BAB 1 Sampai 4
BAB 1 Sampai 4
NASKAH PSIKIATRI
F 41.1Gangguan Anxietas Menyeluruh
M. Fathurrahman S P. 2645 A
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan kasus dengan judul “Gangguan Anxietas Menyeluruh” ini
dapat kami selesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan kasus ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
Gangguan Anxietas Menyeluruh, serta menjadi salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam pembuatan laporan kasus ini, khususnya dr. Rini Gusya Liza, Sp. KJ sebagai preseptor
yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan saran, perbaikan dan bimbingan
kepada kami. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada rekan-rekan sesama dokter
muda dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan kasus ini yang
Dengan demikian, kami berharap laporan kasus ini dapat menambah wawasan dan
Menyeluruh.
Penulis
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan referat ini adalah lebih memahami mengenai gangguan cemas menyeluruh,
yakni mencakup definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran klinis, diagnosis, diagnosis banding,
penatalaksanaan, serta prognosis.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Terapi
1. Psikoterapi
a. Psikodinamik (Insight), ditujukan untuk mengungkap konflik masa lalu yang
mendasari dan merupakan sumber kecemasan yang sebenarnya
b. CBT (Cognitive-Behavioral Therapy), dengan cognitive restructuring, yaitu
mengidentifikasi pikiran-pikiran yang berhubungan dengan kecemasan lalu
menggantinya dengan respon ‘coping’ yang lebih positif
c. Relaxation Training, latihan untuk menurunkan bangkitan fisiologik yang
berlebihan
d. Suportif
2. Somatoterapi
Tiga obat utama yang harus dipertimbangkan untuk terapi
gangguan ansietas menyeluruh adalah buspiron, benzodiazepin, dan
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).
Benzodiazepin
Benzodiazepin merupakan “drug of choice” untuk gangguan ansietas
menyeluruh. Obat ini diresepkan bila perlu pasien mengkonsumsi
benzodiazepin kerja cepat saat mereka terutama merasa cemas. Untuk terapi
ansietas, biasa dilakukan pemberian obat yang dimulai dengan dosis
6
terendah dari kisaran terapeutik dan peningkatan dosis untuk mendapatkan
respon terapeutik. Benzodiazepine mengaktifkan γ-aminobutiric acid-
benzodiazepin (GABA BZ) spesifik, reseptor GABAA yang kemudian
membuka saluran klorida dan mengurangi kecepatan letupan neuronal dan
otot. Karena distribusi jaringan reseptor GABAA yang luas benzodiazepin
memiliki efek sedatif, relaksan otot dan antikonvulsan.
SSRI
SSRI dapat aktif terutama untuk pasien dengan komorbid depresi. Kerugian
SSRI yang menonjol, terutama fluoxetin, bahwa obat ini meningkatkan
ansietas secara sementara. Oleh sebab itu, SSRI setralin atau paroksetin
adalah pilihan yang lebih baik. Sangatlah beralasan untuk memulai terapi
dengan sertraline dan paroksetin ditambah benzodiazepin kemudian
menurunkan dosis benzodiazepin setelah 2 hingga 3 minggu.
Buspiron
Merupakan agonis parsial reseptor 5 HT 1A. data menunjukkan buspiron
berperan dalam menekan gejala kognitif daripada mengurangi gejala
somatik.4
7
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama : Nn. P
MR : 00.03.17.22
Jeniskelamin : Perempuan
Tempat dan tanggallahir/umur : Painan, 23Agustus 1995/23 tahun
Statusperkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Sukubangsa : Minang
Negeriasal : Padang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA/MA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Nipah, pondok, padang.
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Danlain-lain
8
2. Sebab Utama
Pasien sering merasa cemas dan takut sejak 1,5 tahun yang lalu sebelum
masuk rumah sakit
.
3. Keluhan Utama (Chief Complaint)
Pasien mengeluhkan sering cemas, perasaan cemas ini dirasakan sejak 1,5 tahun
yang lalu, pasien mengeluh sering merasa cemas, yang diikuti rasa pusing, telapak
tangan berkeringat, jantung berdebar-debar. Ia juga mengaku jika cemas akan
menggangu kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu dan
pasien juga sulit untuk tidur. Pasien sendiri mengakui cemas ini mulai dirasakan ketika
pasien bekerja di sebuah perusahaan market 3 tahun yang lalu. Karena ketika ada
barang yang hilang di market tersebut maka perusahaan akan memotong gaji
karyawannya. Setelah kejadian itu, perasaan cemas ini muncul selalu tidak pernah
terbatas pada periode yang jelas. Karena gejalanya ini, ia berobat di rumah sakit di
kampungnya yaitu di painan, dan dokter tersebut menyuruhnya ke poli jiwa, dan
dirujuk ke padang.
Pasien mengaku akibat cemas ia tidak dapat bekerja, ia cenderung memilih diam
di rumah dan meninggalkan pekerjaannya, pasien mengaku kesulitan dalam
melakukan beberapa kegiatan sehari-harinya ketika terjadinya peningkatan
kecemasan, keadaan ini cukup mengganggu kontak sosialnya dengan orang-orang
sekitarnya. Sehingga pasien tidak bergaul dengan teman-temannya.
Pasien mengaku saat ini tidak ada masalah di dalam keluarganya, tidak ada
masalah yang membuatnya cemas.
9
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien memiliki riwayat cemas 3 tahun yang lalu karena pekerjaannya.
10
6. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua/penganti
c) Saudara
Jumlah bersaudara 3 orang dan pasien anak ke 2
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ Pr ( 26 tahun)
2.Lk/Pr(23 tahun)
3. Lk/ Pr ( 15 tahun)
11
e) Gambaran sikap/ perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien
terhadap masing-masing saudara tersebut, hal yang dinyatakan serupa dengan
yang dinyatakan pada gambaran sikap/ perilaku pada orangtua.*
Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau ( - )
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien denganmereka.*
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas
tingkahlaku hubungan (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
- Sepupu Biasa, suka bergaul Akrab
Ket:
untuk e) dan f) hanya diisi bila informan benar-benar mengetahuinya.
12
Skema Pedegree
Keterangan:
:laki-laki :Perempuan : Pasien :Meninggal
13
b) Riwayat masa bayi dankanak-kanak
Pertumbuhan Fisik : Baik
Minum ASI : 2 tahun
Usia mulai bicara : 1 tahun
Usia mulai jalan : 1,5 tahun
Sukar makan ( - ), anoreksia nervosa ( - ), bulimia ( - ), pika ( - ),
gangguan hubungan ibu-anak ( - ), pola tidur baik ( - ), cemas
terhadap orang asing sesuai umum ( - ), cemas perpisahan (- ), dan
lain-lain.....
d) Toilet training
Umur : 4 tahun
Sikap orangtua:
Perasaan anak untuk toilet training ini:
g) MasaSekolah
Perihal SD SMP SMA PT
Umur - - -
Prestasi* Cukup Cukup Cuku
p
14
h) Masa remaja: Fobia ( - ), masturbasi ( - ), ngompol ( - ), lari dari rumah (-),
kenakalan remaja ( - ), perokok berat ( - ), penggunaan obat terlarang (- ),
peminum minuman keras (- ), problem berat badan ( - ), anoreksia nervosa
(-), bulimia (-), perasaan depresi (-), rasa rendah diri ( - ), cemas ( - ),
gangguan tidur ( - ), sering sakit kepala ( - ), danlain-lain.
i) RiwayatPekerjaan
kepuasan kerja ( - ), pindah-pindah kerja ( - ), pekerjaan yang pernah
dilakukan -
Konflik dalam pekerjaan : ( - ), konflik dengan atasan ( - ), konflik dengan
bawahan ( - ), konflik dengan kelompok ( - ).
Keadaan ekonomi*: baik (menurut pasien)
15
Keuangan : Kebutuhan sehari-hari terpenuhi (+), pengeluaran
dan pendapatan seimbang (-), dapat menabung(-).
Mendidik Anak : suami-istri bersama-sama (-), istri saja (-) suami
saja (-), selain orang tuasebutkan
k) Situasi sosial saatini:
1. Tempat tinggal : rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di
asrama (-) dan lain-lain(-).
2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) danlain-lain.
16
bersemangat(- ), rasa rendahdiri(- ), penurunan aktivitas ( -),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi (- ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (- ),
mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele (- ), egosentris ( - ), suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ), preokupasi
dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dankecantikan
( - ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus ( - ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan lain-
lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak mampu
mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari pengalaman ( - ),
tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan kewajiban sosial ( - ),
tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama ( - ),
iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ), impulsif(-
), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan orang lain atau
menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang
membuat pasien konflik dengan masyarakat ( -)
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( - ), gangguan identitas
( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian (
- ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik (- ),
dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ), kengganan
untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin disukai (-),
preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolkan dalam situasi
social (-), menghindari aktivitas sosial atau pkerjaan
yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,
tidak didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku da keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesuitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya (-
)
17
7. Stresor psikososial (axisIV)
Pertunangan ( - ), perkawinan ( - ), perceraian ( - ), kawin paksa ( - ), kawin
lari ( - ), kawin terpaksa ( - ), kawin gantung ( - ),kematian pasangan ( - ),
problem punya anak ( - ), anak sakit ( - ), persoalan dengan anak ( - ),
persoalan dengan orang tua (+), persoalan dengan mertua ( - ), masalah
dengan teman dekat ( - ), masalah dengan atasan/ bawahan ( - ), mulai
pertama kali bekerja ( - ), masuk sekolah ( - ), pindah kerja ( - ), persiapan
masuk pension ( - ), pensiun ( - ), berhenti bekerja ( - ), masalah disekolah(-
),masalahjabatan/kenaikanpangkat(- ),pindahrumah(-
), pindah ke kota lain ( - ), transmigrasi ( - ), pencurian ( - ), perampokan (
- ), ancaman ( - ), keadaan ekonomi yang kurang (-), memiliki hutang (-
), usaha bangkrut ( - ), masalah warisan ( - ), mengalami tuntutan hukum (
-), masuk penjara ( - ), memasuki masa pubertas( - ), memasuki usia dewasa
( - ), menopause ( - ), mencapai usia 50 tahun ( - ), menderita penyakit fisik
yang parah ( - ), kecelakaan ( - ), pembedahan ( - ), abortus(
- ), hubungan yang buruk antar orang tua ( - ), terdapatnya gangguan fisik
atau mental dalam keluarga ( - ), cara pendidikan anak yang berbeda oleh
kedua orang tua atau kakek nenek ( - ), sikap orang tau yang acuh tak acuh
pada anak ( - ), sikap orang tua yang kasar atau keras terhadap anak ( - ),
campurtanganatauperhatianyanglebihdariorangtuaterhadapanak(-
), orang tua yang jarang berada di rumah ( - ), terdapat istri lain ( - ), sikap
atau kontrol yang tidak konsisten ( - ), kontrol yang tidak cukup ( - ), kurang
stimulasi kognitif dan sosial ( - ), bencana alam ( - ), amukan masa ( - ),
diskriminasi sosial ( - ), perkosaan ( - ), tugas militer ( - ), kehamilan(
- ), melahirkan di luar perkawinan ( - ), dan lain-lain.
18
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT
19
III. STATUSINTERNUS
KeadaanUmum : sakit sedang
Kesadaran :CMC
TekananDarah : 120/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,7 C
TinggiBadan : 160 cm
BeratBadan : 58 kg
Status Gizi : Normoweight
Sistem Kardiovaskuler : Dalam batasnormal
Sistem Respiratorik : Dalam batasnormal
Kelainan Khusus : Tidakditemukan
IV. STATUSNEUROLOGIKUS
GCS : E4M5V6
TandaransanganMeningeal : tidak ada
Tanda-tanda efek samping piramidal:
Tremortangan : tidak ada
Akatisia : tidak ada
Bradikinesia : tidak ada
Caraberjalan : tidak ada
Keseimbangan : tidak ada
Rigiditas : tidak ada
Kekuatanmotorik : tidak ada
Sensorik : tidak ada
Refleks : bisep (+/+), trisep (+), archiles (+), patella (+)
Sucking (-), glabella (-), grasping (-), snout (-)
Corneomandibular (-), palmomental (-), kaki
klonik(-)
V. STATUSMENTAL
A. KeadaanUmum
1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen ( ), stupor (
), kesadaran berkabut ( ), konfusi ( ), koma ( ), delirium ( ), kesadaran
berubah ( ), dan lain-lain…..
20
2. Penampilan
Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( ), aneh ( ), sikap tegang ( ), kaku ( ), gelisah
( ), kelihatan seperti tua ( ), kelihatan seperti muda ( ), berpakaian sesuai
gender ( +).
Cara berpakaian: rapi (+),biasa( ), takmenentu( ), sesuai dengan
situasi ( + ),kotor ( ), kesan ( dapat/ tidak dapat mengurusdiri)*
Kesehatan fisik :sehat ( + ), pucat( ),lemas( ),apatis( ), telapak
tangan basah ( ), dahi berkeringat ( ), mata terbelalak ().
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar ( + ), kurang
wajar ( - ), sebentar ( -), lam a ( +).
4. Sikap
Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( - ), berterus terang ( + ), menggoda (
- ), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ), berusaha supaya disayangi (-
), selalu menghindar ( - ), berhati-hati ( - ),dependen(- ), infantil ( - ),
curiga ( - ), pasif ( - ), danlain-lain.
21
Isi pembicaraan* : sesuai / tidaksesuai
Penekanan pada pembicaraan* : Ada/tidak
Spontanitas pembicaraan* : spontan/tidak
Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),
gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau ( -).
C. Emosi
, dalam/dangkal, skala diffrensiasi ( sempit/luas), arus emosi(cepat).
1. Afek
Afek appropriate/ serasi (+), afek inappropriate/ tidak serasi(-), afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).
2. Mood
mood eutimik ( + ), mood disforik ( - ), mood yang meluap-luap (expansive
mood)(- ),mood yang iritabel (-),mood yang labil (swing mood) (-), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ), ectasy ( -), mood
depresi (hipotim) ( - ), anhedonia ( - ), duka cita ( - ), aleksitimia(
- ), elasi ( ), hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La belle indifference
( - ), tidak ada harapan ( - ).
3. Emosi lainnya
Ansietas ( + ), free floating-anxiety ( + ), ketakutan ( - ), agitasi ( - ), tension
(ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( - ), abreaksional ( - ),
rasa malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol impuls ( -).
22
1. Gangguan Umum dalam BentukPikiran
Gangguan mental ( - ), psikosis ( - ), tes realitas ( terganggu/ tidak ),
gangguan pikiran formal ( - ), berpikir tidak logis ( - ), pikiran autistik ( -
), dereisme ( - ), berpikir magis ( - ), proses berpikir primer ( - ).
E. Persepsi
Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( -),
Halusinasi auditorik ( - ), halusinasi visual ( - ), halusinasi olfaktorik (
- ), halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( -), halusinasi somatik ( -
), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).
Ilusi ( -)
Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( -)
F. Mimpi danFantasi
Mimpi : -
Fantasi : -
23
Keterangan : *)Coret yang tidak perlu, ( ) diisi (+) atau (-)
G. Fungsi kognitif dan fungsiintelektual
1. Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/ terganggu),
orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi situasi (baik/terganggu).
2. Atensi (perhatian)(+ ), distractibilty(- ), inatensi selektif(- ),
hipervigilance ( - ), dan lain-lain
3. Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi ( baik/ terganggu)
4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote ( - ),
gangguan memori jangka menengah/ recent past ( - ), gangguan memori
jangka pendek/ baru saja/ recent ( - ), gangguan memori segera/ immediate
( -).
Amnesia ( - ), konfabulasi ( - ), paramnesia ( -).
5. Luas pengetahuan umum: baik/terganggu
6. Pikiran konkrit : baik/terganggu
7. Pikiran abstrak : baik/terganggu
8. Kemunduran intelek:(Ada/tidak),Retardasi mental(-), demensia (-
), pseudodemensia ( -).
H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II(ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgmenttes :tidak terganggu
Judgmentsosial :tidak terganggu
24
VIII. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Telah diperiksa pasien Tn. P berusia 23 tahun, agama Islam, suku Minang
dan belum menikah. Pasien datang ke poli jiwa RSJ Prof Hb Saanin Padang pada
tanggal 21 Januari 2019 diantar oleh keluarga untuk control. Keluhan sering
cemas sudah berkurang. Pasien belum bekerja kembali, tetapi dirumah menolong
ibu pasien membuat gorengan. Pasien tidur cukup dan makan cukup. Riwayat
mendengar atau melihat hal-hal aneh tidak ada. Pasien mengakui merasakan
perbedaan setelah berobat seperti perasaan lebih tenang, dan mudah tidur saat
malam. Pasien kontrol dan makan obat teratur.
25
Pasien biasa dimanja oleh kedua orangtuanya.
Lingkungan dan psikososial
Pasien bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya.
XII. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Alprazolam 1 x 0,5 mg
Fluoxetine 1 x 20 mg
Buspirone 2 x 10 mg
B. NonFarmakoterapi
C. Psikoterapi
Kepada pasien:
Psikoterapi suportif
Memberikan dukungan, kehangatan, empati, dan optimistic
kepada pasien, membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya.
Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien mempunyai
kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan
pertolongan. Menjelaskan kepada pasien untuk menyadari
bahwa obat merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh.
Kepada keluarga:
Psikoedukasi
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif,
dan edukatif tentang penyakit pasien (penyebab, gejala,
hubungan antara gejala dan perilaku, perjalanan penyakit, serta
prognosis). Pada akhirnya, diharapkan keluarga bisa
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
Serta menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit
yang membutuhkan pengobatan yang lama dan berkelanjutan.
Terapi
26
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek samping
yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu, juga
ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara
teratur.
XIII. PROGNOSIS
Quo et vitam : bonam
Quo et fungsionam : bonam
Quo et sanctionam : bonam
27
BAB 4
DISKUSI
Telah datang seorang pasien perempuan usia 23 tahun ke poliklinik jiwa RS Jiwa Prof.
HB Saanin Padang pada 21 Januari 2019 dengan sebab utama Pasien sering merasa cemas dan
takut sejak 1,5 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit didiagnosis gangguan anxietas
menyeluruh. Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status
psikiatri yang didasarkan pada PPDGJ III. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri
pada tanggal 21 Januari 2019 didapatkan gejala ansietas berupa kecemasan yang bersifat free-
floating yang berlangsung beberapa kali dalam seminggu hingga sebulan sejak tahun 2014.
Adanya gejala overaktivitas otonomik berupa rasa pusing, jantung berdebar-debar,
tangan berkeringat, serta adanya ketegangan motorik sehingga terjadi gangguan tidur pada
pasien. Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan tersebut pasien didiagnosis dengan
gangguan ansietas menyeluruh. Pasien mengaku akibat cemas ia tidak dapat bekerja, ia
cenderung memilih diam di rumah dan meninggalkan pekerjaannya, pasien mengaku kesulitan
dalam melakukan beberapa kegiatan sehari-harinya ketika terjadinya peningkatan kecemasan,
keadaan ini cukup mengganggu kontak sosialnya dengan orang-orang sekitarnya. Sehingga
pasien tidak bergaul dengan teman-temannya.
Terapi yang diberikan kepada pasien adalah psikofarmaka dan psikoterapi.
Psikofarmaka anti depresan diberikan Fluoxetin 1 x 20 mg per hari. Obat fluoxetin diberikan
karena termasuk golongan SSRI yang paling aman diberikan (efek sedasi, otonomik, hipotensi,
sangat minimal) dan termasuk dalam lini pertama pengobatan gangguan ansietas menyeluruh.
Alprazolam dengan dosis 1 x 0,5 mg per hari merupakan obat anti ansietas golongan
benzodiazepin, obat lini kedua untuk ansietas, memiliki efektivitas yang baik karena bekerja
spesifik, berpotensi dan relatif lebih aman. Ditambah dengan Buspirone dengan dosis 2 x 10
mg termasuk obat anti ansietas golongan non benzodiazepine.
Terapi psikologi berupa psikoterapi suportif dan psikoedukasi. Memberikan
kehangatan, empati, dan optimistik kepada pasien. Membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya, serta membantu untuk ventilasi. Mengidentifikasi faktor
presipitasi dan membantu mengoreksinya. Membantu memecahkan problem eksternal secara
terarah. Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai gangguan yang
dideritanya, diharapkan pasien mempunyai kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali
gejala, mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan pertolongan. Menjelaskan kepada
pasien untuk menyadari bahwa obat merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Hutagalung, Evalina Asnawi. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas.
[Internet] 2007 [cited 2018 April 19]. Available from : http://gangguan_anxietas.htm
3. Saddock BJ, Saddock VA. Anxiety disorder. In : Kaplan Saddock’s Synopsis of
Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Tenth Edition.. New York:
Lippincott Williams & Wilkins: 2007;Pg 580-8.
4. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis
Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-9 Jilid 2.
Jakarta:. 2010. EGC
5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III DAN dsm – 5
Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. 2013.
29