BAB II Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi
BAB II Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
48
2.1.1. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah
yang lazim digunakan adalah teknik non scoring.
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini
dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang,
namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan
prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas
masalah yang disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok
orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan
khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan
pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.
2.1.2.1Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
49
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor
yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri
ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan
penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-
masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode
ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi
50
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan
case fatality rate masing- masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif
untuk mengatasi masalah tersebut
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan
sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang
digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika
masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai
adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang
dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah
51
K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka
kematian ibu dan lain sebagainya.
2. Greetes member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk
yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan
yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah
prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes
member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang
telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa
banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak
sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan
jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan
yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai
apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut
serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya
masalah tersebut.Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada
seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah
tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang
52
concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah
tersebut terpublikasi diberbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk
penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan
bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang
ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini
harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan
digunakan.
2.1.3.1Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan
lain,maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka
yang digunakan untuk masalah - masalah yang tidak berhubungan dengan
penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi,
argumentasi, serta justifikasi.
53
Tetanus : 44 %
Campak : 1,56 %
Hepatitis B : 1 %
Polio :0%
(sumber : Depkes.2005)
Tabel 2.1 Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah
Skala Score
0 – 4.99 1
5.0 – 9.99 2
10 - 14.99 3
15 – 19.99 4
20 – 24.99 5
25 – 29.99 6
30 – 34.99 7
35 – 39.99 8
40 – 44.99 9
45 – 49.99 10
50 – 54.99 11
55 – 59.99 12
60 – 64.99 13
65 – 69.99 14
70 – 74,99 15
54
55
11 Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 54.9 5.45 60.35 13
56
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.1%
21 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 0 17.15 17.15 4
57
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.6%
31 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 0 16.65 16.65 4
58
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%
59
2.1.3.2 Greetes Members
Greetes member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin
besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score
yang didapatkan.
0-1,99 1 16-17,99 9
2-3,99 2 18-19,99 10
4-5,99 3 20-21,99 11
6-7,99 4 22-23,99 12
8-9,99 5 24-25,99 13
10-11,99 6 26-27,99 14
12-13,99 7 28-29,99 15
14-15,99 8
Keterangan:
60
Tabel 2.4 Penentuan Score Greetes Member
(Y)
No MASALAH (X)Target(%) X-Y(%) SCORE
Cakupan(%)
61
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
9 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 43.2 7.55 4
43.2%.
17 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 50.75 36.6 14.15 8
62
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar
36.6%.
25 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 50.75 32.2 18.55 10
63
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 32.2%.
35 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 50.75 34.1 16.65 9
64
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.
65
66
2.1.3.3 Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain di luar kesehatan. Berapa banyak cakupan wilayah tersebut, serta ada
tidaknya score di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
1. Cakupan wilayah terbesar adalah di kelurahan Pegangsaan Dua yaitu 54.415
km2, dan luas wilayah terkecil adalah di kelurahan Kelapa Gading Barat yaitu
38.645 km2, dengan ini maka scoring penilaian didasarkan atas cakupan
wilayah pada interval-interval tertentu. Jarak antar interval adalah 50.000 km2
2. Untuk keterpaduan lintas sektor didapatkan hasil yang sama pada seluruh
puskesmas kelurahan dan kecamatan, yaitu didapatkan adanya keterpaduan
lintas sektor pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan.
1. 5.000 – 10.000
2. 10.100 – 15.000
3. 15.100 – 20.000
4. 20.100 – 25.000
5. 25.100 – 30.000
6. 30.100 – 35.000
7. 35.100 – 40.000
8. 40.100 – 45.000
9. 45.100 – 50.000
67
Tabel 2.6 Penentuan Score Expanding Scope Program Imunisasi Periode Januari – Juli 2014
No MASALAH SCORE
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
1 8
Juli 2014 sebesar 38.1% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli
2 7
2014 sebesar 23.7% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
3 10
2014 sebesar 63.7% lebih tinggi dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
4 10
2014 sebesar lebih rendah 21.8% dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
5 8
Juli 2014 sebesar 38.1% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli
6 7
2014 sebesar 34.5% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
7 10
2014 sebesar 65.4% lebih tinggi dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
8 10
2014 sebesar 37.3% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
9 8
Januari – Juli 2014 sebesar 43.2 lebih rendah dari target 50.75%.
10 Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode 7
68
Januari – Juli 2014 sebesar 31.8% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari –
11 10
Juli 2014 sebesar 56.1% lebih tinggi dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari –
12 10
Juli 2014 sebesar lebih rendah 35.7% dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
13 8
Januari – Juli 2014 sebesar 44.6% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
14 7
Januari – Juli 2014 sebesar 34% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari –
15 10
Juli 2014 sebesar 34.1% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
16 8
Januari – Juli 2014 sebesar 51% lebih tinggi dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
17 7
Januari – Juli 2014 sebesar 36.6% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari –
18 10
Juli 2014 sebesar 39.6% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari –
19 10
Juli 2014 sebesar 33.9% lebih rendah dari target 50.75%.
20 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – 8
69
Juli 2014 sebesar 37.8% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
21 7
Juli 2014 sebesar 33.6% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
22 10
2014 sebesar 65.5% lebih tinggi dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
23 10
2014 sebesar37.5% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
24 8
Juli 2014 sebesar 43.6% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
25 7
Juli 2014 sebesar 32.2% lebih rendah dari target 50.75%.
Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
26 10
2014 sebesar 56,9% lebih tinggi dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
27 10
2014 sebesar 35% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
28 8
Juli 2014 sebesar 44% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
29 7
Juli 2014 sebesar 33,9% lebih rendah dari target 50,75%
30 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 10
70
2014 sebesar 50% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
31 10
2014 sebesar 34,1% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
32 8
Juli 2014 sebesar 49% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
33 7
Juli 2014 sebesar 36,7% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
34 10
2014 sebesar 37,8% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
35 10
2014 sebesar 34,1% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari
36 8
– Juli 2014 sebesar 28,8% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari
37 7
– Juli 2014 sebesar 39,6% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
38 10
2014 sebesar 28,8% lebih rendah dari target 50,75%
Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
39 10
2014 sebesar 38.9% lebih rendah dari target 50,75%.
71
2.1.3.4 Feasibility
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk.
Semakin besar perbandingan jumlah sasaran (bayi baru lahir dan surviving infant) dengan
jumlah tenaga kesehatan, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan
semakin kecil. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program
kesehatan di masing – masing wilayah Puskesmas.
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan rasio tenaga kesehatan Puskesmas
terhadap jumlah sasaran
1 1 : 136 - 1 : 150 6 1 : 61 – 1 : 75
2 1 : 121 - 1 : 135 7 1 : 46 – 1 : 60
3 1 : 106 - 1 : 120 8 1 : 31 – 1: 45
4 1 : 91 - 1 : 105 9 1 : 16 – 1: 30
5 1 : 76 - 1 : 90 10 1: 1– 1 : 15
72
Tabel 2.8 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Sasaran di Wilayah
Kecamatan/Kelurahan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014
Jumlah Jumlah
Puskesmas Perbandingan Score
TenagaKesehatan Sasaran
73
Tabel 2.9 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014
Tidak ada 0
Tidak ada 0
Dana Score
Tidak ada 0
74
Tabel 2.11 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juli 2014
FASILITAS
No MASALAH SDM DANA SCORE
OBAT ALAT
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
1 1 2 1 1 5
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%.
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
2 8 1 1 2 12
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 23.7%.
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
3 3 2 1 1 7
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7%.
Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
4 2 1 1 2 6
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 21.8%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
5 1 1 1 1 4
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
6 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.5%.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
7 3 1 1 1 6
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4%.
8 Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan 2 2 2 2 8
75
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3%.
76
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 39.6%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
20 1 2 2 2 7
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
21 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.6%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
22 3 1 1 1 6
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.5%.
Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
23 2 1 2 1 6
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.5%.
Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
24 1 2 2 2 7
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.6%.
Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
25 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 32.2%.
28 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa 1 2 2 2 7
77
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44%.
Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
29 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 33.9%.
Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
32 1 1 1 1 4
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 49%.
Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
33 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 36.7%.
78
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8%.
79
2.1.3.5 Policy
Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus
dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan
pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter yang digunakan sebagai hasil
justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari seberapa
seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media. Dari kesimpulan
tersebut, semakin sering ditampilkan dalam media semakin penting kebijakan
tersebut.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin
sampai ke masyarakat.Publikasi suatu informasi kesehatan di media elektronik seperti
internet dan TV memiliki jangkauan yang lebih luas diberikan nilai3. Media informasi
seperti baliho dan leaflet diberikan nilai 2. Begitupun dengan publikasi informasi
dalam bentuk media cetak seperti koran dan majalah diberikan nilai 1. Penjumlahan
dari nilai tersebut dijadikan score.
80
Tabel 2.13 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Internet, Kelapa Gading
Baliho, Koran, Periode
Jumlah
Masalah
Januari - Juli 2014 TV leaflet Majalah
1 Greetes
5 9 45 8 40 7 35 4 20 10 50
Member
2 Feasibility 4 14 56 6 24 8 32 4 16 14 56
3 Expanding
3 7 21 10 30 10 30 8 24 7 21
Scope
4 Emergency 2 4 8 4 8 3 6 13 26 15 30
5 Policy 1 6 6 4 4 6 6 4 4 4 4
5 Policy 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
82
3 Expanding
3 8 24 7 21 10 30 10 30 8 24
Scope
4 Emergency 2 12 24 14 28 14 28 15 30 3 6
5 Policy 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4
Jumlah 72 149 127 140 97
1 Greetes
5 3 15 8 40 3 15 9 45 1 5
Member
2 Feasibility 4 6 24 7 28 7 28 14 56 9 36
3 Expanding
3 10 30 10 30 8 24 7 21 10 30
Scope
4 Emergency 2 2 4 4 8 2 4 4 4 1 2
5 Policy 1 6 6 6 6 6 6 6 12 6 6
Jumlah 79 112 77 138 79
1 Greetes
5 9 45 1 5 8 40 7 35 9 45
Member
2 Feasibility 4 6 24 4 16 14 56 9 36 5 20
83
3 Expanding
3 10 30 8 24 7 21 10 30 10 30
Scope
4 Emergency 2 4 8 1 2 3 6 3 6 4 8
5 Policy 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
1 Greetes
5 11 55 6 30 11 55 6 30
Member
2 Feasibility 4 4 16 14 56 9 36 7 56
3 Expanding
3 8 9 7 21 10 6 10 9
Scope
4 Emergency 2 5 10 3 6 5 10 3 6
5 Policy 1 5 5 3 3 3 3 5 5
Keterangan :
MS-1 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-2 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-3 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-4 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
84
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-5 Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
MS-6
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
MS-7
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
MS-8
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
85
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-22 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-23 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-24 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-25 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-26 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-27 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-28 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-29 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-30 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-31 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-32 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-33 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-34 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-35 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-36 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-37 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-38 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-39 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
86
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari masalah di atas, didapatkan dua
prioritas masalah hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi karena adanya
keterbatasan sumber daya, tenaga, waktu dan dana yaitu :
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya
dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:
1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 adalah sebesar 23.7% di bawah
target yaitu 50.75%, dengan final Score sebesar 163.
88
2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 adalah sebesar 31.8%
di bawah target yaitu 50.75%, dengan final score sebesar 161.
89
Gambar 2.1 Fishbone Cakupan Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 2014
Environment
Planning Organizing Actuating Controlling
Gambar 2.2 Fishbone Cakupan Imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 201 4
2.3.1 Penyebab masalah yang paling dominan pada cakupan imunisasi BCG di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 2014
adalah sebesar 23.7 %, berada di bawah target yakni 50.75 % dengan final
score 163.
Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah :
1. Kurangnya komunikasi sesama petugas kesehatan (Man)
Dari delapan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut
adalah :
1. Kurangnya pembinaan pelaksanaan pogram imunisasi
2. Pembagian tugas yang tidak merata pada petugas kesehatan.
3. Kurangnya petugas kesehatan.
2.3.2 Penyebab masalah yang paling dominan pada cakupan imunisasi DPT/HB1 di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 2014
adalah sebesar 31.8% di bawah target yaitu 50.75%, dengan final score sebesar
161.
Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah :
1. Kurangnya komunikasi sesama petugas kesehatan (Man).
2. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi (Method).
Dari delapan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut
adalah :
93
1. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi
2. Kurangnya petugas kesehatan program imunisasi
3. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar sesama petugas kesehatan dan
dengan warga setempat.
94