Anda di halaman 1dari 4

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Badan air terbesar terdiri 97% di
laut dan sisanya sebesar 3% air tawar, yang kita digunakan untuk menunjang
kehidupan sehari-hari. Dari air tawar itu dua per tiganya adalah gletser dan es di
kutub yang berfungsi menstabilkan iklim global dan hanya satu pertiganya saja yang
dapat dimanfaatkan 7 milyar jiwa manusia di dunia (WWF Indonesia, 2011). Namun
semakin meningkatnya populasi, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan air,
terutama air bersih.
Menurut PBB, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air
bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka
kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta
kematian per tahun.
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas Air
harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika,
kimia, dan radioaktif.
Terkait dengan dukungan pembangunan infrastruktur air minum kepada
daerah, dalam rangka pemenuhan target 100% akses aman air minum pada Tahun
2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Direktorat Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum pada tahun 2018 merencanakan pembangunan sistem
penyediaan air minum.
Salah satu daerah yang melaksanakan program pembangunan air bersih
adalah Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan BPS Tahun 2017, Pelanggan air bersih
yang terlayani di Kabupaten Ponorogo sebanyak 19.568 pelanggan. Sedangkan
jumlah air yang disalurkan sebesar 3.166.696 m3 dengan nilai 1,95 miliar rupiah.
Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Ponorogo mencanangkan penunjangan implementasi pengelolaan air
minum. Program ini diutamakan pada daerah-daerah terpencil/pelosok dan
miskin/jurang mampu dengan ketidaklayakan sarana prasarana pedesaan dengan
sumber dana DAU Tahun Anggaran 2018.
Kegiatan Penunjang Implementasi Pengelolaan DAK TA.2018 Bidang
Sarana dan Prasarana Air Bersih dilaksanakan pada 11 Kecamatan pada 20 Desa
di Kabupaten Ponorogo, berikut ini daftar desa yang mendapatkan Pembangunan
Air Minum:
Tabel 1. 1 Daftar Pembangunan Air Minum Desa Tahun 2019
NO Kecamatan Desa
1 Badegan Dayakan
2 Sidoharjo
Jambon
3 Jonggol
4 Gondowido
Ngebel
5 Wagir Lor
6 Temon
Ngrayun
7 Mrayan
8 Ponorogo Beduri
9 Bareng
Pudak
10 Tambang
11 Kesugihan
12 Banaran
Pulung
13 Plunturan
14 Munggung
15 Sampung Pohijo
16 Pangkal
17 Sawoo Tumpak Pelem
18 Tempuran
19 Sooko Ngadirojo
20 Slahung Ngilo-ilo

Penentuan 20 desa tersebut didasarkan pada syarat dan ketentuan sebagai


desa dengan ketidaklayakan sarana dan prasarana. Kegiatan ini diharapkan dengan
kegiatan ini memberikan hasil positif kepada masyarakat setempat dalam aspek
peningkatan kualitas kuantitas SDM, peningkatan pelayanan prasarana dan sarana
sosial ekonomi, dan peningkatan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dalam mencapai tujuan tersebut, pekerjaan ini perlu dilaksanakan secara
kontraktual, baik untuk jasa konsultan maupun kontraktor agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan sesuai target. Kegiatan pra desain merupakan tahapan awal
dalam kegiatan program. Hal ini bertujuan untuk menentukan desain awal dalam
pelaksanaan pembangunan kedepannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Akhir Program Pembangunan Air Minum dalam


Kegiatan Penunjang Implementasi Pengelolaan DAK Bidang Sarana Prasarana Air
Bersih memiliki:
a. Meningkatkan kulaitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) terutama
pada generasi muda/penerus;
b. Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana sosial ekonomi
dalam menunjang kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;
c. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui pendapatan tenaga kerja dan potensi sumber daya setempat.

1.3 Otoritas Pekerjaan

Otoritas pekerjaan Kegiatan Penunjang Implementasi Pengelolaan DAK


TA.2018 Bidang Sarana dan Prasarana Air Bersih, antara lain:
1. Pemberi Pekerjaan : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Ponorogo
Jl. Letjend Suprapto No. 16, Ronowijayan, Siman,
Kabupaten Ponorogo
2. Nama Program : Program Pembangunan Air Minum
3. Nama Kegiatan : Penunjang Implementasi Pengelolaan DAK Bidang
Sarana dan Prasarana Air Bersih
4. Nama Pekerjaan : Jasa Konsultasi Perencanaan Pra Desain DAK Air
Minum TA. 2019
5. Tahun Anggaran : 2018
6. Sumber Dana : Dana Alokasi Umum
7. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Ponorogo
8. Waktu Pekerjaan : 60 hari (2 bulan)

1.4 Ruang Lingkup Wilayah

Adapun batasan ruang lingkup dalan Kegiatan Penunjang Implementasu


Pengelolaan DAK Bidang Sarana dan Prasarana Air Bersih, antara lain:
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup lokasi kegiatan ini berada di wilayah Kabupaten Ponorogo, berikut
batas administrasi:
Sebelah Utara : Kabupaten Magetan, Madiun, Nganjuk
Sebelah Timur : Kabupaten Pacitan
Sebelah Selatan : Kabupaten Pacitan
Sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah
Untuk lokasi kegiatan ditetapkan berada pada 20 desa di 11 kecamatan pada
Kabupaten Ponorogo, sebagai berikut:
NO Kecamatan Desa
1 Badegan Dayakan
2 Sidoharjo
Jambon
3 Jonggol
4 Gondowido
Ngebel
5 Wagir Lor
6 Temon
Ngrayun
7 Mrayan
8 Ponorogo Beduri
9 Bareng
Pudak
10 Tambang
11 Kesugihan
12 Banaran
Pulung
13 Plunturan
14 Munggung
15 Sampung Pohijo
16 Pangkal
17 Sawoo Tumpak Pelem
18 Tempuran
19 Sooko Ngadirojo
20 Slahung Ngilo-ilo

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan dalam Kegiatan Penunjang Implementasu
Pengelolaan DAK Bidang Sarana dan Prasarana Air Bersih, sebagai berikut:
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam perencanaan kegiatan di lapangan;
b. Merencanakan pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan serta
merencanakan ketepatan waktu dan biaya kegiatan konstruksi;
c. Merencanakan pelaksanaan konstruksi dari segi kuantitas, kualitas, dan laju
pencapaian target volume dan realisasi fisik pelaksanaan;
d. Mengumpulkan data-data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama perencanaan konstruksi;
e. Menyelenggarakan rapat secara berkala, membuat laporan awal dan akhir
perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai