Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL
AMALIA PRATIWI
N 201 14 005
PENDAHULUAN
berkembang dan tertinggal tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub
Data The World Bank (2015), menunjukkan AKI pada tahun 2012
oleh anggota keluarga, dukun, atau bahkan tidak menerima perawatan sama
kehamilan dan persalinan. Sekitar 99% dari seluruh kematian itu terjadi di
2
Indonesia sendiri Angka kematian ibu berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih cukup jauh untuk mencapai target penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 sebesar sebesar 102 per 100.000 kelahiran
pada tahun 2011 sebesar 221 per 100.000 Kelahiran Hidup, ditahun 2012
sebesar 181 per 100.000, tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 245 per
100.000, tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 215 per 100.000 dan pada
Data Dinas Kesehatan Kota Palu angka kematian ibu (AKI) yaitu pada
kasus, ditahun 2016 menurun sebesar 11 kasus dan pada tahun 2017 sebesar
sama, yaitu akibat perdarahan. Diikuti oleh hipertensi dan infeksi serta
penyakit lain yang diderita ibu. Sedangkan, abortus dan partus lama
3
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
antenatal care (ANC) secara teratur. Antenatal care atau pelayanan antenatal
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan profesional dapat
mencegah dan mendeteksi komplikasi pada janin dan ibu hamil lebih awal
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut
dapat diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain yang
4
dapat membahayakan kehamilan ibu, serta efek dari gaya hidup yang
Antenatal care adalah salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian
ibu, bayi dan balita. Asuhan ibu hamil (ANC) terpadu dilaksanakan secara
Kunjungan ANC oleh ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
yang memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC yaitu
memengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu
5
Faktor pemungkin yang memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
dokter atau bidan praktik swasta dan faktor penguat yang memengaruhi
keluarga, dukungan yang baik dari keluarga, ibu akan lebih memperhatikan
kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin berkunjung ke fasilitas
mendukung 67,5% (52 orang), yang memanfaatkan pelayanan ANC 74% (57
kunjungan antenatal care (p-value= 0,021). Hasil penelitian ini juga sejalan
6
ada hubungan dukungan suami dengan kunjungan Antenatal Care pada ibu
Data dari Dinas Kesehatan Kota Palu angka kematian ibu (AKI) angka
fluktuasi yaitu pada tahun 2015 terdapat 2 (dua) kasus kematian ibu, pada tahun
2016 tidak terdapat angka kematian ibu, dan pada tahun 2017 terdapat 2 kasus
Data laporan ANC Dinas kesehatan kota palu tahun 2017 didapatkan
Tawaeli masih jauh dari standar pelayanan minimal (SPM) Dinas kesehatan
Palu.
7
1.2 Rumusan Masalah
ini adalah bagaimana perilaku ibu hamil terhadap kunjungan antenatal care di
1.3 Tujuan
pengetahuan.
8
b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian sejenis
antenatal care.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai
10
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Kunjungan pelayanan antenatal
trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3 (Yusuf & Rasma, 2015). Menurut
1. Untuk memfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun
11
tinggi serta menurunkan morbilitas dan morbiditas ibu dan janin
Dahlui, 2016).
12
2.1.2 Standar pelaksaan antenatal care
satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14–28 minggu), dan
dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28–36 dan setelah
dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
13
3. Ukur tekanan darah.
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau
proteinuria)
atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
kehamilan 24 minggu.
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk
14
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
15
kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
16
g. Pemeriksaan HIV
tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV.
h. Pemeriksaan BTA
17
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/ LiLa)
yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
a. Anamnesa
saat ini.
a) Muntah berlebihan
18
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan
b) Pusing
perlu diwaspadai.
c) Sakit kepala
d) Pendarahan
e) Sakit perut
ibu f) Demam
19
g) Batuk lama
pemeriksaan lanjut.
b. Pemeriksaan
5 LILA Rutin
6 TFU Rutin
8 DJJ Rutin
9 Pemeriksaan Hb Rutin
20
11 Protein Urin * * * Atas
Indikasi
14 BTA * * * Atas
Indikasi
17 USG * * * Atas
Indikasi
kesehatan.
22
pencatatan sebagai bagian dari standar pelayanan, maka kualitas
indikator, yaitu :
(jangkauan) pelayanan.
23
pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut:
dan 2 kali pada trimester III atau tidak ada kunjungan pada
1. K1 (Kunjungan Pertama)
ginekologi terdahulu.
2. K2 (Kunjungan kedua)
24
terutama menilai resiko kehamilan dan kelainan/cacat bawaan.
Kegiatannya adalah :
ibu.
darah (Fe).
3. K3 (Kunjungan Ketiga)
25
4. K4 (Kunjungan Keempat)
adalah :
d. USG ulang.
yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi
kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit atau memerlukan
26
tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang
Antenatal Care.
Namun demikian, hingga saat ini belum ada standar yang sudah
(Mufdlilah, 2009).
27
Yang tidak direkomendasikan melakukan banyak kunjungan
2.2 Perilaku
seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor
Selanjutnya perilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari tiga faktor.
28
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
(Notoatmodjo, 2012).
29
inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang berbeda-
beda.
2.4 Strategi Perubahan Perilaku
2. Pemberian informasi
3. Diskusi Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua yang dalam
dua arah. Hal ini berarti masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi,
30
tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang
orang yan bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi
(Notoatmodjo, 2012)
hasil bersama atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor internal
31
tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan. Bloom menyebutkan ranah
1. Pengetahuan (Knowledge)
enam tingkatan :
a. Tahu (know)
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
32
dapat menyebutkan, menguraikan, mendefiniskan, menyatakan,
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
33
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi
penilain itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur
34
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan di atas.
2. Sikap (Attitude)
2012).
itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
35
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi harus
lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-
(guide response)
Misalnya, seseorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai cara
b. Mekanisme (mecanism)
36
sudah menimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa
c. Adopsi (Adoption)
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat
dan sebagainya.
37
2.7 Kerangka Teori
K3 (Kunjungan ketiga)
2. Tokoh Agama Kepercayaan
(TOGA)/ Tokoh 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
Masyarakat (TOMA)
3. Penanganan dan
tindak lanjut kasus
4. Komunikasi,
informasi dan
Keterangan : edukasi (KIE) yang
efektif
= Variabel yang Diteliti
44
Kepercayaan
BAB III
DEFINISI KONSEP
menjadi salah satu negara di ASEN penyumbang terbesar angka kematian ibu
dan bayi. Oleh karena itu dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu dan
sehingga dapat melakukan pencegahan kematian ibu dan bayi. Manfaat lain
yang dapat diperoleh ibu dari pelayanan antenal care yaitu agar seorang ibu
meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu, mengenal secara dini
mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusi.
Oleh karena itu untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam melakukan
bayi. Maka perilaku yang diteliti di dalam penelitian ini adalah faktor
teori perilaku oleh Laurence Green. Terhadap responden Analisis perilaku ibu
45
hamil dalam kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah kerja
46
Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
Faktor Pendukung
1. Fasilitas Pelayanan
antenatal care Perilaku ibu hamil terhadap
kunjungan
antenatal care
Faktor Pendorong
1. Keluarga
2. Bidan
a. Pengetahuan adalah hasil tahu dimana hal ini akan terjadi setelah seseorang
dalam penelitian ini yaitu yang tercakup dalam penelitian ini adalah pada
47
hal ini yaitu pengetahuan pengetahuan ibu hamil mengenai perawatan
care
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.2.1 Lokasi
4.3 Informan
49
apa yang akan kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
50
4.4 Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data
51
4.5 Instrumen Penelitian
dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai instrumen utama dan
pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber sumber
mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak
(Sugiyono, 2016).
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Triangulasi sumber akan dilakukan pada informan kunci, informan biasa dan
52
DAFTAR PUSTAKA
Djonis. 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan
Antenatal Care Di Puskesmas Kampung Dalam Pontianak. Volume I
Nomor 1. Poltekkes. Pontianak.
Ermaya Nery, dkk. 2015. Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Pelayanan Terhadap
Keteraturan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ngemplak
Simongan Kota Semarang Pada Tri Wulan I Tahun 2015. Volume 3.
Nomor 3. Universitas Diponegoro.
Hardiani Ratna Sari, dkk. 2012. Motivasi Dan Kepatuhan Kunjungan Antenatal
Care (Anc) Pada Ibu Hamil Trimester Iii. Volume 3. Nomor 2. Universitas
Jember.
Ira, dkk. 2015. Pemanfaatan Antenatal Care (Anc) Oleh Ibu Hamil Pada
Masyarakat Desa Mokupa Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur
Tahun 2015. Vol. 4 No1. Universitas Halu Oleo. Sulawesi Selatan.
Kaparang Mercy Joice, dkk. 2015. Mutu Pelayanan Asuhan Antenatal Care oleh
Bidan Pasca Pelatihan ANC Terpadu di Propinsi Sulawesi Tengah. Volume
03 No. 02. Universitas Diponegoro. Semarang.
Mufdlilah. 2009. ANC Fokus Antenatal care focused. Yogyakarta ; Penerbit Nuha
Mediak
53
Mansur Herawati, dkk. 2015. Kepemilikan Buku Kia Dan Keteraturan
Antenatal Care. Volume 4. Nomor 1. Poltekkes Kemenkes Malang.
Sulistiyanti Anik, dkk. 2015. Kajian Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Oleh
Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran Sragen. Volume 5. Nomor 2.
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan.
Suharti. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care (Anc)
Dengan Motivasi Ibu Hamil Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal
Care (Anc). Volume 5. Nomor 2. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Tsegay yalem, dkk. 2013. Determinants of antenatal and delivery care utilization
in Tigray region, Ethiopia a cross-sectional study. Mekelle University.
Yeoh Ling Ping, dkk. 2016. Antenatal Care Utilisation and Content between Low-
Risk and High-Risk Pregnant Women. University of Malaya, Kuala Lumpur,
Malaysia.
54
WHO.(2013). Media Center (Maternal Mortality).
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/. (Sitasi pada tanggal 27
Oktober 2015).
WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, and the United Nations Population
Division. (2015). Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Geneva,
World Health Organization : 2015.
55