Anda di halaman 1dari 8

LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia

Vol. 25, No. 1, Juni 2018 : 10-17


Url : https://www.limnotek.or.id
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Nomor Akreditasi : 21/E/KPT/2018 Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

RESPONS PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)


DALAM KONDISI PEMELIHARAAN BERSALINITAS

Vitas Atmadi Prakoso, M.H. Fariduddin Ath-thar, Deni Radona, Irin Iriana Kusmini
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan
Jl. Sempur No. 1, Bogor 16129
Telp. 0251 8313200;
E-mail : vitas.atmadi@gmail.com
Diterima: 11 September 2017, Disetujui: 6 Mei 2018

ABSTRAK
Salah satu parameter lingkungan dalam budi daya ikan air tawar yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup adalah salinitas. Studi ini
dilakukan untuk mengevaluasi respons pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata)
dalam beberapa media dengan salinitas berbeda. Penelitian ini dilakukan di Balai Riset
Perikanan Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Budidaya, Bogor. Benih ikan gabus
(panjang total 4,89 ± 0,09 cm; bobot tubuh 0,88 ± 0,05 g) sebanyak 50 ekor dipelihara
per akuarium (dimensi 40 × 30 × 40 cm3) dengan sistem aerasi. Perlakuan salinitas yang
diberikan yaitu 0, 5, dan 10 ppt, dengan masing-masing perlakuan terdiri dari tiga
ulangan. Ikan dipelihara selama 21 hari dengan diberi pakan komersial 3% biomassa per
harinya. Pertumbuhan, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan harian rata-rata, dan
sintasan benih ikan gabus merupakan beberapa parameter yang diamati. Hasil uji
pertumbuhan benih ikan gabus menunjukkan bahwa pertambahan panjang dan sintasan
antara perlakuan salinitas tidak berbeda nyata (P > 0,05). Pertambahan bobot, laju
pertumbuhan spesifik, dan rata-rata pertumbuhan harian pada 0 ppt berturut-turut
adalah 0,53 ± 0,03 g, 2,32 ± 0,10 %/hari, 0,025 ± 0,001 g/hari yang secara signifikan
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 5 ppt (0,45 ± 0,03 g; 1,86 ± 0,10 %/hari;
0,021 ± 0,002 g/hari) dan 10 ppt (0,44 ± 0,01 g; 1,94 ± 0,03 %/hari; 0,021 ± 0,001 g/hari)
(P < 0,05). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa peningkatan salinitas ke 10 ppt
menurunkan pertumbuhan bobot, laju pertumbuhan spesifik, dan rata-rata pertumbuhan
harian benih ikan gabus.
Kata kunci: Channa striata, pertumbuhan, salinitas, sintasan

ABSTRACT
Salinity is one of environmental parameters in freshwater aquaculture that could affect
growth and survival. This study was conducted to evaluate the growth response of striped
snakehead (Channa striata) fingerlings in different salinities. The research was conducted
at the Balai Riset Perikanan Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan, Bogor. Fingerlings
with total length of 4.89 ± 0.09 cm and body weight of 0.88 ± 0.05 g were stocked 50
individuals per aquarium (40 × 30 × 40 cm3) with aeration system. Salinity treatments
consisted of 0, 5, and 10 ppt with three replications for each treatment. Fish were reared
for 21 days and were fed by commercial feed (3% of biomass per day). Growth, specific
growth rate, average of daily growth, and survival rate were observed. The result showed
that length gain and survival rate were not significantly different among treatments (P >
0.05). Weight gain, specific growth rate, and average of daily growth in 0 ppt was 0.53 ±
0.03 g, 2.32 ± 0,10 %/day, and 0.025 ± 0.001 g/day, respectively. Those values were
significantly higher than 5 ppt (0.45 ± 0.03 g; 1.86 ± 0.10 %/day; 0.021 ± 0.002 g/day)
and 10 ppt (0.44 ± 0.01 g; 1.94 ± 0.03 %/day; 0.021 ± 0.001 g/day) (P<0.05). The results
of present study indicate that increasing salinity to 10 ppt contribute to the decline in
weight gain, specific growth rate, and average of daily growth of striped snakehead
fingerlings.
Keywords: Channa striata, growth, salinity, survival rate.

10
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

PENDAHULUAN informasi tentang respon ikan gabus ini


terhadap salinitas masih sedikit sekali
Indonesia dikenal sebagai negara ditemukan. Dengan ilustrasi tersebut,
megabiodiversitas dengan sumber daya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
genetik ikan air tawar yang berlimpah pengaruh salinitas terhadap respon
(Kottelat et al., 1993). Salah satu ikan air pertumbuhan benih ikan gabus (Channa
tawar yang memiliki nilai jual tinggi adalah striata).
ikan gabus. Ikan ini merupakan jenis ikan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di METODE
Kalimantan dan Sumatra (Gustiano, 2007).
Oleh karena itu, prospek pengembangan budi Penelitian dilakukan di Balai Riset
daya ikan gabus sebagai sumber protein Perikanan Budi Daya Air Tawar dan
merupakan hal yang penting bagi masyarakat Penyuluhan Perikanan, Bogor. Benih ikan
di Kalimantan dan Sumatra. Selain untuk gabus yang digunakan berukuran panjang
keperluan konsumsi, daging ikan gabus total 4,89 ± 0,09 cm dan bobot tubuh 0,88 ±
ataupun ekstrak proteinnya dapat 0,05 g. Padat tebar yang digunakan yaitu 50
meningkatkan kadar albumin dalam darah ekor per akuarium. Akuarium yang digunakan
untuk membantu penyembuhan beberapa berukuran 40 × 30 × 40 cm3 dan diberi aerasi.
penyakit (Kusmini et al., 2016). Penelitian ini menggunakan rancangan acak
Secara umum, kegiatan budi daya ikan lengkap (RAL). Perlakuan salinitas yang
gabus belum berkembang di masyarakat dan diberikan yaitu 0, 5, dan 10 ppt dengan
masih mengandalkan hasil tangkapan dari masing-masing perlakuan terdiri dari tiga
alam. Keberadaan ikan ini sudah semakin sulit ulangan. Air bersalinitas dibuat dengan
ditemui di habitat aslinya. Hal tersebut menambahkan air laut ke dalam air tawar
disebabkan selain dikonsumsi sebagai sumber hingga mencapai salinitas yang diinginkan
protein, ikan ini juga banyak dicari sebagai dengan peneraan menggunakan refraktometer
obat karena kandungan albumin dalam (Salinity refractometer, Trans Instruments).
tubuhnya, sehingga tingkat penangkapannya Ikan dipelihara selama 21 hari dengan diberi
pun menjadi semakin tinggi dan dapat pakan komersial 3% biomassa per harinya.
mengancam kelestarian ikan ini. Pengambilan data panjang dan bobot
Kegiatan domestikasi merupakan salah dilakukan setiap 7 hari. Parameter yang
satu cara untuk menjaga kelestarian ikan diukur untuk mengevaluasi respons
gabus agar dapat dibudidayakan, sehingga pertumbuhan benih ikan gabus adalah
permintaan konsumen dapat dipenuhi tanpa pertambahan panjang, pertambahan bobot,
harus mengandalkan hasil tangkapan dari laju pertumbuhan harian, rata-rata
alam. Untuk menuju proses domestikasi pertumbuhan harian, dan sintasan yang diukur
tersebut, diperlukan banyak penelitian dari menggunakan metode dari Weatherley & Gill
berbagai aspek, salah satunya dari aspek (1987). Data yang diperoleh dianalisis
lingkungan. Beberapa faktor pembatas berupa dengan ANOVA dengan tingkat kepercayaan
parameter lingkungan diduga berpengaruh 95% menggunakan software PASW Statistics
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan 18.
hidup ikan. Salah satu parameter lingkungan
tersebut adalah salinitas (Boeuf & Payan, HASIL DAN PEMBAHASAN
2001). Perubahan tingkat salinitas dapat
berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan Hasil uji pertumbuhan benih ikan
dan metabolisme ikan (Nordlie, 2009). Oleh gabus dalam media bersalinitas 0, 5, dan 10
karena itu, beberapa penelitian tentang ppt yang ditampilkan pada Tabel 1
pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan menunjukkan bahwa pertambahan panjang
beberapa jenis ikan telah dilakukan (Morgan pada masing-masing perlakuan salinitas tidak
& Iwama, 1991; Wang et al., 1997; Luz et al., berbeda nyata (P > 0,05). Pertambahan bobot
2008; Ath-thar & Gustiano, 2010; Ma et al., benih ikan gabus pada perlakuan 0 ppt atau
2014; Lisboa et al., 2015). Akan tetapi, kontrol lebih tinggi secara signifikan

11
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

dibandingkan dengan 5 dan 10 ppt (P < 0,05). y = 0,029x + 4,911 dan y = 0,021x + 0,923
Hal serupa juga terjadi pada parameter laju masing-masing untuk pertambahan panjang
pertumbuhan spesifik dan rata-rata dan bobot.
pertumbuhan harian benih ikan gabus yang Beberapa penelitian mengenai pe-
menunjukkan nilai perlakuan 0 ppt secara ngaruh salinitas terhadap pertumbuhan telah
signifikan lebih tinggi (P < 0,05) dibanding- dilakukan pada beberapa spesies ikan, antara
kan dengan perlakuan salinitas 5 dan 10 ppt. lain ikan nila (Ath-thar & Gustiano, 2010),
Sebaliknya, sintasan pada masing-masing ikan mas (Wang et al., 1997), dan ikan turbot
perlakuan tidak berbeda nyata (P > 0,05) (Imsland et al., 2001). Penelitian tersebut
dengan nilai tertinggi pada perlakuan 5 ppt, menyatakan bahwa paparan salinitas di luar
yang diikuti oleh perlakuan kontrol (0 ppt) batas toleransi dapat menurunkan
dan perlakuan 10 ppt. pertumbuhan dan meningkatkan persentase
Data pertambahan panjang (Tabel 2 mortalitas pada ikan. Hal tersebut sesuai
dan Gambar 1) dan bobot (Tabel 3 dan dengan hasil yang diperoleh pada penelitian
Gambar 2) juga menunjukkan bahwa salinitas ini yang menunjukkan penurunan
menyebabkan penurunan laju pertumbuhan pertumbuhan pada salinitas 5 dan 10 ppt
benih ikan gabus. Laju pertumbuhan tertinggi akibat proses aklimatisasi terhadap salinitas
ada pada salinitas 0 ppt dengan persamaan y = yang lebih tinggi. Saat pengamatan, terlihat
0,032x + 4,856 untuk panjang dan y = 0,024x bahwa benih ikan gabus yang terpapar
+ 0,913 untuk bobot. Sementara itu, laju salinitas 5 dan 10 ppt memiliki nafsu makan
pertumbuhan terendah ditemukan pada yang lebih rendah dibandingkan dengan yang
salinitas 10 ppt dengan persamaan y = 0,019x dipelihara pada 0 ppt. Hasil serupa juga
+ 4,875 untuk panjang dan y = 0,020x + 0,915 diperoleh Dubey et al. (2016) yang
untuk bobot. Pada salinitas 5 ppt diperoleh melakukan penelitian pada spesies Channa
persamaan laju pertumbuhan punctata.

Tabel 1. Pertumbuhan dan sintasan benih ikan gabus pada salinitas berbeda selama 21 hari
masa pemeliharaan.
Perlakuan salinitas (ppt)
Parameter
0 5 10
a a
Pertambahan panjang (cm) 0,69 ± 0,12 0,62 ± 0,08 0,42 ± 0,20a
Pertambahan bobot (g) 0,53 ± 0,03b 0,45 ± 0,03a 0,44 ± 0,01a
Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) 2,32 ± 0,10b 1,86 ± 0,10a 1,94 ± 0,03a
Rata-rata pertumbuhan harian (g/hari) 0,025 ± 0,001b 0,021 ± 0,002a 0,021 ± 0,001a
Sintasan (%) 77,3 ± 3,06a 79,3 ± 5,77a 75,33 ± 2,31a
Keterangan: Perbedaan huruf yg dicetak superskrip mengindikasikan perbedaan yang signifikan antara perlakuan.

Tabel 2. Pertambahan panjang benih ikan gabus pada salinitas berbeda setiap 7 hari selama 21
hari masa pemeliharaan.
Panjang (cm)
Hari ke-
0 ppt 5 ppt 10 ppt
0 4,86 ± 0,07a 4,99 ± 0,05a 4,81 ± 0,12a
7 5,09 ± 0,08a 5,03 ± 0,11a 5,10 ± 0,10a
14 5,29 ± 0,07a 5,27 ± 0,04a 5,16 ± 0,07a
21 5,54 ± 0,12b 5,61 ± 0,08b 5,23 ± 0,19a
Keterangan: Perbedaan huruf yg dicetak superskrip mengindikasikan perbedaan yang signifikan antara perlakuan.

12
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

Gambar 1. Grafik pertambahan panjang benih ikan gabus pada salinitas berbeda selama 21 hari
masa pemeliharaan.

Tabel 3. Pertambahan bobot benih ikan gabus pada salinitas berbeda setiap 7 hari selama 21
hari masa pemeliharaan.
Bobot (g)
Hari ke-
0 ppt 5 ppt 10 ppt
0 0,84 ± 0,01a 0,93 ± 0,08a 0,86 ± 0,02a
7 1,18 ± 0,07a 1,07 ± 0,18a 1,14 ± 0,12a
14 1,28 ± 0,04a 1,24 ± 0,03a 1,22 ± 0,06a
21 1,37 ± 0,03b 1,38 ± 0,03b 1,30 ± 0,01a
Keterangan: Perbedaan huruf yg dicetak superskrip mengindikasikan perbedaan yang signifikan antara perlakuan.

Gambar 2. Pertambahan bobot benih ikan gabus pada salinitas berbeda selama 21 hari masa
pemeliharaan.

13
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

Dalam beberapa kasus, salinitas dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan


memengaruhi pertumbuhan ikan (Weatherley tingkat pertumbuhan (Boeuf & Payan, 2001).
& Gill, 1987). Kegiatan budi daya Dari segi sintasan tidak ditemukan
membutuhkan salinitas optimal untuk spesies perbedaan nyata antara perlakuan salinitas (P
yang dipelihara guna menghindari stres yang > 0,05). Hasil penelitian ini juga
berpengaruh negatif terhadap kinerja membuktikan bahwa benih ikan gabus
pertumbuhan (Barton, 2002; Iwama et al., memiliki toleransi yang baik terhadap paparan
2004). Tiap spesies memiliki respons salinitas rendah sampai 10 ppt. Hal ini
pertumbuhan yang berbeda terhadap paparan menunjukkan bahwa spesies ini merupakan
salinitas. Pengujian pada ikan mas, koan, dan ikan air tawar stenohalin. Hal yang serupa
sturgeon menunjukkan bahwa pada salinitas 2 juga dilaporkan terjadi pada ikan lele (Sarma
ppt terjadi peningkatan laju pertumbuhan, et al., 2013) dan betok (Dubey et al., 2015).
efisiensi makanan, dan FCR (Konstantinov & Peningkatan mortalitas ikan air tawar
Martynova, 1993). Pertumbuhan yang optimal stenohalin terhadap peningkatan salinitas
pada ikan nila merah hibrid terdapat pada dapat disebabkan oleh peningkatan kebutuhan
salinitas 18 ppt (Watanabe et al., 1989). Pada pengelolaan tekanan osmotik pada salinitas
penelitian dengan benih ikan gabus ini, yang lebih tinggi (Kilambi, 1980). Jika
perlakuan salinitas 5 dan 10 ppt memiliki salinitas lingkungan berubah secara tiba-tiba
pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dan melebihi batas toleransi, maka ikan akan
dengan kontrol (0 ppt) karena paparan mengalami kematian akibat ketidakseimbang-
salinitas tersebut menyebabkan stres yang an osmoregulasi (Pfeiler, 1981).
berdampak negatif terhadap pertumbuhan. Hasil pengukuran kualitas air di
Penurunan tingkat pertumbuhan akibat akuarium pemeliharaan benih ikan gabus
paparan salinitas ini juga terjadi pada spesies dengan perlakuan salinitas menunjukkan
ikan air tawar lain, seperti channel catfish bahwa suhu, pH, dan oksigen terlarut (Tabel4)
(Allen & Avault, 1970) dan ikan mas (Wang masih berada pada kisaran yang layak untuk
et al., 1997). Aklimatisasi terhadap salinitas budi daya ikan dengan nilai yang tidak
menyebabkan proses osmoregulasi di dalam berbeda nyata antara perlakuan (P > 0,05).
tubuh mengalami perubahan untuk Suhu dan salinitas memiliki interaksi
menyesuaikan tekanan osmotik lingkungan, yang erat dan kompleks. Kedua parameter
sehingga hal tersebut menghambat tersebut akan menyebabkan banyak hormon di
pertumbuhan benih ikan gabus. Energetic cost dalam tubuh ikan menjadi aktif, di antaranya
dari regulasi ion meningkat dengan perubahan hormon pertumbuhan, cortisol, PRL, dan
salinitas yang meningkat jauh dari kondisi hormon tiroid. Perubahan suhu dan salinitas
iso-osmotik yang seharusnya kurang dari 15 akan merangsang hormon-hormon tersebut
mOsm pada kondisi air tawar. Selain itu, yang berperan dalam mengontrol
faktor lain juga dapat dipengaruhi oleh proses pertumbuhan maupun osmoregulasi. Dalam
metabolisme lain dalam merespons perubahan kaitannya dengan penelitian ini, perubahan
salinitas (Morgan & Iwama, 1991). salinitas merangsang peningkatan hormon
Beberapa studi juga telah cortisol sebagai respons atas proses
mengevaluasi pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi. Selanjutnya, PRL bertindak
metabolisme dan respon fisiologis pada sebagai hormon kunci bagi kemampuan
spesies ikan (Morgan & Iwama, 1991; Chang osmoregulator pada ikan air tawar yang
& Hur, 1999; Sampaio & Bianchini, 2002; bersifat antagonis terhadap hormon
Nakkrasae et al., 2015; Prakoso et al., 2015; pertumbuhan selama aklimatisasi dengan
Stewart et al., 2016). Peningkatan kadar peningkatan salinitas, sehingga memengaruhi
natrium dalam plasma darah akibat sistem regulasi pertumbuhan ikan (Madsen &
peningkatan salinitas eksternal memiliki efek Bern, 1992; Seidelin & Madsen, 1997; Boeuf
seluler pada pertumbuhan berupa peningkatan & Payan, 2001; Imsland et al., 2001).
natrium intraseluler yang terjadi pada Selain itu, kedua parameter tersebut
beberapa spesies. Hal tersebut akan dapat memengaruhi tingkat nafsu makan ikan.
merangsang efek mitogenik yang berpotensi

14
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

Tabel 4. Kualitas air media pemeliharaan benih ikan gabus pada salinitas berbeda selama 21
hari masa pemeliharaan.
Perlakuan salinitas (ppt)
Parameter kualitas air
0 5 10
o a a
Suhu air ( C) 27,39 ± 0,26 27,40 ± 0,20 27,44 ± 0,36a
pH 8,33 ± 0,22a 8,50 ± 0,20a 8,29 ± 0,15a
Oksigen terlarut (mg/L) 6,82 ± 0,57a 6,84 ± 0,18a 6,67 ± 0,13a

Jika kondisi suhu dan salinitas dalam channel catfish (Ictalurus punctatus).
media pemeliharaan optimal bagi suatu Proceedings of the Southeastern
spesies ikan, maka nafsu makannya akan Association of Game and Fish
optimal yang berdampak pada pertumbuhan Commissioners, 23, 311-319.
yang optimal. Berkaitan dengan penelitian ini, Ath-thar, MHF dan Gustiano, R. 2010.
perubahan salinitas menyebabkan proses Performa ikan nila BEST dalam media
aklimatisasi yang berakibat pada stres dan salinitas. Prosiding Forum Inovasi
nafsu makan benih ikan gabus menjadi Teknologi Akuakultur, 2010, 493-499.
berkurang, yang pada akhirnya berpengaruh Barton, AB. 2002. Stress in fish: a diversity of
negatif terhadap pertumbuhannya. Selain itu, response with particular reference to
oksigen terlarut juga harus diperhatikan dalam changes in circulating corticosteroids.
aktivitas budi daya karena oksigen terlarut Integrated and Comparative Biology,
dibutuhkan dalam metabolisme ikan 42, 517-525.
(Timmons et al., 2001) agar pertumbuhan Boeuf, G and Payan, P. 2001. How should
ikan menjadi optimal. salinity influence fish growth?.
Comparative Biochemistry and
KESIMPULAN Physiology Part C, 130, 411-423.
Chang, YJ and Hur, J.W. 1999. Physiological
Peningkatan salinitas ke 10 ppt di responses of grey mullets (Mugil
dalam media pemeliharaan benih ikan gabus cephalus) and Nile tilapia
(Channa striata) mengakibatkan penurunan (Oreochromis niloticus) by rapid
laju pertumbuhan, khususnya pada changes in salinity of rearing water.
pertambahan bobot, laju pertumbuhan Journal of Korean Fisheries Society,
spesifik, dan rata-rata pertumbuhan harian. 32, 310-316.
Dubey, SK, Trivedi, RK, Chand, BK, Rout,
UCAPAN TERIMA KASIH SK and Mandal, B. 2015. Response of
Anabas testudineus (Bloch, 1792) to
Penulis berterimakasih kepada Prof. salinity for assessing their culture
Dr. Ir. Rudhy Gustiano, M.Sc atas potentiality in brackish water
bimbingannya dalam penulisan makalah ini, inundation prone areas of Indian
serta Bambang Priadi, Try Peran Utama, dan Sundarban. Journal of the Inland
Endang Sri Rahmawati yang telah Fisheries Society of India, 47, 59-69.
memberikan kontribusi dalam penelitian. Dubey, SK, Trivedi, RK, Chand, BK, Mandal,
Penelitian ini merupakan kegiatan Tahun B and Rout SK. 2016. The effect of
Anggaran 2016 di Balai Riset Perikanan Budi salinity on survival and growth of the
Daya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan. freshwater stenohaline fish spotted
snakehead Channa punctata (Bloch,
DAFTAR PUSTAKA 1793). Zoology and Ecology, 2016,
10p.
Allen, KO and Avault Jr, JW. 1970. Effect of Gustiano, R., 2007. Kajian teknis dan
salinity on the growth and survival of sosioekonomis pengelolaan berkelan-

15
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

jutan sumber daya genetik ikan. salinity on the rearing performance of


Prosiding Lokakarya Nasional juvenile golden pompano Trachinotus
Pengelolaan dan Perlindungan ovatus (Linnaeus 1758). Aquaculture
Sumber Daya Genetik di Indonesia: Research, 47(6), 1761-1769.
Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Madsen, SS and Bern, HA. 1992. Antagonism
Ketahanan Nasional, 48-53. of prolactin and growth hormone:
Imsland, AK, Foss, A., Gunnarsson, S, Marc impact on seawater adaptation in two
H.G Berntssen, MHG, Fitzgerald, R, salmonids, Salmo trutta and
Bonga, SW, Ha, EV, Naevdal G and Oncorhynchus mykiss. Zoological
Stefansson, SO. 2001. The interaction Science, 9, 775-784.
of temperature and salinity on growth Morgan, JD and Iwama, GK. 1999. Energy
and food conversion in juvenile turbot cost of NaCl transport in isolated gills
(Scophthalmus maximus). of cutthroat trout. American Journal of
Aquaculture, 198, 353-367. Physiology, 277, 631-639.
Iwama, GK, Afonosoi, LOB, Tongham, A., Nakkrasae, L, Wisetdee, K and
Ackerman, P. and Kazumi, N. 2004. Charoenphandhu, N. 2015.
Commentary: Are HSPs suitable for Osmoregulatory adaptations of
indicating stressed states in fish?. The freshwater airbreathing snakehead fish
Journal of Experimental Biology, 207, (Channa striata) after exposure to
15-19. brackish water. Journal of
Kilambi, RV. 1980. Food consumption, Comparative Physiology Part B, 11pp.
growth and survival of grass carp Nordlie, FG. 2009. Environmental influences
Ctenopharyngodon idella Val. at four on regulation of blood plasma/serum
salinities. Journal of Fish Biology, 17, components in teleost fishes: a review.
613-618. Reviews in Fish Biology and Fisheries,
Konstantinov, AS and Martynova, VV. 1993. 19, 481-564.
Effect of salinity fluctuations on Pfeiler, E. 1981. Salinity tolerance of
energetics of juvenile fish. Journal of Leptocephalous larvae and juveniles of
Ichthyology, 33, 161-166. the bonefish (Albulidae: Albula) from
Kottelat, M, Whitten, AJ, Kartikasari, SN dan the Gulf of California. Journal of
Wirjoatmodjo, S. 1993. Ikan air tawar Experimental Marine Biology and
Indonesia bagian barat dan Sulawesi. Ecology, 52, 37-45.
Periplus, Hongkong. 293pp. Prakoso, VA, Kim, KT, Min, BH, Gustiano, R
Kusmini, II, Gustiano R, Prakoso VA dan and Chang, YJ. 2015. Effects of
Ath-thar MHF. 2016. Budidaya Ikan salinity on oxygen consumption and
Gabus. Penebar Swadaya, Jakarta, blood properties of young grey mullets
76pp. Mugil cephalus. Indonesian
Lisboa, V, Barcarolli, IF, Sampaio, LA and Aquaculture Journal, 10(2), 143-153.
Bianchini, A. 2015. Effect of salinity Sampaio, LA and Bianchini, A. 2002. Salinity
on survival, growth and biochemical effects on osmoregulation and growth
parameters in juvenile Lebranch of the euryhaline flounder
mullet Mugil liza (Perciformes: Paralichthys orbignyanus. Journal of
Mugilidae). Neotropical Ichthyology, Experimental Marine Biology and
13, 447-452. Ecology, 269(2), 187-196.
Luz, RK, Martinez-Alvarez, RM, De Pedro, N Sarma, K, Prabakaran, K, Krishnan, P,
and Delgado, MJ. 2008. Growth, food Grinson, G and Kumar, AA. 2013.
intake regulation and metabolic Response of a freshwater air-breathing
adaptations in goldfish (Carassius fish, Clarias batrachus to salinity
auratus) exposed to different salinities. stress: An experimental case for their
Aquaculture, 276, 171-178. farming in brackishwater areas in
Ma, Z, Guo, H, Zheng, P, Wang, L, Jiang, S, Andaman, India. Aquaculture
Zhang, D and Qin, JG. 2014. Effect of International, 21, 183-196.

16
Respon Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dalam Kondisi Pemeliharaan Bersalinitas
Prakoso, et al. / LIMNOTEK 2018 25 (1): 10-17

Seidelin, M and Madsen, SS. 1997. Prolactin Wang, JQ, Lui, H, Po, H and Fan, L. 1997.
antagonizes the seawater-adaptative Influence of salinity on food
effect of cortisol and growth hormone consumption, growth and energy
in anadromous brown trout (Salmo conversion efficiency of common carp
trutta). Zoological Science, 14, 249- (Cyprinus carpio) fingerlings.
256. Aquaculture, 148, 115-124.
Stewart, HA, Noakes DL, Cogliati Watanabe, WO, French, KE and Ernt, DH.
KM, Peterson JT, Iversen MH 1989. Salinity during early
and Schreck, CB. 2016. Salinity development influences growth and
effects on plasma ion levels, cortisol, survival of Florida red tilapia in
and osmolality in Chinook salmon brackish and seawater. Journal of
following lethal sampling. World Aquaculture Society, 20, 134-
Comparative Biochemistry and 142.
Physiology, Part A, 192, 38-43. Weatherley, AH and Gill, HS. 1987. The
Timmons, MB, Ebeling, JM, Wheaton, FW, biology of fish growth Academic
Summerfelt, ST and Vinci, BJ. 2001. Press, London, 443 pp.
Recirculating Aquaculture Systems. .
NRAC Publication, Cayuga Aqua
Ventures, Ithaca, 34, 151-154.

17

Anda mungkin juga menyukai