Gambaran Umum
Bab 2. Visi, Misi, Tujuan dan Kebijakan
Bab 3. Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab 4. Situasi Derajat Kesehatan
Bab 5. Situasi Upaya Kesehatan
Bab 6. Situasi Cakupan SPM
Bab 7. Program Unggulan
Bab 8. Penutup
2
GAMBARAN UMUM
DINAS KESEHATAN
3
Tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sesuai SOTK baru
berdasar Peraturan Bupati Nomor : 32 Tahun 2016, tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Malang, dengan struktur :
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Sekretaris
a. Ka Sub Bag Umum dan Kepegawaian
b. Ka Sub Bag Keuangan
c. Ka Sub Bag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
a. Ka Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
b. Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
c. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olah Raga
4
4. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Kasi Surveilans dan Imunisasi
b. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
c. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa
5. Kabid Pelayanan Kesehatan
a. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
b. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
c. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
6. Kabid Sumber Daya Kesehatan
a. Kasi Kefarmasian
b. Kasi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga
c. Kasi Sumberdaya Manusia Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
5
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN,
FUNGSIONAL SUBBAG UMUM DAN
EVALUASI DAN
KEPEGAWAIAN DAN ASET PELAPORAN
BIDANG PENCEGAHAN
BIDANG KESEHATAN BIDANG PELAYANAN BIDANG SUMBER
DAN PENGENDALIAN
MASYARAKAT PENYAKIT
KESEHATAN DAYA KESEHATAN
UNIT PELAKSANA
6 TEKNIS DINAS
q Luas wilayah : 3.238,27 km2
q Batas wilayah :
Sebelah Barat : Kab. Blitar dan Kab. Kediri
Sebelah Utara : Kab. Jombang, Mojokerto, dan Pasuruan
Sebelah Timur : Kab Probolinggo dan Kab. Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Bagian tengah : Kota Malang dan Kota Batu.
7
q Jumlah Kecamatan : 33 Kec
q Jumlah Desa : 378 Desa
q Jumlah Kelurahan : 12 Kel
q Rukun Warga : 3.125 RW
q Rukun Tetangga : 14. 352 RT
8
Jumlah penduduk Kabupaten Malang
(menurut Proyeksi dari BPS)
Tahun 2016 : 2.560.675 jiwa
• Laki-laki : 1.286.867 jiwa
• Perempuan : 1.273.808 jiwa
11
VISI :
Visi Kabupaten Malang tahun 2016 - 2021
“ MADEP MANTEB MANETEB“
13
1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu sampai tahun berakhir renstra.
2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan
perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas
pokok dan fungsi organisasi.
3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah
sasaran dan strategi organisasi berupa kebijakan,
program operasional dan kegiatan pokok organisasi
selama kurun waktu renstra.
14
Tujuan 1 :
Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan
kesehatan Masyarakat
Sasaran :
Meningkatnya manajemen dan kualitas pelayanan
kesehatan, yang terdiri dari 4 (empat) indikator sasaran :
1. Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
2. % Dokumen perencanaan dan pelaporan yang benar
3. % penurunan temuan adm perkantoran dan keuangan
4. % Puskesmas BLUD sesuai standar (BLUD Penuh )
15
Tujuan 2 :
Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga Pangan
(IRTP)
Sasaran :
Meningkatnya Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
yang bermutu (bersetifikat) yang terdiri dari 1 (satu)
indikator sasaran.
1. Persentase IRTP yang bersertifikat
16
Tujuan 3 :
Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan
kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana
Sasaran :
Menurunnya angka kematian ibu per 100.000 KH dan bayi per
1000 KH dan Meningkatnya kemampuan Puskesmas dalam
tanggap darurat penanggulangan bencana, yang terdiri dari 4
(empat) indikator sasaran :
1. Angka kematian ibu (AKI)
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan bencana
4. Cakupan Puskesmas akriditasi dengan nilai baik
17
Tujuan 4 :
Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan
anak
Sasaran :
Menurunkan angka Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
turun menjadi kurang dari 15%., yang terdiri dari 2
(dua) indikator sasaran :
1. Prevalensi Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
2. Prevalensi Balita Stunting
18
Tujuan 5 :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan
tidak menular sesuai dengan target kasus masing-masing
Sasaran :
Menurunnya kesakitan dan kematian akibat penyakit menukar,
yang terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran :
1. Pengendalian kematian kasus diare akibat kolera.
2. Pengendalian kasus penderita HIV/AIDS dibawah 0,5%
3. Pengendalian kematian kasus Demam Berdarah (DBD)
dibawah CFR (< 2,54)
4. Pengendalian kematian kasus Acud Flacceid Paralise (AFP)
karena polio
5. Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) desa/kel. < 24 jam
19
Tujuan 6 :
Meningkatkan pencegahan penyakit menular akibat
lingkungan
Sasaran :
Meningkatnya kesehatan lingkungan pemukiman, yang
terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran.
1. Cakupan Lokasi ODF
2. Cakupan masyarakat pedesaan memakai air bersih
memenuhi syarat
3. Cakupan masyarakat perkotaan memakai air bersih
memenuhi syarat
20
Tujuan 7 :
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat
miskin (maskin)
Sasaran :
Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin (Maskin), yang terdiri dari 2 (dua) indikator
sasaran.
1. Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin (Maskin)
2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
21
Tujuan 8 :
Pemenuhan ketersediaan obat indikator di sarana
pelayanan kesehatan dasar 90% .
Sasaran :
Tersedianya Obat Pelayanan Kesehatan dasar minimal
90 %, yang terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran:
1. Persentase stok obat minimal
2. Cakupan pelayanan kefarmasian di puskesmas
perawatan.
22
Tujuan 9 :
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi permasalahan kesehatan di desa
Sasaran :
Meningkatnya desa yang mandiri dalam mengatasi
permasalahan kesehatan, yang terdiri dari 1 (satu)
indikator sasaran:
1. Persentase desa siaga aktif Puri (Purnama Mandiri)
23
Tujuan 10 :
Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
minuman dari bahan berbahaya
Sasaran :
Meningkatnya pengawasan obat , makanan minuman
dan obat tradisional, yang terdiri dari 2 (dua) indikator
sasaran:
1. Persentase penurunan obat dan maknan yang
berbahaya
2. Meningkatnya penggunaan obat tradisional di
Puskesmas
24
1. Peningkatan Jangkauan dan Mutu Upaya
Pelayanan Kesehatan
2. Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor
3. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Swasta
4. Peningkatan Pengembangan
Sumberdaya Kesehatan
5. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan
Kesehatan Khususnya Masyarakat Miskin
25
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.
3. Program Pelayanan Penduduk Miskin
4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
5. Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular
9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
10.Program Pengadaan, Peningk & Perbaikan Sarana
& Prasarana Puskesmas/Pustu & Jaringannya
26
11. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan
Prasarana RS/RSJ/RS Paru-Paru/RS Mata
12. Program Pengawasan & Pengendalian Kesehatan
Makanan
13. Program Pembinaan Industri Rokok dan Tembakau
14. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
15. Program Administrasi Perkantoran
16. Program peningkatan sarana & prasarana aparatur
17. Program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur
18. Program peningkatan pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan Keuangan
19. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
20. Program Pelayanan JKN Kapitasi pada FKTP
27
28
SITUASI
SUMBER DAYA
KESEHATAN
29
A. SARANA KESEHATAN
PEMERINTAH :
• Rumah Sakit Umum : 4 buah
• Rumah Sakit Jiwa : 1 buah
• Puskesmas perawatan : 39 buah
• Puskesmas pembantu : 93 buah
• Mobil Puskesmas Keliling : 93 buah
SWASTA :
• Rumah Sakit Umum : 14 buah
• Rumah Sakit Jiwa : 2 buah
• Rumah Sakit Bersalin : 2 buah
• Rumah Sakit Bedah : 1 buah
• Klinik Rawat Inap : 12 buah
• Klinik Rawat Jalan : 44 buah
• Apotek : 152 buah
30
A. SARANA KESEHATAN
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM)
31
B. TENAGA KESEHATAN
NO JENIS TENAGA RS Dinkes Jumlah
32
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
1 APBD KABUPATEN 470.426.613.871,19 98,07
2 APBN : - -
33
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
RINCIAN SUMBER BIAYA
ALOKASI ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
34
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
RINCIAN SUMBER BIAYA
ALOKASI ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
2 APBD PROVINSI - -
3 APBN : - -
35
SITUASI
DERAJAT
KESEHATAN
37
UMUR HARAPAN HIDUP DI KAB.MALANG
72.00
71.50
71.00
70.50
70.00
69.50
69.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
39
JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KAB. MALANG
300
250 219
264
180
247
200
199 193
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
35
30
30 27
25
25
21
20
15
10
0
2012 2013 2014 2015 2016
16
14
12
10
9
10
6 4 4
0
2012 2013 2014 2015 2016
Luka Ringan
89.07%
33 33 33 33 33
44
Sumber : Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016)
PERKEMBANGAN KASUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG
DI KAB. MALANG TAHUN 2011 – 2015
4.00
3.00
2.00
0.00
2012 2013 2014 2015 2016
JENIS KELAMIN
NO TAHUN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 2012 1 8
2 2013 3 6
3 2014 7 6
4 2015 1 1
5 2016 2 1
Ket :
•Hijau : tidak terdapat kasus AFP Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang 47
•Merah : terdapat kasus AFP
PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 – 2016
54.67
52.31 51.5
45.57 46.14
33.9
8.12
1.52 0.88 3.5 4.04 0.5 0.75 1.03
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
IR 45.57 54.67 8.12 46.14 33.9 52.31 51.5
CFR 1.52 0.88 3.5 4.04 0.5 0.75 1.03
Tahun
NO INDIKATOR Target
Penemuan Penderita
1 Pneumonia Balita > 15% 10,4 12,2 12,6 32,4 39,8
2
Proporsi kesembuhan
3 balita pneumonia 100% 100 100 100 100 100
382
363
346
305 307
297
JML KASUS
289 285
279
269 266
255 259
247 250 245 248 249
240 238 238
223 225 225 220 218
211 214 215 210
185 188
174 173
164
150
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOP DES
No JENIS PENYAKIT
2012 2013 2014 2015 2016
1 Menular Seksual
a. Jumlah kasus 2.864 5.440 2.806 2.185 1.572
Laki-laki 289 405 209 222 107
Perempuan 2.645 5.035 2.597 1.963 1.465
a. Jumlah Diobati 2.864 5.440 2.806 2.185 1.572
2 HIV/AIDS
a. Jumlah ditemukan 172 221 261 220 245
b. Jumlah ditangani 172 221 261 220 245
c. Kumulatif 875 1.097 1.358 1.517 1.823
58
PENEMUAN KASUS MALARIA
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2007-2016
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
KASUS MALARIA 63 52 48 66 77 84 136 46 23 63
0.062
0.056
0.036
0.027
0.024
0.022 0.021
0.018
0.009
4 Spot Check 4 4 4 4 4
5 Larvasidasi 4 4 4 4 4
6 Pembersih lumut 4 4 4 4 4
7 MFS 4 4 4 4 4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JUMLAH PENDERITA 0 1 3 3 4 3 4 0
69
KUNJUNGAN IBU HAMIL
DI KAB. MALANG TAHUN 2012 - 2016
95.55
2016 99.66
97.60
2015
100
97.07
2014
98.72
95.25
2013 100
94.62
2012 98.16
90 92 94 96 98 100
Cakupan K4 Cakupan K1
Chart Title
160,000
156,015
140,000
120,000
114,827
100,000
80,000
60,000
39,488
40,000
31,816
72
Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang
< 80 % 80 – 90 % > 90 %
PERKEMBANGAN CAKUPAN PEMBERIAN TABLET FE
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2012-2016
45,703
45,703
45,115
Chart Title
43,292
43,049
42,937
42,331
42,225
42,094
41,604
41,085
40,655
39,732
39,495
38,933
2012 2013 Ibu Hamil2014Fe 1 Fe2015
3 2016
Cakupan (%)
No Sasaran Target
2013 2014 2015 2016
74
KASUS KEJADIAN LUAR BIASA
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 - 2016
2012 2013 2014 2015 2016
NO JENIS KLB
1 TN 0 0 0 0 0
2 AFP 19 18 9 9 9
3 Keracunan 118 334 334 75 75
a. Makanan 0 284 294 75 75
b. Gas amoniak 0 50 0 0 0
4 Diare 192 21 18 0 0
5 DBD 9 0 0 0 0
6 Difteri 12 38 22 15 15
7 Chikungunya 102 0 0 0 0
8 Bencana Alam 16 17 12 16 16
a. Banjir 4 0 0 11 11
b. Tanah longsor 6 17 12 4 4
c. Puting beliung 6 0 0 1 1
294
284
210
75
29
KLB Keracunan
Bukan Pekerja,
43,262 Jamkesda, 4,980
BPPU/Mandiri,
144,753
PPU, 212,703
Kunjungan Puskesmas
Tahun Jumlah Jumlah Tingkat
Kunjungan Penduduk pemanfaatan
(%o)
2012 1.279.665 2.487.120 51,45
2013 1.019.744 2.506.102 40,69
2014 923.821 2.524.863 36,59
30.30
30.00
25.00
20.00 18.04
16.35
15.00
9.35
10.00 7.79
5.00
-
2012 2013 2014 2015 2016
44367
Jumlah Bayi Asi Eksklusif
39939
39072
38543
37656
26976
26024
25843
25689
24445
2012 2013 2014 2015 2016
80
70
60
70.55 71.17
50 70.01
55.80
40
30 30.57
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016
129,290
71,393
22,837
3,839 118 -
700000
702677
600000
702677
702677
702677
500000
702677
400000
300000
136,375
108,605
109443
108363
116,671
91,565
94646
97125
200000
25386
29361
100000
0
2012 2013 2014 2015 2016
85
No SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA CAKUPAN 2016 TARGET 2016
86
CAKUPAN
No SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA 2016
TARGET 2016
a. Cakupan penemuan kasus AFP per 100 ribu anak balita 0,47 >2
88
CAKUPAN TARGET
No SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA
2016 2016
V Meningkatnya Pelayanan Pembinaan IRTP
89
TARGET
No SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA CAKUPAN 2016
2016
VI Meningkatnya Sumber daya Kesehatan
1 Puskesmas Ideal 18 18
2 Polindes menjadi Ponkesdes 390 390
3 Pustu Garda (gawat darurat) 4 10
VII Meningkatnya Manajemen Kesehatan
90
PROGRAM
UNGGULAN
TAHUN 2016
91
1. SUTERA EMAS 9. PUSK. LAYANAN NARKOBA
92
15. PROG. “SINEKA” 22. e_MEDIKA
16. PROG. “GARDU BISMA” 23. PROG. “SAMUDERA EMAS”
17. PROG. “PERKESWAWAS” 24. PROG. “SUKA CITA”
18. PROG. “GARDU WUSAN” 25. SIMPUS JEMPOL
19. PROG. “SMART HEALTH” 26. PROG. “TK KIBBLA PLUS”
20. PROG. “DEKAP ERAT” 27. PROG. KADER SMART,
21. PROG. “KONSER PIANIKA” BIDAN SIGAP
93
Sutera Emas adalah Sistem penanggulangan
Masalah Kesehatan secara real time dengan
pemanfaatan teknologi informasi, pemberdayaan
masyarakat ( kader kesehatan) dan Bidan Desa
dengan istilah Surveilancs Epidemiologi Terpadu
Puskesmas (SUTERA EMAS).
Sutera Emas sudah diterapkan di Puskesmas
Kepanjen dan sudah dikembangkan di 38
puskesmas wilayah Kabupaten Malang.
94
Expanding Maternal and Newborn Survival
(EMAS) adalah Puskesmas diproyeksikan untuk
Penanggulangan Emergensi Kesehatan Ibu dan
Bayi sebagai Pilot Project Nasional yang dibantu
oleh USAIDS. Program ini untuk memperkuat
sistem rujukan yang efisien dan efektif antar
Puskesmas dan Rumah Sakit, diantaranya :
Puskesmas Pakisaji, Gondanglegi, Donomulyo,
Turen, Pagak, Sumbermanjing Kulon, Dampit
dan Puskesmas Ampelgading
95
Adalah Puskesmas – Puskesmas yang siap
melayani pasien dari para wisatawan yang
datang di daerah tersebut, pelayanan sesuai
kebutuhan wisatawan, diantaranya :
1. Puskesmas Dau
2. Puskesmas Poncokusumo
3. Puskesmas Sitiarjo
4. Puskesmas Wonosari
5. Puskesmas Ampelgading
6. Puskesmas Tirtoyudo
7. Puskesmas Donomulyo
96
Adalah Puskesmas yang secara geografis
berada di Jalur Jalan Raya Lintas Daerah, yang
memungkinkan sering menanggani kasus
Kecalakaan Jalan raya, diantaranya :
1. Puskesmas Ardimulyo
2. Puskesmas Singgosari
3. Puskesmas Kepanjen
4. Puskesmas Sumberpucung
5. Puskesmas Dau
97
Adalah Puskesmas yang memiliki
wilayah kerja / daerah yang rawan
bencana alam,diantaranya :
1. Puskesmas Sitiarjo
2. Puskesmas Dampit
98
Puskesmas Rawat Inap Plus Adalah
Puskesmas yang dilengkapi layanan
dokter spesialis kandungan dan dokter
spesialis anak, diantaranya :
Puskesmas Tumpang
99
Adalah Puskesmas yang disiapkan
untuk melayani pasien yang terkena
bencana gunung berapi, diantaranya :
1. Puskesmas Poncokusumo : untuk
Gunung Bromo
2. Puskesmas Ngantang : untuk
Gunung Kelud
100
Adalah Puskesmas yang memiliki
keunggulan dalam melayani
kesehatan Reproduksi remaja,
penaggulangan Narkoba dan HIV/
AIDS : Puskesmas Ardimulyo
101
Adalah Puskesmas yang memiliki
kemampuan spesifik menanggani
kasus pasien dengan Korban
Narkoba bahkan HIV/ AIDS,
diantaranya Puskesmas
Gondanglegi
102
Adalah Puskesmas yang memiliki
kemampuan spesifik menanggani
kasus pasien HIV/ AIDS dan
Narkoba, diantaranya : Puskesmas
Gondanglegi dan Puskesmas
Sumberpucung
103
Adalah Program peningkatan kompetensi
Tambahan pada Puskesmas Pembantu
guna mendekatkan akses pelayanan
kegawat daruratan pada daerah yang sulit
menjangkau pelayanan kesehatan : Pustu
Sitiarjo dan Pustu Ampelgading.
104
Adalah Peningkatan Fungsi Polindes yang
selama ini khusus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak, kini telah dikembangkan menjadi
Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) yang
perannya telah diperluas dengan ditambah
kannya satu tenaga Perawat sehingga kasus
kesehatan dasar lainnya dapat ditangani bahkan
fungsi pemberdayaan dan pelayanan kesehatan
masyarakat akan meningkat. Di Kab. Malang ada
390 Ponkesdes (39 Puskesmas).
105
Adalah merupakan satu bentuk pengembangan
dari pencanangan Desa Siaga yang bertujuan
agar masyarakat ikut berperan serta dalam
mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum
terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang
telah dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap
munculnya masalah kesehatan jiwa di
masyarakat
Desa siaga sehat jiwa telah dikembangkan di
Puskesmas Bantur Kec. Bantur
106
Adalah Puskesmas memberikan layanan home care dengan
Perasaan tulus ikhlas, Energik dalam menjalankan tugas,
Ramah, manajemen terpadu, Adil, Taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan Aman sentosa. Kegiatan dilaksanakan dengan
mendatangi rumah pasien paska rawat di Puskesmas untuk
memberikan konseling, informasi, dan edukasi pada pasien dan
keluarga bagaimana merawat dan menjaga supaya penyakitnya
tidak kambuh lagi.
Keluarga juga dinilai tingkat kemandirian dalam bidang
kesehatan. Selain itu juga melakukan observasi ke 5 Kepala
Keluarga di sekitar rumah pasien tentang sanitasi lingkungan,
perilaku hidup bersih dan sehat, dan penemuan keluarga rawan
baru.
Program inovasi ini dikembangkan 107
di Puskesmas Turen Kec. Turen
Omah sadar gizi (OSAGI) adalah suatu kegiatan yang
berbasis pada pemberdayaan masyarakat yang
menggunakan beberapa metode yang sesuai untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat tentang
bagaimana mengurangi prevalensi terjadinya Gizi buruk
dengan Pola Kerjasama Dengan Obyek Sasaran Mitra
yaitu masyarakat desa khususnya ibu dari balita yang
mengalami Gizi kurang. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini menggunakan pendekatan kaji tindak.
Metode tersebut terdiri dari: Penyuluhan, demo masak,
pendampingan , praktek mandiri.
Program inovasi “OSAGI” ini dikembangkan di
Puskesmas Poncokusumo Kec. Poncokusumo
108
Program Stela (Smart Initiative Palliatife & Nutrition
Class) adalah sebuah program inovasi yang
dilaksanakan dalam kelas posyandu dengan
mengintegrasikan metoda paliatif dan kelas gizi sebagai
upaya meningkatkan literasi gizi kesehatan serta
meningkatkan peran partisipasi ibu balita dalam kegiatan
posyandu dan mengurangi angka prevalensi gizi kurang
melalui inisiasi pendekatan terpadu berbasis swadaya
masyarakat. Program ini berbasis Informasi Digital
dengan menggunakan Android OS
Program inovasi ini dikembangkan di Desa Wirotaman
Puskesmas Ampelgading Kec. Ampelgading
109
SINEKA (Simulasi Nenek Kakek Asuh)
merupakan program inovasi yg dilaksanakan di posyandu
lansia dgan tujuan untuk memberikan pengetahuan
tentang kesehatan ibu hamil, ibu nifas, ibu bersalin,
kesehatan bayi dan balita pada lansia sehingga
bermanfaat untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi dan untuk meningkatkan kunjungan posyandu lansia
dan posyandu balita. Dilaksanakan di 15 desa di 74
posyandu lansia.
Program inovasi ini dikembangkan
Puskesmas Tumpang
110
GARDU BISMA (Gerakan Terpadu Basmi Malaria)
Merupakan gerakan terpadu pembebasan/ mengeliminasi
malaria dengan melibatkan lintas sektoral dan pihak ter kait
dengan cara menjaga dan memperhatikan kesehat an
lingkungan komunitas yaitu mata rantai penyebaran
malaria.Lintas sektoral yang menjadi pointer di kegiatan
program gardu bisma meliputi pihak perhutani sebagai salah
satu pemangku wilayah tempat perindukan malaria, PD Jasa
Yasa selaku pengelola wilayah pantai .
Kegiatan yang di lakukan meliputi : Pengangkatan lumut,
Larvasidasi dan Pengecekan jentik berkala
Gardu Bisma telah ditetapkan sebagai inovasi publik
Puskesmas Bantur dengan SK KADINKES KAB MALANG
No. 440/38/KEP/35.07.103/2017
111
PERKESWAWAS (Perawatan Kesehatan Jiwa Masyara kat)
merupakan kegiatan memperdayakan masyarakat sehingga
masyarakat tersebut dapat merawat penderita gangguan jiwa
dan penderita gangguan jiwa tetap berada di masyarakat
tanpa kehilangan produktifitasnya. Masya rakat diberdayakan
untuk mampu merawat anggota kelu arga dan melibatkan
penderita gangguan jiwa dalam ke giatan terapi aktifitas
kelompok serta dapat mencegah terjadinya gangguan jiwa
baru di masyarakat beresiko dengan pendekatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat . Perkesmawas sebagai
inovasi Puskesmas Bantur dengan SK KADINKES KAB
MALANG Nomor 440/03.1/KEP/421.103/2015
112
GARDU WUSAN
(Gerakan Terpadu Wirausaha Sanitasi) Melalui Kredit
Jamban adalah suatu gerakan untuk mendorong
persepatan desa ODF (Open Devecation Free/ bebas
buang air disembarang tempat) yang bekerjasama
dengan le,baga keuangan dalam peningkatan akses
sanitasi. Dinkes sebagai monitor perkembangan wusan di
lapangan. Pelaksanaan di seluruh wilayah Kab.
113
Smart Health adalah Software untuk mendeteksi
penyakit jantung oleh kader kesehatan, perawat dan
dokter puskesmas sebagai penerapan paradigma sehat
dengan mengkolabo rasikan teknologi informasi.
Program inovasi ini dikembangkan di
114
DEKAP ERAT (Deteksi Dampingi Kehamilan Resiko
Tinggi, Pastikan Persalinan Ibu Bayi Selamat) merupakan
pengembangan dari kegiatan P4K, dalam bentuk kegiat
an pendekatan masyarakat dalam rangka penurunan
angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir,
melalui penguatan forum masyarakat sipil serta mening
katkan peranan oraganisasi masyarakat dalam memberi
kan informasi kepada masyarakat, ibu hamil dan suami.
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas
Gondanglegi
115
KONSER PIANICA
(KOMUNITAS KESEHATAN REMAJA PEDULI IBU,
BAYI DAN CALON IBU) adalah Posyandu Remaja
dengan kegiatan :
1. Edukasi KESPRO
2. Pembentukan kelompok pendonor darah untuk ibu
bersalin
2. Mendorong terbentukya kelompok BAPAK SIAGA
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas
Bululawang
116
e-MEDIKA (SISTEM PENDAFTARAN Reguler Check In,
Self Check In, Home Check In merupakan program Pen
daftaran Pasien dilakukan dengan : Mendaftar langsung
ke Loket Pendaftaran bagi pasien yang belum memiliki
nomor anggota Puskesmas.
Pasien mendaftar sendiri dengan memasukkan kartu ang
gotanya dan mendapatkan nomor antrian
Pasien mendaftar dari rumah dengan SMS ke nomor
081334333340 dan akan mendapat balasan berapa lama
waktu tunggu untuk segera dilayani.
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas
Bululawang 117
Samudera Emas merupakan suatu bentuk kegiatan ANC
(Antenatal Care) terpadu Plus dimana kegiatan ini meng
haruskan puskesmas pro aktif turun ke desa untuk mela
kukan kegiatan secara terpadu. Kegiatan yang dilakukan
antara lain : promkes, KIA, KB, P2M, Kesling, Laboratori
um, dll.
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas
Tirtoyudo
118
Suka Cita adalah upaya peningkatan pencapaian UCI
melalui system pencatatan terpadu terintegrasi berbasis
on line dengan cara membuat aplikasi untuk petugas
puskesmas di 13 desa.
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas
Tirtoyudo
119
Simpus Jempol adalah aplikasi identifika si pendaftaran
pasien dengan sistem finger print atau menggunakan
aplikasi sidik jari jempol pada saat men daftar pertama/
awal pasien kontak dengan puskesmas.
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas Pakisaji
120
TK KIBBLA PLUS (Telekomunikasi Kesehatan Ibu Bayi
baru lahir dan Anak Balita Plus Gizi)
adalah upaya pember dayaan masyarakat dengan
membentuk komunikasi partisipatif dalam difusi ino vasi.
Program ini merupakan kompilasi kegiatan Pasar KIBBLA
(Program sayang resiko tinggi kesehatan ibu, bayi baru
lahir dan anak dan program STELLA. Fokus program ini
adalah upaya peningkatan status kesehatan ibu dan
anak.
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas
Ampelgading
121
Kader Smart, Bidan Sigap Ibu Hamil dan Bayi Selamat
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh kader untuk
menga jak ibu hamil, neonatus dan ibu nifas di wilayah
RT masing-masing untuk meme riksa kesehatannya ke
tenaga kesehat an. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
cara : kader mengunjungi rumah ibu, mencatat sasaran
dan bertanya pada sasaran
Program inovasi ini dikembangkan di Puskesmas Turen
122
PRESTASI &
KERJASAMA
TAHUN 2016
123
Uraian Kegiatan Nama Penghargaan Keterangan
NO Tingkat
TOP 99 INOVASI PELAYANAN INOVASI PELAYANAN
1 Nasional TOP 99
PUBLIK TAHUN 2016 PUBLIK
PERINGKAT PERTAMA LOMBA KB LOMBA KB MKJP
2 MKJP (METODE KONTRASEPSI (METODE KONTRASEPSI Provinsi Juaran I
JANGKA PANJANG) JANGKA PANJANG)
LOLOS 4 (EMPAT) TATANAN Provinsi
PENILAIAN
VERIFIKASI PENILAIAN
KABUPATEN/KOTA SEHAT Juara
3 KABUPATEN/KOTA SEHAT TINGKAT
TINGKAT PROVINSI JAWA Harapan I
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
TIMUR
2016
TELAH MENJAMIN Nasional
PIAGAM PENGHARGAAN TELAH
RAKYATNYA SEHAT DAN
MENJAMIN RAKYATNYA SEHAT
SEJAHTERA MELALUI
4 DAN SEJAHTERA MELALUI Piagam
INTEGRASI JAMKESDA
INTEGRASI JAMKESDA DALAM
DALAM PROGRAM JKN-
PROGRAM JKN-KIS
KIS
124
Uraian Kegiatan Nama Penghargaan Keterangan
NO Tingkat
SKPD TERBAIK EVALUASI SKPD TERBAIK Kabupaten
5 Terbaik
KINERJA TAHUN 2015 – 2016 EVALUASI KINERJA
PERINGKAT II TENAGA
6 KESEHATAN BERPRESTASI Nutrisionis Provinsi Peringkat II
KATEGORI NUTRISIONIS
125
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH
1 Kerja sama Dinas Kesehatan Kab. Malang Terealisasinya dengan penanganan terhadap
dengan Dinas Kesehatan Kab. Pasuruan , Kejadian Kuar Biasa, penanganan bencana,
Tentang KerjPerjanjian Kerjasama antara pengendalian penyakit menular tertentu,
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan pelayanan dan rujukan dalam program
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal ditingkat
tentang Kerjasama di Bidang Kesehatan di kabupaten, pengawasan peredaran obat
Wilayah Perbatasan Kabupaten Pasuruan tradisional dan pangan industry rumah tangga,
dan Kabupaten Malang Nomor: perijinan, pembinaan dan pengawasan praktek
440/23/424.052/2011 pada tenaga kesehatan dan pengobatan
Nomor: 440/109/421.103/2011a Sama tradisional dan program KIBBLA (Kesehatan
Bidang Kesehatan Di Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak
Wilayah Perbatasan Kab. Pasuruan dan Jangka Waktu: 5 (lima) tahun
Kab. Malang.
126
B. KERJASAMA DAERAH DGN PIHAK KETIGA
1 Perjanjian Kerja Sama antara JOHNS Peningkatan Kualitas Pelayanan Klinis. Hal ini
HOPKINS PROGRAM FOR I dibuktikan dengan meningkatnya hasil capaian
INTERNATIONAL EDUCATION IN klinis yang dilakukan setiap bulan dengan
GYNECOLOGY AND OBSTETRICS pengumpulan data dari 8 Puskesmas dan 4
(JHPIEGO) dengan Pemerintah Kabupaten RumahSakit Vanguard.
Malang tentang Pelaksanaan Program Sistem Rujukan menjadi salah satu perubahan
Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir dari fasilitas maupun nakes yang mempunyai
(Expanding maternal and Neonatal Survival- dampak cukup kuat dalam penanganan
Emas) emergensi pada ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Nomor : 196/JHPIEGO/IX/2012 Sisi Pemberdayaan Masyarakat hal ini terbukti
Nomor : 193/18/421.022/2012 dari upaya-upaya yang telah dilakukan Forum
Masyarakat (FMM) bersama dengan Motivator
Kesehatan Ibu dan Anak (MKIA).
Jangka Waktu: 5 (lima) tahun
127
B. KERJASAMA DAERAH DGN PIHAK KETIGA
128
B. KERJASAMA DAERAH DGN PIHAK KETIGA
NO Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga Realisasi dan Jangka Waktu
129
C. KERJASAMA DAERAH DGN VERTIKAL DAERAH
NO Kerjasama Instansi Vertikal Daerah Realisasi dan Jangka Waktu
130
Dengan telah disajikan Buku Saku Profil Kesehatan Kabupaten
Malang Tahun 2017 (data tahun 2016), diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator
dalam Sustainable Development Goals (SDGs) serta Derajat
Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Malang secara menyeluruh dan
memadai untuk memenuhi kebutuhan informasi penting bagi
pengambilan keputusan pada semua jenjang organisasi kesehatan
mulai Kabupaten sampai ke Pusat.
Semoga Buku Saku dapat bermanfaat dalam rangka
perencanaan dan pengendalian program-program kesehatan pada
masa-masa mendatang.
Dalam penyusunan Buku Saku Profil Kesehatan ini tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahan ibarat “ Tiada Gading
yang Tak Retak“, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan.
131