Anda di halaman 1dari 10

PAKET ACARA PENYULUHAN

KARSINOMA NASOFARING

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


IRNA II
RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG
JANUARI 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

PAKET ACARA PENYULUHAN

RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

PROFESI NERS POLTEKKES KEMENKES MALANG

Nama Kelompok :

1. Melkias Melatunan

2. Audina Zefa Fabela

3. Ni Putu Devi Indriyani

Menyetujui

Kepala Ruang Perseptor Klinik

( ) ( )
Topik : Ca.Nasofaring
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat: Ruang 13 RSSA
Hari / tanggal : Jumat, 17 Oktober 2018
Waktu : 25 Menit

I. LATAR BELAKANG
Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada nasofaring, terletak di bagian atas
faring (tenggorokan) di belakang hidung. Kanker nasofaring adalah jenis langka dari kanker
kepala dan leher. Karsinoma nasofaring lebih umum terjadi di bagian Asia Tenggara. Sulit
untuk mendeteksi karsinoma nasofaring pada tahap awal. Hal ini dikarenakan karena
nasofaring tidak mudah diperiksa dan gejalanya menyerupai kondisi lain yang umum terjadi.
Kanker dapat menyebar ke bagian lain melalui jaringan, sistem limfa, darah dan yang paling
sering adalah tulang, paru-paru dan hati.
Karsinoma nasofaring banyak terjadi di Cina dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia,
sering didiagnosis pada keadaan lanjut dan memiliki prognosis yang buruk. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi epidemiologi, karakteristik klinis, dan tipe histopatologi pada
pasien karsinoma nasofaring di Bagian THT-KL. Metodologi penelitian ini adalah deskriptif
dengan menggunakan data rekam medik di RSUP Dr. M. Djamil Padang selama Juni 2010
sampai Juli 2013 dan data hasil pemeriksaan histopatologi sebagai konfirmasi. Didapatkan
sebanyak 44 kasus yang lengkap pada periode tersebut, yang mana 52,27% penderita adalah
laki-laki dan 47,22% perempuan, perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,2 : 1.
Sebaran umur penderita dari 17 sampai 75 tahun dengan insiden puncak pada umur 41- 65
tahun. Gejala klinis terdiri atas massa di leher 93,17%, diikuti dengan obstruksi nasal 79,55%,
dan gangguan pendengaran 79,55%
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang carsinoma nasofaring.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang carsinoma colon (kanker usus
besar), diharapkan warga dapat:
1. Menjelaskan tentang ca.nasofaring
2. Menyebutkan penyebab ca.nasofaring
3. Menyebutkan tanda dan gejala ca.nasofaring
4. Menjelaskan tentang pencegahan ca.nasofaring

c. SASARAN
Keluarga pasien di ruang 13 Rs. Saiful Anwar

d. MATERI ( TERLAMPIR )

e. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi

f. MEDIA
a. LCD

g. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Ni Putu Devi Indriyani
2. Pemateri : Melkias Melatunan
3. Fasilitator dan observer : Audina Zefa Fabela

h. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Langkah Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 Pembukaan 1) Mengucapkan 1) Menjawab salam


2) Memperhatikan
menit salam
3) Mendengarkan
2) Memperkenalan
4) Menjawab pertanyaan
diri
3) Menyampaikan
tujuan
4) Menentukan
kontrak waktu
5) Menggali
pengetahuan
peserta tentang
materi yang akan
disampaikan
2 15 Penyajian 1) Menjelaskan 1) Mendengarkan dan
menit tentang definisi, memberikan pendapat
tujuan, penyebab,
tanda dan gejala 2) Bertanya jika ada
tumor kolon yang tidak dipahami
sigmoid. tentang materi yang
2) Memberi
disampaikan
kesempatan untuk
bertanya.
3 5 Penutup 1) Menyimpulkan 1) Membuat kesimpulan
menit bersama. tentang materi yang
2) Memberikan
telah disampaikan.
umpan balik. 2) Mendengarkan dan
3) Mengucapkan
mempehatikan
terima kasih 3) Membalas ucapan
kepada peserta salam penutup dan
atas berterima kasih
partisipasinya
dan
mengucapkan
salam penutup.

i. SETTING TEMPAT

j. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a.Peserta hadir di tempat penyuluhan tumor kolon sigmoid
b.Penyelenggara penyuluhan pendidikan kesehatan dilakukan di ruang 13 Rs. Saiful Anwar
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan sesuai rencana.
b. Peserta yang diundang terlihat antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan dari peserta yang datang
semuanya mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta memahami dan mengetahui tentang tumor ca.nasofaring

KANKER NASOFARING

A. PENGERTIAN
Kanker nasofaring adalah jenis kanker tenggorokan yang terjadi pada lapisan luar
nasofaring. Nasofaring merupakan salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang
terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut. Kondisi ini dapat
menimbulkan gejala berupa benjolan pada tenggorokan, penglihatan kabur, hingga
kesulitan membuka mulut.

B. PENYEBAB
Penyebab pasti kanker nasofaring (karsinoma nasofaring) masih belum diketahui
secara pasti. Namun, dokter menduga bahwa kondisi ini memiliki hubungan dengan
virus Epstein-Barr (EBV). EBV umumnya terdapat pada air liur dan dapat ditularkan
melalui kontak langsung ke orang atau benda yang terkontaminasi.
Kanker nasofaring diduga muncul karena adanya kontaminasi EBV dalam sel
nasofaring penderitanya. Sel yang telah terkontaminasi menyebabkan pertumbuhan sel
yang tidak normal.
EBV menjadi penyebab beberapa penyakit, seperti mononukleosis. Namun pada
kebanyakan kasus, EBV tidak menyebabkan permasalahan infeksi yang berkepanjangan.
Keterkaitan EBV dengan kanker nasofaring masih terus diteliti.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring,
yaitu:
 Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada seorang yang berusia 30-50 tahun.
 Riwayat kanker nasofaring dalam keluarga.
 Merokok dan mengonsumsi alkohol.
 Mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.

C. GEJALA KANKER NASOFARING


 Infeksi telinga
 Telinga berdengung (tinnitus), tidak nyaman atau gangguan pendengaran
 Kesulitan membuka mulut
 Sakit kepala
 Wajah terasa nyeri atau mati rasa
 Mimisan
 Sakit tenggorokan
 Hidung tersumbat
 Penglihatan kabur atau berbayang
D. DIAGNOSIS KANKER NASOFARING
Dalam memastikan kondisi yang diderita pasien, dokter akan melakukan serangkaian
tes. Tes yang dilakukan dokter bertujuan untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat
keparahan kanker nasofaring.
Dalam mendiagnosis kondisi ini, tes yang dilakukan dapat berupa:
a. Pemeriksaan fisik. Kanker nasofaring dapat menimbulkan gejala berupa
benjolan di leher. Benjolan tersebut biasanya merupakan tanda bahwa kanker
telah menyebar ke kelenjar getah bening. Maka dari itu, dokter THT akan
memulai proses diagnosis dengan memeriksa bagian tersebut. Dokter akan
menekan beberapa bagian leher untuk memeriksa ada atau tidaknya benjolan.
b. Nasofaringoskopi. Nasofaringoskopi atau nasoendoskopi adalah prosedur di
mana dokter melihat bagian dalam nasofaring menggunakan metode
endoskopi dan alat khusus bernama nasofaringoskop. Nasofaringoskop adalah
alat berupa selang kecil yang dilengkapi dengan kamera. Alat tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam nasofaring melalui hidung. Kamera yang ada
pada nasofaringoskop akan menghasilkan gambar pada monitor, sehingga
memudahkan dokter dalam mengamati kondisi nasofaring.
c. Biopsi. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel dari benjolan di
nasofaring untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Dalam
mengambil sampel, dokter juga biasanya menggunakan nasoendoskopi.
Untuk mengetahui tingkat keparahan kanker yang diderita, tes yang akan dijalani
pasien berupa:
a. Foto Rontgen
b. CT scan
c. MRI
d. Positron Emission Topography (PET) scan
Dari hasil yang didapat, dokter akan menentukan tingkat keparahan kondisi yang
diderita pasien. Kanker nasofaring terbagi menjadi 4 stadium, yakni:
a. Stadium 0. Disebut juga kanker in situ. Munculnya sel abnormal yang dapat
menjadi kanker dan berpotensi menyebar ke jaringan di sekitarnya.
b. Stadium I. Sel abnormal di nasofaring telah berubah menjadi kanker, atau
bahkan menyebar ke jaringan di dekatnya, seperti orofaring (bagian
tenggorokan yang terletak di balik rongga mulut).
c. Stadium II. Kanker sudah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening
yang ada di leher atau di balik faring (saluran yang terletak di antara trakea
dan hidung).
d. Stadium III. Kanker sudah menyebar ke tulang dan organ sinus terdekat.
e. Stadium IV. Kanker telah menyebar ke jaringan atau organ tubuh lain yang
berjauhan dengan nasofaring, seperti tulang selangka atau paru-paru

D. KOMPLIKASI KANKER NASOFARING


Komplikasi yang mungkin terjadi akibat kanker nasofaring dapat berbeda-beda.
Jika kanker yang diderita pasien semakin besar, akan membahayakan organ lain di
dekatnya, seperti tulang, tenggorokan, dan otak.

Kanker juga dapat menyebar ke organ lain. Apabila kanker telah menyebar, akan
menimbulkan gejala lain sesuai organ yang terserang. Jika kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening, maka diperlukan tindakan pembedahan untuk mengangkat kelenjar
tersebut.

E. PENCEGAHAN KANKER NASOFARING


Belum ada metode pasti yang dapat mencegah kanker nasofaring. Namun, terdapat
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh agar potensi
munculnya kanker dapat berkurang. Upaya tersebut meliputi:

a. Hindari mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.


b. Menghindari asap rokok.
c. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

F. PENGOBATAN KANKER NASOFARING


Pengobatan kanker nasofaring dapat berbeda-beda, disesuaikan dengan riwayat
penyakit, stadium kanker, letak kanker, dan kondisi pasien secara umum. Beberapa
metode pengobatan kanker nasofaring yang umum digunakan adalah:

a. Radioterapi. Radioterapi biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker nasofaring


yang masih ringan. Prosedur ini bekerja dengan memancarkan sinar berenergi
tinggi untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker.
b. Kemoterapi. Kemoterapi adalah metode yang menggunakan obat-obatan yang
berfungsi untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi biasanya ditunjang dengan
prosedur radioterapi agar efektivitas pengobatan dapat lebih maksimal.
c. Pembedahan. Karena lokasi kanker terlalu berdekatan dengan pembuluh darah
dan saraf, prosedur pembedahan dalam mengatasi kanker nasofaring jarang
digunakan. Metode ini akan dilakukan apabila kanker telah menyebar hingga ke
kelenjar getah bening dan perlu dilakukan pengangkatan.
d. Imunoterapi. Dilakukan dengan pemberian obat yang memengaruhi sistem imun
tubuh untuk melawan sel kanker. Contoh obat imunoterapi yang digunakan untuk
kanker nasofaring adalah pembrolizumab atau cetuximab. Dokter akan
meresepkan jenis obat biologi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
DAFTAR RUJUKAN

dr.Ari. 2016. Karsinoma Nasofaring


(https://www.alodokter.com/karsinoma-nasofaring), diakses pada tanggal 14 januari 2019
Brunner & Sundarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.2.EGC : Jakarta
Dokter, hallo. 2016.Penyakit Karsinoma Nasofaring
(https://hellosehat.com/penyakit/karsinoma-nasofaring/), diakses pada tanggal 14 januari
2019
Dokter, hallo. 2016. Nasofaring Karsinoma
(Nasopharyngeal carcinoma http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/nasopharyngeal-carcinoma/basics/definition/con-20025379) diakses pada tanggal 14
januari 2019
Dokter, hallo. 2016. Kanker Nasofaring
(Nasopharyngeal cancer http://www.webmd.com/cancer/nasopharyngeal-cancer ),
diakses pada tanggal 14 januari 2019
Dokter, hallo. 2016. Kanker Nasofaring
(Nasopharyngeal cancer https://www.cancer.gov/types/head-and-
neck/patient/nasopharyngeal-treatment-pdq) diakses pada tanggal 14 januari 2019

Anda mungkin juga menyukai