Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP TEORI


2.1.1 Pengertian.
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur
tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena ada multiplikasi (bertambah
banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel/ adanya
multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada penambahan secara
kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel
telur dan sperma hingga dewasa (IDAI, 2002).
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi
tingkat sel , organ, maupun individu yang bisa diukur dengan berat (gram, pon,
kilogram), ukuran panjanf (cm, m) umur tulang dan keseimbangan metabolic
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh (Dian adriana, 2011).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi
BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel
pada semua sistem organ tubuh (Vivian nanny, 2010).

2. Perkembangan
Perkembangan adaka bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses deferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan (Dian adriana, 2011).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
system organ tubuh (Vivian nanny, 2010).
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang
Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan
berlangsung sampai dewasa.
1. Tahap prenatal
 Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
 Masa janin (fetus) : mulai 9 minggu – lahir
2. Tahap pascanatal
 Masa neonatal usia 0-28 hari
- Neonatal dini (perinatal) = 0-7 hari
- Neonatal lanjut = 8-28 hari
 Masa bayi
- Masa bayi dini : 1 bulan – 1 tahun
- Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa prasekolah (usia 2-6 tahun)
 Masa prasekolah awal (masa balita) : 2-3 tahun
 Masa prasekolah akhir : 4-6 tahun
4. Masa sekolah atau masa pra pubertas, terbagai atas:
 Wanita 6-10 tahun
 Laki-laki 8-12 tahun
5. Masa remaja (adolesen)
 wanita 10-18 tahun
 laki-laki 12-20 tahun
(Nursalam, 2005)
2.1.3 Ciri-Ciri Tumbuh-Kembang
1. Pola Pertumbuhan
Pada umumnya pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa.
Sebagaimana pada usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat dari panjang
badan keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur proporsinya berkurang.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex primitif pada
masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-masa
tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan
cepat. Dan masa prasekolah dan masa sekolah dimana pertumbuhan
berlangsung lambat.
(Nursalam, 2005)

2. Pola Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan
perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu
cephalocaudal dan proximal distal. (Wong, 1995)
- Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih
besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih
cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas
bawah lengan ,tangan dan kaki
- Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan
pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru kemudian
jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian
daerah yang lebih kompleks. Misalnya melambaikan tangan kemudian
memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini
mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini
dibagi menjadi lima tahap yaitu :
- Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan
tubuh
- Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim
dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
- Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan
menghindari dari hal yang mengancam dirinya
- Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,
minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
- Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada
tanda-tanda pubertas
(Wong and whalley, 1995)
2.1.5 Penilaian Perkembangan Bayi dan Balita (Motorik Kasar, Motorik
Halus, Emosi Sosial Perilaku dan Bicara dari 0-5 Tahun
a. Usia 0 sampai 3 Bulan
1). Belajar mengangkat kepala
2). Belajar mengikuti obyek dengan matanya
3). Melihat ke muka orang dengan tersenyum
4). Bereaksi terhadap suara/bunyi.
5) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan
kontak.
6) Menahan barang yang dipegangnya
7) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b. Usia 3 sampai 6 Bulan
1) Mengangkat kepala 90 derajat dar mengangkat dada dengan bertopang
tangan
2) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di
luar jangkauannya
3) Meletakkan benda-benda di mulutnya
4) Berusaha memperluas lapangan pandangnya
5) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
6). Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c. Usia 6 sampai 9 Bulan
1) Dapat duduk tanpa bantuan
2) Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
3) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Bergembira dengan melempar benda-benda
7) Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti.
8) Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing
main
9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
d. Usia 9 sampal 12 Bulan
1) Dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
2) Dapat berjalan dengan dituntun
3) Menirukan suara
4) Mengulang bunyi yang didengarnya.
5) Belajar menyatakan satu atau dua kata.
6) Mengerti perintah sederhana atau larangan.
7) Memperlihatkan minat dan rasa ingin tahu yang besar hadap yang
sekitarnya, mulutnya dan memasukkan benda benda ke mulutnya
8) Berpartisipasi dalam permainan.
e. Usia 12 sampai 18 Bulan
1) Berjalan dan ingin mengetahui hal-hal yang ada di numah serta
sekelilingnya
2) Menyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
f. Usia 18 sampai 24 Bulan
1) Naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya.
4). Menyusun dua kata
5) Belajar makan sendiri
6) Menggambar garis di kertas atau pasir.
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil (kencing)
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih
besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.
g. Usia 2 sampai 3 Tahun
1) Belajar meloncat, memanjat dengan satu kaki
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata- kata yang
ditujukan kepadanya
5) Menggambar lingkaran
6) Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya.
h. usia 3 sampai 4 tahun
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2) Berjalan pada jari kaki
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4) Menggambar garis silang
5) Menggambar orang hanya kepala dan badan
6) Mengenal 2 atau 3 warna
7) Bicara dengan baik
8) Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
9) Banyak bertanya
10) Bertanya bagaimana anak dilahir
11) Mengenai sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
12) Mendengarkan cerita-cerita
13) Bermain dengan anak lain
14) Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya.
15). Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
i. Usia 4 sampai 5 Tahun
1) Melompat dan menari
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
3) Menggambar segi empat dan segi tiga
4) Pandai bicara
5) Dapat menghitung jari jarinya
6) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
7) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
8) Minat kepada kata baru dan artinya
9) Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
10) Mengenal 4 warna. membedakan
11) Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan
kecil.
12) Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
(Anik Maryuni, 2010)
2.1.6 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang, yaitu:
1. Genetika
 Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
 Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek
 Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
 Jenis kelamin, Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu
dibandingkan laki-laki.
 Kelainan kromosom
 Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
2. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon
yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi,
dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
a. Faktor prenatal
 Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
 Toksin, zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
 Kelainan imunologi
b. Faktor kelahiran
Riwayat lahiran dengan vakum ekstraksi atau forcsep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor pasca natal
Seperti halnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak adalah gizi, penyakit kronis atau kelainan congenital,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
(Nursalam. 2005)
2.1.7 Kebutuhan dasar anak
1. Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
a. Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.
b. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
c. Papan/ pemukinan yang layak.
d. Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
e. Sandang.
f. Kesegaran jasmani, rekreasi.
Dll.
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
a. Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
b. Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
c. Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
d. Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
e. Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini
bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh
demokrasi dan kecerdasan emosional.
f. Kemandirian
g. Dorongan dari orang disekelilingnya
h. Mendapat kesempatan dan pengalaman.
i. Menumbuhkan rasa memiliki
j. Kepemimpinan dan kerja sama
k. Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
 Demokrasi (autoritatif)
 Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya
(child abuse).
 Permisif (serba boleh).
 Tidak diperbolehkan.
l. Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti
penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
a. Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini
terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
b. Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak,
seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal
dari orang tua.
c. Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
d. Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu
belum ada hubungan antar sel otak.
Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin
kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan,
sehingga terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih
luas dan tinggi
e. Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara,
music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan
masalah, mencorat-coret atau menggambar.
f. Kapan stimulasi dilakukan ?
- Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-
masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi
dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika sinaptogenesis berakhir
dan berakhir dan usia 14 tahun yang merupakan akhir pruning.
- Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan
semakin besar dan lama manfaatnya.
g. Kebutuhan akan stimulasi.
- Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama,
etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).
- Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan
non formal.
(Nursalam, 2005)
2.1.8 Skrining dan Pengawasan Tumbuh Kembang
Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan
pencatatan yang baik dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara
teratur dan pengawasan terutama anak balita.
 Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS).
 Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver
Development Screening Test).

Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :


 Anamnesis
 Skrining gangguan perkembangan anak
 Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
 Evaluasi bicara dan bahasa anak
 Pemeriksaan fisik

Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus
menerus. Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat
mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga langkah-langkah
antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas adalah harapan setiap orang
tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat. Berikut 7
gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator
seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan
gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang
tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang
menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak
yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti
meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas
dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan
perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah ( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Merupakan
gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
(Anik Maryunani, 2010)

2.2 Penilaian Pertumbuhan dan perkembangan


2.2.1 Penilaian Pertumbuhan
1. Tergantung umur
a. BB terhadap umur
b. TB terhadap umur
c. LK terhadap umur
d. LILA terhadap umur
2. Tidak tergantung umur
a. BB terhadap TB, LILA terhadap TB, dll.
b. Gejala/tanda pemeriksaan fisik
1) Keseluruhan fisik
2) Jaringan otot
3) Rambut
4) Gigi
5) Gejala atau tanda pemeriksaan Lab/ Radiologi

2.2.2 Penilaian Perkembangan


1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP adalah alat untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan,
yang melibatkan empat sektor perkembangan: motorik halus, motori kasar,
bahasa, personal dan kemandirian. Untuk usia dibawah 24 bulan, alat ukur ini
dapat dibagi setiap kelipatan 3 bulan (KPSP untuk anak 3,6,9,12,15,18, dan 24
bulan). Untuk usia diatas 24 bulan dibagi setiap kelipatan 6 bulan (KPSP
untuk anak 30,36,42,48,54,60, dan 72 bulan). Setiap kategori usia hanya
berisis sekitar 9-10 pertanyaan, sehingga mudah dikaji pada anak.
Tujuan pemeriksaan perkembangan dengan KPSP adalah untuk
mengidentifikasi perkembangan anak normal atau tidak. Kegiatan ini dapat
dilakuakan oleh tenaga kesehatan (di puskesmas umumnya dilakukan oleh
tenaga bidan), guru TK dan petugas PAUD terlatih. Selain itu, perlu
dipertimbangkan keterlibatan orang tua atau kelompok masyarakat dalam
melakukan skrining ini, karena tekhnik pelaksanaannya tidak terlalu rumit.

Cara Penggunaan KPSP yaitu :


a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa.
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan.
c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab
oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh anak
untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP . Tanyakan pertanyaan
secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya
atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah terjawab (Depkes, 2012, hlm 52).
Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila
ibu atau pengasuh anak menjawab :anak bisa atau pernah atau sering atau
kadang-kadang melakukan nya. sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau
pengasuh menjawab anak belumpernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu atau pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“ = 9 atau 10,
perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S). Jumlah
jawaban “Ya“ =7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). Jumlah
jawaban “Ya“ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
Untuk Jawaban TIDAK , perlu diperincikan jumlah jawaban Tidak
menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012, hlm 53).
Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak
sesuai umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola
asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi
sesering mungkin, sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lakukan
pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak yang kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan untuk anak umur 24
sampai 72 bulan (Depkes, 2012, hlm 53).
Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk
pada ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi,
ajari ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan
pemeriksan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangan anak. lakukan penilaian ulang
KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai
dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P) (Depkes, 2012, hlm 53).
Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke
rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerakan kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012, hlm 53).

Kuesioner yang digunakan untuk anak usia 32 Bulan yaitu:


a. Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan
1) Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, Sosialisasi
& atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak ikut dinilai)
2) Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia
naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada Binding
atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau
anak harus berpegangan pada seseorang.
3) Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak
menunjuk dengan benar paling seclikit satu bagian badannya
(rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
4) Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
5) Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika diminta?
6) Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak
kasar ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong
tidak ikut dinilai.
7) Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
8) Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
9) Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti
“minta minum”, “mau tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak
ikut dinilai.
10) Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa
bantuan?

b. Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan


1) Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
2) Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
3) Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti
“minta minum”; “mau tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak
ikut dinilai.
4) Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa
bantuan?

5) Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda
dari jarak 1,5 meter?
6) Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7) Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurangkurangnya 2.5 cm.
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis tsb.

8) Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak


dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
9) Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?
10) Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3
meter?

2. Test Daya Dengar


Tujuan Tes Daya Dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan
pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12
bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga
PAUD dan petugas terlatih. Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD
menurut umur anak, gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia,
mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola) (Depkes, 2012. hlm. 70).

Cara melakukan TDD :


a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam
bulan.
b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak.
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijabab oleh orang
tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan jelaskan,
tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. jawaban YA jika
menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya adlam sebulan
terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh anak tidak
dapt melakukannya dalam sebulan terakhir.
d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan berupa
perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau
pengasuh. Jawaban YA jika ank dapat melakukan perintah orang tua atau
pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua atau pengasuh(Depkes, 2012. hlm. 70).
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau
lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran. Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai
dengan buku pedoman atau rujuk bila tidak dapat diatanggulangi
(Depkes, 2012. hlm. 70).

Instrumen Tes Daya Dengar untuk anak usia 32 bulan, yaitu:

UMUR 2 SAMPAI 3 TAHUN


1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat
gerakan bibir anda, tanyakan pada anak: “pegang matamu”,
“pegang kakimu”. Apakah anak memegang mata dan Ya Tidak
kakinya dengan benar?
2. Pilih gambar dari majalah/ buku bergambar. Tutup mulut
anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda,
tanyakan pada anak: “tunjukkan gambar kucing (atau anjing,
kuda, mobil, orang rumah, bunga dan sebagainya)?” Ya Tidak
Dapatkah anak menunjukkan gambar yang dimaksud dengan
benar?
3. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat
gerakan bibir anda, perintahkan anak untuk mengerjakan
sesuatu seperti “Berikan boneka itu kepada saya”. “Taruh Ya Tidak
kubus-kubus ini diatas meja/kursi”, dan sebagainya. Apakah
anak dapat mengerjakan perintah tersebut dengan benar?

3. Test Daya Lihat


Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan
untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya
lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72
bulan. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas
terlatih. Alat atau sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau
snellen chart (Depkes, 2012, hlm 71).
Cara melakukan tes daya lihat :
a. Pilih ruangan yang bersih dan nyaman
b. Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada posisi duduk
c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau snellen chart,
menghadap ke poster E atau snellen chart .
d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen chart untuk
pemeriksa.
e. Pemeriksa memberikan kartu E pada anak, latih anak dalam mengarahkan
kartu E yang ada ditangannya mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai
petunjuk pada poster E atau snellen chart. lakukan hal ini dengan benar
sampai anak dapat mengarah kan kartu E dengan benar.
f. Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau buku, dengan
alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau snellen chart, satu persatu,
mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris E terecil yang masih
dapat dilihat. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E yang ada di
tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart. Ulangi
pemeriksaan tersebut pada mata yang belum diperiksa dengan cara yang
sama.
g. Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah
tersediakan: Mata kanan :………. Mata kiri:………
Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak
dapat melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak
dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada
poster E atau snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa.
kemungkinan anak mengalami gengguan daya lihat. Intervensi yang
dilakukan bila kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan maka
minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan
berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk
kerumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan,
kiri atau keduanya) (Depkes, 2012, hlm 70).
Gambar Poster E atau Snellen Chart, yaitu:
2.3 Konsep Manajemen Pertumbuhan dan Perkembangan
2.3.1 Pengkajian Data
1. Data subyektif
Tanggal….. jam…… tempat……..
a. Biodata
1) Nama
Untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru
dengan anak lain.
2) Tanggal lahir
Untuk mengetahui usia anak saat ini, umur yang paling rawan
adalah masa balita oleh karena pada masa balita merupakan
dasar pembentukan kepribadian anak.
3) Jenis kelamin
Dikarenakan anak laki – laki sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti mengapa
demikian.
4) Nama orang tua
Nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus dituliskan dengan
jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak
sekali nama yang sama, bila ada title yang bersangkutan harus
disertakan.
5) Umur orang tua
Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas
kesehatan dalam melakukan pendekatan.
6) Agama orang tua
Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas,
disamping itu perlu seseorang tentang kesehatan dan penyakit
sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat
menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku
hidup sehat.
7) Pendidikan orang tua
Selain sebagai tambahan identitas informasi tentang orang tua
baik ayah maupun ibu dapat menggambarkab keakuratan data
yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan
selanjutnya, misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan
orang tua juga berperan dala pendekatan selanjutnya misalnya
dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien.
8) Pekerjaan orang tua
Untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi pasien agar
nasehat yang diberikan sesuai.
9) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan
lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar
sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat
gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah.
Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai arti
epidemologi.
b. Lama perkawinan orang tua
Tumbuh kembang pada keluarga yang harmonis berbeda dengan
tumbuh kembang anak pada keluarga yang tidak harmonis
c. Jumlah anggota keluarga
Jika anggota keluarga terlalu banyak sedangkan perekonomian
keluarga pas – pasan maka akan memperngaruhi pertumbuhan anak
karena keurangnya kasih sayang yang didapat oleh anak dalam
masa tumbuh kembang
d. Urutan anak
Posisi anak dalam keluarga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Dapat dilihat pada anak pertama intelektualnya akan
lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi
dengan orang dewasa. Tapi kemampuan motoriknya terhambat
karena sering berinteraksi dengan orang dewasa. Tapi kemampuan
motoriknya terhambat karena tidak ada stimulus yang biasa oleh
saudara kandung.
e. Yang mengasuh anak
Interaksi yang timbul saat orang tua mengasuh anaknya akan
membuat hubungan orang tua dengan anak lebih akrab sehingga
membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak
f. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan anak pada saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita
suatu penyakit tertentu akan menghambat proses pemeriksaan
tumbuh kembang.
g. Riwayat kesehatan yang pernah dialami
Pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang kronologis.
Terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan anak sejak sebelum
terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat. Pengobatan yang
diterima anak saat sakit ditanyakan kapan berobat, kepada siapa
serta obat apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil
pengobatan tersebut.
h. Riwayat Prenatal, Persalinan, Postnatal
1) Riwayat Prenatal
Meliputi gizi waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi
janin dalam uterus, penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan
merokok, dan lain-lain yang berpengaruh pada pertumbuhan
janin
2) Riwayat Persalinan
Riwayat kelahiran dengan vacum extrasi, atau forceps, dapat
menyebabkan trauma kepala bayi sehingga beresiko terjadinya
kerusakan jaringan otak
3) Riwayat Postnatal
Apabila ASI tidak lancar, akan mempengaruhi jumlah ASI yang
diminum oleh bayi, sehingga juga akan berpengaruh dengan
nutrisi yang diperoleh bayi melalui ASI. Karena, banyak ibu
yang memberikan susu formula ketika ASI nya tidak keluar
lancar.
i. Riwayat kesehatan keluarga/genogram
Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada tidaknya
anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis B, serta penyakit menurun seperti asma, hipertensi,
penyakit jantung koroner dan kencing manis.
j. Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit – penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi – imunisasi apa saja yang telah diterima
oleh anak dan bagaimana reaksinya apa saat lahir langsung
diimunisasi.
k. Pola kebiasaan sehari – hari :
a. Pola nutrisi
Nutrisi adalah komponen penting dalam menunjang
pertumbuhan dan perkembangan. Bila kebutuhan nutrisi tidak
terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan. Anak pada usia 9- 12 bulan sebaiknya diberikan
ASI juga finger food dan saribuah. Untuk makanan utama,
perkenalkan anak makanan cincang dan nasi tim karena
normalnya pada umur ini bayi sudah pandai mengunyah dan
menelan makanan yang agak kasar bahkan sudah bisa makan
bersama menu orangtua.
Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari,
bagaimana komposisinya, minum susu atau air putih berapa kali
sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam.
b. Pola istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur
1) Umur 0-6 bulan : 20-18 jam
2) Umur 6-12 bulan : 18-16 jam
3) Umur 1-5 tahun : 16-12 jam
4) Umur 6-12 tahun : 11-9 jam
Gangguan tidur yang terjadi secara terus-menerus akan
menghambat tumbuh kembang anak.
c. Pola kebersihan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan
lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang
anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan
terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan. Yang dikaji
frekuensi berapa kali mandi, gosok gigi, ganti baju, dan
pakaian dalam sehari, dan lain-lain.
d. Pola eliminasi
Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit
kuman di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk
mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup atau belum.
e. Pola aktivitas
Aktivitas anak bermain perlu diperhatikan, orangtua harus
mengarahkan agar sesuai dengan proses kematangan
perkembangan. Pada anak yang mendapatkan atau terpenuhui
kebutuhan bermain dapat terlihat pula adanya suatu pola
perkembangan yang baik
l. Tonggak-tonggak perkembangan
Merupakan factor yang penting untuk mengetahui
perkembangan anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus
seperti pada teori, ada kalanya perkembangan anak normal
sampai usia tertentu, kemudian mengalami keterlambatan. Ada
juga yang mulainya terlambat ataukarena sakit.Perkembangan
terhenti yang kemudian normal kembali.Dapat juga
perkembangan yang langsung pesat misalnya bahasa.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik / cukup / lemah
2) Kesadaran : composmentis / letargis / somnolen / apatis
/ koma
3) TTV
1) Nadi

Denyut Nadi / menit


Umur Istirahat/
Istirahat/bangun Aktif/demam
tidur
80-
Bayi lahir 100–180x/menit Sampai 220
160x/menit
1 minggu – 3 80-
100-220x/menit Sampai 220
bulan 200x/menit
3 bulan – 2 70-
80-150x/menit Sampai 220
tahun 120x/menit
2 tahun – 10
75-110x/menit 60-90x/menit Sampai 220
tahun
>10 tahun 55-90x/menit 55-90x/menit Sampai 220

2. Penapasan
Rata-rata waktu
Rentang
Umur tidur
Neonatus 30 – 60 x/menit 35 x/menit
1bulan - 1tahun 30 – 60 x/menit 30 x/menit
1tahun – 2tahun 25 – 50 x/menit 25 x/menit
3tahun – 4tahun 20 –30 x/menit 22 x/menit
5tahun – 9tahun 15 – 30 x/menit 18 x/menit
10 tahun/ > 15 – 30 x/menit 15 x/menit
3) Suhu Tubuh

Umur Suhu
3 bulan 37,50C
1 tahun 37,70C
3 tahun 37,20C
5 tahun 370C

b. Pemeriksaan antropometri
1. Berat badan normal
a) Usia 3-12 bulan  n+9
b) Usia 1-6 tahun  2n+8
2. Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 48-52 cm
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5
cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm. umur 1 tahun
47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
4. Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

c. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)


Kepala : Ada / tidak benjolan abnormal
Muka : pucat/tidak
Mata : Sclera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Mulut : Lembab/tidak, ada/tidak
labioskisis/labiopalatoskisis, gigi susu tubuh/belum
Telinga : Ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Leher : tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid
Dada : Tampak/tidak tarika dinding dada, ada/tidak benjolan
abnormal, ronchi +/-, wheezing +/-.Pernafasan teratur
/ tidak
Perut : ada/tidak benjolan abnormal, teraba/tidak pembesaran
hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
Integument : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Ekstremitas : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari
lengkap/tidak

d. Menghitung umur anak


Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : Anak usia 4 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.
Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.

e. Pemeriksaan Tes Daya Dengar


Untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan pendengaran
atau tidak.
1) Umur <24 bulan : Tanyakan isi TDD
a) Bacakan pertanyaan kepada ibu/ pengasuh dengan lambat,
jelas dan nyaring satu persatu
b) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/ pengasuh
c) Jawaban “ya” jika menurut orang tua, anak dapat
melakukan dalam satu bulan terakhir
d) Jawaban “tidak” jika menurut orang tua anak tidak pernah,
tidak tahu atau tidak dapat melakukan dalam satu bulan
terakhir.
2) Umur >24 bulan : laksanakan perintah TDD
a) Berupa perintah melalui orang tua/ pengasuh untuk
dilakukan oleh anak
b) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang
tua/pengasuh
c) Jawaban “ya” jika anak dapat melakukan perintah orang
tua/pengasuh
d) Jawaban “tidak” jika anak tidak dapat / tidak mau
melakukan perintah orang tua/pengasuh
f. Pemeriksaan Tes Daya Lihat
Untuk mengetahui kemampuan pengelihatan anak, serta memantau
anak yang beresiko mengalami gangguan perkembangan, tes daya
lihat dilakukan jika anak sudah bersuai minimal 3 tahun. Tes daya
lihat ini dilakukan dengan cara:
1) menggantungkan poster 3 meter dari anak
2) Poster digantungkan setinggi anak
3) Latih anak mengarahkan kartu E dengan keatas, kebawah,
kanan, kiri, sesuai dengan yang ditunjuk pada poster
4) Anak diminta menutup sebelah mata dengan kertas atau buku
5) Pemeriksa menunjuk poster E dengan alat penunjuk dan
menanyakan arah huruf E kepada anak, mulai baris teratas
(huruf E terbesar) hingga hurus E terkecil
6) Ulangi pada mata anak sisi yang sebelahnya
7) Beri pujian bila anak dapat mencocokkan arah huruf E

g. Melakukan Penilaian perkembangan dengan KPSP


1) Memilih pertanyaan sesuai usia
2) Menanyakan pertanyaan pada orangtua atau memerintahkan anak
untuk melakukan tugas perkembangan yang sesuai pada KPSP.
3) Mencatat hasil KPSP

2.3.2 Identifikasi diagnose dan masalah


Diagnosa: An. “….” Usia …. dengan pertumbuhan …. (normal/tidak) dan
perkembangan ……. (normal/suspect )
Penilaian pertumbuhan normal/tidak menggunakan hasil pengukuran
antopometri yang di interpretasikan pada KMS pada buku KIA, Tabel direktorat
gizi masyarakat tahun 2002, grafik lingkar kepala perempuan nelhause dan pada
tabel z-scores menurut who.
Sedangkan penilaian perkembangan menggunakan pemeriksaan TDD,
TDL dan KPSP yang dapat disimpulkan dengan:
a. Jika jumlah jawaban “ya” 9-10 berarti anak sesuai tahap perkembangannya (S)
/normal
b. Jika jumlah jawaban “ya” 7-8 berarti meragukan (M), tentukan jadwal untuk
melaksanakan pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian.
c. Jika jumlah jawaban “ya” <7 kemungkinan penyimpangan (P) dan memerlukan
rujukan, atau jika jawaban setelah dilakukan kunjungan ulang jawaban “ya”
tetap 7 atau 8 maka anak juga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (rujukan).

Masalah :…. (Berdasarkan keluhan dari pasien yang tidak dapat diatasi
sendiri)

2.3.3 Identifikasi diagnose potensial dan masalah potensial


Diagnosa potensial adalah kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa
terjadi berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi.
Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang diperoleh
dari diagnosa potensial.
Diagnosa dan masalah potensial dapat timbul jika jawaban “ya” kurang
dari 6 atau kurang pada KPSP, berarti kemungkinan ada penyimpangan (P)
jawaban “tidak” pada aspek perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bicara
dan bahasa atau sosialisasi dan kemandirian). Selain itu jika ditemukan BB, TB,
LILA, LK kurang dari normal dan tidak sesuai dengan rentang usia.

2.3.4 Menetapkan kebutuhan segera


Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan yang dapat
membahayakan keadaan klien . Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan
anak (P), segera buatkan rujukan ke RS dengan menuliskan jenis dan jumlah
perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian). Apabila pertumbuhan anak kurang maka rujukan ke ahli gizi.
2.3.5 Intervensi
Diagnosa : An. “….” Usia …. dengan pertumbuhan …. (normal/ kurus/
sangat kurus) dan perkembangan ……. (normal/ mencurigakan/
penyimpangan )
Tujuan :
a. Terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan
anak
b. Agar tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan tidak ada hambatan
Kriteria hasil : Anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai usia
ukuran tumbuh kembang anak dalam batas normal
Intervensi :
Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan temuan masalah
dan diagnosa.

2.3.6 Implementasi
Mengacu pada intervensi

2.3.7 Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil, di tulis dengan metode SOAP.

Anda mungkin juga menyukai