Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Teorema Pythagoras


Teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuahsegitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM,Pythagoras. .
Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian matematis.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:
Jumlah luasbujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenus.
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut
siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus:
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas bujur sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur sangkar ungu.

B.Biografi phytagoras

Phytagoras (569 SM - 475 SM) lahir di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Sejarah awal geometri Yunani merupakan
campuran mitos, sihir, bentuk dan aturan, dan sebagian besar tentang angka yang menakjubkan bagi Pythagoras. Pada usia 18 tahun dia bertemu dengan Thales, seorang kakek tua yang mengenalkan matematika kepada Pythagoras
melalui muridnya yang bernama Anaximander.

Thales mendorong Pythagoras untuk melakukan perjalanan ke tanah kuno dan juga menyarankan Phytagoras pergi ke Mesir untuk mempelajari lebih banyak ilmu pengetahuan. Atas saran tersebut, Pythagoras pergi ke Babel dan
belajar kepada Chaldean Stargazers tentang Astronomi. Setelah itu ia pergi ke Mesir (sekitar 547 SM) dan mempelajari berbagai hal termasuk geometri dari pendeta Mesir.
Di Mesir ia belajar dengan orang-orang yang dikenal dengan “ usungan tali ". Mereka adalah para insinyur yang membangun piramida. Mereka mempunyai sebuah rahasia yang sangat khusus dalam bentuk tali
terikat di lingkaran dengan panjang 12 satuan. Ternyata bahwa jika tali di rentangkan ke tanah dalam dimensi 3-4-5, akan terbentuk segitiga siku-siku. Kekuatan yang menakjubkan di tali ini masih digunakan oleh tukang kayu saat
ini. Hal ini memungkinkan mereka untuk meletakkan dasar bagi bangunan mereka secara akurat.
Penemuan yang paling terkenal yang dibuat Pythagoras datang dari daya tarik dengan segitiga 3-4-5 Mesir tali-tandu. Dia telah bertahun-tahun berpikir tentang hal ini dan memikirkan apakah sihir itu masih ada.
Suatu hari saat menggambar di pasir ia menemukan bahwa jika persegi diambil dari setiap sisi segitiga 3-4-5, daerah dari dua kotak kecil yang ditambahkan bersama sama daerah besar. Dia menguji kebenaran dari segitiga lainnya,
dan hasilnya juga benar.
Jadi Pythagoras memutuskan untuk mengumumkan hal ini. Ketika ia mengungkapkan temuan ini kepada para pengikutnya, ia menggunakan istilah umum yaitu a & b untuk kaki pendek dan c untuk sisi miring
yaitu a2 + b2 = c2.
Dari uraian di atas kita dapat kesimpulan bahwa Teorema Pythagoras sebetulnya tidak ditemukan oleh Pythagoras, melainkan sudah ditemukan oleh matematikawan-matematikawan dari India dan Cina tetapi mereka
hanya tahu tetang 3,4, dan 5 segitiga. Pemberian nama “Pythagoras” untuk teorema tersebut hanya karena Pythagoras-lah yang pertama kali membuktikan kebenaran umum dari teorema tersebut secara matematis. Namun, hal ini
belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena jauh sebelum Pythagoras lahir orang Cina dan india sudah mengenal hubungan antara sisi dari
segitiga dan siku-siku. Nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini. Sebaiknya kita harus lebih tau menggali lagi tentang sejarah Pythagoras agar kalian tahu lebih dalam tentang seluk-beluk
sejarah penemu pythagoras.

C.Rumus phytagoras
Rumus Pythagoras dalam bentuk akar , jika sisi miringnya c , sisi tegak dan mendatarnya adalah a dan b , maka rumus yang dihasilkan :
Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku rumus:

1. Jika sisi a dan b diketahui , maka sisi c dapat dihitung


dengan rumus : c2 = a2 + b2

2. Jika sisi b dan c diketahui , maka sisi a dapat dihitung


dengan rumus : a2 = c2 - b2
3. Jika sisi a dan c diketahui , maka sisi b dapat dihitung
dengan rumus : b2 = c2 - a2

D.Pembuktian rumus Pythagoras


Untuk menggambar sebuah segitiga ada syarat yang harus diperhatikan:
 Memiliki tiga sisi
 Jika panjang ketiga sisi tersebut adalah a , b dan c ; serta a < b < c maka a + b > c.
Jika syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka kita tidak bisa menggambar segitiga.
Berdasarkan sudutnya, segitiga dapat kita bedakan menjadi :
1. Segitiga Siku-siku adalah segitiga yang memiliki sudut terbesarnya merupakan
sudut siku-siku yaitu 90 derajat.
2. Segitiga Lancip adalah segitiga yang semua sudutnya merupakan sudut lancip
3. Segitiga Tumul adalah segitiga yang sudut terbesarnya merupakan sudut tumpul.
Untuk mengetahui jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya dapat dilakukan dengan cara
menggambar atau dengan menggunakan hitungan. Disinilah, aplikasi Pythagoras theorem
dipakai.
1. Jika a < b < c dan a2 + b2> c2 maka segitiga lancip
2. Jika a < b < c dan a2 + b2 = c2 maka segitiga siku-siku
3. Jika a < b < c dan a2 + b2< c2 maka segitiga tumpul
Contoh :
kelompokkanlah segitiga-segitiga berikut jika diketahui panjang sisi-sisinya:
1. 2 , 3, 4
2. 6, 8, 10
3. 7, 8, 9
Jawab.
1. 22 + 32< 42
4 + 9 < 16
13 < 16
Karena 22 + 32< 42 maka termasuk segitiga tumpul.
2. 62 + 82 = 102
36 + 64 = 100
100 = 100
Karena 62 + 82 = 102 maka termasuk segitiga siku-siku.
3. 72 + 82> 92
49 + 64 > 81
113 > 81
Karena 72 + 82> 92 maka termasuk segitiga lancip.
Pembuktian rumus Pythagoras
1. Pembuktian dari Sekolah Pythagoras
Sifat pada segitiga siku-siku ini sebenarnya telah dikenal berabad-abad sebelum masa
Pythagoras, seperti di Mesopotamia, juga Cina. Tetapi catatan tertulis pertama yang memberi
bukti berasal dari Pythagoras. Bukti dari sekolah Pythagoras tersebut tersaji pada gambar di
bawah.
Perhatikan bahwa:

Luas daerah hitam pada gambar (1) adalah a2 + b2


Luas daerah hitam pada gambar (2) adalah c2
Dengan demikian a2 + b2 = c2
2. Pembuktian lain menggunakan diagram Pythagoras
Bukti berikut ini lebih sederhana tetapi menggunakan sedikit manipulasi aljabar. Keempat
segitiga siku-siku yang kongruen disusun membentuk gambar di bawah ini.

Dengan menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui dua cara akan diperoleh:
(a + b) = c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2 = c2 + 2 ab
2 2
a +b = c2

E.Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali masalah - masalah yang dapat dipecahkan menggunakan teorema Pythagoras. Untuk mempermudah perhitungan, alangkah baiknya jika permasalahan tersebut dituangkan
dalam bentuk gambar.
Teorema Phytagoras sangat mudah untuk diaplikasikan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan segitiga siku-siku.
CONTOH SOAL

. 1.Jika panjang a = 4 cm, dan panjang b = 3 cm, maka berapakah panjang c ?


Jawaban :
Rumusnya :
a² + b² = c²
4² + 3² = c²
16 + 9 = c²
25 = c²
c = √25
c = 5 cm.
Jadi, panjang c adalah 5 cm.

2.Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A kea rah Timur sejauh 100 km,
AC = 200
Jadi, jarak kapal dari pelabuhan A ke pelabuhan C = 200 km.
Sejarah Fibonacci
Leonardo da Pisa atau Leonardo Pisano (1175 - 1250), dikenal juga
sebagai Fibonacci, adalah seorang matematikawan Italia yang dikenal sebagai
penemu bilangan Fibonacci dan perannya dalam mengenalkan sistem penulisan
dan perhitungan bilangan Arab ke dunia Eropa (algorisma).
Buku ini disambut baik oleh kaum terpelajar Eropa, dan menghasilkan dampak
yang penting kepada pemikiran Eropa, meski penggunaannya baru
menyebarluas setelah ditemukannya percetakan sekitar tiga abad berikutnya.
(Contohnya, peta dunia Ptolemaus tahun 1482 dicetak oleh Lienhart Holle di
Ulm.)
B. Hasil Penemuan
Barisan Fibonacci adalah barisan recursif yang ditemukan oleh seorang
matematikawan berkebangsaan Italia yang bernama Leonardo da Pisa. Barisan
ini tergolong cukup uniq karena barisan yang terbentuk sebagai berikut F0 = 0,
F1 = 1, F2 = 1, F3 = F1 + F2 = 2, F4 = F2 + F3 = 3, F5 = F3 + F4 = 8, … .Jika diperhatikan,
bahwa suku ke-n merupakan penjumlahan dua suku sebelumnya untuk n 2.
Jadi barisan ini didefinisikan secara recursif sebagai berikut.

Fn =
Untuk barisan Fibonacci ini ada sifat yang menarik, dimana setiap kuadrat
barisannya (sampai barisan ke-n) apabila dijumlahkan sama dengan perkalian
barisan ke-n dikalikan dengan barisan ke-(n+1). Secara formal dapat ditulis
sebagai berikut.
Tunjukkan bahwa :
F12 + F22 + F32 + … + Fn2 = Fn.Fn+1
Bukti :
Untuk membuktikan sifat ini kita akan menggunakan Induksi Matematika.
Basis Induksi :
untuk n = 1
F12 = F1.F1+1
1 = 1.1
1 = 1 [benar]
Langkah Induksi :
untuk n = k, diasumsikan benar
F12 + F22 + F32 + … + Fk2 = Fk.Fk+1
Hipotesis Induksi :
akan dibuktikan benar untuk n = k + 1
F12 + F22 + F32 + … + Fk2 + Fk+12 = Fk.Fk+1 + Fk+12
= Fk+1(Fk + Fk+1)
berdasarkan definisi barisan fibonacci, maka diperoleh
= Fk+1.Fk+2
= Fk+1.F(k+1)+1
Fibonacci dikenal luas sebagai deret istimewa. Secara definitif, deret fibonacci
merupakan deret yang diawali dengan dua angka (yaitu 0 dan 1) dan setiap
nomor berikutnya adalah hasil dari penjumlahan dua angka sebelumnya.
Contoh: 0 + 1 = 1 maka akan tercipta bilangan 0, 1, 1. Kemudian (dilanjutkan
dengan penjumlahan dua angka terakhir) 1 + 1 = 2 maka hasilnya; 0, 1, 1, 2. Lalu 1
+ 2 = 3 maka 0, 1, 1, 2, 3. Begitu seterusnya dan tak pernah berujung.
Berikut lanjutan deret fibonacci yang dimaksud: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55,
89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946…
Tak selesai sampai di situ, Pisa pun terus mencoba membagi angka yang baru,
kali ini Ia membagi angka pada deret dengan dua angka yang tercipta
setelahnya. Dimulai dengan membagi 2 dan 5, kemudian 5 dan 13, 13 dan 34, 21
dan 55, 34 dan 89, 55 dan 144, … dst. Ternyata, angka yang dihasilkan oleh
pembagian ini tak kalah menakjubkan dengan yang sebelumnya.
Semua hasil dari pembagian ini mendekati angka 0,382 yang juga sekarang
digunakan sebagai rasio tetap yang ada pada Deret Fibonacci.
5 : 13 = 0,384
8 : 21 = 0,381
13 : 34 = 0,382
21 : 55 = 0,382
34 : 89 = 0,382
55 : 144 = 0,382
Seperti yang tidak pernah puas dengan apa yang dia dapat, Pisa pun terus
membagi angka pada Deret Fibonacci dengan jarak yang lebih jauh lagi.
Sehingga ditetapkanlah angka 0.236, 0.382, 0.500, 0.618, dan 0.764 sebagai
rasio yang diakui dalam Deret Fibonacci sampai saat ini.
Yang lebih mengejutkan, bukan semata-mata hasil pembagiannya yang
merujuk pada suatu angka melainkan sebagian dari rasio tadi ternyata
merupakan hasil pemangkatan dari rasio 0.618. Rasio 0.382 misalnya, sama
dengan 0.6182(dikuadratkan) dan 0.236 sama dengan 0.6183 (dipangkatkan
tiga).

Anda mungkin juga menyukai