Laporan Siap Jilid Print Punya Angga
Laporan Siap Jilid Print Punya Angga
PEMBORAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBORAN
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Pemboran
Program Studi Teknik Pertambangan, FakultasTeknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
Disusun Oleh :
Kelompok IV (Empat)
Laporan
ii
Telah dinyatakan menyelesaikan Praktikum Pemboran 2018 Pada
Tanggal 11 Desember sampai dengan 27 Desember 2018.
Asisten Praktikum Pemboran:
1. Asisten I
(Wahyudi)
H1C114210
2. Asisten II
Yoyok
(H1C114212)
3. Asisten III
4. Asisten IV
5. Asisten V
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nyalah sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
seperti apa yang diharapkan oleh penyusun.
Pada kesempatan ini, perkenankan penyusun menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ing Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
2. Bapak Romla Noor Hakim, S.T., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat.
3. Bapak Riswan, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Teknologi
Pertambangan.
4. Bapak Romla Noor Hakim, S.T., M. T. Selaku Dosen mata kuliah Pemboran.
5. Seluruh Asisten Praktikum Pemboran.
6. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu praktikan dalam
menyusun laporan Pemboran.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua kegiatan studi selanjutnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
v
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 4-1
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.22 Melakukan Pengeboran ........................................................... 2-14
Gambar 3.23 Mengamati dan Mencatat Cutting ............................................. 2-15
viii
DAFTAR KELOMPOK
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
xi
xii
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok IV 1-1
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
target. Dimensi ukuran mata bor yang digunakan HQ, sudut pemboran 45˚ dengan
azimuth 120°, serta dilakukan perekaman kondisi bawah permukaan pada lubang
bor tersebut menggunakan peralatan geophysical logging (Saraswati, 2018).
Kelompok IV 1-2
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang keberadaan SDA di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat
penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan
mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan
sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk
menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara
pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang modal,
disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan
kerja dan kerusakan lingkungan. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan
sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untung ruginya, efisiensi, ekonomis
serta kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut.
Adapun perencanaan eksplorasi yang meliputi hal-hal adalah sebagai
berikut yaitu :
a. Pemilihan daerah
b. Studi pendahuluan
c. Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya
d. Hasil serta tujuan yang didapatkan dariseluruh operasi.
Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya
penyelidikan tersebut adalah :
a. Penyelidikan geologi
Penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi, diantaranya,
pemetaan geologi, parit uji, dan sumur uji. Pada penyelidikan geologi dilakukan
pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan
contoh yang bekaitan dengan aspek geologi di lapangan yang meliputi
jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapanan.
b. Penyelidik geokimia
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam,
senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
c. Penyelidikan geofisika
Penyelidikan geofisika terdiri dari empat metode yaitu
seperti metode geolistrik, metode seismik, metode magnet, dan juga
metode gravitasi.
d. Pemboran eksplorasi
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi
cadangan kasar atau minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.
(Halim, 2018)
2.2. Pengeboran
2.2.1. Pengertian Pengeboran
Pengeboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample
maupun pembroran produksi. Kegunaan dari kegiatan pemboran ini ada
bermacam-macam, pemboran tidak saja dilakukan dalam industri pertambangan
tetapi juga untuk bidang-bidang lain sehingga secara keseluruhan kegitan
pemboran bertujuan sebagai berikut :
a. Eksplorasi mineral dan batubara
b. Ekplorasi dan produksi air tanah
c. Eksplorasi dan produksi gas
d. Eksplorasi dan produksi minyak
e. Peledakan
f. Geoteknik
g. Ventilasi tambang
2.2.2. Metode Pengeboran
Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat di bagi
menjadi tiga yaitu:
a. Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
Dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat
secara berulang-ulang kedalam lubang bor sehingga lubang bor terbentuk akibat
mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor. Pipa bor beserta bitnya bekerja
naik turun seperti menumbuk. Kecepatan pemboran sangat tergantung
kemampuan penetrasi mata bor yang dipengarui oleh tinggi dan berat
tumbukannya. Jenis alat bor dengan metode ini seperti bor tumbuk kabel dan
hammer drill.
*Sumber : http://tambangunp.wordpres.com
Gambar 2.1
Pemboran Tumbuk
*Sumber : http://tambangunp.wordpres.com
Gambar 2.2
Pemboran Putar (Rotary Drilling)
(Keilira, 2013)
a. Open hole adalah teknik pengeboran dengan melubangi area tertentu sesuai
perencanaan sampai kedalaman yang telah direncanakan. Dalam proses
pemboran ini, cutting akan di bawa naik ke atas dengan media air bercampur
lumpur (pengeboran batubara biasanya menggunakan media air sebagai
lumpur pemboran). Pengambilan sample tiap gerusan mata bor perpipa.
*Sumber : https://www.scribd.com
Gambar 2.3
Open Hole
b. Touch core adalah tenik pengeboran yang awalnya dilakukan dengan metode
open hole dan ketika mata bor menyentuh batubara (indikasi dari lubang bor
keluarnya sample cutting batubara dan air berwarna hitam akibat batubara
tergerus serta insting dari juru bor waktu proses pengeboran), maka akan di
stop putaran bornya. selanjutnya stang bor di angkat dan mata borakan
diganti dengan jenis mata bor khusus untuk pengambilan sample core serta
di tambah core barrel untuk tempat penampungan sample core selama
pengambilan (ukuran core barrel lebihkurang 1.60 meter). Jadi bila batubara
lebih tebal akan dilakukan pengambilan coring sampai beberapa kali. Ada
teknik khusus dalam melakukan coring ini dan biasanya juru bor atau driller
lebih menguasai teknik ini (seperti kecepatan putaran mata bor dan kecepatan
pompa lumpur bor). Metode ini adalah gabungan dari open hole dan touch
core.
*Sumber : https://www.scribd.com
Gambar 2.4
Touch Core
c. Full core adalah teknik pemboran yang dilakukan dari atas sampai bawah
kedalaman yangdirencanakan dengan mengambil sample coring tanpa
melakukan metode open hole. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data
yang lebih mendetail mengenai data variasi batuan (stratigrafi) dari dalam
lubang bor.
*Sumber : https://www.scribd.com
Gambar 2.5
Full coring
c. Rod (stang bor), merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa
ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua
buah stang bor.
d. Mata bor, merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan
khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool).
e. Selang air, berfungsi sebagai media untuk mengalirkan air melalui pipa bor.
f. Obeng atau kunci pipa, digunakan untuk mengunci antara pipa dengan mesin
bor yang akan digunakan.
berfungsi sebagai saringan (filter) yang dimasukkan pada ruang yang tersedia
antara lobang sumur dengan pipa cassing dan grouting cement adalah
pemasangan adonan semen yang diletakkan di atas permukaan gravel (ruang
antara dinding pipa konstruksi dengan dinding lubang bor) melalui pipa
penghantar berukuran 1,5”, selanjutnya pipa tersebut dibuka kemudian
diangkat satu persatu sehingga adonan semen mencapai permukaan sumur.
4) Pembersihan sumur (development), dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan, yang antara lain adalah pengocokan mekanis (surging) dilakukan
dengan cara menaik-turunkan stang bor atau pipa di antara stang bor atau
pipa penghantar yang telah dipasang alat plunger, biasanya diletakkan di
dalam pipa jambang dan juga dengan metode pembersihan lubang dilakukan
dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), fluida (udara, air, atau lumpur)
dipompa dengan tekanan ke bawah melalui stang bor, mata bor, dan
kemudian membawa cutting ke permukaan di antara dinding lubang bor dan
stang bor.
d. Kedalaman dan ukuran lubang bor
Kedalaman dan ukuran lubang bor sangat ditentukan oleh tipe
pengeboran yang dilakukan. Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman
dan ukuran lubang bor yang diinginkan. Sebagai contoh misalnya, tipe
pengeboran dengan auger tangan hanya dapat digunakan untuk pengeboran
yang berkedalaman beberapa meter saja dengan ukuran lubang yang
kecil. Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran
lubang bor tertentu, cable tool, ukuran lubang 100 mm s/d 400 mm (4-16") dan
sampai kedalaman 1500 m (5000 ft). Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30
mm s/d 100mm (1-4") dan sampai kedalaman 1500 m (5000 ft)
Tipe pengeboran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan aplikasinya seperti
cable tool untuk pengeboran air, rotary untuk pengeboran minyak, hammer untuk
pengeboran pada kuari.
(Pandin, 2014)
BAB III
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
Kelompok IV 3-1
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 3.1
Pengeboran Eksplorasi
3.1.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang dipergunakan pada kegiatan praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
a. Mesin bor ini berfungsi sebagai mesin yang menggerakkan unit bor power rig
dengan menggunakan mesin motor dengan tenaga mesin 6,5 Hp.
Kelompok IV 3-2
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Mata bor atau bit yang digunakan pada alat bor Power rig yaitu berupa tripus
bit ukuran (HQ) untuk pemboran Open Hole.
c. Pipa bor (drill rod),yang digunakan pada alat bor power rig yaitu pipa bor
dengan ukuran panjang 1,5 meter.
Kelompok IV 3-3
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Selang, ini digunakan sebagai media untuk mengalirkan air dari sumber air ke
mesin bor.
e. Pompa air, digunakan untuk memompa air dari tandon menuju mesin bor agar
membantu naiknya cutting.
Kelompok IV 3-4
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
f. Kunci pipa, digunakan untuk memasang maupun melepas rod dan peralatan
bor serta untuk kegiatan lainnya.
g. Cangkul alat ini berfungsi sebagai alat penggali untuk membuat kolam
pengendapan.
Kelompok IV 3-5
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
h. Core Box, digunakan untuk tempat meletakkan cutting yang dihasilkan oleh
open hole.
Gambar 3.9
Core Box
i. Sekop, berfungsi untuk membuka lahan dan menggali tanah agar dibuat
sump.
Kelompok IV 3-6
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
j. Jangkar, digunakan untuk menjepit pipa agar tidak terjatuh disaat menaikan
pipa.
Kelompok IV 3-7
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok IV 3-8
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Bahan bakar, digunakan untuk menghidupkan mesin bor dan pompa air pada
praktikum kali ini.
Kelompok IV 3-9
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
apakah pemboran dilakukan dengan model miring atau vertical. Adapun metode-
yang digunakan dalam praktikum pemboran adalah sebagai Open hole teknik
pengeboran dengan melubangi area tertentu sesuai dengan kedalaman yang
telah direncanakan. Dalam pengambilan samplenya berdasarkan potongan dari
tiap gerusan mata bor per pipa bor (sample ini disebut cutting). Dalam proses
pemboran ini, cutting akan di bawa naik ke atas dengan media air bercampur
lumpur (pengeboran batubara biasanya menggunakan media air sebagai lumpur
pemboran).
(Kemendikbud, 2013)
Kelompok IV 3-10
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PERSIAPAN: KEGIATAN:
ALAT MOVING ALAT
BAHAN MERANGKAI MESIN BOR DAN
SUMP ROD
PENAMPUNGAN CUTTING MELAKUKAN PEMBORAN
DATA: ANALISIS:
CUTTING TIAP 1,5 M MENDESKRIPSIKAN CUTTING
KEDALAMAN LUBANG BOR TIAP 1,5 M
KESIMPULAN
Gambar 3.16
Diagram Alir Kegiatan Pemboran
Kelompok IV 3-11
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Moving alat yaitu menyiapkan peralatan pengeboran, formulir data dan alat
tulis.
Kelompok IV 3-12
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Drill rod diletakkan tegak lurus di atas titik bor dan drill rod harus tetap tegak
lurus selama pengeboran berlangsung.
Kelompok IV 3-13
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok IV 3-14
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
g. Mengamati dan catat setiap 1.5 meter atau setiap pipa bornya.
3.1.5. Pembahasan
Kelompok IV 3-15
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan baik dan air tidak dapat naik langsung ke alat bor, sebab sump dengan
dimensi yang kurang lebar dan kedalaman.
Pada hari kedua, pemboran dilanjutkan kembali dengan lokasi lubang
bor yang baru. Setelah dilakukan evaluasi pada hari sebelumnya praktikan dapat
meminimalkan kendala-kendala yang terjadi pada hari sebelumnya. Sehingga
pemboran yang dilakukan pada lokasi yang kedua berjalan dengan baik. Hanya
saja kendala yang didapat yaitu terjadinya hujan yang cukup deras sehingga
lokasi yang dibor mengalami runtuhan yang menyebabkan susahnya praktikan
dalam melepas batang bor.
Kelompok IV 3-16
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagian-bagian dan fungsi alat bor antara lain, mesin bor merupakan alat yang
digunakan untuk menggerakan bor yang digunakan dalam pemboran, dimana
mesin inilah sebagai sumber tenaga untuk melakukan pemboran. Mata bor
atau bit, berfungsi untuk menggerus batuan, dimana mata bor ini memiliki
berbagai macam jenis sesuai dengan kebutuhannya. Pipa bor (drill rod),
berupa pipa bulat berongga yang berguna untuk meneruskan putaran dan
tekanan mesin ke mata bor. Selang, berfungsi untuk menyalurkan air dari
sumber air ke pompa air untuk memudahkan proses pemboran. Pompa air,
berfungsi untuk memompa air.
Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan rencana pemboran, titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi
dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring,
analisa cutting, logging, dan testing.
b. Persiapan pemboran, pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara
bor dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan
telekomunikasi, air, listrik, dan lain-lain), perhitungan perkiraan biaya
pemboran.
c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui
coring dan pemeriksaan cutting.
Kelompok IV 4-1
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBORAN DAN PENGGALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebaiknya mata bor yang digunakan diganti dengan yang baru agar
pengeboran dapat berjalan dengan cepat.
2. Sebaiknya mesin pompa air diganti dengan yang baru juga karena sering
bermasalah.
3. Sebaiknya dilaksanakan pergantian shift untuk menjaga mesin pompa air,
menjaga penampungan air dan penguncian pada rod.
Kelompok IV 4-2
DATA LITOLOGI
Hole
From To Thick Lithology
Name
16A 0.00 6.00 0.00 Top Soil
16A 6.00 9.40 3.40 SSSI
16A 9.40 12.80 3.40 SS
16A 12.80 17.20 4.40 ST
16A 17.20 19.00 1.80 SSSI
16A 19.00 21.40 2.40 CO
16A 21.40 27.40 6.00 SSSI
16A 27.40 34.00 6.60 SS
16A 34.00 35.20 1.20 SS
16A 35.20 35.70 0.50 CO
16A 35.70 36.40 0.70 CSCB
16A 36.40 38.50 2.10 CO
16A 38.50 43.00 4.50 ST
16A 43.00 48.00 5.00 SSSI
16A 48.00 62.00 14.00 ST
16A 62.00 64.00 2.00 SSSI
16A 64.00 72.60 8.60 ST
16A 72.60 75.40 2.80 SS
16A 75.40 76.80 1.40 ST
16A 76.80 79.20 2.40 SSSI
16A 79.20 82.20 3.00 STCY
16A 82.20 84.40 2.20 SSSI
16A 84.40 88.00 3.60 STCY
16A 88.00 93.20 5.20 SS
16A 93.20 95.95 2.75 CS
16A 95.95 96.25 0.3 CO
16A 96.25 105 8.75 CS