Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk

mematuhi standar profesi tenaga kesehatan. Seorang perawat harus menjunjukkan

sikap profesionalismenya dalam menjalankan pekerjaan. Salah satu tugas yang

menuntut sikap profesionalisme seorang perawat adalah bagaimana membangun

komunikasi antar perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan pada pasien

melalui timbang terima antar pergantian sif jaga perawat (Rifiani, 2013).

Selama ini prosedur timbang terima sudah dilakukan pada setiap

pergantian sif jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum terungkap

secara komprehensif, meliputi: isi timbang terima (masalah keperawatan pasien

lebih fokus pada diagnosis medis), dilakukan secara lisan tanpa ada

pendokumentasian, sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah

dilaksanakan, dan hal-hal penting masih ada yang terlewati untuk disampaikan

pada sif berikutnya. Selain itu mekanisme timbang terima belum sesuai dengan

standar baku (Nurssalam, 2011).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menggambarkan bahwa Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya sudah melakukan timbang terima pasien

setiap pergantian sif dan perawat melakukan timbang terima secara verbal dan

bedside handover. Hasil wawancara dengan 3 perawat diperoleh informasi bahwa

MAKP telah dilakukan sejak tahun 2011, dan penerapan timbang terima juga

dilakukan pada tahun 2011. Namun, penerapan timbang terima yang dilakukan

1
2

oleh perawat dirasa kurang efektif dan efisien, karena terkadang masih terdapat

hal yang terlewatkan saat timbang terima dan dalam penerapannya cukup

memakan waktu yang lama karena saat timbang terima berlangsung masih ada

dokumentasi yang kosong dan diisi pada saat itu juga. Selain itu timbang terima

yang dilakukan perawat belum pernah dilakukan panelitian.

Penerapan timbang terima yang benar penting karena timbang terima

merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu

(informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Angood (2007) mengungkapkan

bahwa kurangnya komunikasi merupakan masalah penyebab utama adanya

adverse event, near miss dan sentinel event di rumah sakit. Pendapat ini didukung

oleh Alvarado, Lee, Christoffersen, Fram, Boblin, Poole, Lucas, & Forsyth (2006)

mengungkapkan ketidakakuratan informasi dalam berkomunikasi menyebabkan

hampir 70% kejadian sentinel. Analisis ini menunjukkan dalam timbang terima

diperlukan informasi yang akurat.

Selain itu, informasi yang tidak akurat dapat mempengaruhi keselamatan

pasien. Alvarado, et al (2006) menjelaskan bahwa komunikasi berbagai informasi

yang diberikan oleh perawat dalam pertukaran sif sangat membantu dalam

perawatan pasien. Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat

penting, karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan

tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima

tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan

keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan

sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan (Friesen, 2009).


3

Sebuah studi yang dilakukan oleh Patterson, Emiliy S., & Wears, Robert

L. (2010) menyatakan sekitar 20%-30% dari informasi yang disampaikan selama

pergantian timbang terima tidak didokumentasikan dalam catatan medis dapat

menyebabkan peristiwa buruk seperti keterlambatan dalam diagnosa medis dan

perawatan. Landrigan (2007) mengungkapkan hampir 80% kesalahan medis yang

serius terjadi disebabkan oleh miskomunikasi. Timbang terima yang dilaksanakan

dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi

kesinambungan perawatan pasien.

Dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pelatihan Timbang Terima

terhadap Pelaksanaan Timbang Terima dan Penerapan Keselamatan Pasien oleh

Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi pada tahun 2012, dengan

sampel 43 perawat pelaksana di instalasi rawat inap. Dewi mendiskripsikan

timbang terima pasien membantu perawat mengidentifikasi area pelayanan untuk

meningkatkan keselamatan pasien. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan

yang bermakna pada pelaksanaan timbang terima dan penerapan keselamatan

pasien setelah mendapatkan pelatihan timbang terima pasien. Kesimpulan dari

hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh pelatihan timbang terima pasien

terhadap pelaksanaan timbang terima dan penerapan keselamatan pasien.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Studi kasus penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya”.


4

1.2. Pertanyaan Penelitian

1.2.1 Bagaimana observasi penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya?

1.2.2 Bagaimana sosialisasi penerapan timbang terima di ruang rawat inap

umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya?

1.2.3 Bagaimana simulasi penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya?

1.2.4 Bagaimana evaluasi hasil penerapan timbang terima di ruang rawat inap

umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya?

1.3. Objektif Penelitian

1.3.1 Mengobservasi penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

1.3.2 Mensosialisasikan penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

1.3.3 Mensimulasikan penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

1.3.4 Mengevaluasi hasil penerapan timbang terima di ruang rawat inap umum

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perkembangan referensi

keperawatan khususnya dibidang manajemen keperawatan dalam penerapan

timbang terima yang benar sebagai upaya meningkatkan kepercayaan pasien

terhadap profesionalisme pelayanan keperawatan yang diberikan.


5

1.4.2. Praktis

1.4.2.1 Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur tambahan dan

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan timbang terima pada saat

praktik di stase manajemen keperawatan di Rumah sakit.

1.4.2.2 Bagi Perawat

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman

dalam penerapan timbang terima secara efektif serta untuk meningkatkan

pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

1.4.2.3 Bagi Pasien

Dengan diterapkannya timbang terima yang benar dapat meningkatkan

kepercayaan pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat.

1.4.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur tambahan pada

mata kuliah manajemen keperawatan, khususnya pada materi penerapan timbang

terima pasien di rumah sakit.

1.4.2.5 Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya

Dapat digunakan sebagai bahan masukan penentu kebijakan dalam

pembuatan prosedur tetap dalam melakukan timbang terima yang benar.

1.4.2.6 Bagi penelitian berikutnya.

Sebagai pedoman untuk melakukan riset selanjutnya yang berhubungan

dengan penerapan timbang terima.

Anda mungkin juga menyukai