Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Snars I
KEMENTERIAN LAIN
TNI/POLRI
KEMENDIKNAS
SWASTA
PEMDA KAB/PROP
Bab. 16 Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan (IPKP)
No Standar EP
1 IPKP.1 3
2 IPKP.2 3
3 IPKP.3 2
4 IPKP.4 4
5 IPKP.5 4
6 IPKP.6 5
6 Std 21 EP
5
GAMBARAN UMUM
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 3 & 4 tentang asas dan tujuan & tugas dan fungsi rumah sakit
GAMBARAN UMUM
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 22 menetapkan aturan tentang rumah sakit pendidikan
Rumah sakit pendidikan harus mempunyai mutu dan keselamatan pasien yang lebih
tinggi daripada rumah sakit nonpendidikan.
Agar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit pendidikan tetap terjaga maka
perlu ditetapkan standar akreditasi untuk rumah sakit pendidikan.
Pada rumah sakit yang digunakan sebagai rumah sakit pendidikan, akreditasi perlu
dilengkapi dengan standar dan elemen penilaian untuk menjaga mutu pelayanan
dan menjamin keselamatan pasien.
Standar IPKP.1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam
pembuatan perjanjian kerja sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP.1
RS PENDIDIKAN BIPARTIT
INSTITUSI PENDIDIKAN
UTAMA
RS PENDIDIKAN
UTAMA
RS PENDIDIKAN AFILIASI / TRIPARTIT
RS PENDIDIKAN SATELIT
INSTITUSI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT FK/FKG/STIKES
PKS
Standar IPKP.2
2. Ada daftar lengkap memuat nama D Bukti tentang daftar lengkap peserta 10 T
semua peserta pendidikan klinis peserta pendidikan klinis terkini dari
yang saat ini ada di rumah sakit. (D) setiap institusi pendidikan
5 L
0 T
S
T
T
Institusi Jejaring RS
RSP Utama
Pendidikan Pendidikan
D Bukti tentang : 10 TL
2. Ada dokumentasi perhitungan peserta
1) daftar jumlah peserta didik per periode, 5 TS
didik yang diterima di rumah sakit per berdasarkan perhitungan jumlah pasien 0 TT
periode untuk proses pendidikan RS/jumlah kasus yang memadai untuk proses
pencapaian kompetensi peserta didik.
disesuaikan dengan jumlah pasien untuk 2) perjanjian kerjasama dengan RS lain, bila
menjamin mutu dan keselamatan pasien. jumlah pasien RS tidak memadai
W Komkordik/Timkordik
(D,W) Kep Departemen
Peserta didik
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan staf klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP. 5
• Supervisi dalam pendidikan menjadi tanggung jawab staf klinis yang memberikan
pendidikan klinis untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien, staf, dan
peserta didik terlindungi secara hukum.
• Supervisi diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan
bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang
pembelajaran dan level kompetensinya.
• Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses supervisi klinis,
meliputi siapa saja yang melakukan supervisi dan frekuensi supervisi oleh staf klinis
yang memberikan pendidikan klinis. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan dalam
log book peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis.
Maksud dan Tujuan IPPK. 5
Dikenal 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi dan juga
kewenangan peserta didik sebagai berikut:
Supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan
dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh PPA penanggung
jawab pelayanan (DPJP dan PPJA). Begitu pula tindakan medis dan operatif hanya boleh
dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilakukan oleh DPJP &
PPJA;
Supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih,
namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang
dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP & PPJA. Tindakan medis dan operatif
dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite) oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi
oleh DPJP & PPJA;
Maksud dan Tujuan IPKP. 5
• Supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus
mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat darurat.
Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan supervisi
tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas
rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh DPJP;
• Supervisi rendah: kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
sahih sehingga dapat membuat diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum
mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan medis dan operatif
dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan validasi oleh DPJP.
Maksud dan Tujuan IPPK. 5
Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis, setelah melakukan evaluasi kompetensi peserta
didik menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibuat oleh institusi
pendidikan.
Beberapa alat evaluasi antara lain;
• Bed site teaching
• Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX)
• Case Based Discusion (CBD)
• Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
• Procedure Based Assesment (PBA)
Elemen Penilaian IPKP.5
1.Ada tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di rumah
sakit untuk setiap jenjang pendidikan. (R)
2.Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk
supervisinya. (D,W)
3.Ada format spesifik untuk mendokumentasikan supervisi yang sesuai dengan kebijakan
rumah sakit, sasaran program, serta mutu dan keselamatan asuhan pasien. (D)
4.Ada batasan kewenangan peserta pendidikan yang mempunyai akses dalam mengisi
rekam medis. (lihat juga MIRM 13.4) (D)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.5 Telusur Skor
1. Ada tingkat supervisi yang diperlukan R Regulasi tentang tingkat supervisi utk 10 TL
oleh setiap peserta pendidikan klinis semua tingkat dan jenis peserta - -
di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan klinis, termasuk penetapan 0 TT
pendidikan. (R) frekwensi supervisi untuk setiap
pendidik klinis
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit
dan pelayanan yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Maksud dan tujuan IPPK.6
• Dalam pelaksanaannya program pendidikan klinis tersebut senantiasa menjamin mutu
dan keselamatan pasien. Rumah sakit memiliki rencana dan melaksanakan program
orientasi dengan menerapkan konsep mutu dan keselamatan pasien yang harus
diikuti oleh seluruh peserta pendidikan klinis serta mengikutsertakan peserta didik
dalam semua pemantauan mutu dan keselamatan pasien.
• Orientasi peserta pendidikan klinis minimal mencakup :
a) program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien (lihat juga TKRS 4; TKRS 4.1; TKRS 5;
TKRS 11; dan TKRS 11.2);
b)program pengendalian infeksi (lihat juga PPI 5);
c) program keselamatan penggunaan obat (lihat juga PKPO 1);
d)sasaran keselamatan pasien.
Elemen Penilaian IPKP 6
1. Ada program orientasi peserta pendidikan staf klinis dengan materi orientasi yang
meliputi a) sampai dengan d) mengenai maksud dan tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1).(R)
2. Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat program orientasi peserta pendidikan klinis.
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan dan dokumentasi peserta didik yang diikutsertakan dalam
semua program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. (D,W)
4. Ada pemantauan dan evaluasi bahwa pelaksanaan pendidikan klinis tidak menurun
kan mutu dan keselamatan pasien yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali
setahun yang terintegrasi dengan program mutu dan keselamatan pasien. (D) (lihat
TKRS 1.2 dan TKRS 5 EP 3)
5. Ada survei mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit atas
dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang-kurangnya sekali setahun. (D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.6 Telusur Skor
1. Ada program orientasi peserta R Regulasi tentang Program orientasi 10 TL
pendidikan staf klinis dengan materi meliputi : - -
orientasi yang meliputi a) sampai 1) program rumah sakit tentang mutu 0 TT
dengan d) mengenai maksud dan dan keselamatan pasien
tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1). (R) 2) program pengendalian infeksi (lihat
juga PPI 5);
3) program keselamatan penggunaan
obat (lihat juga PKPO 1);
4) sasaran keselamatan pasien.
4. Ada pemantauan dan evaluasi bahwa D Bukti evaluasi 1 tahun sekali untuk 10 TL
pelaksanaan pendidikan klinis tidak menyatakan bahwa dengan adanya 5 TS
menurunkan mutu dan keselamatan pasien pelaksanaan pendidikan tidak 0 TT
yang dilaksanakan sekurang-kurangnya menurukan mutu dan keselamatan
sekali setahun yang terintegrasi dengan pasien di RS (angka kepatuhan
program mutu dan keselamatan pasien (lihat
identifikasi pasien,cuci tangan, dll)
TKRS 1.2 dan TKRS 5 EP 3). (D)