Anda di halaman 1dari 47

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH


2.1. Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua
permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua
permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan
masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan
masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang
harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang
ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya
pengetahuan yang cukup.

Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada


program imunisasi dasar yang merupakan salah satu dari 7 program
kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Dikarenakan
adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana dan waktu, maka dari
semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang
menjadi prioritas untuk diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan


pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring
perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat
dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota
kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia.
Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah
meliputi :

1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

48
2.1.1. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah
yang lazim digunakan adalah teknik non scoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi


kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique”
(NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:

A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini
dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang,
namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan
prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas
masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok
orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan
khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan
pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.

2.1.2 Scoring Technique


Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
teknik skoring antara lain :

2.1.2.1Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi

49
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut.

3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya

4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor
yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri
ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan
penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-
masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode
ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.

2.1.2.2 Metode Matematik PAHO


Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan
sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi

50
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan
case fatality rate masing- masing penyakit.

3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif
untuk mengatasi masalah tersebut

4. Community and political concern


Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi
concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi

5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan
masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.
Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi
masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif.
Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:

1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan
sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang
digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika
masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai
adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang
dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah

51
K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka
kematian ibu dan lain sebagainya.

2. Greetes member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk
yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan
yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah
prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes
member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang
telah ditetapkan.

3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa
banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak
sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan
jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan
yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai
apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut
serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya
masalah tersebut.Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada
seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah
tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang

52
concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah
tersebut terpublikasi diberbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk
penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan
bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang
ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini
harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan
digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang


satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang
mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu
sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.
 Bobot 5 : paling penting
 Bobot 4 : sangat penting
 Bobot 3 : penting
 Bobot 2 : cukup penting
 Bobot 1 : tidak terlalu penting

2.1.3 Pemilihan Metode MCUA

2.1.3.1Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan
lain,maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka
yang digunakan untuk masalah - masalah yang tidak berhubungan dengan
penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi,
argumentasi, serta justifikasi.

Berikut merupakan rincian dari CFR dan proxy :


 TBC : 16,47 %
 Difteri : 9.4 %
 Pertusis : 0.5 %

53
 Tetanus : 44 %
 Campak : 1,56 %
 Hepatitis B : 1 %
 Polio :0%
(sumber : Depkes.2005)
Tabel 2.1 Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah

Skala Score

0 – 4.99 1

5.0 – 9.99 2

10 - 14.99 3

15 – 19.99 4

20 – 24.99 5

25 – 29.99 6

30 – 34.99 7

35 – 39.99 8

40 – 44.99 9

45 – 49.99 10

50 – 54.99 11

55 – 59.99 12

60 – 64.99 13

65 – 69.99 14

70 – 74,99 15

54
55

Tabel .2.2 Penentuan Score Emergency


Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas
1
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%. 16.47 12,65 29.12 6

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


2
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 23.7% 16.47 27.05 43.52 9

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


3 13.05
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7%. 16.47 29.52 6

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


4 28.95
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 21.8% 16.47 45.42 10

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


5 12.65
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1% 1 13.65 3

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


6 16.25
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.5% 1 17.25 4

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


7 14.75
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4% 1 15.75 4

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


8 13.45
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3% 1 14.45 3

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


9 7.55
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.2% 54.9 62.45 13

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


10 18.95
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 31.8% 54.9 73.85 15

11 Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 54.9 5.45 60.35 13

56
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.1%

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


12 15.05
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35.7% 54.9 69.95 14

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


13 6.15
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44.6% 54.9 61.05 13

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16.75
14 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34%. 54.9 71.65 15

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16.65
15 Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%. 54.9 71.55 15

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 51% 54.9 0.75 55.65 12

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


14.15
17 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 36.6% 54.9 69.05 14

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


11.15
18 Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 39.6% 54.9 66.05 14

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16.85
19 Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.9% 54.9 71.75 15

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


12.95 12.95
20 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8% 0 3

21 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 0 17.15 17.15 4

57
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.6%

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


14.75 14.75
22 Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.5% 0 3

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


13.25 13.25
23 Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.5% 0 3

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


7.15 7.15
24 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.6% 0 2

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


18.55 18.55
25 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 32.2% 0 4

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


6.25 6.25
26 Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.9% 0 2

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


15.75 15.75
27 Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35% 0 4

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


6.75 6.75
28 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44% 0 2

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16.85 16.85
29 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 33.9% 0 4

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


0.75 0.75
30 Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 50% 0 1

31 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 0 16.65 16.65 4

58
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


1.75 1.75
32 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 49%0 0 1

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


14.05 14.05
33 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 36.7% 0 3

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


12.95 12.95
34 Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8% 0 3

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16.65 16.65
35 Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1% 0 4

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


21.95
36 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8% 1.56 23.51 5

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


11.15
37 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 39.6% 1.56 12.71 3

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


21.95
38 Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8% 1.56 23.51 5

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


11.85
39 Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.9% 1.56 13.41 3

59
2.1.3.2 Greetes Members
Greetes member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin
besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score
yang didapatkan.

Tabel 2.3 Skala Score Greetes Member

Range Score Range Score

0-1,99 1 16-17,99 9

2-3,99 2 18-19,99 10

4-5,99 3 20-21,99 11

6-7,99 4 22-23,99 12

8-9,99 5 24-25,99 13

10-11,99 6 26-27,99 14

12-13,99 7 28-29,99 15

14-15,99 8

Keterangan:

Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range


didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
score dari satu sampai 55 dengan jarak tiap range sebesar 1,99 agar mendapatkan
nilai greetest member yang bervariasi.

60
Tabel 2.4 Penentuan Score Greetes Member

(Y)
No MASALAH (X)Target(%) X-Y(%) SCORE
Cakupan(%)

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


1 50.75 38.1 12.65 7
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –Juli 2014 sebesar 38.1%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


2 50.75 23.7 27.05 14
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 23.7%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


3 50.75 63.7 13.05 7
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


4 50.75 21.8 28.95 15
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 21.8%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


5 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 38.1 12.65 7
38.1%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


6 50.75 34.5 16.25 9
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.5%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


7 50.75 65.4 14.75 8
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


8 50.75 37.3 13.45 7
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3%.

61
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
9 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 43.2 7.55 4
43.2%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


10 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 31.8 18.95 10
31.8%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


11 50.75 56.1 5.45 3
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.1%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


12 50.75 35.7 15.05 8
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35.7%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


13 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 44.6 6.15 4
44.6%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


50.75 34 16.75 9
14 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


15 50.75 34.1 16.65 9
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


16 50.75 51 0.25 1
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 51%.

17 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 50.75 36.6 14.15 8

62
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar
36.6%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


18 50.75 39.6 11.15 6
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 39.6%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


19 50.75 33.9 16.85 9
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.9%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


20 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 37.8 12.95 7
37.8%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


21 Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 33.6 17.15 9
33.6%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


22 50.75 65.5 14.75 8
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.5%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


23 50.75 37.5 13.25 7
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.5%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


24 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 43.6 7.15 4
43.6%.

25 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 50.75 32.2 18.55 10

63
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 32.2%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


26 50.75 56.9 6.25 3
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.9%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


27 50.75 35 15.75 8
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


28 50.75 44 6.75 3
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


29 50.75 33.9 16.85 9
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 33.9%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


30 50.75 50 0.75 1
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 50%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


31 50.75 34.1 16.65 9
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


32 50.75 49 1.75 1
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 49%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


33 50.75 36.7 14.05 8
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 36.7%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


34 50.75 37.8 12.95 7
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8%.

35 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas 50.75 34.1 16.65 9
64
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


36 Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 50.75 28.8 21.95 11
28.8%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


37 50.75 39.6 11.15 6
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 39.6%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


38 50.75 28.8 21.95 11
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


39 50.75 38.9 11.85 6
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.9%.

65
66
2.1.3.3 Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain di luar kesehatan. Berapa banyak cakupan wilayah tersebut, serta ada
tidaknya score di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
1. Cakupan wilayah terbesar adalah di kelurahan Pegangsaan Dua yaitu 54.415
km2, dan luas wilayah terkecil adalah di kelurahan Kelapa Gading Barat yaitu
38.645 km2, dengan ini maka scoring penilaian didasarkan atas cakupan
wilayah pada interval-interval tertentu. Jarak antar interval adalah 50.000 km2
2. Untuk keterpaduan lintas sektor didapatkan hasil yang sama pada seluruh
puskesmas kelurahan dan kecamatan, yaitu didapatkan adanya keterpaduan
lintas sektor pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Cakupan Wilayah

Score Cakupan wilayah (km2)

1. 5.000 – 10.000

2. 10.100 – 15.000

3. 15.100 – 20.000

4. 20.100 – 25.000

5. 25.100 – 30.000

6. 30.100 – 35.000

7. 35.100 – 40.000

8. 40.100 – 45.000

9. 45.100 – 50.000

10. 50.100 – 55.000

67
Tabel 2.6 Penentuan Score Expanding Scope Program Imunisasi Periode Januari – Juli 2014

No MASALAH SCORE

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
1 8
Juli 2014 sebesar 38.1% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli
2 7
2014 sebesar 23.7% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
3 10
2014 sebesar 63.7% lebih tinggi dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
4 10
2014 sebesar lebih rendah 21.8% dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
5 8
Juli 2014 sebesar 38.1% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli
6 7
2014 sebesar 34.5% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
7 10
2014 sebesar 65.4% lebih tinggi dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
8 10
2014 sebesar 37.3% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
9 8
Januari – Juli 2014 sebesar 43.2 lebih rendah dari target 50.75%.

10 Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode 7
68
Januari – Juli 2014 sebesar 31.8% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari –
11 10
Juli 2014 sebesar 56.1% lebih tinggi dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari –
12 10
Juli 2014 sebesar lebih rendah 35.7% dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
13 8
Januari – Juli 2014 sebesar 44.6% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
14 7
Januari – Juli 2014 sebesar 34% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari –
15 10
Juli 2014 sebesar 34.1% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
16 8
Januari – Juli 2014 sebesar 51% lebih tinggi dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
17 7
Januari – Juli 2014 sebesar 36.6% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari –
18 10
Juli 2014 sebesar 39.6% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari –
19 10
Juli 2014 sebesar 33.9% lebih rendah dari target 50.75%.

20 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – 8
69
Juli 2014 sebesar 37.8% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
21 7
Juli 2014 sebesar 33.6% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
22 10
2014 sebesar 65.5% lebih tinggi dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
23 10
2014 sebesar37.5% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
24 8
Juli 2014 sebesar 43.6% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
25 7
Juli 2014 sebesar 32.2% lebih rendah dari target 50.75%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
26 10
2014 sebesar 56,9% lebih tinggi dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
27 10
2014 sebesar 35% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
28 8
Juli 2014 sebesar 44% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
29 7
Juli 2014 sebesar 33,9% lebih rendah dari target 50,75%

30 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 10
70
2014 sebesar 50% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
31 10
2014 sebesar 34,1% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari –
32 8
Juli 2014 sebesar 49% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari –
33 7
Juli 2014 sebesar 36,7% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
34 10
2014 sebesar 37,8% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
35 10
2014 sebesar 34,1% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari
36 8
– Juli 2014 sebesar 28,8% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari
37 7
– Juli 2014 sebesar 39,6% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli
38 10
2014 sebesar 28,8% lebih rendah dari target 50,75%

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli
39 10
2014 sebesar 38.9% lebih rendah dari target 50,75%.

71
2.1.3.4 Feasibility

Menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di


puskesmas dapat atau tidak dilaksanakan.Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem
scoring dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material, serta
transportasi yang efektif serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk.
Semakin besar perbandingan jumlah sasaran (bayi baru lahir dan surviving infant) dengan
jumlah tenaga kesehatan, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan
semakin kecil. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program
kesehatan di masing – masing wilayah Puskesmas.

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah


penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan rasio tenaga kesehatan Puskesmas
terhadap jumlah sasaran

Score Perbandingan Score Perbandingan

1 1 : 136 - 1 : 150 6 1 : 61 – 1 : 75

2 1 : 121 - 1 : 135 7 1 : 46 – 1 : 60

3 1 : 106 - 1 : 120 8 1 : 31 – 1: 45

4 1 : 91 - 1 : 105 9 1 : 16 – 1: 30

5 1 : 76 - 1 : 90 10 1: 1– 1 : 15

72
Tabel 2.8 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Sasaran di Wilayah
Kecamatan/Kelurahan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Jumlah Jumlah
Puskesmas Perbandingan Score
TenagaKesehatan Sasaran

Kel. Gading Timur 11 1569 1: 143 1

Kel. Gading Barat 60 2077 1: 35 8

Kel. Pegangsaan 2 A 10 1155 1: 116 3

Kel. Pegangsaan 2 B 9 1105 1: 123 2

1. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan


untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan
kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan
berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan
oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan
ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun
kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari
kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi
nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat
datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu, dan tidak ada bila
tidak tersedia dan diberi nilai nol.

73
Tabel 2.9 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Kategori Ketersediaan Score

Ada dan cukup 2

Obat Ada tetapi kurang 1

Tidak ada 0

Ada dan cukup 2

Alat Ada tetapi kurang 1

Tidak ada 0

2. Ketersediaan dana, scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas


penilaian dibagi tiga yaitu “ada dan cukup” “ada tapi kurang” dan “tidak ada”.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala
Puskesmas terkait
.
Tabel 2.10 Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
KecamatanKelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Dana Score

Ada dan banyak 3

Ada dan cukup 2

Ada tapi kurang 1

Tidak ada 0

74
Tabel 2.11 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juli 2014

FASILITAS
No MASALAH SDM DANA SCORE
OBAT ALAT

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
1 1 2 1 1 5
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
2 8 1 1 2 12
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 23.7%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
3 3 2 1 1 7
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7%.

Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
4 2 1 1 2 6
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 21.8%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
5 1 1 1 1 4
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
6 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.5%.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
7 3 1 1 1 6
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4%.

8 Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan 2 2 2 2 8

75
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


9 1 1 1 1 4
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.2%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


10 8 2 2 2 14
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 31.8%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


11 3 1 1 1 6
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.1%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


12 2 1 2 1 6
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35.7%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


13 1 2 2 2 7
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44.6%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


8 2 2 2 14
14 Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


15 2 1 1 1 5
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


16 1 1 1 1 4
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 51%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


17 8 2 2 2 14
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 36.6%.

18 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan 3 2 2 2 9

76
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 39.6%.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


19 2 2 2 2 8
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.9%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
20 1 2 2 2 7
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
21 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.6%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
22 3 1 1 1 6
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.5%.

Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
23 2 1 2 1 6
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.5%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
24 1 2 2 2 7
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.6%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
25 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 32.2%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


26 3 1 1 1 6
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.9%.

Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


27 2 1 2 2 7
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35%.

28 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa 1 2 2 2 7

77
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
29 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 33.9%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


30 3 2 2 2 9
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 50%.

Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


31 2 1 1 2 6
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
32 1 1 1 1 4
Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 49%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
33 8 2 2 2 14
Gading Barat periode Januari – Juli 2014 36.7%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


34 3 2 2 2 9
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8%.

Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


35 2 1 1 1 5
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


36 1 1 1 1 4
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


37 8 2 2 2 14
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 39.6%.

38 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan 3 2 2 2 9

78
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8%.

Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan


39 2 1 2 2 7
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.9%.

79
2.1.3.5 Policy
Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus
dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan
pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter yang digunakan sebagai hasil
justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari seberapa
seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media. Dari kesimpulan
tersebut, semakin sering ditampilkan dalam media semakin penting kebijakan
tersebut.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin
sampai ke masyarakat.Publikasi suatu informasi kesehatan di media elektronik seperti
internet dan TV memiliki jangkauan yang lebih luas diberikan nilai3. Media informasi
seperti baliho dan leaflet diberikan nilai 2. Begitupun dengan publikasi informasi
dalam bentuk media cetak seperti koran dan majalah diberikan nilai 1. Penjumlahan
dari nilai tersebut dijadikan score.

Tabel 2.12 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Kelapa Gading periode Januari – Juli 2014
Parameter Score
Internet, TV 3
Koran, majalah 2
Baliho, leaflet 1

80
Tabel 2.13 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Internet, Kelapa Gading
Baliho, Koran, Periode
Jumlah
Masalah
Januari - Juli 2014 TV leaflet Majalah

1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 2 1 6


Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar
38.1% lebih rendah dari target 50.75%.
2. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 2 1 6
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar
23.7% lebih rendah dari target 50.75%.
3. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 2 1 6
3.
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7%
lebih tinggi dari target 50.75%.
4. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 - - 3
4.
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar lebih
rendah 21.8% dari target 50.75%.
5. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 2 1 6
5.
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar
38.1% lebih rendah dari target 50.75%.
6. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 2 1 6
6
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar
34.5% lebih rendah dari target 50.75%.
7. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 - 1 4
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4%
lebih tinggi dari target 50.75%.
8. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas 3 2 1 6
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3% 81
lebih rendah dari target 50.75%.
9. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah 3 - 1 4
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 1-4 Program Imunisasi menurut Metode MCUA di
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juli 2014
MS–1 MS–2 MS-3 MS-4 MS-5
No Parameter Bobot N BN
N BN N BN N BN N BN
1 Greetes
5 7 35 14 70 7 35 15 75 7 35
Member
2 Feasibility 4 5 20 12 48 7 28 6 24 4 16
3 Expanding
3 8 24 7 21 10 30 10 30 8 24
Scope
4 Emergency 2 6 12 9 18 6 12 10 20 3 6
5 Policy 1 6 6 6 6 6 6 3 3 6 6
Jumlah 97 163 111 152 87

MS–6 MS–7 MS-8 MS-9 MS-10


No Parameter Bobot N BN N BN N BN N BN N BN

1 Greetes
5 9 45 8 40 7 35 4 20 10 50
Member

2 Feasibility 4 14 56 6 24 8 32 4 16 14 56

3 Expanding
3 7 21 10 30 10 30 8 24 7 21
Scope

4 Emergency 2 4 8 4 8 3 6 13 26 15 30

5 Policy 1 6 6 4 4 6 6 4 4 4 4

Jumlah 136 106 109 90 161


MS–11 MS–12 MS-13 MS-14 MS-15
No Parameter Bobot
N BN N BN N BN N BN N BN
Greetes
1 5 3 15 8 40 4 20 9 45 9 45
Member
2 Feasibility 4 6 24 6 24 7 28 14 56 5 20
Expanding
3 3 10 30 10 30 8 24 7 21 10 30
Scope
4 Emergency 2 13 26 14 28 13 26 15 30 15 30

5 Policy 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

Jumlah 98 125 101 156 128

MS–16 MS–17 MS-18 MS-19 MS-20


No Parameter Bobot N BN
N BN N BN N BN N BN
1 Greetes
5 1 5 8 40 6 30 9 45 7 35
Member
2 Feasibility 4 4 16 14 56 9 36 8 32 7 28

82
3 Expanding
3 8 24 7 21 10 30 10 30 8 24
Scope
4 Emergency 2 12 24 14 28 14 28 15 30 3 6
5 Policy 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4
Jumlah 72 149 127 140 97

MS–21 MS–22 MS-23 MS-24 MS-25


No Parameter Bobot N BN
N BN N BN N BN N BN
1 Greetes
5 9 45 8 40 7 35 4 20 10 50
Member
2 Feasibility 4 14 56 6 24 6 24 7 28 14 56
3 Expanding
3 7 21 10 30 10 30 8 24 7 21
Scope
4 Emergency 2 4 8 3 6 3 6 2 4 4 8
5 Policy 1 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6
Jumlah 134 104 101 82 141

MS–26 MS–27 MS-28 MS-29 MS-30


No Parameter Bobot
N BN N BN N BN N BN N BN

1 Greetes
5 3 15 8 40 3 15 9 45 1 5
Member
2 Feasibility 4 6 24 7 28 7 28 14 56 9 36
3 Expanding
3 10 30 10 30 8 24 7 21 10 30
Scope
4 Emergency 2 2 4 4 8 2 4 4 4 1 2
5 Policy 1 6 6 6 6 6 6 6 12 6 6
Jumlah 79 112 77 138 79

MS–31 MS–32 MS-33 MS-34 MS-35


No Parameter Bobot
N BN N BN N BN N BN N BN

1 Greetes
5 9 45 1 5 8 40 7 35 9 45
Member

2 Feasibility 4 6 24 4 16 14 56 9 36 5 20

83
3 Expanding
3 10 30 8 24 7 21 10 30 10 30
Scope

4 Emergency 2 4 8 1 2 3 6 3 6 4 8

5 Policy 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

Jumlah 113 53 129 113 109

MS–36 MS–37 MS-38 MS-39


No Parameter Bobot
N BN N BN N BN N BN

1 Greetes
5 11 55 6 30 11 55 6 30
Member

2 Feasibility 4 4 16 14 56 9 36 7 56

3 Expanding
3 8 9 7 21 10 6 10 9
Scope

4 Emergency 2 5 10 3 6 5 10 3 6

5 Policy 1 5 5 3 3 3 3 5 5

Jumlah 95 116 110 106

Keterangan :

MS-1 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-2 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-3 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-4 Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

84
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-5 Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
MS-6
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
MS-7
Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.

Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
MS-8
Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


MS-9
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 .

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


MS-10
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


MS-11
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 .

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


MS-12
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


MS-13
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


MS-14
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.

MS-15 Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-16 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-17 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-18 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-19 Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-20 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-21 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas

85
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-22 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-23 Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-24 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-25 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-26 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-27 Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-28 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-29 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-30 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-31 Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-32 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-33 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-34 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-35 Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.
MS-36 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014.
MS-37 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014.
MS-38 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014.
MS-39 Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014.

86
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari masalah di atas, didapatkan dua
prioritas masalah hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi karena adanya
keterbatasan sumber daya, tenaga, waktu dan dana yaitu :

1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Kelapa gading Barat periode Januari – Juli 2014 adalah sebesar
23.7% di bawah target yaitu 50.75%, dengan final score sebesar 163.

2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 adalah sebesar
31.8% di bawah target yaitu 50.75%, dengan final score sebesar 161.

2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah
yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari
setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat
yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa). Dengan
memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat
disusun berbagai kemungkinan penyebab masalah secara teoritis. Alat bantu ini dapat
dipakai untuk melakukan identifikasi sebab-sebab dari suatu masalah, sangat efektif
untuk membantu mencari akar penyebab masalah, dan sangat bermanfaat untuk
mengidentifikasi dan memperagakan sebab-sebab masalah.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu
sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem
adalah: (Azwar Azrul, 1996).
 Man : Sumber daya manusia
 Money : Dana
 Material : Sarana
 Method : Cara
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada
proses, menurut George R. Terry, terdiri dari :
 Planning (perencanaan) :
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,
sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
 Organizing (pengorganisasian) :
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
87
 Actuating (panggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
 Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika
terjadi penyimpangan.

Langkah-langkah membuat Diagram Tulang Ikan atau fishbone


a. Rumuskan pernyataan masalah (problem statement) yang akan
dianalisis dengan jelas.Tuliskan pada ujung kanan dari anak panah
utama atau bagian kepala ikan.
b. Dalam pelaksanaan Jaminan Mutu di Puskesmas cara berpikir yang
dipakai dalam menentukan kategori penyebab adalah pendekatan
sistem, yaitu Input, Proses, Output, dan Outcome. Bila outcome yang
menjadi masalah atau akibat, maka penyebabnya dicari pada output,
proses, input, dan lingkungan. Bila output yang menjadi masalah atau
akibat, maka input, proses, dan lingkungan adalah penyebabnya.
c. Lakukan curah pendapat tentang alasan mengapa terjadi masalah
tersebut, sesuai kategori masing-masing. Tuliskan kemungkinan sebab
masalah pada garis pendek sesuai kategori. Dalam menuliskan
kemungkinan sebab-sebab tersebut, harus ditelusuri sedemikian rupa
sampai ditemukan penyebab yang paling mungkin dengan menanyakan
kenapa, bila sudah terjawab ditanyakan lebih lanjut kenapa, begitu dan
seterusnya sampai jawabannya tidak ada lagi. Maka jawaban yang
paling akhir merupakan sebab yang paling mungkin.
d. Penyebab pada anak panah terbawah, merupakan penyebab yang
diduga paling mungkin dan diberi tanda lingkaran.
e. Konfirmasi sebab yang paling mungkin dengan data sekunder atau data
primer untuk menetapkan sebab yang paling mungkin tersebut sebagai
akar penyebab yang sebenarnya.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya
dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:
1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 adalah sebesar 23.7% di bawah
target yaitu 50.75%, dengan final Score sebesar 163.
88
2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 adalah sebesar 31.8%
di bawah target yaitu 50.75%, dengan final score sebesar 161.

89
Gambar 2.1 Fishbone Cakupan Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 2014

Man Method Material


Vaksin BCG tidak selalu
Ibu tidak mau untuk Tidak ada aturan baku/ alur tersedia
diimunisasi BCG kegiatan pelaksanaan
program imunisasi Distribusi vaksin yang tidak lancar
Ibu berasumsi imunisasi
Kurang pengawasan ketersediaan vaksin dari petugas
tidak penting imunisasi
Kurangnya pemahaman
Kurangnya pengetahuan tentang pelaksanaan Kinerja petugas imunisasi
tentang manfaat imunisasi program tidak maksimal
Kurangnya penyuluhan
imunisasi BCG
Beban kerja berlebih Cakupan imunisasi BCG
Kurangnya pem- pada bayi baru lahir di
binaan pelaksanaan Kurangnya petugas kese- wilayahPuskesmas
Kurangnya petugas program imunisasi hatan program imunisasi Kelurahan Kelapa
kesehatan
Gading Barat sebesar
Kurangnya 23.7% berada di bawah
Perencanaan program tidak Kinerja petugas kese- Tidak terlaksananya target yaitu 50.75%
pengawasan
sesuai dengan target dan hatan tidak maksimal program imunisasi yang
sasaran.
terhadap program
dalam melaksanakan sesuai dengan target
imunisasi
Petugas perencanaan program program imunisasi Kurangnya partisipasi masyarakat
hanya mengacu pada perencanaan
dalam memberikan informasi
yang telah ada sebelumnya Beban kerja berlebih Kurang kerjasama antara Terbatasnya petugas pendataan peserta imunisasi
sesama petugas kesehatan khusus untuk
Kurang jelasnya perencanaan Petugas kesehatan Kurangnya peran tokoh masyarakat
dan petugas kesehatan pengawasan program
program imunisasi imunisasi memiliki pekerjaan dengan warga setempat imunisasi dalam pelaksanaan (RT, RW, lurah)
berupa alur /SOP
ganda program
Kurangnya pemahaman tentang
pelaksanaan program
Kurangnya komu-
nikasi dan koordinasi Kurangnya Kurangnya pembinaan dari
Pembagian tugas antar sesama petugas petugas kesehatan
Kurangnya pembinaan yang tidak merata petugas kesehatan kesehatan terhadap RT dan RW
pelaksanaan program dan dengan warga terutama pada daerah
pada petugas 90 elite
imunisasi setempat
kesehatan

Environment
Planning Organizing Actuating Controlling
Gambar 2.2 Fishbone Cakupan Imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 201 4

Man Method Material


Ibu tidak tahu jadwal
Tidak ada aturan baku/ alur Vaksin BCG sering
imunisasi BCG
kegiatan pelaksanaan kadaluarsa
program imunisasi
Tidak ada penyuluhan dari
Kurang pengawasan pendataan
petugas kesehatan
vaksin dan permintaan vaksin
Kurangnya pemahaman
Pembagian jadwal tentang pelaksanaan
penyuluhan yang belum program
terstruktur Cakupan imunisasi
DPT/HB1 pada surviving
Kurangnya pembinaan Kurangnya petugas infant di Wilayah
Kurangnya tentangpelaksanaan kesehatan program
Puskesmas Kelurahan
komunikasi program imunisasi imunisasi
Kelapa Gading Barat
sesama petugas
kesehatan
periode Januari – Juli
Tidak dilakukan
2014 adalah sebesar
Perencanaan program tidak Kinerja petugas kese- Tidak terlaksananya 31.8% di bawah target
kunjungan rumah
sesuai dengan target dan hatan tidak maksimal program imunisasi yang yaitu 50.75%
sasaran.
untuk imunisasi
dalam melaksanakan sesuai dengan target
program imunisasi Kurangnya partisipasi masyarakat
Tidaka ada aturan baku/ alur kegiatan Tidak dilakukan
pelaksanaan program imunisasi dalam memberikan informasi
Beban kerja berlebih Kurang kerjasama antar pelacakan pasien
pendataan peserta imunisasi
sesama petugas kesehatan yang tidak datang
Petugas kesehatan dan petugas kesehatan Kurangnya peran tokoh masyarakat
Kurangnya pemahaman
memiliki pekerjaan dengan warga setempat Data tidak lengkap dalam pelaksanaan (RT, RW, lurah)
tentang pelaksanaan program
ganda program

Kurangnya komunikasi Kurangnya pembinaan


Kurangnya petugas dan koordinasi antar Kelalaian dari petugas kesehatan
Kurangnya pembinaan kesehatan program sesama petugas
petugas terhadap RT dan RW
pelaksanaan program kesehatan dan dengan
imunisasi kesehatan terutama pada91daerah
imunisasi warga setempat
elite
Environment
Planning Organizing Actuating Controlling
2.3 Menentukan penyebab masalah yang paling dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari dua
prioritas masalah yang ada, dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal
dengan fishbone (diagram tulang ikan) dan telah dikonfirmasi dengan data yang ada,
ditemukanlah akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari sekian banyak
akar penyebab masalah yang telah ditemukan, dapat dicari akar penyebab masalah yang
paling dominan. Akar penyebab masalah yang paling dominan adalah akar penyebab
masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah dapat
dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah melalui cara
diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Berdasarkan gambar diagram tulang ikan (fishbone) diatas,dapat diketahui akar
penyebab masalah yang paling dominan dalam program imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014.

2.3.1 Penyebab masalah yang paling dominan pada cakupan imunisasi BCG di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 2014
adalah sebesar 23.7 %, berada di bawah target yakni 50.75 % dengan final
score 163.
 Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah :
1. Kurangnya komunikasi sesama petugas kesehatan (Man)

2. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi (Method)

3. Kurangnya petugas kesehatan (Material)

 Akar penyebab masalah yang di temukan pada proses adalah :

1. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi (Planning)

2. Kurangnya petugas kesehatan program imunisasi (Organizing)

3. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar sesama petugas kesehatan dan


dengan warga setempat (Actuating )

4. Kurangnya petugas kesehatan(Controlling).

 Akar penyebab masalah yang ditemukan pada environment adalah :


92
Kurangnya pembinaan dari petugas kesehatan terhadap RT dan RW terutama
pada daerah elite.

Dari delapan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut
adalah :
1. Kurangnya pembinaan pelaksanaan pogram imunisasi
2. Pembagian tugas yang tidak merata pada petugas kesehatan.
3. Kurangnya petugas kesehatan.

2.3.2 Penyebab masalah yang paling dominan pada cakupan imunisasi DPT/HB1 di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari – Juli 2014
adalah sebesar 31.8% di bawah target yaitu 50.75%, dengan final score sebesar
161.
 Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah :
1. Kurangnya komunikasi sesama petugas kesehatan (Man).
2. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi (Method).

3. Kurangnya petugas kesehatan (Material).

 Akar penyebab masalah yang di temukan pada proses adalah :

1. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi (Planning).

2. Kurangnya petugas kesehatan program imunisasi (Organizing).

3. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar sesama petugas kesehatan dan


dengan warga setempat (Actuating ).

4. Kelalaian petugas kesehatan (Controlling).

 Akar penyebab masalah yang ditemukan pada environment adalah :

Kurangnya pembinaan dari petugas kesehatan terhadap RT dan RW terutama


pada daerah elite (Environment).

Dari delapan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut
adalah :
93
1. Kurangnya pembinaan pelaksanaan program imunisasi
2. Kurangnya petugas kesehatan program imunisasi
3. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar sesama petugas kesehatan dan
dengan warga setempat.

94

Anda mungkin juga menyukai