B.Biografi phytagoras
Phytagoras (569 SM - 475 SM) lahir di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Sejarah awal geometri Yunani merupakan
campuran mitos, sihir, bentuk dan aturan, dan sebagian besar tentang angka yang menakjubkan bagi Pythagoras. Pada usia 18 tahun dia bertemu dengan Thales, seorang kakek tua yang mengenalkan matematika kepada Pythagoras
melalui muridnya yang bernama Anaximander.
Thales mendorong Pythagoras untuk melakukan perjalanan ke tanah kuno dan juga menyarankan Phytagoras pergi ke Mesir untuk mempelajari lebih banyak ilmu pengetahuan. Atas saran tersebut, Pythagoras pergi ke Babel dan
belajar kepada Chaldean Stargazers tentang Astronomi. Setelah itu ia pergi ke Mesir (sekitar 547 SM) dan mempelajari berbagai hal termasuk geometri dari pendeta Mesir.
Di Mesir ia belajar dengan orang-orang yang dikenal dengan “ usungan tali ". Mereka adalah para insinyur yang membangun piramida. Mereka mempunyai sebuah rahasia yang sangat khusus dalam bentuk tali
terikat di lingkaran dengan panjang 12 satuan. Ternyata bahwa jika tali di rentangkan ke tanah dalam dimensi 3-4-5, akan terbentuk segitiga siku-siku. Kekuatan yang menakjubkan di tali ini masih digunakan oleh tukang kayu saat
ini. Hal ini memungkinkan mereka untuk meletakkan dasar bagi bangunan mereka secara akurat.
Penemuan yang paling terkenal yang dibuat Pythagoras datang dari daya tarik dengan segitiga 3-4-5 Mesir tali-tandu. Dia telah bertahun-tahun berpikir tentang hal ini dan memikirkan apakah sihir itu masih ada.
Suatu hari saat menggambar di pasir ia menemukan bahwa jika persegi diambil dari setiap sisi segitiga 3-4-5, daerah dari dua kotak kecil yang ditambahkan bersama sama daerah besar. Dia menguji kebenaran dari segitiga lainnya,
dan hasilnya juga benar.
Jadi Pythagoras memutuskan untuk mengumumkan hal ini. Ketika ia mengungkapkan temuan ini kepada para pengikutnya, ia menggunakan istilah umum yaitu a & b untuk kaki pendek dan c untuk sisi miring
yaitu a2 + b2 = c2.
Dari uraian di atas kita dapat kesimpulan bahwa Teorema Pythagoras sebetulnya tidak ditemukan oleh Pythagoras, melainkan sudah ditemukan oleh matematikawan-matematikawan dari India dan Cina tetapi mereka
hanya tahu tetang 3,4, dan 5 segitiga. Pemberian nama “Pythagoras” untuk teorema tersebut hanya karena Pythagoras-lah yang pertama kali membuktikan kebenaran umum dari teorema tersebut secara matematis. Namun, hal ini
belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena jauh sebelum Pythagoras lahir orang Cina dan india sudah mengenal hubungan antara sisi dari
segitiga dan siku-siku. Nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini. Sebaiknya kita harus lebih tau menggali lagi tentang sejarah Pythagoras agar kalian tahu lebih dalam tentang seluk-beluk
sejarah penemu pythagoras.
C.Rumus phytagoras
Rumus Pythagoras dalam bentuk akar , jika sisi miringnya c , sisi tegak dan mendatarnya adalah a dan b , maka rumus yang dihasilkan :
Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku rumus:
Dengan menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui dua cara akan diperoleh:
(a + b) = c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2 = c2 + 2 ab
2 2
a +b = c2
2.Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A kea rah Timur sejauh 100 km,
AC = 200
Jadi, jarak kapal dari pelabuhan A ke pelabuhan C = 200 km.
Sejarah Fibonacci
Leonardo da Pisa atau Leonardo Pisano (1175 - 1250), dikenal juga
sebagai Fibonacci, adalah seorang matematikawan Italia yang dikenal sebagai
penemu bilangan Fibonacci dan perannya dalam mengenalkan sistem penulisan
dan perhitungan bilangan Arab ke dunia Eropa (algorisma).
Buku ini disambut baik oleh kaum terpelajar Eropa, dan menghasilkan dampak
yang penting kepada pemikiran Eropa, meski penggunaannya baru
menyebarluas setelah ditemukannya percetakan sekitar tiga abad berikutnya.
(Contohnya, peta dunia Ptolemaus tahun 1482 dicetak oleh Lienhart Holle di
Ulm.)
B. Hasil Penemuan
Barisan Fibonacci adalah barisan recursif yang ditemukan oleh seorang
matematikawan berkebangsaan Italia yang bernama Leonardo da Pisa. Barisan
ini tergolong cukup uniq karena barisan yang terbentuk sebagai berikut F0 = 0,
F1 = 1, F2 = 1, F3 = F1 + F2 = 2, F4 = F2 + F3 = 3, F5 = F3 + F4 = 8, … .Jika diperhatikan,
bahwa suku ke-n merupakan penjumlahan dua suku sebelumnya untuk n 2.
Jadi barisan ini didefinisikan secara recursif sebagai berikut.
Fn =
Untuk barisan Fibonacci ini ada sifat yang menarik, dimana setiap kuadrat
barisannya (sampai barisan ke-n) apabila dijumlahkan sama dengan perkalian
barisan ke-n dikalikan dengan barisan ke-(n+1). Secara formal dapat ditulis
sebagai berikut.
Tunjukkan bahwa :
F12 + F22 + F32 + … + Fn2 = Fn.Fn+1
Bukti :
Untuk membuktikan sifat ini kita akan menggunakan Induksi Matematika.
Basis Induksi :
untuk n = 1
F12 = F1.F1+1
1 = 1.1
1 = 1 [benar]
Langkah Induksi :
untuk n = k, diasumsikan benar
F12 + F22 + F32 + … + Fk2 = Fk.Fk+1
Hipotesis Induksi :
akan dibuktikan benar untuk n = k + 1
F12 + F22 + F32 + … + Fk2 + Fk+12 = Fk.Fk+1 + Fk+12
= Fk+1(Fk + Fk+1)
berdasarkan definisi barisan fibonacci, maka diperoleh
= Fk+1.Fk+2
= Fk+1.F(k+1)+1
Fibonacci dikenal luas sebagai deret istimewa. Secara definitif, deret fibonacci
merupakan deret yang diawali dengan dua angka (yaitu 0 dan 1) dan setiap
nomor berikutnya adalah hasil dari penjumlahan dua angka sebelumnya.
Contoh: 0 + 1 = 1 maka akan tercipta bilangan 0, 1, 1. Kemudian (dilanjutkan
dengan penjumlahan dua angka terakhir) 1 + 1 = 2 maka hasilnya; 0, 1, 1, 2. Lalu 1
+ 2 = 3 maka 0, 1, 1, 2, 3. Begitu seterusnya dan tak pernah berujung.
Berikut lanjutan deret fibonacci yang dimaksud: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55,
89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946…
Tak selesai sampai di situ, Pisa pun terus mencoba membagi angka yang baru,
kali ini Ia membagi angka pada deret dengan dua angka yang tercipta
setelahnya. Dimulai dengan membagi 2 dan 5, kemudian 5 dan 13, 13 dan 34, 21
dan 55, 34 dan 89, 55 dan 144, … dst. Ternyata, angka yang dihasilkan oleh
pembagian ini tak kalah menakjubkan dengan yang sebelumnya.
Semua hasil dari pembagian ini mendekati angka 0,382 yang juga sekarang
digunakan sebagai rasio tetap yang ada pada Deret Fibonacci.
5 : 13 = 0,384
8 : 21 = 0,381
13 : 34 = 0,382
21 : 55 = 0,382
34 : 89 = 0,382
55 : 144 = 0,382
Seperti yang tidak pernah puas dengan apa yang dia dapat, Pisa pun terus
membagi angka pada Deret Fibonacci dengan jarak yang lebih jauh lagi.
Sehingga ditetapkanlah angka 0.236, 0.382, 0.500, 0.618, dan 0.764 sebagai
rasio yang diakui dalam Deret Fibonacci sampai saat ini.
Yang lebih mengejutkan, bukan semata-mata hasil pembagiannya yang
merujuk pada suatu angka melainkan sebagian dari rasio tadi ternyata
merupakan hasil pemangkatan dari rasio 0.618. Rasio 0.382 misalnya, sama
dengan 0.6182(dikuadratkan) dan 0.236 sama dengan 0.6183 (dipangkatkan
tiga).