KARSINOMA NASOFARING
Nama Kelompok :
1. Melkias Melatunan
Menyetujui
( ) ( )
Topik : Ca.Nasofaring
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat: Ruang 13 RSSA
Hari / tanggal : Jumat, 17 Oktober 2018
Waktu : 25 Menit
I. LATAR BELAKANG
Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada nasofaring, terletak di bagian atas
faring (tenggorokan) di belakang hidung. Kanker nasofaring adalah jenis langka dari kanker
kepala dan leher. Karsinoma nasofaring lebih umum terjadi di bagian Asia Tenggara. Sulit
untuk mendeteksi karsinoma nasofaring pada tahap awal. Hal ini dikarenakan karena
nasofaring tidak mudah diperiksa dan gejalanya menyerupai kondisi lain yang umum terjadi.
Kanker dapat menyebar ke bagian lain melalui jaringan, sistem limfa, darah dan yang paling
sering adalah tulang, paru-paru dan hati.
Karsinoma nasofaring banyak terjadi di Cina dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia,
sering didiagnosis pada keadaan lanjut dan memiliki prognosis yang buruk. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi epidemiologi, karakteristik klinis, dan tipe histopatologi pada
pasien karsinoma nasofaring di Bagian THT-KL. Metodologi penelitian ini adalah deskriptif
dengan menggunakan data rekam medik di RSUP Dr. M. Djamil Padang selama Juni 2010
sampai Juli 2013 dan data hasil pemeriksaan histopatologi sebagai konfirmasi. Didapatkan
sebanyak 44 kasus yang lengkap pada periode tersebut, yang mana 52,27% penderita adalah
laki-laki dan 47,22% perempuan, perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,2 : 1.
Sebaran umur penderita dari 17 sampai 75 tahun dengan insiden puncak pada umur 41- 65
tahun. Gejala klinis terdiri atas massa di leher 93,17%, diikuti dengan obstruksi nasal 79,55%,
dan gangguan pendengaran 79,55%
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang carsinoma nasofaring.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang carsinoma colon (kanker usus
besar), diharapkan warga dapat:
1. Menjelaskan tentang ca.nasofaring
2. Menyebutkan penyebab ca.nasofaring
3. Menyebutkan tanda dan gejala ca.nasofaring
4. Menjelaskan tentang pencegahan ca.nasofaring
c. SASARAN
Keluarga pasien di ruang 13 Rs. Saiful Anwar
d. MATERI ( TERLAMPIR )
e. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
f. MEDIA
a. LCD
g. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Ni Putu Devi Indriyani
2. Pemateri : Melkias Melatunan
3. Fasilitator dan observer : Audina Zefa Fabela
h. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Langkah Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
i. SETTING TEMPAT
j. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a.Peserta hadir di tempat penyuluhan tumor kolon sigmoid
b.Penyelenggara penyuluhan pendidikan kesehatan dilakukan di ruang 13 Rs. Saiful Anwar
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan sesuai rencana.
b. Peserta yang diundang terlihat antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan dari peserta yang datang
semuanya mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta memahami dan mengetahui tentang tumor ca.nasofaring
KANKER NASOFARING
A. PENGERTIAN
Kanker nasofaring adalah jenis kanker tenggorokan yang terjadi pada lapisan luar
nasofaring. Nasofaring merupakan salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang
terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut. Kondisi ini dapat
menimbulkan gejala berupa benjolan pada tenggorokan, penglihatan kabur, hingga
kesulitan membuka mulut.
B. PENYEBAB
Penyebab pasti kanker nasofaring (karsinoma nasofaring) masih belum diketahui
secara pasti. Namun, dokter menduga bahwa kondisi ini memiliki hubungan dengan
virus Epstein-Barr (EBV). EBV umumnya terdapat pada air liur dan dapat ditularkan
melalui kontak langsung ke orang atau benda yang terkontaminasi.
Kanker nasofaring diduga muncul karena adanya kontaminasi EBV dalam sel
nasofaring penderitanya. Sel yang telah terkontaminasi menyebabkan pertumbuhan sel
yang tidak normal.
EBV menjadi penyebab beberapa penyakit, seperti mononukleosis. Namun pada
kebanyakan kasus, EBV tidak menyebabkan permasalahan infeksi yang berkepanjangan.
Keterkaitan EBV dengan kanker nasofaring masih terus diteliti.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring,
yaitu:
Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada seorang yang berusia 30-50 tahun.
Riwayat kanker nasofaring dalam keluarga.
Merokok dan mengonsumsi alkohol.
Mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
Kanker juga dapat menyebar ke organ lain. Apabila kanker telah menyebar, akan
menimbulkan gejala lain sesuai organ yang terserang. Jika kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening, maka diperlukan tindakan pembedahan untuk mengangkat kelenjar
tersebut.