LP Kenyamanan - Nyeri Imron
LP Kenyamanan - Nyeri Imron
Oleh :
Imron rosyadi
180104057
TAHUN 2018
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kenyamanan merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara mental,
fisik atau sosial. Kenyamanan fisik adalah rasa nyaman atau sejahtera dan
atau bebas dari rasa nyeri (Herdman, 2015).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat
individual. Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya
(Asmadi,2008)
Nyeri adalah sensori yang bersifat emosional dan subyektif berupa
keadaan yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan
jaringan yang benar- benar telah rusak ataupun yang berpotensi untuk
rusak (IASP- International Association for Study of Pain)
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian kebutuhan dasar kenyamanan : nyeri, data didapatkan
dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Anamnesa untuk mengkaji
karakteristik nyeri yang diungkapkan oleh pasien dengan pendekatan
OPQRSTUV (onset, provokatif/paliatif, quality, region, severity, time,
understanding, value). Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
mendapatkan perubahan klinis yang diakibatkan oleh nyeri yang
dirasakan oleh pasien.
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat
subyektif dan hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya.
Tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:
a) Posisi yang memperlihatkan pasien
Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang
memberikan rasa nyaman.
b) Ekspresi umum
Tampak meringis/ merintih, cemas, wajah pucat, keluar keringat
dingin, pasien tampak mengeliat karena kesakitan.
c) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah
Lokasi nyeri, waktu timbulnya nyeri, reaksi fisik/psikologis
terhadap pasien, faktor pencetus timbulnya nyeri.
Data yang didapatkan mencerminkan respons pasien terhadap nyeri
yang meliputi respon fisiologis, respon perilaku, dan respon
psikologis.
a) Respons Fisiologis
Tanda fisiologis dapat menunjukkan nyeri pada klien yang
berupaya untuk tidak mengeluh atau mengakui
ketidaknyamanan. Sangat penting untuk mengkaji tanda-tanda
vital dan pemeriksaan fisik termasuk mengobservasi
keterlibatan saraf otonom. Saat awitan nyeri akut, denyut
jantung, tekanan darah, dan ftekuensi pernapasan meningkat.
b) Respons Perilaku
Pasien seringkali meringis, mengernyitkan dahi, menggigit
bibir, gelisah, imobilisasi, mengalami ketegangan otot,
melakukan gerakan melindungi bagian tubuh sampai dengan
menghindari percakapan, menghindari kontak sosial dan hanya
fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri.
c) Respons Psikologis
Respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien
terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Arti nyeri
bagi setiap individu berbeda-beda antara lain : Bahaya atau
merusak, Komplikasi seperti infeksi, Penyakit yang berulang,
Penyakit baru, Penyakit yang fatal, Peningkatan
ketidakmampuan, dan Kehilangan mobilitas.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
(Nanda,2018)
3. Rencana asuhan keperawatan (NOC dan NIC)