Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI DISKUSI KASUS

PADA NY. J DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA COLON


DI RUANG RAJAWALI 2A RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Oleh :

1. Sri Mujiati
2. Sarlina Mento Ambarita
3. Muslikah Ida M R
4. Diyah Novita sari
5. Eni Sri Indarti
6. Dara Ochtarena
7. Desi Waluyaningtyas

PRODI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2018
A. Kasus
Ny. J, Umur 51 tahun, alamat kendal, pendidikan terakhir SD,
pekerjaan ibu rumah tangga, tanggal masuk 16 November 2018, diagnosa
medis Ca kolon. Keluhan Utama pasien mengeluh nyeri, didapatkan
didapatkan data subyektif Pasien mengeluh nyeri, nyeri disebabkan karena
adanya massa pada perut kiri. nyeri bertambah saat pasien kiri bergerak dan
nyeri hilang saat tidak bergerak dan tidur. Nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, lokasi nyeri yaitu pada perut kiri bawah, skala nyeri 5, Nyeri
hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu. Nyeri timbul saat pasien
bergerak dan berangsur hilang saat pasien tidak bergerak dan tidur. Data
obyektif : ekspresi wajah pasien tampak meringis kesakitan , TD : 110 / 70
mmHg ,N : 86 x / mnt , R : 20 x/mnt , T : 36,3 ºC. hasil pemeriksaan
penunjang kolonoskopi tanggal pemeriksaan 2 Oktober 2018, hasil
pemeriksaan menunjukan ada masa padat dengan bagian kistik pada cavum
pelvis sisi kiri. MSCT abdomen dengan kontras Tanggal pemeriksaan 18
November 2018, Kesan : penebalan sirkumferensial asimetris pada colon
desenden sepanjang 12,06 cm, tebal maksimal 4,16 cm, disertai fat stranding
dan menempel dengan dinding lateral kiri abdomen disertai lesi kistik pada
cavum pelvis sisi kiri yang tampak menempel dan sulit dipisahkan dengan lesi
pada kolon desenden. Multiple lim fadenopati paraaortta (ukuran 1,03x0,8 cm)
dan lingual kiri ukuran 1,02x0,4 cm) Cenderung masa colon desenden.
Pengobatan Oral : Asam mefenamat 500 mg/8 jam. Dari hasil pengkajian
kelompok mengambil diagnosa keperawatan nyeri akut b.d agen cidera
biologis, Kemudian klien diajarkan teknik relaksasi benson untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan klien. Relaksasi benson adalah respon relaksasi dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat menciptakan suatu lingkungan
internal sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan
kesejahteraan lebih tinggi. (Kusnandar (2009).
B. Pertanyaan
1. Apakah relaksasi benson efektif dalam mengurangi nyeri yang dirasakan
pasien ?
2. Tindakan apa saja yang dapat diberikan pada pasien untuk mengatasi
nyeri?
3. Bagaimana cara agar tindakan teknik relaksasi benson dapat selalu
dilakukan pasien dalam mengurangi nyeri ?

C. Hasil Pembahasan
Hasil evaluasi setelah dilakukan terapi relaksasi benson selama 3 hari
skala nyeri pada Ny.J berkurang dari 5 menjadi 3, hal ini menunjukan bahwa
terapi benson dapat menurunkan nyeri pada pasien. namun, perlu di
perhatikan bahwa Ny. J mengalami nyeri karena kanker yang dialaminya
sehingga tindakan non farmakologi saja tidak cukup untuk mengurangi nyeri
yang dialami pasien, perlu dukungan dari pemberian obat farmakologi dalam
mengurangi nyeri yang dirasakan klien. pada Ny. J diberikan terapi
farmakologi asam mefenamat 500 mg/ 8 jam.
Untuk mengatasi nyeri beberapa penanganan nyeri yang dapat
dilakukan adalah dengan farmakologis maupun non farmakologis.
Penatalaksanaan farmakologis merupakan penanganan nyeri dengan
menggunakan agen farmakologis. Analgesik merupakan metode penanganan
nyeri yang paling umum dan efektif. Analgesik adalah medikasi yang
dikembangkan untuk meredakan nyeri. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan petunjuk untuk penanganan nyeri dalam bentuk tangga
analgesik yang membantu perawatan klien dengan nyeri (Black & Hawks,
2009). Penggunaan analgesik ditentukan oleh tingkat keparahan dari nyeri
yang dirasakan. Untuk nyeri ringan maka disarankan penggunaan non-opiod
(Prasetyo, 2010). Non-opiod mencakup asetaminofen dan obat anti-inflamasi
nonsteroid (nonsteroid anti-inflammatorydrugs/NSAID) disarankan sebagai
langkah utama. Jika nyeri berlanjut dilakukanpenggunaan opiod. Opiod
(disebut juga narkotik) merupakan turunan tumbuhan opium. Obat ini
merupakan turunan tumbuhan opium. Obat ini pereda nyeri yang paling kuat
yang tersedia dan terapi pilihan untuk nyeri sedang hingga berat (Lemone,
2015).
Salah satu tindakan non farmakologi dalam penanganan nyeri yaitu
tenik relaksasi nafas dalam. Relaksasi adalah suatu tindakan membebaskan
mental dan fisik dari ketegangan dan stres, sehingga dapat meningkatkan
toleransi terhadap nyeri, mengurangi efek stres terhadap nyeri, dan
meningkatkan persepsi pengendalian nyeri. Contoh tindakan relaksasi yang
dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri adalah teknik relaksasi benson
(Prasetyo, 2010).
Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasaN yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang
mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan, pada relaksasi Benson ada
penambahan unsure keyakinan dalam bentuk kata-kata yang merupakan rasa
cemas yang sedang pasien alami. Kelebihan dari latihan teknik relaksasi
dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah dilakukan dan tidak ada
efek samping apapun (Solehati & Kosasih, 2015).
Agar terapi teknik relaksasi benson dapat selalu diterapkan kepada
pasien adalah perawat harus menjelaskan prosedur dan tujuan dari teknik
relaksasi benson dengan benar, perawat juga harus memberikan edukasi
kepada pasien maupun keluarga tentang teknik relaksasi benson yang baik
dan benar. Selain itu perlu dukungan keluarga dalam penerapan teknik
relaksasi benson. Selain itu perlu diperhatkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat relaksasi adalah pasien harus dalam keadaan nyaman,
pikiran pasien harus tenang dan lingkungan yang tenang. Suasana yang rileks
dapat meningkatkan hormon endorphin yang berfungsi menghambat
transmisi impuls nyeri sepanjang saraf sensorik dari nosiseptor saraf perifer
ke kornus dorsalis kemudian ke thalamus, serebri, dan akhirnya berdampak
pada menurunnya persepsi nyeri (Brunner & Suddart, 2008).

Anda mungkin juga menyukai