KPSP
KPSP
TINJAUAN TEORI
2. Perkembangan
Perkembangan adaka bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses deferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan (Dian adriana, 2011).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
system organ tubuh (Vivian nanny, 2010).
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang
Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan
berlangsung sampai dewasa.
1. Tahap prenatal
Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
Masa janin (fetus) : mulai 9 minggu – lahir
2. Tahap pascanatal
Masa neonatal usia 0-28 hari
- Neonatal dini (perinatal) = 0-7 hari
- Neonatal lanjut = 8-28 hari
Masa bayi
- Masa bayi dini : 1 bulan – 1 tahun
- Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa prasekolah (usia 2-6 tahun)
Masa prasekolah awal (masa balita) : 2-3 tahun
Masa prasekolah akhir : 4-6 tahun
4. Masa sekolah atau masa pra pubertas, terbagai atas:
Wanita 6-10 tahun
Laki-laki 8-12 tahun
5. Masa remaja (adolesen)
wanita 10-18 tahun
laki-laki 12-20 tahun
(Nursalam, 2005)
2.1.3 Ciri-Ciri Tumbuh-Kembang
1. Pola Pertumbuhan
Pada umumnya pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa.
Sebagaimana pada usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat dari panjang
badan keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur proporsinya berkurang.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex primitif pada
masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-masa
tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan
cepat. Dan masa prasekolah dan masa sekolah dimana pertumbuhan
berlangsung lambat.
(Nursalam, 2005)
2. Pola Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan
perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu
cephalocaudal dan proximal distal. (Wong, 1995)
- Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih
besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih
cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas
bawah lengan ,tangan dan kaki
- Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan
pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru kemudian
jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian
daerah yang lebih kompleks. Misalnya melambaikan tangan kemudian
memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini
mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini
dibagi menjadi lima tahap yaitu :
- Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan
tubuh
- Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim
dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
- Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan
menghindari dari hal yang mengancam dirinya
- Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,
minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
- Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada
tanda-tanda pubertas
(Wong and whalley, 1995)
2.1.5 Penilaian Perkembangan Bayi dan Balita (Motorik Kasar, Motorik
Halus, Emosi Sosial Perilaku dan Bicara dari 0-5 Tahun
a. Usia 0 sampai 3 Bulan
1). Belajar mengangkat kepala
2). Belajar mengikuti obyek dengan matanya
3). Melihat ke muka orang dengan tersenyum
4). Bereaksi terhadap suara/bunyi.
5) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan
kontak.
6) Menahan barang yang dipegangnya
7) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b. Usia 3 sampai 6 Bulan
1) Mengangkat kepala 90 derajat dar mengangkat dada dengan bertopang
tangan
2) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di
luar jangkauannya
3) Meletakkan benda-benda di mulutnya
4) Berusaha memperluas lapangan pandangnya
5) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
6). Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c. Usia 6 sampai 9 Bulan
1) Dapat duduk tanpa bantuan
2) Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
3) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Bergembira dengan melempar benda-benda
7) Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti.
8) Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing
main
9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
d. Usia 9 sampal 12 Bulan
1) Dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
2) Dapat berjalan dengan dituntun
3) Menirukan suara
4) Mengulang bunyi yang didengarnya.
5) Belajar menyatakan satu atau dua kata.
6) Mengerti perintah sederhana atau larangan.
7) Memperlihatkan minat dan rasa ingin tahu yang besar hadap yang
sekitarnya, mulutnya dan memasukkan benda benda ke mulutnya
8) Berpartisipasi dalam permainan.
e. Usia 12 sampai 18 Bulan
1) Berjalan dan ingin mengetahui hal-hal yang ada di numah serta
sekelilingnya
2) Menyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
f. Usia 18 sampai 24 Bulan
1) Naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya.
4). Menyusun dua kata
5) Belajar makan sendiri
6) Menggambar garis di kertas atau pasir.
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil (kencing)
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih
besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.
g. Usia 2 sampai 3 Tahun
1) Belajar meloncat, memanjat dengan satu kaki
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata- kata yang
ditujukan kepadanya
5) Menggambar lingkaran
6) Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya.
h. usia 3 sampai 4 tahun
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2) Berjalan pada jari kaki
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4) Menggambar garis silang
5) Menggambar orang hanya kepala dan badan
6) Mengenal 2 atau 3 warna
7) Bicara dengan baik
8) Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
9) Banyak bertanya
10) Bertanya bagaimana anak dilahir
11) Mengenai sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
12) Mendengarkan cerita-cerita
13) Bermain dengan anak lain
14) Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya.
15). Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
i. Usia 4 sampai 5 Tahun
1) Melompat dan menari
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
3) Menggambar segi empat dan segi tiga
4) Pandai bicara
5) Dapat menghitung jari jarinya
6) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
7) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
8) Minat kepada kata baru dan artinya
9) Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
10) Mengenal 4 warna. membedakan
11) Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan
kecil.
12) Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
(Anik Maryuni, 2010)
2.1.6 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang, yaitu:
1. Genetika
Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek
Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
Jenis kelamin, Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu
dibandingkan laki-laki.
Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
2. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon
yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi,
dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
a. Faktor prenatal
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
Toksin, zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
Kelainan imunologi
b. Faktor kelahiran
Riwayat lahiran dengan vakum ekstraksi atau forcsep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor pasca natal
Seperti halnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak adalah gizi, penyakit kronis atau kelainan congenital,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
(Nursalam. 2005)
2.1.7 Kebutuhan dasar anak
1. Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
a. Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.
b. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
c. Papan/ pemukinan yang layak.
d. Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
e. Sandang.
f. Kesegaran jasmani, rekreasi.
Dll.
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
a. Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
b. Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
c. Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
d. Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
e. Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini
bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh
demokrasi dan kecerdasan emosional.
f. Kemandirian
g. Dorongan dari orang disekelilingnya
h. Mendapat kesempatan dan pengalaman.
i. Menumbuhkan rasa memiliki
j. Kepemimpinan dan kerja sama
k. Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
Demokrasi (autoritatif)
Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya
(child abuse).
Permisif (serba boleh).
Tidak diperbolehkan.
l. Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti
penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
a. Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini
terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
b. Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak,
seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal
dari orang tua.
c. Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
d. Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu
belum ada hubungan antar sel otak.
Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin
kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan,
sehingga terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih
luas dan tinggi
e. Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara,
music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan
masalah, mencorat-coret atau menggambar.
f. Kapan stimulasi dilakukan ?
- Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-
masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi
dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika sinaptogenesis berakhir
dan berakhir dan usia 14 tahun yang merupakan akhir pruning.
- Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan
semakin besar dan lama manfaatnya.
g. Kebutuhan akan stimulasi.
- Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama,
etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).
- Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan
non formal.
(Nursalam, 2005)
2.1.8 Skrining dan Pengawasan Tumbuh Kembang
Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan
pencatatan yang baik dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara
teratur dan pengawasan terutama anak balita.
Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS).
Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver
Development Screening Test).
Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus
menerus. Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat
mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga langkah-langkah
antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas adalah harapan setiap orang
tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat. Berikut 7
gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator
seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan
gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang
tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang
menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak
yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti
meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas
dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan
perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah ( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Merupakan
gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
(Anik Maryunani, 2010)
5) Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda
dari jarak 1,5 meter?
6) Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7) Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurangkurangnya 2.5 cm.
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis tsb.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik / cukup / lemah
2) Kesadaran : composmentis / letargis / somnolen / apatis
/ koma
3) TTV
1) Nadi
2. Penapasan
Rata-rata waktu
Rentang
Umur tidur
Neonatus 30 – 60 x/menit 35 x/menit
1bulan - 1tahun 30 – 60 x/menit 30 x/menit
1tahun – 2tahun 25 – 50 x/menit 25 x/menit
3tahun – 4tahun 20 –30 x/menit 22 x/menit
5tahun – 9tahun 15 – 30 x/menit 18 x/menit
10 tahun/ > 15 – 30 x/menit 15 x/menit
3) Suhu Tubuh
Umur Suhu
3 bulan 37,50C
1 tahun 37,70C
3 tahun 37,20C
5 tahun 370C
b. Pemeriksaan antropometri
1. Berat badan normal
a) Usia 3-12 bulan n+9
b) Usia 1-6 tahun 2n+8
2. Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 48-52 cm
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5
cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm. umur 1 tahun
47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
4. Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Masalah :…. (Berdasarkan keluhan dari pasien yang tidak dapat diatasi
sendiri)
2.3.6 Implementasi
Mengacu pada intervensi
2.3.7 Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil, di tulis dengan metode SOAP.