Refleksi Diskusi Kasus Kanker Kolon
Refleksi Diskusi Kasus Kanker Kolon
Oleh :
1. Sri Mujiati
2. Sarlina Mento Ambarita
3. Muslikah Ida M R
4. Diyah Novita sari
5. Eni Sri Indarti
6. Dara Ochtarena
7. Desi Waluyaningtyas
C. Hasil Pembahasan
Hasil evaluasi setelah dilakukan terapi relaksasi benson selama 3 hari
skala nyeri pada Ny.J berkurang dari 5 menjadi 3, hal ini menunjukan bahwa
terapi benson dapat menurunkan nyeri pada pasien. namun, perlu di
perhatikan bahwa Ny. J mengalami nyeri karena kanker yang dialaminya
sehingga tindakan non farmakologi saja tidak cukup untuk mengurangi nyeri
yang dialami pasien, perlu dukungan dari pemberian obat farmakologi dalam
mengurangi nyeri yang dirasakan klien. pada Ny. J diberikan terapi
farmakologi asam mefenamat 500 mg/ 8 jam.
Untuk mengatasi nyeri beberapa penanganan nyeri yang dapat
dilakukan adalah dengan farmakologis maupun non farmakologis.
Penatalaksanaan farmakologis merupakan penanganan nyeri dengan
menggunakan agen farmakologis. Analgesik merupakan metode penanganan
nyeri yang paling umum dan efektif. Analgesik adalah medikasi yang
dikembangkan untuk meredakan nyeri. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan petunjuk untuk penanganan nyeri dalam bentuk tangga
analgesik yang membantu perawatan klien dengan nyeri (Black & Hawks,
2009). Penggunaan analgesik ditentukan oleh tingkat keparahan dari nyeri
yang dirasakan. Untuk nyeri ringan maka disarankan penggunaan non-opiod
(Prasetyo, 2010). Non-opiod mencakup asetaminofen dan obat anti-inflamasi
nonsteroid (nonsteroid anti-inflammatorydrugs/NSAID) disarankan sebagai
langkah utama. Jika nyeri berlanjut dilakukanpenggunaan opiod. Opiod
(disebut juga narkotik) merupakan turunan tumbuhan opium. Obat ini
merupakan turunan tumbuhan opium. Obat ini pereda nyeri yang paling kuat
yang tersedia dan terapi pilihan untuk nyeri sedang hingga berat (Lemone,
2015).
Salah satu tindakan non farmakologi dalam penanganan nyeri yaitu
tenik relaksasi nafas dalam. Relaksasi adalah suatu tindakan membebaskan
mental dan fisik dari ketegangan dan stres, sehingga dapat meningkatkan
toleransi terhadap nyeri, mengurangi efek stres terhadap nyeri, dan
meningkatkan persepsi pengendalian nyeri. Contoh tindakan relaksasi yang
dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri adalah teknik relaksasi benson
(Prasetyo, 2010).
Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasaN yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang
mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan, pada relaksasi Benson ada
penambahan unsure keyakinan dalam bentuk kata-kata yang merupakan rasa
cemas yang sedang pasien alami. Kelebihan dari latihan teknik relaksasi
dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah dilakukan dan tidak ada
efek samping apapun (Solehati & Kosasih, 2015).
Agar terapi teknik relaksasi benson dapat selalu diterapkan kepada
pasien adalah perawat harus menjelaskan prosedur dan tujuan dari teknik
relaksasi benson dengan benar, perawat juga harus memberikan edukasi
kepada pasien maupun keluarga tentang teknik relaksasi benson yang baik
dan benar. Selain itu perlu dukungan keluarga dalam penerapan teknik
relaksasi benson. Selain itu perlu diperhatkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat relaksasi adalah pasien harus dalam keadaan nyaman,
pikiran pasien harus tenang dan lingkungan yang tenang. Suasana yang rileks
dapat meningkatkan hormon endorphin yang berfungsi menghambat
transmisi impuls nyeri sepanjang saraf sensorik dari nosiseptor saraf perifer
ke kornus dorsalis kemudian ke thalamus, serebri, dan akhirnya berdampak
pada menurunnya persepsi nyeri (Brunner & Suddart, 2008).