Anda di halaman 1dari 12

TAUHID DAN KETELADANAN

َ ِ ُ ْ َ‫َ ِ ْ ُ ُ َو َ ْ َ ْ ِ ُ هُ َو َ ُ ُذ ِ ِ ِ ْ ُ ُْو ِر أ‬ ْ َ ‫إِ ﱠن ا ْ َ ْ َ ِ ﱠ ِ َ ْ َ ُ هُ َو‬


.ُ َ ‫ي‬َ ‫ْ ِ*)ْ (َ'َ ھَ ِد‬+ُ, ْ َ ‫ ﱠ) َ ُ َو‬+ ِ ُ َ'َ( ‫ ِ ِه‬-ْ َ, ْ َ ، َ ِ َ /ْ َ‫ت أ‬ ِ َ1‫ ﱢ‬3َ ْ ِ ‫َو‬
ُ ُ ْ 3ُ ‫ ُ هُ َو َر‬5ْ /َ ‫َ ُ أَ ﱠن ُ َ ﱠ ً ا‬- ْ َ‫ﱠ ﷲ َوأ‬4ِ‫َ إِ َ َ إ‬4 ‫َ ُ أَ ْن‬- ْ َ‫أ‬
.‫ ﱡ ْ ِ* ُ ْ َن‬9ْ ُ َ‫ﱠ َوأ‬4ِ‫ُ ﱠ إ‬: ْ ُ َ: َ4‫ ِ َو‬:ِ َ;ُ: <‫ﱠ;ُ ا ﷲَ َ= ﱠ‬:‫ َ َءا َ ُ ا ا‬,ْ ?ِ ‫ َ ا ﱠ‬-‫ﱡ‬,َ‫َ أ‬,
َ- ْ ِ < َ َ*Aَ ‫ا= َ ٍة َو‬
ِ ‫ َو‬E ٍ ْ َ ْ ‫ ﱢ‬9ْ @ُ َ;َ*Aَ ْ‫ ا ﱠ ِ?ي‬9ُ @ُ ‫ﱠ;ُ ْ ا َر ﱠ‬:‫َ ا ﱠ سُ ا‬-,‫َ أَ ﱡ‬,
ِ ِ ‫ َء ُ ْ َن‬F َ َ: ْ‫ﱠ;ُ ا ﷲَ ا ﱠ ِ?ي‬:‫ ًء َوا‬F َ ِ ‫ ْ ًا َو‬Gِ Hَ ً4 Iَ ‫ُ َ ِر‬-ْ ِ J ‫َ َو َ ﱠ‬-Iَ ‫َز ْو‬
. ً5ْ Lِ ‫ َر‬9ْ @ُ ْ َ*/َ ‫ َن‬Hَ َ‫َرْ َ= َم إِ ﱠن ﷲ‬N‫َو ْا‬
9ْ @ُ َ َ /ْ َ‫ أ‬9ْ @ُ َ ْO*ِ ْPُ, .‫ ً ا‬,ْ ِ 3َ ً4 ْ َL ‫ُ ْ ُ ْ ا‬L‫ﱠ;ُ ا ﷲَ َو‬:‫ َ َءا َ ُ ا ا‬,ْ ?ِ ‫َ ا ﱠ‬-,‫َ أَ ﱡ‬,
‫ أَ ﱠ َ ْ ُ ؛‬. ً ْ Qِ /َ ‫ ْ َ ُ (َ;َ ْ (َ َز (َ ْ ًزا‬3ُ ‫ ﷲَ َو َر‬Rِ Sُِ , ْ َ ‫ َو‬9ْ @ُ َ ْ ُ ‫ ُذ‬9ْ @ُ َ ْ ِ ْ َ,‫َو‬
ِ ْ َ*/َ ‫ ﷲ‬U‫*ﱠ‬V َ ٍ‫ي ُ َ ﱠ‬ ُ ْ َ‫ي ھ‬ ِ ْ َ- ‫ ْ َ ا‬Aَ ‫ َو‬،َ‫ َ بُ ﷲ‬Hِ J ِ , ِ َ ْ ‫ ْ َ ا‬Aَ ‫ِ ﱠن‬Xَ(
)‫ ﱠ‬Hُ ‫ٌ َو‬Zَ َ'[ َ Zٍ /َ ْ ِ )‫ ﱠ‬Hُ ‫ٌ َو‬Z/َ ْ ِ Zٍ َ\ َ ْ ُ )‫ ﱠ‬Hُ ‫َ َو‬-ُ: َ\ َ ْ ُ ‫ُ ُ ِر‬N‫ َو َ ﱠ ا‬9َ ‫*ﱠ‬3َ ‫َو‬
‫ ِ(] ا ﱠ ِر‬Zٍ َ َ'[ َ
Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Mulai kemarin, dua juta lebih jamaah haji tengah melakukan ibadah Haji, mulai wukuf di arafah,
mabit di Muzdalifah kemudian mereka berbondong-bondong menuju Mina untuk seterusnya
melempar jumrah aqobah, atau menuju Makkah untuk Thawaf Ifadhah dan mabit di Mina selama
hari tasyrik utk melakukan lemparan jumroh aqobah, wustho dan ula. Mereka agungkan Allah
atas kebesaran-Nya, mereka mahasucikan Allah dengan memanjatkan puja dan puji hanya
kepada-Nya, mereka esakan Allah dengan mentauhidkannya.

Hari ini, di pagi yang cerah ini, di musholla yang insya Allah penuh berkah ini, kita tundukkan
kepala, kita tawadhu’kan jiwa dan raga, kita rendah diri sepenuh hati seraya berucap dengan
tulus, Allahu Akbar, ya Allah engkaulah dzat maha besar, kami tidak berdaya, kami tidak punya
apa-apa dan tidak punya siapa-siapa di hadapan kebesaran-Mu. Tiada tuhan yang wajib
disembah kecuali hanya Engkau, hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami
mohon pertolongan, maha suci Engkau dan hanya bagi-Mu segala puja dan puji
Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Rekaman sejarah itu kembali terulang, sejarah seorang tokoh besar yang menjadi sentral ummat
manusia dan alam raya, Abul anbiya’ wal mursaliin Nabi Ibrahim as.Yang membuka sekaligus
memperkenalkan sebuah peradaban agung.Peradaban ummat manusia yang penuh dengan
kemuliaan dan keberkahan, Peradaban yang tidak saja membawa kebahagiaan di dunia yang
fana, tapi juga ketentraman dan kebahagiaan di akhirat yang baqa. Benar, dia adalah peradaban
tauhid, yang hanya mengagungkan Allah, mengesakan Allah, memaha sucikan Allah,
memanjatkan puja dan puji hanya kepada Allah. Dan itulah yang kita ulang-ulang di hari yang
penuh dengan keutamaan ini. Dan Nabi Ibrahim mendeklarasikan peradaban yang mulia ini ke
seantero dunia saat itu, tanpa khawatir dan tanpa rasa takut sedikitpun:

َ ِ ۡ ُ ۡ ‫ض َ! ِ ٗ ۖ َو َ ٓ َ َ ۠ ِ َ ٱ‬#
َ َ ۡ َ ََٰٰ
$‫ٱ‬ ‫و‬ ‫ت‬ ' () ‫ٱ‬ َ +َ ,َ ‫ِي‬.ِ َ ِ ۡ ‫إ ِ ّ َو ۡ ُ َو‬
*
ِ ِ ِ
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi,
dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
berbuat syirik.(QS. Al An’aam: 79)

Deklarasi ini, tidaklah datang dengan tiba-tiba, tidaklah muncul dengan spontanitas. Sebagai
pelajaran bagi ummat manusia saat itu, deklarasi ini melalui sebuah proses panjang dan cukup
melelahkan. Sebagaimana yang Allah kisahkan di ayat-ayat sebelumnya, Beliau sampaikan pada
ummatnya bahwa bintang gemintang yang indah di pandang, bulan purnama yang menyilaukan
mata, juga matahari yang penuh dengan kekuatan dan energi. Semua bukanlah tuhan, dan sama
sekali tidak layak untuk dijadikan sandaran kemuliaan dan kekuatan. Bintang bisa redup, bulan
purnama bisa tenggelam, mataharipun di kala senja pasti akan terbenam.

Jadi siapapun yang mengandalkan bintang, memberhalakan bulan, mendewakan matahari, maka
dia akan redup bersama redupnya bintang, akan tenggelam bersama tenggelamnya bulan dan
akan terbenam bersama terbenamnya matahari. Dan betapa banyak manusia sekarang ini -
semoga kita tidak termasuk di dalamnya- yang mengejar bintang bintang itu, kemudian tertipu
karenanya, menggapai kebahagian dengan mengandalkan bulan-bulan itu dan kemudian sengsara
karenanya.Betapa banyak yang mendewakan matahari, kemudian dia tersesat karenanya.

ۡ> َ ۡ ََ َۡ ُ 6َ *ۡ َ7 َ ‫َو‬
9ِ ‫ٱ?= َ ۖ < ُ;ۥ‬ 9ِ ;ُ ٰ@َ ۡ +َ A‫ٱ‬ ۧ ِ ٰ 0َ ۡ1ِ‫ إ‬2ِ 3ِ ّ 4َ 5
Bِ CD‫ ِ َ; = َ) ُ; ۚۥ َو‬Fَ َ Gِ‫ إ‬Hَ /
َ I3ٰJD‫ َ*ة ِ َ َ ٱ‬LM‫ٱ‬
ِ ِ ِ ِ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-
benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Al Baqoroh: 130)
Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Kita kembali kepada tokoh sentral kita, Nabi Ibrahim.Setelah peradaban ini beliau umumkan,
setelah aqidatut tauhid ini beliau deklarasian, datanglah tantangan demi tantangan ujian demi
ujian, cobaan demi cobaan. Kerajaan besar yang ada pada saat itu, murka !,

Raja dan hampir seluruh warganya tidak bisa menerima dakwah Ibrahim. Karena memang tauhid
secara diametral bertentangan dengan syirik, sebuah keyakinan yang mereka anut saat itu,
apalagi pada saat yang bersamaan, Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung yang mereka
sembah, dan membiarkan satu patung besar. Dan ini dimaksudnya untuk memancing
mereka.Terjadilah diskusi dan perdebatan, dan dengan izin Allah, Nabi Ibrahim bisa
mematahkan seluruh argumentasi mereka.Merekapun marah, dan dengan membabi buta mereka
mengatakan.

ُ َ َِ َ ْٓ ُ ُ َ ُ ُ ّ َ ْ ُ َ
َ ِ 3RٰSَ Hۡ Tُ Uُ ‫ إن‬Hۡ W
ِ ِ T ‫وا ءا‬Y ‫ه وٱ‬PQ*ِ ! ‫ا‬P Q
Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak
bertindak”. (QS. Al Anbiya: 68)

Allah pun berfirman kepada api:

\ََ
Hَ ِ[ٰ0َ ۡ1ِ‫] إ‬ ً ٰ _َ Fَ ‫َ ۡ* ٗدا َو‬1 aPUُ ‫ ٰ َ ُر‬cَ َ 3ۡ Qُ
ِ
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al
Anbiya: 69)

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Ternyata ujian tidak berhenti sampai di situ.Memang beliau sukses melakukan pengkondisian
eksternal, menaklukan musuh di luar, sekaligus menyebarkan agama Tauhid di tengah-tengah
ummat manusia. Bagaimanakah kondisi internal dan keluarganya ? Bagaimanakah manajemen
pembinaan istri dan anak keturunannya ? Apakah sekokoh dan sekuat seperti yang di luar sana
?Maka, ujian dan cobaan itupun kembali datang.Allah memerintahkan beliau untuk
meninggalkan bayi dan istri yang masih lemah sehabis melahirkan, di tempat yang tidak
berpenghuni dan tidak ada tumbuh-tumbuhan disana. Tidak ada apa-apa dan tidak ada siapa-
siapa di sana !
Sang istripun sempat tidak habis pikir dengan “ide yang di luar nalar” ini, seraya bertanya: “Apa
yang terjadi pada dirimu wahai Ibrahim ?”Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah katapun.Dan
sepertinya diam adalah jawaban terbaik saat itu. Hajar pun mencecar dengan pertanyaan
berikutnya: “Apakah Allah yang memerintahkan ini kepadamu wahai suamiku ?” Barulah saat
itu Nabi Ibrahim menjawab, itupun hanya dengan satu kata: “Ya”.

Dengan penuh ketegaran, Hajar mengatakan: “Kalau demikian halnya, pasti Allah tidak akan
menterlantarkan kami”. Apakah waktu itu Ibrahim betul betul tega ? Dan dengan begitu mudah
bisa menaklukkan kegundahan dan kegelisahan jiwanya akibat perintah yg berat ini ?

Sepertinya tidak, Nabi Ibrahim segera mengadu kepada Allah atas perintah yang berat ini:,

ُِ ِ َ f‫* ِم َر‬Iَ ُ ۡ ‫ ٱ‬h


َ‫ة‬Pٰ َ3d ‫ا ْ ٱ‬P ُ Ce َ َۡ َ ۡ َ ۡ َ َ ّ ُ ُ َ ۡ َ ّٓ َٓ
ِ Ti1 B 4ِ ‫ ذِي زر ٍع‬n
ِ o ‫ا ٍد‬Pِ1 pِ qِ‫ِ ذر‬ rF‫ إ ِ ِ أ‬f‫ر‬
َ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ َ َ َٰ َ َ ّ ُ ۡ ُ ۡ َ ۡ ۡ َ ٓ ۡ َ َ ّ ٗ َ َۡ َۡ ۡ َ
‫*ون‬ryz H 3RD ‫ت‬ ِ 0 {‫ ِ ٱ‬H |‫ وٱرز‬Hِ eِ‫ِي إ‬P } ‫ة ِ ٱ• ِس‬Bt ِٔ ‫ أ‬uR vw
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan
kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur. (QS. Ibrahim: 37)

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Beberapa tahun kemudian, Ibrahim datang menemui istri dan anaknya yang telah menginjak
remaja.Betapa bahagia, sekian lama berpisah, kini mereka kembali bersua. Namun ujian berat
itu kembali datang di tengah-tengah kebahagiaan. Cobaan besar itu datang di tengah-tengah
keceriaan. Putera yang bertahun-tahun diimpi-impikan kehahirannya, Putra yang sedang
tumbuh dan berwajah tampan itu, harus disembelih. Sebuah perintah, yang lagi-lagi di luar nalar
kemanusiaan.

َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ۡ َ ّ َ ََۡ َ ّ َُ َ َ َ ۡ ُ َ َ ˆَ َ3َ1 َ3َw


ِ 1‰ \
Š ‫ل‬ Q ‫ى‬ ٰ َ
* • ‫ا‬‫ذ‬ ۡ
* ‚ vw h ƒ ‫ذ‬ ‫أ‬ ٓ ِ
‫م‬ ‫ٱ‬ 9 ٰ
‫ى‬ َ
‫ر‬ ‫أ‬ ٓ ‫إ‬ „ …ٰ c ‫ل‬ Q َ
‡ ) ‫ٱ‬ ; R
ۚ ِ ِ ِِ
َ q‹ٰJD‫ ِ َ ٱ‬Œ‫ٱ‬ ُ ‫ ٓ إن َ• ٓ َء‬Bُ ŽTَ Fَ ۖ *ُ •َ •ۡ ُ• َ uۡ Rَ ,‫ٱ‬
ۡ
ِِ ِ ِ ِ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar”. (QS. Ash-Shaffaat: 102)
Cobaan yang sangat berat.Ujian yang seolah di luar nalar.Namun baik ayah, istri maupun anak
yang mau dikorbankan sepakat mematuhi perintah berat itu.

Sungguh alangkah kuatnya respon mereka terhadap wahyu Allah, alangkah patuhnya mereka
terhadap perintah Allah. Dan betapa tarbiyah Ibrahim -dengan izin Allah- mampu
mengkondisikan seisi rumahnya untuk memiliki sur’atul istijabah, kecepatan dalam ketaatan dan
kepatuhan. Nabi Ibrahimpun melaksanakan perintah itu, sampai Allah kemudian mengganti
Ismail dengan domba di detik-detik penyembelihannya.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Pada akhirnya, Ibrahim tidak saja sukses dan lulus menyelesaikan berbagai macam cobaan dan
tantangan eksternal, menaklukkan musuh di luar demi tegaknya kalimatut tauhid, namun -
dengan izin Allah- kalimat tauhid itu ternyata lebih dulu tegak di tengah-tengah keluarganya.
Ibrahim suskes mengkondisikannya, lulus atas ujian-ujian yang menyangkut anak keturunannya,
taat dan patuh dalam melaksanakan semua seruan agama.

Tiga pangkat dan predikat besar, akhirnya Allah berikan kepada Ibrahim as. Tiga predikat yang
menjadikan beliau sebagai salah satu tokoh sentral manusia di alam raya ini.

Yang pertama, Allah mengangkat beliau sebagai pemimpin ummat manusia:

ُّ َ َ َ ٗ َ َ ُ َ ّ َ َ ُ َََ َ َ ُ > َ َ ۧ ِ ٰ 0َ ۡ1‫‘ إ‬ََۡ


”pِ qِ‫ ل و ِ ذر‬Q ۖ ِ ‫ ِس إ‬3ِ h3ِ4 ِ ِ ‫ ل إ‬Q ۖ }‰w ٖ ٰ (ِ3Wِ1 ‫;ۥ‬f‫ ر‬H/ ِ \ T’‫۞<ذِ ٱ‬
َ 3ٰ–D‫ي ٱ‬B ۡ —َ ‫ َ˜ َ ُل‬Gَ ‫َ َل‬Q
ِِ ِ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan),
lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam
bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah
berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (QS. Al Baqoroh: 124)

Yang kedua, Allah menganugerahkan kualitas personal.Mutu seorang kader yang


bernama Ibrahim, menyamai sebuah bangsa.

ُ َ ۡ َ َ ٗ َ ّ ٗ َ ٗ ُ َ َ َ َٰ ۡ
َ ِ ۡ ُۡ‫ ِ َ ٱ‬h
ِ 7 H ‫ِ ! ِ و‬Œِ Tِ Q 2 ‫ ™ن أ‬H ِ[01ِ‫إِن إ‬
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang ummat yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif.Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Tuhan) (QS.An Nahl: 120)

Dan yang ketiga Allah menjadikan Ibarahim sebagai tauladan ummat manusia:
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : “Sesungguhnya kami berlepas
diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-
lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al Mumtahanah: 4)

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Karena itu dalam kesempatkan yang berbahagia ini, di hari yang penuh keutamaan ini, mari kita
teladani Ibrahim, sosok besar yang mampu -dengan izin Allah- menggalang solidaritas eksternal
dengan tetap sukses mengokohkan soliditas internal. Mari dengan tulus berdoa, moga Allah
memudahkan kita utk mencapai cita-cita besar tersebut. Dan inilah pengorbanan yang
sesungguhnya

Hari Raya Idul Adha adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh
Allah Azza wa Jalla untuk peradaban manusia. Itulah kisah keluarga
Ibrahim ‘alaihissalam.Melalui kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam itu, Allah Ta’ala ingin
menunjukkan kepada kita betapa pentingnya posisi keluarga dalam membangun sebuah
peradaban yang besar.Sebuah masyarakat yang bahagia dan sejahtera, tidak hanya di dunia,
namun juga di akhirat.

Sebuah masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika masyarakat itu gagal
dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya.

Dan jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara tentang salah
satu unsur terpenting keluarga yang bernama: Anak. Dalam kisah keluarga
Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh sosok Isma’il ‘alaihissalam.

Inilah sosok anak teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat menjadi seorang nabi oleh
Allah Azza wa Jalla. Bahkan yang luar biasanya adalah melalui keturunan
Isma’il ‘alaihissalam inilah kemudian lahir sosok nabi dan rasul paling mulia sepanjang sejarah
manusia bahkan alam semesta, yaitu: Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam!

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Saya kira hampir semua dari kita mengikuti berita bagaimana anak-anak remaja kita ada yang
bergabung dalam geng-geng motor, mulai berani melakukan tindakan-tindakan anarkis yang
tidak pernah diduga sebelumnya.

Kita semua juga nyaris menyaksikan setiap hari di sudut-sudut jalan raya, bagaimana anak-anak
kita dieksploitasi dan diperalat menjadi anak jalanan, mengemis dan meminta. Kita juga tahu
hasil-hasil survey mutakhir yang menunjukkan bagaimana jumlah ABG yang hamil di luar nikah
terus meningkat dalam jumlah yang sangat memprihatinkan. Belum lagi pengaruh obat2an dan
narkotika yg mencemaskan.

Dan itu semua barulah segelintir masalah dan problem anak-anak kita di masa kini… Wallahul
musta’an.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Harus kita akui dengan jujur bahwa salah satu penyebab utama terjadinya ini semua adalah
orangtua itu sendiri. Tidak sedikit Orangtua yang terjebak dalam dua sikap ekstrem yang saling
bertolak belakang: sikap yang memanjakan terlalu berlebihan dan sikap pengabaian yang
menelantarkan anak-anak.

Ada orangtua yang menganggap bahwa kasih sayang kepada anak harus ditunjukkan dengan
pemberian dan pemenuhan segala keinginannya. Bahkan ada juga orangtua yang memanjakan
anak dengan segala fasilitas untuk mengangkat gengsinya sendiri sebagai orangtua!

Pada sisi yang lain, tidak sedikit orangtua yang tidak peduli dengan anak-anaknya. Atau
menunjukkan kepedulian dengan melakukan kekerasan demi kekerasan kepada anak.

Karena itu, di hari yang penuh berkah ini, marilah kita berhenti sejenak, membuka hati untuk
sejenak belajar dari ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar
tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai seorang anak bagi
orangtuanya di dunia dan akhirat.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Para ayah dan bunda yang dimuliakan Allah!

Pelajaran pertama dari kisah Ibrahim ‘alaihissalam adalah bahwa untuk mendapatkan anak yang
shaleh, maka orangtua terlebih dahulu berusaha menjadi orang yang shaleh.Karena siap menjadi
orangtua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan sekedar memberi makan dan
mencukupi kebutuhan anak.

Keberhasilan Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti


Isma’il ‘alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya
menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah Azza wa Jalla menegaskan:

ُ َ َ َ ,?ِ ‫ َوا ﱠ‬9َ ‫ٌ (ِ] إِ ْ َ ا ِھ‬Zَ َ =َ ٌ‫ َ ة‬3ْ ُ‫ أ‬9ْ @ُ َ ^


ْ َ Hَ ْ َL
“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang
bersamanya.” (al-Mumtahanah: 4)
Pujian Allah Azza wa Jalla untuk Ibrahim ‘alaihissalam ini tentu saja didapatkannya setelah ia
berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla.

Pertanyaannya sekarang untuk kita semua adalah: siapakah di antara kita yang sejak awal
menjadi orangtua sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orangtua yang shaleh?
Apakah kesibukan kita menshalehkan pribadi kita sudah menyamai kesibukan kita mengurus
rezki dan urusan dunia lainnya?

Prof. DR. Abdul Karim Bakkar, seorang pakar pembinaan anak dan keluarga menegaskan:
“Tarbiyah dan pembinaan keluarga yang kita capai itu adalah gambaran tentang bagaimana
pembinaan pribadi kita sendiri!”

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Pelajaran kedua dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah jika ingin memiliki anak yang shaleh,
maka bersungguh-sungguhlah meminta dan mencita-citakannya dari Allah Azza wa Jalla.
Allah Ta’alamengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tentang itu di dalam al-Qur’an:

‫َربﱢ ھَ_ْ ِ] ِ َ ا ﱠ‬
َ ِ ِ P
“Tuhanku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.” (al-
Shaffat: 100)

‫ ِء‬F/َ ‫ﱠ)ْ ُد‬5َ;َ:‫ َر ﱠ َ َو‬Uِ ‫ﱠ‬, ‫ُذرﱢ‬ ‫ ا ﱠ‬9َ ِ; ُ Uِ *ْ َ ْI‫َربﱢ ا‬


ِ ‫*َ ٰ ِة َو‬P
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku.Ya Tuhan
kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)

Kaum muslimin yang berbahagia!

Mungkin banyak di antara kita yang sekedar “mau” memiliki anak yang shaleh.Tapi siapa di
antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan kelopak mata yang
berderai air mata?Siapa di antara kita yang secara konsisten menyelipkan doa-doa terbaiknya
untuk keluarga dan anak-anaknya?

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Jika kita memang sungguh-sungguh bercita-cita mendapatkan anak shaleh, maka kita harus
berpikir dan berusaha sungguh-sungguh pula mencari jalannya, sama bahkan lebih dari saat kita
bercita-cita ingin mempunyai penghasilan yang besar, rumah tinggal impian dan kendaraan
idaman kita. Berikut ini beberapa hal yang sungguh-sungguh harus kita jalankan untuk
mewujudkan impian “anak shaleh” tersebut:

Pertama, konsisten mencari rezki yang halal untuk keluarga:

Dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh terhadap
perilakunya. Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk memberikan hanya
makanan halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan
nafkah yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallambersabda:

ًZَL َ V ْ َ Hَ ِ ِ*‫ أَ ْھ‬Uَ*/َ <


َ َُ ^ َ َ ْ َ‫ إِ َذا أ‬9َ ِ* ْ ُ ْ ‫إِ ﱠن ا‬
“Sesungguhnya seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan
menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)

Usaha memberikan nafkah yang halal tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.Dan
untuk itu, kita harus selalu mengingat peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang tantangan tersebut. Beliau bersabda:

‫ َ? ِ ْ ُ أَ ِ َ ا ْ َ 'َ ِل أَ ْم ِ ْ ا ْ َ َ ِام‬Aَ َ‫َ ِ] ا ْ َ ْ ُء َ أ‬5ُ, َ4 ‫س َز َ ٌن‬ ْ


ِ ‫ ا ﱠ‬Uَ*/َ ]ِ:aَ,
“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang ia
kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?” (HR. al-Bukhari)

Apakah kita termasuk yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits
ini? Orang yang tidak peduli dari mana mengais dan membawa pulang nafkah untuk keluarga;
apakah itu dari hasil suap, korupsi dan manipulasi seperti yang sekarang ini sedang menjadi
trend sebagian pejabat di negeri ini?! Semoga saja tidak, karena nafkah yang tidak halal yang
tumbuh menjadi daging dalam tubuh. Dan Rasulullah telah berpesan:

ِ ِ Uَ ‫ ا ﱠ ُر أَ ْو‬،^ َ َ5َ 9ٌ ْ َ َZ‫ ﱠ‬cَ ْ ‫ ُ) ا‬Aُ ْ َ, 4َ


ِ ْ ‫^ ِ َا ﱡ‬
“Tidak akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas
untuknya.”(HR. al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)

Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd…

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Yang kedua, memberikan kasih sayang kepada anak tapi tidak memanjakannya:

Pada hari ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang nyaris tak terbendung, kita sudah
tidak aneh lagi melihat anak-anak yang dibekali oleh para orangtua dengan peralatan-peralatan
komunikasi yang bisa apa saja, termasuk mengakses tayangan-tayangan pornografi.
Di samping dampak lain seperti kecanduan game dan semacamnya yang semakin
merenggangkan hubungan komunikasi antara anak dan orangtua. Ini adalah satu contoh kasus di
mana mungkin saja kita menganggap itu sebagai bukti kasih sayang kita kepada mereka.

Namun marilah memikirkan dengan jernih bahwa bukti cinta dan sayang kita yang sesungguhnya
kepada mereka adalah dengan berusaha menyelamatkan mereka dari api neraka.
Allah Ta’alaberfirman:

ُ‫ َرة‬cَ ِ ْ ‫ُ ُدھَ ا ﱠ سُ َوا‬L‫ َ رًا َو‬9ْ @ُ ِ*‫ َوأَ ْھ‬9ْ @ُ َ ُ ْ َ‫ُ ا أ‬L ‫ َ آ َ ُ ا‬,?ِ ‫َ ا ﱠ‬-,‫َ أَ ﱡ‬,
“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api nerakan yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (al-Tahrim: 6)

Apakah Anda rela membiarkan anak-anak Anda terpanggang di dalam kobaran api neraka?
Apakah kita rela membiarkan anak-anak yang kita sayangi itu menjadi bahan bakar neraka
Allah?Na’udzu billah min dzalik.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Para ayah dan bunda yang berbahagia!

Selanjutnya yang ketiga adalah terus belajar dan belajar menjadi orangtua yang shaleh
dan cakap:

Apakah kita sudah mengetahui semua panduan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam mendidik anak?

Apakah kita sudah memahami bagaimana menghadapi karakter anak kita yang berbeda-beda itu?

Kita tidak dilarang mempelajari konsep pendidikan anak dari siapa saja, tapi selalu ingat bahwa
konsep pendidikan dan pembinaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik
dan yang wajib untuk kita jalankan. Tentu saja kita tidak lupa untuk meneladani jejak para
sahabat Nabi dan Ahlul bait beliau secara benar, dan tidak berlebih-lebihan.

Cobalah kita renungkan betapa banyaknya hal yang harus kita pelajari sebagai
orangtua.Karenanya sesibuk apapun urusan dunia kita, kita harus menyediakan waktu untuk
belajar menjadi orangtua yang shaleh dan cakap. Itulah harga yang harus kita bayar untuk
menyelamatkan keluarga kita dari kobaran api neraka yang membara.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Mengapa kita harus benar-benar serius merancang kehadiran anak shaleh di dalam rumah tangga
kita? Menjawab pertanyaan itu, marilah merenungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ini:
Rُ َ َ ْ ُ, 9ٍ *ْ /ِ ‫ أَ ْو‬،Zٍ َ,‫ ِر‬Iَ Zٍ َL َ V
َ ْ ِ :‫ أَ ْ َ َء‬Zِ َ\'َ َ\ ْ ِ 4‫ َ *ُ ُ إِ ﱠ‬/َ ُ ْ /َ Rَ َSَ;ْ ‫ ْ َ ُن ا‬e‫ا‬
ِْ ‫ت‬ َ َ ‫إِ َذا‬
ُ َ /ُ ْ َ, Oٍ ِ Vَ ٍ َ ‫ أَ ْو َو‬،ِ ِ
“Apabila seorang insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari 3 hal:
dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang berdoa
untuknya.”(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)

Melalui hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa anak yang
shaleh adalah investasi yang tak ternilai harganya. Anak yang shaleh adalah pelita yang tak
padam meski kita telah terkubur dalam liang lahat. Anak yang shaleh adalah sumber pahala yang
tak putus meski tubuh kita telah hancur berkalang tanah.

Sebaliknya, anak-anak yang tidak shaleh kelak akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan
kita para orangtua di akhirat, wal ‘iyadzu biLlah.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Namun jika kita merasa gagal setelah mengerahkan upaya sungguh-sungguh untuk
menghadirkan sosok anak shaleh dalam rumah kita, janganlah kita berputus asa kepada
Allah Azza wa Jalla. Dalam kondisi putus asa seperti itu, kita harus belajar dari kesabaran dan
keteguhan Nabi Nuh‘alaihissalam yang terus mengajak anaknya ikut bersamanya, meski
kemudian anaknya memilih untuk durhaka kepada Allah Ta’ala hingga akhir hayatnya.

Kesabaran juga hal paling mendasar yang harus kita miliki dalam mengarungi bahtera rumah
tangga.Maraknya kasus perceraian adalah bukti bahwa banyak orangtua yang egois memikirkan
dirinya sendiri dan lupa bahwa anak-anak sangat membutuhkan sebuah keluarga yang
utuh.Karenanya, bersabarlah karena Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar.

Selanjutnya kepada para pemilik dan pelaku media, ingatlah bahwa media-media yang Anda
miliki dan kelola telah terbukti sebagai alat paling efektif menyampaikan kebaikan dan
keburukan. Ingatlah, jika Anda mencari nafkah dengan cara menyebarkan nilai-nilai kebatilan
melalui media, maka itu akan menjadi nafkah haram untuk diri dan keluarga Anda.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil
hamd…
Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Di penghujung khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk
menyampaikan doa-doa kita kepada Sang Maha mendengar, Allah Azza wa Jalla. Semoga doa-
doa itu terhantarkan ke sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah kurban yang kita tunaikan hari
ini.
5 V‫ آ و‬U*/ ‫و‬ N‫ا‬ 3‫ ر‬U*/ ‫'ة وا 'م‬P ‫وا‬ ‫رب ا‬ ‫ا‬
، ‫وا‬
َ ْ َ‫ﱠ أ‬4ِ‫ب إ‬
َ ِ ْ /ِ ْ ِ ً‫ ِ ْ َ َ َ ْ ِ َ ة‬fْ َ( ^
‫ك‬ َ ْ ُ ?‫َ ْ ِ ُ ا ﱡ‬, َ4 ُ ‫ِ ْ اَ َوإِ ﱠ‬GHَ ً *ْ ُ‫ظ*َ ْ َ أَ ْ ُ َ َ ظ‬
َ َ ‫َر ﱠ‬
9ْ =ِ َ ‫^ ا ْ َ ُ ْ ُر ا‬َ ْ َ‫ أ‬i
َ ‫َوارْ َ= ْ َ إِ ﱠ‬
Ya Allah, ya Rabbana, di sisa-sisa hidup kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami untuk selalu
berbakti dan menjadi anak yang shaleh untuk ayah-bunda kami. Jika mereka masih hidup,
izinkanlah kami untuk berkhidmat dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya di sisa-sisa usia
mereka… Jika ayah-bunda kami telah tiada, maka izinkanlah kami untuk menjadi sisa-sisa
kebaikan mereka yang terus-menerus menjadi ladang kebaikan penerang alam kubur mereka…
Ya Allah, ampuni, ampuni, ampuni durhaka kami kepada ayah-bunda kami…

Ya Allah, ya Rabbana, berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang
terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satuNya yang dapat memberikan kekuatan
untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan anak-anak kami sebagai
penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami sendiri dalam kegelapan alam
kubur… Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah
NabiMu…

Ya Allah, selamatkan negeri ini dari pemimpin-pemimpin yang zhalim… Karuniakan untuk
kami para pemimpin yang adil dan mencintai SyariatMu… Izinkan kami untuk menikmati
indahnya negeri ini di bawah naungan SyariatMu yang Maha Adil…

Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan kami,
kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar,
Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.

َ ْ َ‫ أ‬i
ُ‫^ ا ْ َ ھﱠ ب‬ َ ْ ُ َ ْ ِ َ َ ْ_َ‫ َ َ َوھ‬,ْ َ َ‫ُ*ُ ْ َ َ َ ْ َ إِ ْذ ھ‬L ‫ ْغ‬kِ ُ: َ4 َ ‫َر ﱠ‬
َ ‫ً إِ ﱠ‬Z َ ْ=‫ َر‬i
‫ ِة‬k‫ َربﱢ ا ْ ِ ﱠ‬i َ ?َ /َ َ ِL‫ً َو‬Zَ َ
َ ‫ َ َن َر ﱢ‬5ْ 3ُ ،‫اب ا ﱠ ِر‬ =َ ‫ َ ِة‬Al‫ا‬ِ ]ِ(‫ً َو‬Zَ َ =َ َ ْ ‫ِ َ (ِ] ا ﱡ‬:‫آ‬ َ ‫َر ﱠ‬
Uَ*/َ 9َ ‫*ﱠ‬3َ ‫ ﷲُ َو‬U‫*ﱠ‬V َ ‫ َو‬، َ ْ ِ َ َ ‫َ ْ ُ ِ َربﱢ ْا‬ ‫*ِ ْ َ َو ْا‬3َ ْ ُ ‫ ْا‬Uَ*/َ ‫'َ ٌم‬3َ ‫ ُ ْ َن َو‬P ِ َ, ‫ ﱠ‬/َ
. َ ْ ِ َ ْIَ‫ِ ِ أ‬5 ْ V
َ ‫ آ ِ ِ َو‬Uَ*/َ ‫ُ َ ﱠ ٍ َو‬ َ ‫ِ ﱢ‬5َ

Anda mungkin juga menyukai