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60

(Ghozali, 2006:46).

3.8 Transformasi Data

Untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini dilakukan penyebaran

kuesioner kepada responden. Untuk setiap jawaban diberi skor dan skor yang diperoleh

mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Skor atau bobot nilai yang digunakan adalah

Sangat Sering, Sangat Baik, Sangat Sesuai, dan Sangat Setuju (5) sampai dengan Tidak

Pernah, Buruk Sekali, Tidak Sesuai, dan Tidak Setuju (1). Oleh karena itu seluruh variabel

yang berskala ordinal terlebih dahulu dinaikkan atau ditransformasikan tingkat

kepengukurannya ke tingkat interval melalui Method Of Successive Interval (Riduwan dan

Kuncoro, 2014:30), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap item pernyataan dalam kuesioner.


2. Untuk setiap item tersebut, tentukan berapa orang responden yang mendapatkan skor 1,
2, 3, 4, 5disebut frekuensi
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden disebut proporsi (P).
4. Hitung proporsi kumulatif (Pk).
5. Gunakan tabel normal, (Fd) yang sesuai dengan nilai Z.
6. Nilai densitas normal (Fd) yang sesuai dengan nilai Z.
7. Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban sebagai berikut:
( )− ( )

Nilai interval( )= ( )−( )

Keterangan:
Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit =Kepadatan batas atas
Area Under Upper Limit =Daerah di bawah batas atas
Area Under Lower Limit =Daerah di bawah batas bawah

8. Sesuai dengan skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya terkecil
(harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1 (satu).
Transformasi scale value = Y = SV + |SV min | + 1

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Asumsi Klasik


Asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier

berganda sebagai alat analisis telah memenuhi asumsi klasik pengujian terhadap asumsi

klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji

heterokedastisitas.

3.9.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel

(bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal

(Ghozali, 2013:160). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari

residualnya.

Menurut Ghozali (2013:163), dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Cara lain untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal adalah dengan

melakukan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan memasukkan nilai residual

dalam pengujian non parametrik. Jika nilai signifikansi signifikan, yaitu < 0,05, maka data

tidak terdistribusi secara normal.

3.9.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013:105). Apabila terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,

2013:106). Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas,

maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas, dan

demikian pula sebaliknya.

3.9.1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat grafik scaterplot antara variabel terikat (ZPRED) dan variabel bebas

(SRESID) (Ghozali, 2013:139), dengan dasar pemikiran bahwa:

1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas dan
dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9.2 Metode Analisis
3.9.2.1 Deskriptif

Analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran obyek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana data yang berlaku umum

(Sugiyono, 2014:22). Berdasarkan kategori skala likert, dapat diketahui bahwa bobot nilai

tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Tanggapan responden yang telah

diberi bobot kemudian dibuatkan distribusi frekuensi dan interpretasi meannya. Penyajan

data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi dimaksudkan sebagai upaya menyusun urutan

data ke dalam kelas-kelas interval untuk kemudian ditentukan jumlah (frekuensinya)

berdasarkan data yang sesuai dengan batas-batas interval kelas.

Langkah-langkah dimulai dari menetapkan jarak (range). Cara mengetahui range

adalah melalui selisih antara bobot nilai tertinggi dan bobot nilai terendah, yaitu 5 – 1 = 4.

Menurut Sudjana (2010: 47), untuk mengetahui panjang kelas (P) pada tiap interval kelas

dapat digunakan rumus sebagai berikut:

= = 5 = 0,8

Di mana:

P = Panjang Kelas

R = Range

b = Banyak Kelas
Berdasarkan nilai panjang kelas yang diperoleh sebesar 0,8 maka mean dari

tanggapan dikelompokkan berdasarkan interval atau batasannya, sebagaimana dapat dilihat

pada tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5
Dasar Interpretasi Skor Item dalam Variabel Penelitian
Nilai Skor Interpretasi

1,00 – 1,80 Sangat rendah


1,81 – 2,60 Rendah

2,61 – 3,40 Sedang


3.41 – 4,20 Tinggi
4,21 – 5,00 Sangat tinggi
Sumber: Sudjana (2010:47)

3.9.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu analisis yang

menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda

(multiple regression analysis) dan uji residual. Untuk keabsahan hasil analisis maka uji

instrumen penelitian dan uji asumsi klasik dilakukan terlebih dulu sebelum masuk pada uji

regresi. Pengolahan data menggunakan alat bantu aplikasi softare Statistical Product and

Service Solution (SPSS). Formulasi yang digunakan adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan :

Y = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP


α= Konstanta

β1, β2= Koefisien Regresi


X1= Tax Amnesty
X2= Sanksi Pajak
e = Error

3.9.3 Pengujian Hipotesis


3.9.3.1 Uji F

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi

pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013:98). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:

Ho: Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

Ha: Variabel-variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan angka probabilitas

signifikansi, yaitu:

5. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

6. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.9.3.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,

apakah variabel independen (X) benar-benar berpengaruh terhadap variabel dependen (Y)
secara terpisah atau parsial. Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis 1,2,3, dan 4.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

Ho: Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

Ha: Variabel-variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (Y).


Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka probabilitas

signifikansi, yaitu:

8. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

9. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

Terbentuknya Kota Palu sebagai salah satu pusat pemerintahan Sulawesi Tengah,

telah melalui perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan. Asal usul nama kota Palu adalah

kata Topalu'e yang artinya Tanah yang terangkat karena daerah ini awalnya lautan, karena

terjadi gempa dan pergeseran lempeng (palu koro) sehingga daerah yang tadinya lautan

tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu.

Pada tahun 1942, terjadi pengambilan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada

pihak Jepang. Pada masa Perang Dunia II, kota Donggala lah yang kala itu merupakan

ibukota Sulawesi Tengah dihancurkan oleh pasukan Sekutu maupun Jepang. Hal ini

mengakibatkan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kota Palu pada tahun 1950.

Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

1964, status Kota Palu sebagai ibukota ditingkatkan menjadi Ibukota Provinsi Daerah

Tingkat I Sulawesi Tengah. Kemudian pada tahun 1978, Kota Palu ditetapkan sebagai kota

administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978. Kini, berdasarkan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994 Kota Palu ditingkatkan statusnya menjadi

Kotamadya Palu.
Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai,

pegunungan, dan teluk. Kota Palu berbatasan langsung dengan wilayah Teluk Palu, yang

memiliki 8 kecamatan yaitu Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu selatan, Kecamatan

Palu Timur, Kecamatan Palu Utara, Kecamatan Mantikulore, Kecamatan Ulujadi,


Kecamatan Tatanga, dan Kecamatan Tawaeli, yang memiliki jumlah populasi penduduk

sebesar 342.754 jiwa.

4.1.2 Visi dan Misi Kota Palu

4.1.2.1 Visi :

Palu Kota Jasa Berbudaya dan Beradat Dilandasi Iman dan Takwa

4.1.2.2 Misi :

13. Pemetaan potensi sumber daya kota palu berbasis IT.


14. Peningkatan dan Pengembangan daya saing potensi sumberdaya manusia
15. Kelurahan Inovasi Unggul dan Mandiri berbasis Iptek bagi kemandirian ekonomi
kerakyatan
16. Rasionalisasi Birokrasi Pemerintah Kota Palu yang efisien dan efektif
berbasis budaya
17. Penataan dan Pengembangan Infrastruktur Kota berbasis wisata budaya
18. Revitalisasi nilai nilai budaya bangsa

4.2 Hasil Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan membagi kuesioner dan mengumpulkan data-

data pendukung lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber. Hasil pengumpulan data

dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu deskripsi kuesioner dan deskripsi responden

sebagai berikut:
4.2.1 Deskripsi Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang ikut dalam pelaksanaan tax

amnesty dan sanksi pajak di Kota Palu. Pengumpulan data dilakukan dengan membagi

kuesioner dan mengumpulkan data-data pendukung lainnya yang diperoleh dari berbagai

sumber. Berdasarkan sampel penelitian, maka responden seluruhnya berjumlah 97 Wajib

Pajak. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 25 April – 1 Mei 2018 yang

diantarkan langsung ke Wajib Pajak yang memenuhi sebagai sumber penelitian. Adapun

deskripsi kuesioner dalam penelitian ini seperti pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Deskripsi Kuesioner
Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner
Kuesioner
yang yang Tidak yang yang Dapat
yang Gugur
Disebar Kembali Kembali Diolah

97 - - 97 100% - - 97
Sumber: Data diolah tahun (2018)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa kuesioner yang disebar adalah

sebanyak 97 eksempler. Dan seluruh kuesioner telah kembali dan dapat diolah.

4.2.2 Deskripsi Responden

Data mengenai responden yang mengisi kuesioner terdiri dari: Pengusaha (31 orang),

PNS (12 orang), Wiraswasta (54 orang)

Tabel 4.2
Karakteristik Responden

No. Uraian Frekuensi


1. Pekerjaan:
a. Pengusaha 31
b. Wiraswasta 54

c. PNS 12

Total 97
2. Pendidikan Terakhir:
a. SMA/DIPLOMA 8
b. S1 77

c. S2/S3 12

Total 97

3. Usia:
< 30 66
< 31-40 18

< 41-50 7
>51 6

Total 97
4. Jenis Kelamin:
Laki-laki 75
Perempuan 22

Total 97
Sumber: Data diolah tahun 2018
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian bertujuan menguraikan hasil tabulasi jawaban dari

responden untuk tiap-tiap item pernyataan berdasarkan indikator-indikator yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya tentang metode penelitian. Untuk variabel tax amnesty

(X1) terdiri dari 12 item pernyataan, variabel sanksi pajak (X2) terdiri dari 7 item

pernyataan, dan variabel kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) terdiri dari 7 item

pernyataan. Ketiga variabel tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut:

4.3.1 Deskripsi Variabel Tax Amnesty (X1)

Variabel tax amnesty dalam penelitian ini terdiri dari 8 indikator, yaitu:

2 Setiap wajib pajak berhak mendapatkan pengampunan pajak;


3 Pembebasan dari sanksi administrasi & sanksi pidana;
4 Tax amnesty diberikan kepada WP melalui pengungkapan harta dalam SPT
dengan benar dan jujur;
5 Bersedia mengungkapkan harta,utang dan nilai harta bersih dalam SPT;
6 Tax amnesty dapat meringankan perpajakan melalui uang tebusan;
7 Dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi;
8 Dilaksanakan untuk meningkatkan penerimaan pajak Negara;
9 Mampu meningkatkan tingkat kepatuhan WP;

Kedelapan indikator tersebut diwakili oleh item pernyataan yang akan memberikan

gambaran mengenai variabel tax amnesty. Hasil tabulasi jawaban responden untuk
pernyataan-pernyataan tentang tax amnesty (X1) ditunjukkan pada lampiran II. Untuk

menentukan nilai dari setiap skor jawaban responden melalui tabulasi frekuensi, dapat

dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:


Tabel 4.3
Frekuensi Variabel Tax Amnesty (X1)

SANGAT SETUJU (5) SETUJU ( 4 ) RAGU-RAGU (3) TIDAK SETUJU ( 2 ) SANGAT TIDAK SETUJU ( 1 ) TOTAL

No Total skor Mean

N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N %

1 44 220 45 46 184 47 7 21 7 0 0 0 0 0 0 97 100 425 4.38

2 46 230 47 48 192 49 3 9 3 0 0 0 0 0 0 97 100 431 4.44

3 50 250 52 47 188 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 97 100 438 4.52

4 51 255 53 44 176 45 2 6 2 0 0 0 0 0 0 97 100 437 4.51

5 34 170 35 58 232 60 5 15 5 0 0 0 0 0 0 97 100 417 4.30

6 19 95 20 76 304 78 2 6 2 0 0 0 0 0 0 97 100 405 4.18

7 25 125 26 60 240 62 12 36 12 0 0 0 0 0 0 97 100 401 4.13

8 37 185 38 35 140 36 25 75 26 0 0 0 0 0 0 97 100 400 4.12

9 33 165 34 41 164 42 23 69 24 0 0 0 0 0 0 97 100 398 4.10

10 31 155 32 55 220 57 11 33 11 0 0 0 0 0 0 97 100 408 4.21

11 40 200 41 43 172 44 14 42 14 0 0 0 0 0 0 97 100 414 4.27

12 42 210 43 49 196 51 6 18 6 0 0 0 0 0 0 97 100 424 4.37

Rata-rata 1164 4998 4.29

Sumber: Data diolah tahun, 2018

Berdasarkan Pada tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa pernyataan yang memiliki

nilai tertinggi adalah item pernyataan nomor 3 “Saya bersedia melaporkan pengungkapan

harta saya dalam SPT dengan benar dan jujur”. Sebanyak 50 responden atau 52%

menjawab “sangat setuju”, 47responden atau 48% menjawab “setuju”, dan tidak ada

responden yang menjawab “ragu-ragu”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” dengan

total mean 4,52. Hasil ini memberi gambaran bahwa responden bersedia melaporkan

pengungkapan harta dalam surat pernyataan (SPT) dengan benar dan jujur. Dalam hasil

wawancara peneliti terhadap responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak sadar akan
kewajiban mereka untuk membayar pajak dengan benar dan jujur sebagai salah satu upaya

menjadi warga Negara yang baik.

Item pernyataan yang mendapatkan nilai terendah adalah item pernyataan nomor 9

“Saya sangat kurang setuju tax amnesty dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan

ekonomi”. Sebanyak 33 responden atau 34% menjawab “sangat setuju”, 41 responden atau

42% menjawab “setuju”, 23 responden atau 24% menjawab “ragu-ragu”, dan tidak ada

responden yang menjawab “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” dengan total mean
4,10. Hasil ini memberi gambaran bahwa responden kurang setuju tax amnesty

dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata (mean) dari skor keseluruhan yang diperoleh

yaitu sebesar 4.29. Sesuai dengan nilai skor interpretasi mean yang dijelaskan pada tabel

3.5, nilai 4,21-5,00 memiliki arti sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tax

amnesty berada pada kategori sangat tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

(WPOP) di Kota Palu.

4.3.2 Deskripsi Variabel Sanksi Pajak (X2)

Variabel sanksi pajak (X2) terdiri dari 7 indikator yaitu:

15.Sanksi pidana yang dikenakan tidak dapat ditolerin;


16.Pengenaan sanksi sesuai dengan aturan;
17.Sanksi pajak sebagai teguran Wajib Pajak;
18.Penegakan hukum oleh aparat;
19.Sarana mendidik Wajib Pajak;
20.Tidak dapat ditoleransi;
21.Mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak;

Indikator-indikator tersebut diwakili oleh pernyataan yang akan memberikan

gambaran mengenai variabel sanksi pajak. Hasil tabulasi jawaban responden untuk

pernyataan-pernyataan tentang sanksi pajak (X2) ditunjukkan pada lampiran II. Untuk
menentukan nilai dari setiap skor jawaban responden melalui tabulasi frekuensi, dapat

dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:


Tabel 4.4
Frekuensi Variabel Sanksi Pajak (X2)

SANGAT SETUJU ( 5 ) SETUJU ( 4 ) RAGU-RAGU (3) TIDAK SETUJU ( 2 ) SANGAT TIDAK SETUJU ( 1 ) TOTAL Total
No Mean

skor

N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N %

1 55 275 57 26 104 27 16 48 16 0 0 0 0 0 0 97 100 427 4.40

2 43 215 44 47 188 48 7 21 7 0 0 0 0 0 0 97 100 424 4.37

3 28 140 29 62 248 64 7 21 7 0 0 0 0 0 0 97 100 409 4.22

4 24 120 25 48 192 49 23 69 24 2 4 2 0 0 0 97 100 385 3.97

5 36 180 37 57 228 59 4 12 4 0 0 0 0 0 0 97 100 420 4.33

6 50 250 52 37 148 38 10 30 10 0 0 0 0 0 0 97 100 428 4.41

7 37 185 38 49 196 51 11 33 11 0 0 0 0 0 0 97 100 414 4.27

Rata-rata 679 2907 4.28

Sumber: Data diolah tahun, 2018

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa item pernyataan yang memiliki nilai

tertinggi adalah item pernyataan nomor 6 “Saya sangat setuju bahwa sanksi pajak harus

dikenakan kepada pelanggar pajak tanpa toleransi”. Sebanyak 50 responden atau 52%

menjawab “sangat setuju”, 37 responden atau 38% menjawab “setuju”, 10 responden atau

10% menjawab “ragu-ragu”, dan tidak ada responden yang menjawab “tidak setuju”, dan

“sangat tidak setuju” dengan total mean 4,41. Hasil ini memberi gambaran bahwa

responden merasa setuju bahwa sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggar pajak

tanpa adanya toleransi. Hal ini juga di dukung dengan hasil wawancara peneliti terhadap

responden yang memberikan tanggapan bahwa pengenaan sanksi pajak dapat dijadikan

sarana dan prasarana mendidik Wajib Pajak yang tidak patuh menjadi Wajib Pajak patuh.
Item pernyataan yang memiliki nilai terendah adalah item pernyataan nomor 4 “Saya

bersedia menerima penegakan hukum oleh aparat”. Sebanyak 24 responden atau 25%

menjawab “sangat setuju”, 48 responden atau 49% menjawab “setuju”, 23 responden atau

24% menjawab “ragu-ragu”, 2 responden atau 2% menjawab “tidak setuju”, dan tidak ada

responden yang menjawab “sangat tidak setuju” dengan total mean 3,97. Hasil ini memberi

gambaran bahwa responden kurang bersedia menerima penegakan hukum oleh aparat.
Berdasarkan tabel 4.4, nilai rata-rata (mean) dari skor keseluruhan yang diperoleh

yaitu sebesar 4.28. Sesuai dengan nilai skor interpretasi mean yang dijelaskan pada tabel

3.5, nilai 4,21-5,00 memiliki arti sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi

pajak berada pada kategori sangat tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

(WPOP) di Kota Palu.

4.3.3 Deskripsi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)

Variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam penelitian ini terdiri dari 6

indikator yaitu:

5. Pembayaran pajak tepat waktu;


6. Perhitungan PPh;
7. Kelengkapan dokumen perpajakan;
8. Memenuhi kewajiban sebagai WP yang patuh;
9. Mencari informasi tentang perpajakan mengenai batas waktu pembayaran;
10.Mencari informasi tentang perpajakan mengenai tarif pembayaran;

Setiap indikator terdiri dari beberapa pernyataan yang akan memberikan gambaran

tentang indikator dan pada akhirnya dapat memberikan gambaran mengenai variabel

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hasil tabulasi jawaban responden untuk

pernyataan-pernyataan tentang kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y) ditunjukkan pada

lampiran II. Untuk menentukan nilai dari setiap skor jawaban responden melalui tabulasi
frekuensi, dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Frekuensi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)

SANGAT SETUJU (5) SETUJU ( 4 ) RAGU-RAGU (3) TIDAK SETUJU ( 2 ) SANGAT TIDAK SETUJU ( 1 ) TOTAL
No Total skor Mean

N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N Skor Nilai % N %

1 62 310 64 35 140 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 97 100 450 4.64

2 59 295 61 38 152 39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 97 100 447 4.61

3 54 270 56 43 172 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 97 100 442 4.56

4 26 130 27 71 284 73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 97 100 414 4.27

5 26 130 27 69 276 71 2 6 2 0 0 0 0 0 0 97 100 412 4.25

6 38 190 39 48 192 49 11 33 11 0 0 0 0 0 0 97 100 415 4.28

7 64 320 66 32 128 33 1 3 1 0 0 0 0 0 0 97 100 451 4.65

Rata-rata 679 3031 4.46

Data diolah tahun, 2018

Sumber:

Berdasarkan Tabel 4.5 dijelaskan bahwa pernyataan yang memiliki nilai tertinggi

adalah pernyataan nomor 7 “Saya tahu perhitungan pajak penghasilan yang tidak benar

akan sangat merugikan negara”. Sebanyak 64 responden atau 66% menjawab “sangat

setuju”, 32 responden atau 33% menjawab “setuju”, 1 responden atau 1% menjawab “ragu-

ragu”, dan tidak ada responden yang menjawab “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”

dengan total mean 4,65. Hasil tersebut menggambarkan bahwa perhitungan pajak

penghasilan yang tidak benar akan sangat merugikan Negara. Hal ini juga di dukung oleh

hasil wawancara peneliti terhadap responden yang menyatakan bahwa perhitungan PPh
yang tidak benar/manipulasi akan sangat merugikan Negara apabila hal tersebut dilakukan

secara terus-menerus.

Item pernyataan yang memiliki nilai terendah adalah pernyataan nomor 5 “Saya

berusaha mencari tahu informasi mengenai batas waktu pembayaran dan penyetoran

pajak”. Sebanyak 26 responden atau 27% menjawab “sangat setuju”, 69 responden atau

71% menjawab “setuju”, 2 responden atau 2% menjawab “ragu-ragu”, dan tidak ada

responden yang menjawab “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” dengan total mean
4,25. Hasil tersebut menggambarkan bahwa responden kurang ingin mencari tahu

informasi mengenai batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak.

Berdasarkan tabel 4.5, nilai rata-rata (mean) dari skor keseluruhan yang diperoleh

yaitu sebesar 4.46. Sesuai dengan nilai skor interpretasi mean yang dijelaskan pada tabel

3.5, nilai 4,21-5,00 memiliki arti sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa wajib

pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu berada pada kategori sangat tinggi.

4.4 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Bagian ini akan menguraikan mengenai hasil uji kesahihan atau validitas (validity)

dan uji kehandalan atau reliabilitas (reliability) masing-masing variabel dalam penelitian

ini.

4.4.1 Uji Kesahihan atau Validitas (Validity)

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu

pernyataan dianggap sahih jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang

diungkapkan atau apa yang ingin diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2016:178), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Uji kesahihan dilakukan dengan cara menghitung korelasi

antara masing-masing pertanyaan/pernyataan (item) dengan skor konstruknya. Uji validitas

penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 25.0.
4.4.2 Tax Amnesty

Variabel Tax Amnesty (X1) diwakili dengan 12 item pernyataan. Keseluruhan item

yang diukur dinyatakan valid karena koefisien korelasi (r-hitung) seluruh item pernyataan
yang diperoleh lebih besar dari nilai (r-kritis) atau lebih besar dari 0,3, mengacu pada

pendapat Sugiyono (2014:178). Hasil uji validitas variabel tax amnesty dapat dilihat pada

tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Pengujian Validitas Tax Amnesty (X1)
Item
r-hitung r-kritis Status
Pernyataan
1 0,396 0,3 Valid
2 0,450 0,3 Valid
3 0,427 0,3 Valid
4 0,567 0,3 Valid
5 0,443 0,3 Valid
6 0,548 0,3 Valid
7 0,439 0,3 Valid
8 0,529 0,3 Valid
9 0,354 0,3 Valid
10 0,400 0,3 Valid
11 0,458 0,3 Valid
12 0,432 0,3 Valid
Sumber: Data diolah tahun 2018 (Lampiran III)

Hasil pengujian validitas untuk instrumen yang digunakan dalam variabel tax

amnesty dapat dilihat pada tabel 4.6. hasilnya menunjukan bahwa semua indikator

pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih

besar dari rkritis yaitu 0,3. Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah valid.
4.4.3 Sanksi Pajak

Variabel Sanksi Pajak (X2) diwakili dengan 7 item pernyataan. Keseluruhan item

yang diukur dinyatakan valid karena koefisien korelasi (r-hitung) seluruh item pernyataan

yang diperoleh lebih besar dari nilai (r-kritis) atau lebih besar dari 0,3, mengacu pada

pendapat Sugiyono (2014:178). Hasil uji validitas variabel sanksi pajak dapat dilihat pada

tabel 4.7 sebagai berikut:


Tabel 4.7
Hasil Pengujian Validitas Sanksi Pajak (X2)
Item
r-hitung r-kritis Status
Pernyataan
1 0,590 0,3 Valid
2 0,684 0,3 Valid
3 0,526 0,3 Valid
4 0,497 0,3 Valid
5 0,493 0,3 Valid
6 0,518 0,3 Valid
7 0,543 0,3 Valid
Sumber: Data diolah tahun 2018 (Lampiran III)

Hasil pengujian validitas untuk instrumen yang digunakan dalam variabel sanksi

pajak dapat dilihat pada tabel 4.7. hasilnya menunjukan bahwa semua indikator pertanyaan

yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari

rkritis yaitu 0,3. Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah valid.

4.4.4 Kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi (Y)

Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) diwakili dengan 7 item

pernyataan. Keseluruhan item yang diukur dinyatakan valid karena koefisien korelasi (r-

hitung) seluruh item pernyataan yang diperoleh lebih besar dari nilai (r-kritis) atau lebih

besar dari 0,3, mengacu pada pendapat Sugiyono (2014:178). Hasil uji validitas variabel

kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Pengujian Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
Item
r-hitung r-kritis Status
Pernyataan
1 0,806 0,3 Valid
2 0,685 0,3 Valid
3 0,707 0,3 Valid
4 0,353 0,3 Valid
5 0,322 0,3 Valid
6 0,644 0,3 Valid
7 0,425 0,3 Valid

Sumber: Data diolah tahun 2018 (Lampiran III)


Hasil pengujian validitas untuk instrumen yang digunakan dalam variabel kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi dapat dilihat pada tabel 4.8. hasilnya menunjukan bahwa semua

indikator pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi

yang lebih besar dari rkritis yaitu 0,3. Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah

valid.

4.4.2 Uji Kehandalan atau Reliabilitas (Reliability)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan, keakuratan,

kestabilan, atau konsistensi sebuah kuesioner dalam mengungkap gejala tertentu dari

sekelompok individu. Setelah seluruh instrumen dalam penelitian ini diuji kesahihannya

dan dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji kehandalan atau reliabilitas

(reliability) untuk menguji keandalan dari instrumen penelitian. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha (a). Untuk melihat andal

tidaknya suatu konstruk atau variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60

(Ghozali, 2006:46). Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka semua pernyataan dalam

penelitian ini dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Uji

reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for

windows versi 25.0. Hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan variabel dapat dilihat pada

tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Reliabilitas

Jumlah
Cronbach
No Variabel Item Keterangan
Alpha
Pernyataan

1. Tax Amnesty 12 0,632 Reliabel

2. Sanksi Pajak 7 0,609 Reliabel


Kepatuhan Wajib Pajak
3. 7 0,645 Reliabel
Orang Pribadi
Sumber: Data diolah tahun 2018 (Lampiran III)
4.6 Transformasi Data

Setelah dilakukan analisis instrumen penelitian dengan melaksanakan uji validitas

dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan transformasi data. Transformasi data ini dilakukan

dengan Method Of Successive Internal (MSI) untuk menaikkan tingkat pengukuran dari

skala ordinal ke interval dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2016 yang

hasilnya dapat dilihat pada lampiran (lampiran IV).

4.7 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah koefisien regresi

yang didapatkan dapat diterima, serta menghindari kemungkinan adanya pelanggaran

asumsi klasik yang merupakan asumsi dasar dalam analisis regresi. Adapun uji asumsi

klasik dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS for windows versi 25.0.

4.7.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel

yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Hasil analisis uji

normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:


Sumber: Output
SPSS for windows versi 25.0, berdasarkan data hasil penelitian, 2018

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot (Gambar 4.1),

dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pada normal plot terlihat titik menyebar

disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati dari garis diagonal. Grafik ini

menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji One Sample Kolmogorof dengan menggunakan One Sample Kolmogorof

Smirnov-Test (nilai α =5%). Pemilihan One Sample Kolmogorof Smirnov-Test sebagai alat

ukur normalitas bertujuan untuk mengetahui nilai signifikannya. Nilai signifikan dari

pengujian One Sample Kolmogorof Smirnov – Test lebih dari 0,05 maka data mempunyai

distribusi normal (Ghozali, 2013:163). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (KS)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 3,16836529

Most Extreme Differences Absolute ,064

Positive ,053

Negative -,064

Test Statistic ,064

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: output SPSS for windows versi 25.0 , berdasarkan data hasil penelitian,2018.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-

Smirnov diperoleh nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 atau lebih dari 0,05 yang

berarti bahwa residual terdistribusi secara normal.


4.7.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013:105). Apabila terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,

2013:106). Berdasarkan hasil analisis data (output) dengan bantuan program komputer

SPSS for windows versi 25.0, dapat dilihat hasil uji multikolinearitas yang menunjukkan

nilai VIF untuk masing-masing variabel independen seperti pada tabel 4.11 sebagai

berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig. Correlations Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Beta Zero- Partial Part Tolerance VIF

Error order

(Constant) 6,332 2,571 2,463 ,016

X1 ,153 ,067 ,225 2,289 ,024 ,305 ,230 ,215 ,919 1,088

X2 ,286 ,099 ,283 2,886 ,005 ,347 ,285 ,272 ,919 1,088

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Output SPSS for windows versi 25.0, berdasarkan data hasil penelitian, 2018

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tolerance dari semua variabel memiliki nilai

yang lebih besar dari 0,10 dan VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-
variabel penelitian dalam model regresi tidak menunjukkan adanya gejala

multikolonieritas.

4.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat grafik scaterplot antara variabel terikat (ZPRED) dan variabel bebas

(SRESID) (Ghozali, 2013:139) dengan dasar pemikiran bahwa:

5. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
6. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas dan
dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Output SPSS for windows versi 25.0, berdasarkan data hasil penelitian,
2018

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model

regresi layak untuk digunakan.

4.8 Hasil Analisis

4.8.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel

dependen dapat diprediksi melalui dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor. Penelitian ini mencoba untuk melihat seberapa besar pengaruh tax amnesty, dan

sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.

Berdasarkan output program SPSS for windows versi 25.0, (Lampiran V), terlihat hasil

regresi berganda sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Regresi Berganda

Variabel Koefisien
No. t-hitung Sig. r-parsial
Independen Regresi

1. X1 0,153 2,289 0,024 0,230


2. X2 0,286 2,886 0,005 0,285

Konstanta = 6,332 Fhitung = 9,426 Sig. F = 0,000


R.Square = 0,167
Multiple-R = 0,409 Adjusted R Square = α = 0,05
0,149
Sumber: Data diolah tahun 2018

Berdasarkan nilai-nilai koefisien regresi yang diperoleh dari hasil analisis regresi

linier berganda di atas, maka persamaan model regresi yang menggambarkan pengaruh tax

amnesty, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) adalah

sebagai berikut:

Y = 6,332 + 0,153X1 + 0,286X2 + e


Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh hasil bahwa variabel tax amnesty (X1)

dan sanksi pajak (X2) memiliki koefisien regresi dengan arah positif. Hal ini berarti bahwa

tax amnesty dan sanksi pajak akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak orang

pribadi WPOP di Kota Palu.

Koefisien korelasi (Multiple R) bertujuan untuk mengetahui derajat atau tingkat

keeratan hubungan antara keseluruhan variabel independen. Nilai koefisien korelasi (R)

dalam penelitian ini sebesar 0,409 atau 40,9% yang berarti bahwa hubungan korelasi antara
variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,409 atau 40,9%.

Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi Sugiyono (2014:250),maka dapat

disimpulkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi (WPOP) adalah sedang. Secara lebih ringkas dapat dilihat pada bab 3, tabel 3.4.

Besarnya pengaruh variabel independen secara keseluruhan, ditunjukkan oleh nilai

adjusted R Square yaitu sebesar 0,149. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa secara

keseluruhan, pengaruh variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y)

adalah sebesar 0,149 atau 14,9%. Sedangkan sisanya 100% - 14,9% = 85,1% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.9 Hasil Pengujian Hipotesis

4.9.1 Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen (X) secara

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Berdasarkan hasil uji ANOVA (Analysis of Varian) atau F test diperoleh nilai Fhitung

sebesar 9,426> Ftabel sebesar 3,09 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari taraf

ketidakpercayaan (0,000< 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diartikan bahwa

tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi (WPOP) sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tax amnesty

dan sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

(WPOP) dapat diterima.


4.9.2 Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen, secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui apakah jika secara terpisah, masing-masing variabel independen masih

memberikan kontribusi secara signifikan terhadap variabel independen (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji t dari tiga variabel bebas yang

dimaksudkan dalam model regresi terlihat bahwa:

2. Variabel tax amnesty (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2,289> ttabel sebesar 1,985

dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf kepercayaan 5% yaitu 0,024<

0,05. Maka dari itu, secara parsial variabel tax amnesty (X1) berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y), artinya dengan

dilaksanakanya tax amnesty maka tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi

semakin tinggi. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis kedua dari penelitian ini,

dimana tax amnesty berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi (WPOP) dapat diterima.

3. Variabel sanksi pajak (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,886> ttabel sebesar

1,985 dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf kepercayaan 5% yaitu

0,005< 0,05. Maka dari itu, secara parsial variabel sanksi pajak (X2)

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y),

artinya dengan dilaksanakanya sanksi pajak maka tingkat kepatuhan wajib pajak

orang pribadi akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis
kedua dari penelitian ini dimana sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi WPOP dapat di terima.


4.9.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh pelaksanaan tax amnesty dan

sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu maka ada

beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

4.9.3.1 Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)

Berdasarkan uji simultan (Uji F) yang dilakukan, hasil tax amnesty dan sanksi pajak

secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hasil

tersebut menggambarkan bahwa ada pengaruh searah antara tax amnesty dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini diperkuat oleh jawaban responden

dengan mean tertinggi yang menunjukkan bahwa variabel penelitian ini mempunyai

pengaruh untuk terjadinya kepatuhan wajib pajak orang prbadi (WPOP). Variabel tax

amnesty pada tabel 4.3 dengan mean tertinggi 4.52 pada pernyataan nomor 3, menunjukkan

bahwa wajib pajak bersedia melaporkan pengungkapan harta dalam SPT dengan benar dan

jujur. Artinya, bahwa Wajib Pajak lebih terbuka dan bersedia mengungkapkan harta yang

mereka miliki dengan benar dan jujur. Variabel sanksi pajak pada tabel 4.4 dengan mean

tertinggi 4.41 pada pernyataan nomor 6, menunjukkan bahwa sanksi pajak harus dikenakan

kepada pelanggar pajak tidak dapat ditoleransi. Hal ini sejalan dengan teori deontology yaitu

kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak tidak bisa di tawar lagi karena ini merupakan

suatu keharusan. Artinya, bahwa terdapat tuntutan sanksi yang tidak dapat ditoleransi.

Pelaksanaan tax amnesty dan sanksi pajak dalam penelitian ini bermakna sebagai sebuah
tindakan untuk meningkatkan tingkat pendapatan di sektor perpajakan yang berdasarkan

Undang-Undang perpajakan. Bahwa dalam pelaksanaan tax amnesty dan sanksi pajak
mampu meningkatkan tingkat pendapatan daerah khususnya Kota Palu di bandingkan

dengan apa yang telah terjadi tahun sebelumya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusmadi (2017)

dimana hasilnya menunjukkan bahwa tax amnesty dan sanksi pajak berpengaruh secara

simultan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Tax amnesty dan sanksi pajak merupakan

faktor yang penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP).

Pelaksanaan tax amnesty yang baik akan memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi

kewajibannya. Jika seseorang telah mengetahui dan memahami tentang tax amnesty maka

akan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dikarenakan tax amnesty

mampu menghapus pajak yang seharusnya terhutang dengan cara mengungkapkan harta, dan

membayar uang tebusan. Wajib Pajak yang mempunyai pemahaman pajak akan mengetahui

akibatnya bila ia tidak patuh, yaitu mendapatkan sanksi pajak. Hal ini juga di dukung oleh

penelitian yang dilakukan Ngadiman&Huslin (2015), yang menyatakan selain tax amnesty

yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Sanksi pajak juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan

merupakan alat untuk mencegah Wajib Pajak melanggar peraturan pajak, penerapan sanksi

pajak berguna untuk memberi efek jera kepada Wajib Pajak yang melanggar norma

perpajakan. Dalam hal ini, untuk menghindari sanksi pajak, dapat diukur dari tingkat

kepatuhan yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memiliki tingkat kepatuhan

yang tinggi, maka dapat mengetahui dan memahami perpajakan dengan baik dan benar,

sehingga terhindar dari sanksi perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang dapat

menghindari sanksi pajak termasuk Wajib Pajak yang patuh.


4.9.3.2 Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)

Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh menunjukkan bahwa tax amnesty berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal ini diperkuat dengan

jawaban responden pada mean tertinggi yaitu 4.52 dalam pernyataan kuesioner nomor 3

“saya bersedia melaporkan pengungkapan harta saya dalam SPT dengan benar dan jujur”,

artinya Wajib Pajak secara terbuka dan langsung mengungkapkan hartanya dengan benar

dan jujur tanpa harus memanipulasi data yang ada, momentum tax amnesty merupakan

kesempatan baik bagi Wajib Pajak yang belum mengungkapkan semua harta dan

penghasilannya yang diperoleh selama ini melalui pembayaran uang tebusan yang lebih

kecil dibandingkan dengan tarif pajak biasa (Sakti dan Hidayat, 2017:5). Hal ini

menunjukkan bahwa tax amnesty dapat menguntungkan bagi Wajib Pajak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden ketika melakukan

penelitian, sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti

peraturan dan program perpajakan yang berlaku kuhusunya tax amnesty sehingga mereka

bisa memahami perpajakan dengan baik dan benar. Beberapa responden juga menyatakan

bahwa sudah sepantasnya sebagai Wajib Pajak harus mengetahui hak dan kewajiban

perpajakannya, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat

besar.

Menurut teori kebijakan tax amnesty yang di ambil oleh pemerintah dapat

meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak apabila pemahaman tax amnesty terpenuhi

maka, terdapat dua hal yaitu pertama menyangkut aspek perpajakan, dan yang kedua

terkait perekonomiaan Indonesia (Sakti dan Hidayat, 2017:4). Dengan demikian hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari (2017) pada KPP Pratama

Surabaya Tegalsari dimana hasilnya menunjukkan bahwa tax amnesty berpengaruh


signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal ini

berarti semakin tinggi pemahaman tax amnesty seseorang akan semakin meningkatkan

tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Apabila pemahaman tax amnesty

rendah, maka kepatuhan Wajib Pajak mengenai tax amnesty juga rendah. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini sejalan pula dengan

penelitian yang di lakukan Suyanto, Intansari, dan Endahjati (2016).

4.9.3.3 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)

Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh menunjukkan bahwa sanksi pajak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hal ini diperkuat dengan

jawaban responden pada mean tertinggi yaitu 4.41 dalam pernyataan kuesioner nomor 6

“saya sangat setuju bahwa sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggar pajak tanpa

adanya toleransi”, artinya bahwa terdapat tuntutan sanksi yang tidak dapat ditoleransi. Hal

ini sejalan dengan teori deontology yaitu kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak,

karena dalam teori deontology kewajiban itu tidak bisa di tawar lagi hal ini merupakan

suatu keharusan bagi Waji Pajak.

Hal ini jugag menggambarkan bahwa Wajib Pajak di Kota Palu telah memiliki

pemahaman sanksi perpajakan yang cukup memadai. Pemahaman perpajakan adalah

semua hal tentang perpajakan yang dimengerti dengan baik dan benar oleh Wajib Pajak

terkait pengisian SPT yaitu membayar besarnya jumlah pajak yang terutang sesuai dengan

ketentuan perpajakan, melakukan pembayaran dan penyetoran tepat waktu, serta

melaporkan besarnya pajak terutang di tempat Wajib Pajak terdaftar.


Widodo dalam Rahayu (2010:16) mengemukakan bahwa jika angka kepatuhan,

pemahaman dan sanksi pajak tinggi maka secara otomatis akan berdampak pada tingginya
penerimaan pajak sehingga meningkatkan tingkat penerimaan APBN di suatu Negara.

Pemahaman sanksi pajak sangat penting dimiliki oleh Wajib Pajak. Hal tersebut sesuai

dengan sistem yang berlaku di Indonesia yaitu self assessment system yang mewajibkan

Wajib Pajak mengetahui dan memahami segala alur pemenuhan kewajiban perpajakannya

mulai dari tahap awal yaitu menghitung, membayar, sampai dengan melaporkan kewajiban

perpajakannya. Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan sistem ini adalah kesadaran

Wajib Pajak, kejujuran Wajib Pajak, hasrat untuk membayar pajak atau tax mindness

Wajib Pajak dan tax decipline Wajib Pajak dalam melaksanakan aturan perundang-

undangan perpajakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2011) di

mana hasilnya menunjukkan sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi (WPOP). Didukung pula dengan hasil penelitian yang dilakukan

Ngadiman dan Huslin (2015) menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Semakin berat sanksi yang diberikan maka

akan semakin merugikan Wajib Pajak, sehingga sanksi pajak diduga akan berpengaruh

terhadap tingkat kepatuhan formal Wajib Pajak.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil

penelitian ini sejalan dengan teori deontology dan hasil penelitian yang dilakukan Utami

(2011), dan Ngadiman&Huslin (2015).


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh pelaksanaan tax

amnesty, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota

Palu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

3. Pelaksanaan tax amnesty, sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi

(WPOP) di Kota Palu memiliki interprestasi yang sangat baik. Hal ini dibuktikan

dengan Wajib Pajak telah mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Palu untuk mengikuti program tax amnesty, dengan cara

mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan.

4. Tax amnesty dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.

5. Tax amnesty secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.

6. Sanksi pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi (WPOP) di Kota Palu.


5.2 Saran-saran

Adanya sejumlah keterbatasan dalam penelitian ini serta hasil pengamatan dan

pengetahuan yang diperoleh peneliti pada saat penelitian, maka peneliti menyarankan hal-

hal berikut:

3. Bagi pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palu melakukan sosialisasi

disetiap wilayah Kota Palu mengenai perpajakan khususnya program tax

amnesty agar dipahami oleh Wajib Pajak.

4. Penelitian selanjutnya yang akan meneliti pada permasalahan yang sama,

diharapkan agar meneliti variabel-variabel lain seperti sunset policy,

pengetahuan perpajakan, dan pelayanan fiskus.

5.3 Kerbatasan Penelitian

3. Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan,

maka keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu responden sulit ditemui

dikarenakan faktor sampel yang digunakan adalah metode nonprobability

sampling yaitu snowball sampling dimana teknik pengambilan sampel ini

berdasarkan wawancara atau korespondensi terlebih dahulu. Metode ini meminta

informasi dari sampel pertama untuk mendapat sampel berikutnya, demikian

seacara terus-menerus sehingga kebutuhan sampel dapat terpenuhi. Metode

pengambilan sampel snowball sampling ini sangat cocok untuk penelitian

mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan tingkat privasi yang cukup
tinggi, misalnya penelitian tentang tax amnesty dan kelompok khusus lainya

yang sangat dirahasiakan.


2. Ada beberapa responden yang enggan diwawancarai. Adapun sedikit wawancara

terhadap beberapa pihak namun, karena keterbatasan waktu penelitian, peneliti

hanya wawancara ke beberapa responden saja dan pihak terkait sebagai awal

dari info penelitian. .


DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pajak. 2015. Refleksi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. 5 Maret 2017. Melalui
<http://www.pajak.go.id/content/article/refleksi-tingkat-kepatuhan-wajib-pajak>.
[05/03/2017] [14;39].

Faisal, Eddy. 2016. Memahami Amnesti Pajak Dengan Cerdas & Lengkap. Cetakan Pertama,
Buku Pintar Indonesia, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.

Hutagaol, John dkk. 2008. Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.

Kusuma, Chandra Kartika. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman Peraturan
Perpajakan Serta Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
(Studi Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakn Wonosobo). E-jounal Vol. IX, (05), 2014 ISSN: 212-224, Universitas Negri
Yogyakarta.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta

Ngadiman dan Huslin, Daniel. 2015. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty , dan Sanksi Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. (Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kembangan). E-journal Vol. X1X, (02), 2015 ISSN: 225-241Universitas Tarumanagara,
Jakarta.

Rahayu, Kurnia Siti dan Suhayati, Ely. 2010 Perpajakan teori dan teknis perhitungan. Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rahayu, Kurnia Siti. 2010 Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek formal. Penerbit Graha
Ilmu, Yogyakarta.

Rusmadi. 2017. Pengaruh Tax Amnesty dan Sanksi pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Jurnal Ilmiah Indonesia, vol. 02, (03), 2017 ISSN: 2541-0849, ISSN Online: 2548-1398.

Ragimun. 2014. Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di Indonesia. Badan
Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Resmi, Siti. 2017 Perpajakan teori dan kasus. Edisi ke-10. Buku ke-1. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta
Sudjana. 2010. Metode Statistika Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung

Soemitro, Rochmat 2010. Asas dan Dasar Perpajakan. Penerbit Refika Aditama, Jakarta.

Soemitro, Rochmat 2016. Asas dan Dasar Perpajakan. Penerbit Refika Aditama, Jakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Delapan Belas. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Delapan Belas. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sakti, Wira Nufransa & Hidayat, Asrul . 2016. Tax Amnesty Itu Mudah Stimulasi dan Praktik
Pengampunan Pajak. Penerbit Visi Media Pustaka, Jakarta.

Sari P. A. Viega. 2017. Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 06, (02), 2017
ISSN 2460-058.

Suyanto, Intansari A. L. P Pasca dan Endahjati, Supeni. 2016, Tax Amnesty. Jurnal Akuntansi,
Volume 04, (02). 2016 ISSN Print: 2088-768X, ISSN Online: 2540-9646.

Supadmi. 2010. “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas”. Jurnal

Akuntansi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Volume 08, (03). 2010 ISSN
Print: 347-352

Utami, Dwi Thia. 2011. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang
Ulu. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.10, (03), 2011 ISSN 2300-2315

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Aturan Perpajakan.
Undang Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.

Waluyo. 2012. Perpajakan Indonesia. Edisi keseblas, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Wikepedia. 2012 Kota Palu Sulawesi Tengah. Melalui: <http:id.m.wikipedia.org.>. [20/06/2018]

[15.40].
Wikepedia. 2014. Etika-deontologi. Melalui: <http:id.m,Wikipedia.org> [20/08/2018] [11.15].
KUESIONER PENELITIAN

“Pengaruh Pelaksanaan Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi di Kota Palu”.

Nama Peneliti : Ega Nurmagfira Hamsari


Fakultas/Jurusan : Ekonomi Akuntansi No.
Stambuk : C 301 14 223 Program Studi : Strata
Satu (S1) 1. Pengantar

Yang Terhormat Bapak / Ibu


Di –

Tempat

Dalam Kesibukkan bapak/Ibu, perkenankan saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk

mengisi kuesioner penelitian ini. Peneitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan studi saya

di Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi pertanyaan yang ada

secara jujur dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dalam instansi. Keakuratan dan

keobjektifan jawaban sangat membantu kualitas dan kesemurnaan hasil penelitian ini. Oleh

karena itu, saya memberikan waktu kepada Bapak/Ibu (responden) untuk mengisi kuesioner ini

selama 1 minggu. Kerahasiaanya dijamin dan tidak ada unsur-unsur lain dalam peneitian

ini.

Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam berpartisipasi mengisi kuesioner ini, saya ucapkan

terima kasih.

Hormat Saya,
Ega Nurmagfira Hamsari

4. Petunjuk Pengisian

Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap paling benar dan sesuai dengan kondisi

yang ada.
b. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda :

SS : Jika SANGAT SETUJU

S : Jika SETUJU

RR : Jika RAGU-RAGU

TS : Jika TIDAK SETUJU

STS : Jika SANGAT TIDAK SETUJU

c. Baca kembali penjelasan dan maksud dari suatu pertanyaan untuk memastikan tidak ada

pertanyaan yang tidak terisi.

4. Identitas Responden

a. Nama Responden : ...............................

b. No. HP : …………………..

c. Pekerjaan : …………………..

d. Golongan : ...............................

e. Umur : ................................

f. Pendidikan Terakhir : ( ) SMA ( ) Akademi D3

( ) Sarjana/S1 ( ) S2/S3

( ) Lain-lain. Sebutkan

g. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan

h. Jenis Usaha (jika ada) : ( )Perdagangan ( )Jasa ( )Industri

i. Usaha : Tanda Tangan


(........................................)
Daftar Pernyataan Untuk Variabel (X1) Tax Amnesty (Pengampunan Pajak)

ALTERNATIF
PERNYATAAN JAWABAN
No.

SS S RR TS STS

1. Saya berhak untuk terlibat dalam tax amnesty atau


pengampunan pajak

2. Saya bersedia bebas dari sanksi administrasi & sanksi


pidana

3. Saya bersedia melaporkan pengungkapan harta saya


dalam SPT dengan benar dan jujur

4. Saya bersedia mengisi surat pernyataan untuk


mengungkapkan harta.

5. Saya bersedia mengisi surat pernyataan untuk


mengungkapkan utang.

6. Saya bersedia mengisi surat pernyataan untuk


mengungkapkan nilai harta bersih.

7. Saya bersedia mengisi surat pernyataan untuk


mengungkapkan pembayaran uang tebusan.

8. Saya sangat setuju bahwa kebijakan tax amnesty peluang


untuk saya mendapatkan keringanan dalam perpajakan
dengan membayar uang tebusan.

9. Saya sangat setuju tax amnesty dilaksanakan untuk


mempercepat pertumbuhan ekonomi

10. Saya sangat setuju tax amnesty dilaksanakan untuk


meningkatkan penerimaan pajak Negara

11. Saya sangat setuju tax amnesty dilaksanakan untuk


mendorong reformasi perpajakan menuju system
perpajakan yang lebih berkeadilan

12. Saya merasa dengan dilaksanakanya program tax


amnesty mampu meningkatkan tingkat kepatuhan wajib
pajak

Daftar Pernyataan Untuk Variabel (X2) Sanksi Pajak

ALTERNATIF
PERNYATAAN JAWABAN
No.

SS S RR TS STS

1. Saya merasa sanksi pidana yang dikenakan agar norma


perpajakan dipatuhi tidak dapat ditoleransi

2. Saya bersedia pengenaan sanksi pajak sesuai dengan


aturan
3. Saya bersedia menerima sanksi pajak sebagai teguran
membayar pajak tepat pada waktunya

4. Saya bersedia menerima penegakan hukum oleh aparat

5. Saya sangat setuju pengenaan sanksi sebagai salah satu


sarana mendidik wajib pajak

6. Saya sangat setuju bahwa sanksi pajak harus


dikenakan kepada pelanggar pajak tanpa toleransi

7. Saya merasa dengan dilaksanakan sanksi pajak mampu


meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak

Daftar Pernyataan Untuk Variabel (Y) Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

ALTERNATIF
No. PERNYATAAN JAWABAN

SS S RR TS STS

1. Saya bersedia membayar pajak yang terhutang tepat


pada waktunya

2. Saya bersedia menghitung PPh dengan benar

3. Saya bersedia melengkapi dan mengisi kelengkapan


dokumen pajak secara lengkap dan jelas.

4. Saya secara sukarela mendaftarkan sendiri sebagai


wajib pajak untuk memenuhi kewajiban sebagai warga
negara yang baik.
5. Saya berusaha mencari tahu informasi mengenai batas
waktu pembayaran dan penyetoran pajak

6. Saya berusaha mencari tahu informasi mengenai tarif


dan cara membayar pajak

7. Saya tahu perhitungan pajak penghasilan yang


tidak benar akan sangat merugikan Negara
Lampiran II Tabulasi
Jawaban Kuesioner
TABULASI JAWABAN
KUESIONER UNTUK
VARIABEL TAX AMNESTY
(X1)

No. Urut Skor Item Pertanyaan

Respond
en 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 54
2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 57
3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 55
4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 58
5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 57
6 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 54
7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 50
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
11 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 51
12 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 53
13 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 50
14 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 54
15 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
16 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 53
17 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
18 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 53
19 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 55
20 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 54
21 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 54
22 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 3 4 52
23 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 52
24 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 54
25 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 3 44
26 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 47
27 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 51
28 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 51
29 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
30 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 47
31 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 54
32 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 51
33 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 56
34 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
35 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 54
36 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 53
37 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 56
38 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
39 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 54
40 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 54
41 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 55
42 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 59
43 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 3 44
44 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 47
45 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 51
46 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 51
47 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
48 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 47
49 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 54
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
51 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 46
52 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
53 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 48
54 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 47
55 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 50
56 5 4 4 5 5 4 5 3 4 3 4 4 50
57 5 5 5 4 5 5 4 3 3 4 3 4 50
58 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
59 5 5 5 3 3 4 3 5 3 5 3 4 48
60 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 50
61 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 3 51
62 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 47
63 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 5 50
64 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 54
65 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 48
66 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 51
67 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 51
68 4 4 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 51
69 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 57
70 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 3 49
71 4 4 5 5 4 4 4 5 3 5 3 4 50
72 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47
73 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 50
74 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 51
75 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 48
76 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 49
77 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 57
78 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 53
79 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 3 44
80 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
81 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 52
82 5 5 5 5 4 5 3 4 5 3 4 5 53
83 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 51
84 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 51
85 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
86 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 47
87 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 52
88 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 51
89 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 55
90 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 57
91 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 51
92 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 48
93 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 54
94 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 54
95 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 50
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
97 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 51
TABULASI JAWABAN KUESIONER

UNTUK VARIABEL SANKSI PAJAK (X2)

No. Urut Skor Item Pertanyaan


Responden 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 4 4 4 3 4 4 5 28
2 5 4 4 5 4 3 5 30
3 4 5 5 5 4 5 5 33
4 4 4 4 4 5 5 5 31
5 4 4 4 5 4 4 5 30
6 4 4 4 4 4 5 5 30
7 4 5 4 4 4 5 4 30
8 4 5 4 4 4 5 4 30
9 5 4 4 4 4 4 4 29
10 5 5 5 4 5 3 5 32
11 5 4 4 4 4 4 4 29
12 5 4 4 4 5 5 4 31
13 4 4 4 5 4 5 4 30
14 4 4 5 4 4 5 4 30
15 5 4 4 3 5 5 4 30
16 4 4 5 4 4 5 4 30
17 5 4 4 2 5 5 4 29
18 4 4 4 4 4 5 4 29
19 5 4 4 3 4 5 4 29
20 5 5 4 3 5 4 4 30
21 5 5 4 4 4 4 3 29
22 5 5 4 4 4 3 4 29
23 5 5 4 4 4 4 3 29
24 5 4 3 4 5 4 3 28
25 5 5 4 4 4 4 5 31
26 3 3 3 3 4 4 4 24
27 3 3 4 4 4 3 3 24
28 4 4 3 3 3 3 4 24
29 5 5 5 3 4 5 5 32
30 5 4 4 3 5 5 3 29
31 3 4 5 4 4 4 4 28
32 5 5 5 3 4 4 4 30
33 5 5 4 5 5 4 5 33
34 5 5 5 5 4 5 4 33
35 3 4 4 4 4 4 4 27
36 3 4 4 3 5 4 5 28
37 5 5 5 5 5 5 5 35
38 5 5 4 5 5 5 5 34
39 5 5 5 4 5 5 4 33
40 5 5 4 4 5 5 5 33
41 5 4 4 4 5 5 5 32
42 4 5 4 5 4 5 5 32
43 4 4 5 4 4 5 4 30
44 5 4 4 2 5 5 4 29
45 3 4 4 4 4 5 4 28
46 5 4 4 3 4 5 4 29
47 5 5 4 3 5 4 4 30
48 5 5 4 4 4 4 3 29
49 5 5 4 4 4 3 4 29
50 5 5 4 4 4 4 3 29
51 5 4 3 4 5 4 3 28
52 5 5 4 4 4 4 5 31
53 3 3 3 3 4 4 4 24
54 3 3 4 4 4 3 3 24
55 4 4 3 3 3 3 4 24
56 5 5 5 3 4 5 5 32
57 5 4 4 3 5 5 3 29
58 3 4 5 4 4 4 4 28
59 5 5 5 3 4 4 4 30
60 4 5 5 5 4 5 5 33
61 4 4 4 4 5 5 5 31
62 4 4 4 5 4 4 5 30
63 4 4 4 4 4 5 5 30
64 4 5 4 4 4 5 4 30
65 4 5 4 4 4 5 4 30
66 5 4 4 4 4 4 4 29
67 5 5 5 4 5 3 5 32
68 5 4 4 4 4 4 4 29
69 5 4 4 4 5 5 4 31
70 4 4 4 5 4 5 4 30
71 4 4 5 4 4 5 4 30
72 5 4 4 3 5 5 4 30
73 5 4 4 3 5 5 3 29
74 3 4 5 4 4 4 4 28
75 5 5 5 3 4 4 4 30
76 5 5 4 5 5 4 5 33
77 5 5 5 5 4 5 4 33
78 3 3 3 4 3 4 4 24
79 3 4 4 3 5 4 5 28
80 5 5 5 5 5 5 5 35
81 5 5 4 5 5 5 5 34
82 5 5 5 4 5 5 4 33
83 5 5 4 4 5 5 5 33
84 5 4 4 4 5 5 5 32
85 3 4 5 4 4 3 4 27
86 5 5 5 3 4 4 4 30
87 4 5 5 5 4 5 5 33
88 5 5 4 5 5 4 5 33
89 4 4 4 5 4 4 5 30
90 4 4 4 4 4 5 5 30
91 5 5 4 5 5 4 5 33
92 5 5 5 5 4 5 4 33
93 3 3 4 5 4 4 4 27
94 3 4 4 3 5 4 5 28
95 5 5 5 5 5 5 5 35
96 5 3 4 5 5 5 5 32
97 3 5 5 4 3 5 4 29
TABULASI JAWABAN KUESIONER
UNTUK VARIABEL KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Y)

No. Urut Skor Item Pertanyaan

Responden 1 2 3 4 5 6 7 Total

1 4 4 4 5 5 4 5 31

2 4 5 5 4 4 3 3 28

3 4 4 5 5 5 5 5 33

4 4 4 5 4 5 4 5 31

5 4 4 4 5 5 4 5 31

6 4 4 4 5 4 4 5 30

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 4 4 4 4 4 4 4 28

9 5 5 5 4 4 4 4 31

10 5 5 5 5 5 5 5 35

11 4 4 4 4 4 3 5 28

12 5 5 5 4 4 4 5 32

13 4 4 5 4 4 4 5 30

14 4 4 4 5 4 4 4 29

15 5 5 5 4 4 4 5 32

16 4 4 4 5 4 4 4 29

17 5 5 5 4 4 4 5 32

18 4 4 4 4 4 3 5 28

19 5 5 4 4 4 4 5 31

20 5 5 5 4 4 4 4 31

21 5 5 4 4 4 4 4 30

22 5 5 5 4 4 4 4 31

23 5 5 5 4 4 4 4 31

24 5 5 4 4 5 5 4 32

25 5 5 4 4 4 5 4 31
26 4 4 4 4 4 3 4 27

27 5 5 4 4 4 4 5 31

28 4 4 4 4 4 3 5 28

29 4 4 4 4 3 5 5 29

30 4 4 4 4 5 3 5 29

31 4 4 4 4 4 5 5 30

32 5 5 5 4 4 4 5 32

33 5 5 5 4 5 4 5 33

34 5 5 5 5 4 5 4 33

35 4 4 4 4 4 4 4 28

36 5 5 4 4 5 5 5 33

37 5 5 5 4 5 5 5 34
38 5 5 5 5 4 5 5 34

39 4 4 4 4 5 5 4 30

40 5 4 5 5 4 5 5 33

41 5 5 5 5 4 4 5 33

42 5 5 5 4 4 5 5 33

43 5 5 5 4 4 4 5 32

44 5 5 5 4 5 4 5 33

45 5 5 5 5 4 5 4 33

46 4 4 4 4 4 4 4 28

47 5 5 4 4 5 5 5 33

48 5 5 5 4 5 5 5 34

49 5 5 5 5 4 5 5 34

50 4 4 4 4 5 5 4 30

51 5 4 5 5 4 5 5 33

52 5 5 5 5 4 4 5 33

53 5 5 5 4 4 5 5 33

54 5 5 5 5 5 5 5 35

55 4 4 4 4 4 3 5 28

56 5 5 5 4 4 4 5 32

57 4 4 5 4 4 4 5 30

58 4 4 4 5 4 4 4 29

59 5 5 5 4 4 4 5 32

60 4 4 4 5 4 4 4 29

61 5 5 5 4 4 4 5 32

62 4 4 4 4 4 3 5 28

63 5 5 4 4 4 4 5 31

64 5 5 5 4 4 4 4 31

65 5 5 4 4 4 4 4 30

66 5 5 5 4 4 4 4 31

67 5 5 5 4 4 4 4 31

68 5 5 4 4 5 5 4 32
69 5 5 4 4 4 5 4 31

70 4 4 4 4 4 3 4 27

71 5 5 4 4 4 4 5 31

72 4 4 4 4 4 3 5 28

73 4 4 4 4 3 5 5 29

74 4 4 4 4 5 3 5 29

75 4 4 4 4 4 5 5 30

76 5 5 5 4 4 4 5 32

77 5 5 5 4 5 4 5 33

78 5 5 5 5 4 5 4 33
79 4 4 4 4 4 4 4 28

80 5 5 4 4 5 5 5 33

81 5 5 5 4 5 5 5 34

82 5 5 5 5 4 5 5 34

83 4 4 4 4 5 5 4 30

84 5 4 5 5 4 5 5 33

85 5 5 5 5 4 4 5 33

86 5 5 5 4 4 5 5 33

87 5 5 5 4 4 4 5 32

88 5 5 5 4 5 4 5 33

89 5 5 5 5 4 5 4 33

90 5 5 5 4 5 5 5 34

91 5 5 5 5 4 5 5 34

92 4 4 4 4 5 5 4 30

93 5 4 5 5 4 5 5 33

94 5 5 5 5 4 4 5 33

95 5 5 5 4 4 5 5 33

96 5 5 5 4 4 4 5 32

97 5 5 5 4 5 4 5 33
Lampiran III Uji Validitas
dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tax Amnesty

Correlations

X1_1 X1_1 X1_1 JMLH

X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 0 1 2 _X1

* * * **
X1_1 Pearson 1 ,319 ,098 ,072 ,058 ,214 -,027 ,136 -,063 ,090 ,074 ,231 ,396

*
Correlation

Sig. (2- ,001 ,340 ,486 ,573 ,035 ,796 ,184 ,543 ,380 ,471 ,023 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

X1_2 Pearson ,319* 1 ,439


*
,044
*
,138 ,235 -,054 -,101 -,183
* *
,123 ,252 ,498 ,450
**

* * *
Correlation

Sig. (2- ,001 ,000 ,669 ,179 ,020 ,598 ,323 ,072 ,231 ,013 ,000 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* * * * **
X1_3 Pearson ,098 ,439 1 ,296 ,039 ,299 -,024 ,100 -,032 ,188 -,042 ,257 ,427

* * *
Correlation

Sig. (2- ,340 ,000 ,003 ,706 ,003 ,816 ,332 ,758 ,065 ,686 ,011 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* * * * * **
X1_4 Pearson ,072 ,044 ,296 1 ,388 ,284 ,236 ,385 ,151 ,150 ,051 ,122 ,567

* * * *
Correlation

Sig. (2- ,486 ,669 ,003 ,000 ,005 ,020 ,000 ,140 ,143 ,618 ,234 ,000
tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* * * * **
X1_5 Pearson ,058 ,138 ,039 ,388 1 ,339 ,309 ,080 ,270 -,088 ,085 -,085 ,443

* * * *
Correlation

Sig. (2- ,573 ,179 ,706 ,000 ,001 ,002 ,438 ,008 ,392 ,405 ,406 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

X1_6 Pearson ,214* ,235* ,299* ,284* ,339* 1 ,148 ,209


*
,167 ,095
*
,015 ,268 ,548
**

* * * *
Correlation

Sig. (2- ,035 ,020 ,003 ,005 ,001 ,149 ,040 ,103 ,352 ,882 ,008 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* * * **
X1_7 Pearson -,027 -,054 -,024 ,236 ,309 ,148 1 ,268 ,151 ,063 ,135 ,119 ,439

* *
Correlation
Sig. (2- ,796 ,598 ,816 ,020 ,002 ,149 ,008 ,139 ,537 ,186 ,244 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* * * * **
X1_8 Pearson ,136 -,101 ,100 ,385 ,080 ,209 ,268 1 ,152 ,262 ,108 ,012 ,529

* * *
Correlation

Sig. (2- ,184 ,323 ,332 ,000 ,438 ,040 ,008 ,137 ,010 ,291 ,908 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* **
X1_9 Pearson -,063 -,183 -,032 ,151 ,270 ,167 ,151 ,152 1 ,021 ,183 -,154 ,354

*
Correlation

Sig. (2- ,543 ,072 ,758 ,140 ,008 ,103 ,139 ,137 ,842 ,072 ,133 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* **
X1_10 Pearson ,090 ,123 ,188 ,150 -,088 ,095 ,063 ,262 ,021 1 ,181 ,016 ,400

*
Correlation

Sig. (2- ,380 ,231 ,065 ,143 ,392 ,352 ,537 ,010 ,842 ,076 ,877 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

* * **
X1_11 Pearson ,074 ,252 -,042 ,051 ,085 ,015 ,135 ,108 ,183 ,181 1 ,232 ,458

Correlation

Sig. (2- ,471 ,013 ,686 ,618 ,405 ,882 ,186 ,291 ,072 ,076 ,022 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

X1_12 Pearson ,231* ,498* ,257* ,122 -,085 ,268


*
,119 ,012 -,154 ,016 ,232
*
1 ,432
**

* *
Correlation
Sig. (2- ,023 ,000 ,011 ,234 ,406 ,008 ,244 ,908 ,133 ,877 ,022 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

JMLH_ Pearson ,396* ,450* ,427* ,567* ,443* ,548* ,439* ,529* ,354* ,400* ,458* ,432* 1

* * * * * * * * * * * *
X1 Correlation

Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

tailed)

N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,632 12

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 97 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 97 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Uji Validitas dan Reliabilitas Sanksi Pajak

(X2)

Correlations

X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 JMLH_X2

X2_1 Pearson 1 ,523** ,087 ,004 ,425** ,161 ,011 ,590**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,399 ,971 ,000 ,114 ,911 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

X2_2 Pearson ,523** 1 ,455** ,203* ,126 ,129 ,215* ,684**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,046 ,220 ,208 ,034 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

X2_3 Pearson ,087 ,455** 1 ,187 ,002 ,229* ,180 ,526**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,399 ,000 ,067 ,981 ,024 ,077 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

X2_4 Pearson ,004 ,203* ,187 1 -,025 ,087 ,333** ,497**


Correlation

Sig. (2-tailed) ,971 ,046 ,067 ,807 ,398 ,001 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

X2_5 Pearson ,425** ,126 ,002 -,025 1 ,246* ,214* ,493**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,220 ,981 ,807 ,015 ,036 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

X2_6 Pearson ,161 ,129 ,229* ,087 ,246* 1 ,149 ,518**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,114 ,208 ,024 ,398 ,015 ,146 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

X2_7 Pearson ,011 ,215* ,180 ,333** ,214* ,149 1 ,543**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,911 ,034 ,077 ,001 ,036 ,146 ,000


N 97 97 97 97 97 97 97 97

JMLH_X2 Pearson ,590** ,684** ,526** ,497** ,493** ,518** ,543** 1

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Wajib pajak Orang Pribadi (Y)

Correlations

Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 JMLH_Y

Y_1 Pearson 1 ,892** ,626** ,067 ,030 ,385** ,204* ,806**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,515 ,773 ,000 ,045 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

Y_2 Pearson ,892** 1 ,559** -,087 ,062 ,245* ,071 ,685**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,399 ,546 ,016 ,488 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

Y_3 Pearson ,626** ,559** 1 ,212* -,016 ,221* ,247* ,707**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,037 ,879 ,029 ,015 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

Y_4 Pearson ,067 -,087 ,212* 1 -,070 ,276** ,052 ,353**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,515 ,399 ,037 ,496 ,006 ,613 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

Y_5 Pearson ,030 ,062 -,016 -,070 1 ,176 ,105 ,322**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,773 ,546 ,879 ,496 ,085 ,308 ,001

N 97 97 97 97 97 97 97 97

Y_6 Pearson ,385** ,245* ,221* ,276** ,176 1 ,046 ,644**

Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,029 ,006 ,085 ,652 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

Y_7 Pearson ,204* ,071 ,247* ,052 ,105 ,046 1 ,425**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,045 ,488 ,015 ,613 ,308 ,652 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

JMLH_Y Pearson ,806** ,685** ,707** ,353** ,322** ,644** ,425** 1

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000

N 97 97 97 97 97 97 97 97

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Variabel X2 Sanksi Pajak

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 97 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 97 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,609 7

Variabel (Y) kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 97 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 97 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,645 7
Lampiran IV
Transformasi Data
Transformasi Data Variabel
Tax Amnesty (X1)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

1 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 54.00

2 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 3.87 41.23

3 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 3.87 38.04

4 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 2.45 2.10 3.39 3.82 3.52 3.87 42.68

5 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 3.89 2.10 3.39 2.41 3.52 3.87 41.01

6 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 3.39 3.82 3.52 2.43 36.28

7 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 2.21 3.87 30.67

8 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 3.52 2.43 30.78

9 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 29.48

10 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 28.06

11 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 31.94

12 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 34.91

13 2.35 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 31.00

14 3.77 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 3.89 3.26 2.17 3.82 2.21 2.43 36.51

15 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 33.47

16 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 2.17 3.82 2.21 2.43 35.02

17 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 33.47

18 3.77 2.58 2.60 4.17 2.60 4.81 2.45 3.26 2.17 2.41 2.21 2.43 35.46

19 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 3.52 3.87 38.35

20 3.77 4.08 2.60 2.65 4.10 4.81 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 3.87 37.21

21 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 3.52 3.87 36.85

22 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 1.00 3.82 1.00 2.43 34.62

23 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 2.21 3.87 34.02

24 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 3.82 2.21 2.43 36.67

25 1.00 1.00 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 1.00 1.00 1.00 22.80

26 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 1.00 2.21 3.87 27.33

27 2.35 4.08 1.00 2.65 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 2.43 32.49
28 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 1.00 2.41 3.52 3.87 32.92

29 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06

30 2.35 2.58 1.00 2.65 1.00 3.11 2.45 1.00 1.00 3.82 2.21 3.87 27.05

31 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 36.60

32 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 2.21 2.43 32.75

33 3.77 4.08 2.60 2.65 4.10 4.81 2.45 3.26 3.39 2.41 3.52 2.43 39.46

34 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 3.89 2.10 3.39 3.82 2.21 3.87 41.31

35 3.77 4.08 2.60 1.00 1.00 3.11 2.45 3.26 3.39 3.82 3.52 3.87 35.87

36 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 2.41 3.52 3.87 35.33

37 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 3.39 3.82 3.52 3.87 39.56

38 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 3.89 2.10 3.39 3.82 2.21 3.87 41.31
39 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 1.00 2.41 2.21 3.87 36.97

40 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 3.87 36.44

41 2.35 2.58 2.60 4.17 4.10 3.11 3.89 3.26 2.17 3.82 3.52 2.43 38.00

42 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 3.82 3.52 3.87 44.06

43 1.00 1.00 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 1.00 1.00 1.00 22.80

44 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 1.00 2.21 3.87 27.33

45 2.35 4.08 1.00 2.65 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 2.43 32.49

46 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 1.00 2.41 3.52 3.87 32.92

47 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06

48 2.35 2.58 1.00 2.65 1.00 3.11 2.45 1.00 1.00 3.82 2.21 3.87 27.05

49 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 36.60

50 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 3.52 2.43 30.78

51 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 1.00 2.10 1.00 1.00 2.21 2.43 25.44

52 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 1.00 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 26.61

53 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 1.00 2.45 1.00 3.39 2.41 2.21 2.43 27.57

54 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 1.00 1.00 2.17 2.41 1.00 2.43 27.24

55 2.35 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 2.17 2.41 2.21 2.43 31.00

56 3.77 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 3.89 1.00 2.17 1.00 2.21 2.43 31.43

57 3.77 4.08 2.60 2.65 4.10 4.81 2.45 1.00 1.00 2.41 1.00 2.43 32.29

58 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 3.89 2.10 3.39 3.82 2.21 3.87 41.31

59 3.77 4.08 2.60 1.00 1.00 3.11 1.00 3.26 1.00 3.82 1.00 2.43 28.07

60 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 1.00 2.41 1.00 2.43 31.35

61 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 2.45 2.10 1.00 3.82 2.21 1.00 33.00

62 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 1.00 2.21 3.87 27.33

63 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 1.00 2.10 1.00 2.41 1.00 3.87 31.70

64 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 3.87 36.44

65 2.35 2.58 2.60 4.17 4.10 3.11 1.00 1.00 2.17 2.41 1.00 2.43 28.92

66 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 3.82 1.00 2.43 32.54

67 3.77 2.58 1.00 4.17 2.60 3.11 1.00 3.26 2.17 2.41 3.52 2.43 32.02

68 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 4.81 1.00 3.26 2.17 2.41 2.21 2.43 32.49

69 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 1.00 2.10 3.39 3.82 3.52 3.87 41.22
70 2.35 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 1.00 3.82 2.21 1.00 29.81

71 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 1.00 3.82 1.00 2.43 31.37

72 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 2.17 2.41 2.21 2.43 26.96

73 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 1.00 2.10 3.39 3.82 3.52 2.43 30.55

74 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 3.39 2.41 3.52 2.43 32.00

75 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 1.00 1.00 3.87 28.04

76 2.35 4.08 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 1.00 29.57

77 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 3.87 41.23

78 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 3.11 1.00 2.10 3.39 2.41 2.21 2.43 35.36

79 1.00 1.00 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 3.39 1.00 1.00 1.00 22.80
80 3.772.581.004.172.603.112.453.262.172.413.522.43 33.47

81 3.77 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 3.89 3.26 2.17 1.00 2.21 2.43 33.69

82 3.77 4.08 2.60 4.17 2.60 4.81 1.00 2.10 3.39 1.00 2.21 3.87 35.59

83 2.35 4.08 1.00 2.65 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 3.52 2.43 32.49

84 1.00 4.08 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 2.10 1.00 2.41 3.52 3.87 32.92

85 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06

86 2.35 2.58 1.00 2.65 1.00 3.11 2.45 1.00 1.00 3.82 2.21 3.87 27.05

87 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 1.00 3.89 3.26 3.39 2.41 2.21 2.43 32.79

88 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 3.82 3.52 2.43 31.95

89 3.77 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 2.45 2.10 2.17 3.82 1.00 3.87 38.94

90 2.35 4.08 2.60 4.17 4.10 4.81 3.89 3.26 2.17 2.41 3.52 3.87 41.23

91 2.35 2.58 1.00 4.17 4.10 3.11 2.45 1.00 3.39 2.41 2.21 3.87 32.64

92 3.77 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 2.17 2.41 2.21 2.43 28.38

93 3.77 2.58 1.00 2.65 4.10 3.11 3.89 2.10 3.39 2.41 3.52 3.87 36.38

94 2.35 2.58 2.60 4.17 2.60 3.11 2.45 3.26 3.39 3.82 3.52 2.43 36.28

95 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 3.26 2.17 2.41 2.21 3.87 30.67

96 2.35 2.58 1.00 2.65 2.60 3.11 2.45 2.10 2.17 3.82 3.52 2.43 30.78

97 3.77 4.08 2.60 2.65 2.60 3.11 2.45 1.00 1.00 2.41 3.52 3.87 33.06

Transformasi Data Variabel Sanksi Pajak (X2)

Succesive
No Interval 2 3 4 5 6 7 Total

1 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00 28.00

2 3.18 2.36 2.58 4.68 2.64 1.00 3.70 20.14

3 1.95 3.78 4.08 4.68 2.64 3.50 3.70 24.33

4 1.95 2.36 2.58 3.41 4.15 3.50 3.70 21.65

5 1.95 2.36 2.58 4.68 2.64 2.16 3.70 20.07


6 1.95 2.36 2.58 3.41 2.64 3.50 3.70 20.14

7 1.95 3.78 2.58 3.41 2.64 3.50 2.33 20.19

8 1.95 3.78 2.58 3.41 2.64 3.50 2.33 20.19

9 3.18 2.36 2.58 3.41 2.64 2.16 2.33 18.65

10 3.18 3.78 4.08 3.41 4.15 1.00 3.70 23.30

11 3.18 2.36 2.58 3.41 2.64 2.16 2.33 18.65

12 3.18 2.36 2.58 3.41 4.15 3.50 2.33 21.51

13 1.95 2.36 2.58 4.68 2.64 3.50 2.33 20.04

14 1.95 2.36 4.08 3.41 2.64 3.50 2.33 20.27

15 3.18 2.36 2.58 2.24 4.15 3.50 2.33 20.34

16 1.95 2.36 4.08 3.41 2.64 3.50 2.33 20.27

17 3.18 2.36 2.58 1.00 4.15 3.50 2.33 19.10

18 1.95 2.36 2.58 3.41 2.64 3.50 2.33 18.77

19 3.18 2.36 2.58 2.24 2.64 3.50 2.33 18.83

20 3.18 3.78 2.58 2.24 4.15 2.16 2.33 20.41


21 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 2.16 1.00 18.75

22 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 1.00 2.33 18.92


23 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 2.16 1.00 18.75
24 3.18 2.36 1.00 3.41 4.15 2.16 1.00 17.26
25 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 2.16 3.70 21.45
26 1.00 1.00 1.00 2.24 2.64 2.16 2.33 12.36
27 1.00 1.00 2.58 3.41 2.64 1.00 1.00 12.62
28 1.95 2.36 1.00 2.24 1.00 1.00 2.33 11.88
29 3.18 3.78 4.08 2.24 2.64 3.50 3.70 23.12
30 3.18 2.36 2.58 2.24 4.15 3.50 1.00 19.01
31 1.00 2.36 4.08 3.41 2.64 2.16 2.33 17.97
32 3.18 3.78 4.08 2.24 2.64 2.16 2.33 20.40
33 3.18 3.78 2.58 4.68 4.15 2.16 3.70 24.23
34 3.18 3.78 4.08 4.68 2.64 3.50 2.33 24.19
35 1.00 2.36 2.58 3.41 2.64 2.16 2.33 16.47
36 1.00 2.36 2.58 2.24 4.15 2.16 3.70 18.18
37 3.18 3.78 4.08 4.68 4.15 3.50 3.70 27.07
38 3.18 3.78 2.58 4.68 4.15 3.50 3.70 25.57
39 3.18 3.78 4.08 3.41 4.15 3.50 2.33 24.42
40 3.18 3.78 2.58 3.41 4.15 3.50 3.70 24.30
41 3.18 2.36 2.58 3.41 4.15 3.50 3.70 22.88
42 1.95 3.78 2.58 4.68 2.64 3.50 3.70 22.83
43 1.95 2.36 4.08 3.41 2.64 3.50 2.33 20.27
44 3.18 2.36 2.58 1.00 4.15 3.50 2.33 19.10
45 1.00 2.36 2.58 3.41 2.64 3.50 2.33 17.81
46 3.18 2.36 2.58 2.24 2.64 3.50 2.33 18.83
47 3.18 3.78 2.58 2.24 4.15 2.16 2.33 20.41
48 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 2.16 1.00 18.75
49 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 1.00 2.33 18.92
50 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 2.16 1.00 18.75
51 3.18 2.36 1.00 3.41 4.15 2.16 1.00 17.26
52 3.18 3.78 2.58 3.41 2.64 2.16 3.70 21.45
53 1.00 1.00 1.00 2.24 2.64 2.16 2.33 12.36
54 1.00 1.00 2.58 3.41 2.64 1.00 1.00 12.62
55 1.95 2.36 1.00 2.24 1.00 1.00 2.33 11.88
56 3.18 3.78 4.08 2.24 2.64 3.50 3.70 23.12
57 3.18 2.36 2.58 2.24 4.15 3.50 1.00 19.01
58 1.00 2.36 4.08 3.41 2.64 2.16 2.33 17.97
59 3.18 3.78 4.08 2.24 2.64 2.16 2.33 20.40
60 1.95 3.78 4.08 4.68 2.64 3.50 3.70 24.33
61 1.95 2.36 2.58 3.41 4.15 3.50 3.70 21.65
62 1.95 2.36 2.58 4.68 2.64 2.16 3.70 20.07

63 1.95 2.36 2.58 3.41 2.64 3.50 3.70 20.14


64 1.95 3.78 2.58 3.41 2.64 3.50 2.33 20.19
65 1.95 3.78 2.58 3.41 2.64 3.50 2.33 20.19
66 3.18 2.36 2.58 3.41 2.64 2.16 2.33 18.65
67 3.18 3.78 4.08 3.41 4.15 1.00 3.70 23.30
68 3.18 2.36 2.58 3.41 2.64 2.16 2.33 18.65
69 3.18 2.36 2.58 3.41 4.15 3.50 2.33 21.51
70 1.95 2.36 2.58 4.68 2.64 3.50 2.33 20.04
71 1.95 2.36 4.08 3.41 2.64 3.50 2.33 20.27
72 3.18 2.36 2.58 2.24 4.15 3.50 2.33 20.34
73 3.18 2.36 2.58 2.24 4.15 3.50 1.00 19.01
74 1.00 2.36 4.08 3.41 2.64 2.16 2.33 17.97
75 3.18 3.78 4.08 2.24 2.64 2.16 2.33 20.40
76 3.18 3.78 2.58 4.68 4.15 2.16 3.70 24.23
77 3.18 3.78 4.08 4.68 2.64 3.50 2.33 24.19
78 1.00 1.00 1.00 3.41 1.00 2.16 2.33 11.89
79 1.00 2.36 2.58 2.24 4.15 2.16 3.70 18.18
80 3.18 3.78 4.08 4.68 4.15 3.50 3.70 27.07
81 3.18 3.78 2.58 4.68 4.15 3.50 3.70 25.57
82 3.18 3.78 4.08 3.41 4.15 3.50 2.33 24.42
83 3.18 3.78 2.58 3.41 4.15 3.50 3.70 24.30
84 3.18 2.36 2.58 3.41 4.15 3.50 3.70 22.88
85 1.00 2.36 4.08 3.41 2.64 1.00 2.33 16.81
86 3.18 3.78 4.08 2.24 2.64 2.16 2.33 20.40
87 1.95 3.78 4.08 4.68 2.64 3.50 3.70 24.33
88 3.18 3.78 2.58 4.68 4.15 2.16 3.70 24.23
89 1.95 2.36 2.58 4.68 2.64 2.16 3.70 20.07
90 1.95 2.36 2.58 3.41 2.64 3.50 3.70 20.14
91 3.18 3.78 2.58 4.68 4.15 2.16 3.70 24.23
92 3.18 3.78 4.08 4.68 2.64 3.50 2.33 24.19
93 1.00 1.00 2.58 4.68 2.64 2.16 2.33 16.38
94 1.00 2.36 2.58 2.24 4.15 2.16 3.70 18.18
95 3.18 3.78 4.08 4.68 4.15 3.50 3.70 27.07
96 3.18 1.00 2.58 4.68 4.15 3.50 3.70 22.79
97 1.00 3.78 4.08 3.41 1.00 3.50 2.33 19.09

Transformasi Data Kepatuhan Wajib Pajak Orang


Pribadi (Y)

No. 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 31.00
2 1.00 2.61 2.60 1.00 3.02 1.00 1.00 12.24
3 1.00 1.00 2.60 2.69 4.65 3.66 4.21 19.81

4 1.00 1.00 2.60 1.00 4.65 2.30 4.21 16.76


5 1.00 1.00 1.00 2.69 4.65 2.30 4.21 16.85
6 1.00 1.00 1.00 2.69 3.02 2.30 4.21 15.22
7 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 11.95
8 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 11.95
9 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
10 2.63 2.61 2.60 2.69 4.65 3.66 4.21 23.05
11 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 4.21 12.24
12 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
13 1.00 1.00 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 15.14
14 1.00 1.00 1.00 2.69 3.02 2.30 2.63 13.64
15 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
16 1.00 1.00 1.00 2.69 3.02 2.30 2.63 13.64
17 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
18 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 4.21 12.24
19 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 2.30 4.21 16.77
20 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
21 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 15.19
22 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
23 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
24 2.63 2.61 1.00 1.00 4.65 3.66 2.63 18.19
25 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 3.66 2.63 16.56
26 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 2.63 10.65
27 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 2.30 4.21 16.77
28 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 4.21 12.24
29 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 3.66 4.21 12.87
30 1.00 1.00 1.00 1.00 4.65 1.00 4.21 13.86
31 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 3.66 4.21 14.90
32 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
33 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 2.30 4.21 20.00
34 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 2.63 19.84
35 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 11.95
36 2.63 2.61 1.00 1.00 4.65 3.66 4.21 19.77
37 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 3.66 4.21 21.37
38 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 21.43
39 1.00 1.00 1.00 1.00 4.65 3.66 2.63 14.95
40 2.63 1.00 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 19.81
41 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 2.30 4.21 20.06
42 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 3.66 4.21 19.74
43 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
44 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 2.30 4.21 20.00

45 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 2.63 19.84


46 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 11.95
47 2.63 2.61 1.00 1.00 4.65 3.66 4.21 19.77
48 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 3.66 4.21 21.37
49 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 21.43
50 1.00 1.00 1.00 1.00 4.65 3.66 2.63 14.95
51 2.63 1.00 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 19.81
52 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 2.30 4.21 20.06
53 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 3.66 4.21 19.74
54 2.63 2.61 2.60 2.69 4.65 3.66 4.21 23.05
55 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 4.21 12.24
56 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
57 1.00 1.00 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 15.14
58 1.00 1.00 1.00 2.69 3.02 2.30 2.63 13.64
59 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
60 1.00 1.00 1.00 2.69 3.02 2.30 2.63 13.64
61 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
62 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 4.21 12.24
63 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 2.30 4.21 16.77
64 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
65 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 15.19
66 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
67 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 2.63 16.79
68 2.63 2.61 1.00 1.00 4.65 3.66 2.63 18.19
69 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 3.66 2.63 16.56
70 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 2.63 10.65
71 2.63 2.61 1.00 1.00 3.02 2.30 4.21 16.77
72 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 1.00 4.21 12.24
73 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 3.66 4.21 12.87
74 1.00 1.00 1.00 1.00 4.65 1.00 4.21 13.86
75 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 3.66 4.21 14.90
76 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
77 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 2.30 4.21 20.00
78 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 2.63 19.84
79 1.00 1.00 1.00 1.00 3.02 2.30 2.63 11.95
80 2.63 2.61 1.00 1.00 4.65 3.66 4.21 19.77
81 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 3.66 4.21 21.37
82 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 21.43
83 1.00 1.00 1.00 1.00 4.65 3.66 2.63 14.95
84 2.63 1.00 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 19.81
85 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 2.30 4.21 20.06

86 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 3.66 4.21 19.74


87 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
88 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 2.30 4.21 20.00
89 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 2.63 19.84
90 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 3.66 4.21 21.37
91 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 21.43
92 1.00 1.00 1.00 1.00 4.65 3.66 2.63 14.95
93 2.63 1.00 2.60 2.69 3.02 3.66 4.21 19.81
94 2.63 2.61 2.60 2.69 3.02 2.30 4.21 20.06
95 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 3.66 4.21 19.74
96 2.63 2.61 2.60 1.00 3.02 2.30 4.21 18.38
97 2.63 2.61 2.60 1.00 4.65 2.30 4.21 20.00
Lampiran V
Uji Asumsi Klasik
Dan
Regresi Linear Berganda
REGRESI LINEAR BERGANDA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 17,2716 3,47157 97

X1 33,4546 5,09516 97

X2 20,3478 3,44157 97

Correlations

Y X1

Pearson Correlation Y 1,000 ,305

X1 ,305 1,000

X2 ,347 ,284

Sig. (1-tailed) Y . ,001

X1 ,001 .

X2 ,000 ,002

N Y 97 97

X1 97 97

X2 97 97

Variables Entered/Removeda

Variables

Model Variables Entered Removed Method

1 X2, X1b . Enter


a. Dependent Variable: Y

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Std. Error Change Statistics

Mode R Adjusted R of the R Square F Sig. F

l R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change

1 ,409a ,167 ,149 3,20189 ,167 9,426 2 94 ,000

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 193,271 2 96,636 9,426 ,000b

Residual 963,700 94 10,252

Total 1156,971 96

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Correlations Statistics

Std. Zero-

Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 6,332 2,571 2,463 ,016

X1 ,153 ,067 ,225 2,289 ,024 ,305 ,230 ,215 ,919 1,088

X2 ,286 ,099 ,283 2,886 ,005 ,347 ,285 ,272 ,919 1,088

a. Dependent Variable: Y
CollinearityDiagnosticsa

Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) X1 X2

1 1 2,971 1,000 ,00 ,00 ,00

2 ,018 12,771 ,02 ,43 ,83

3 ,010 16,829 ,98 ,57 ,17

a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 14,0503 22,6050 17,2716 1,41889 97

Std. Predicted Value -2,270 3,759 ,000 1,000 97

Standard Error of Predicted ,325 1,406 ,534 ,179 97

Value

Adjusted Predicted Value 13,4725 20,5997 17,2418 1,38272 97

Residual -6,16277 8,93911 ,00000 3,16837 97

Std. Residual -1,925 2,792 ,000 ,990 97

Stud. Residual -1,962 2,918 ,004 1,014 97

Deleted Residual -6,40180 10,40031 ,02982 3,33127 97

Stud. Deleted Residual -1,992 3,044 ,006 1,025 97

Mahal. Distance ,000 17,521 1,979 2,346 97

Cook's Distance ,000 ,678 ,018 ,072 97

Centered Leverage Value ,000 ,183 ,021 ,024 97

a. Dependent Variable: Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 97

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 3,16836529

Most Extreme Differences Absolute ,064

Positive ,053

Negative -,064

Test Statistic ,064

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


d. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran I
Kuesioner
Lampiran VI
Bukti Penelitian
Foto Pada Saat Penelitian Bersama Ketua Umum & Anggota

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)

Kota Palu
Foto Pada Saat Penelitian Membagikan Kuesioner di Salah Satu Pusat Oleh-Oleh yang Berada di

Kota Palu (TOKO PUSAT JAJANAN OLEH-OLEH KHAS PALU “DIANA”)


Foto Pada Saat Penelitian Membagikan Kuesioner di Salah Satu Pusat Oleh-Oleh yang
Berada di Kota Palu (TOKO PUSAT JAJANAN OLEH-OLEH KHAS PALU “SRI
REJEKI”)

Anda mungkin juga menyukai