KELAS : 1 CD
RC
RB RC
RB
CONTOH 6.1
Transistor 2N3904 dalam gambar 3 adalah transistor silicon dengan Βdc sebesar 100.
Berapakah harga yang akan dibaca oleh voltmeter dc pada terminal kolektor – emitter
?
Mula – mula dapatkan arus basis. Arus tersebut sama dengan jatuh tegangan pada
resistor. Basis dibagi dengan resistansi :
Arus kolektor adalah
IC = βdc x IB = 100 x 9,3 µA = 0,93 mA
Tegangan kolektor – emitter sama dengan tegangan catu kolektor dikurangi dengan
jatuh tegangan pada resistor kolektor :
VCE = VCC – (IC x RC) = 20 – (0,93(0,001)5(1000)) = 15,4 V
Sekarang kita dengan cepat dapat melihat bahwa ujung atas garis beban
mempunyai arus jenuh VCC/(RC+RE) dan ujung bawah garis beban mempunyai
tegangan putus VCC.
RC
RB RC
RB
RE
RE
PENGARUH βdc
Selanjutnya, kita dapat menghitung tegangan-tegangan melingkari simpal basis
untuk mendapatkan VBE + IERE - VCC + IBRB = 0
Karena IE ≅ IC dan IB = IC/ βdc, kita dapat menulis kembali persamaan diatas menjadi
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬
IC ≅ 𝑹𝑬+𝑹𝑩/𝛃𝐝𝐜 (6.2)
CONTOH 6.2
Hitunglah nilai jenuh arus kolektor dalam gambar 6-3a. Lalu hitunglah arus kolektor
untuk dua nilai Bdc Ini: 200 dan 500.
Arus kolektor jenuh (Saturated) Adalah
Ic(sat) = ____15___ = 33,3 mA
600Ω + 150Ω
Bila βdc = 200 ,persamaan (6-2) memberikan
Ic(sat) = ____25v-0,7V___ = 16,19 mA
150Ω + 300Ω : 200
Bila βdc = 500 ,maka
Ic = ____25v-0,7V___ = 40,47 mA
150Ω + 300KΩ : 500
RC RC RC
RB
PENGARUH βdc
Jika kita menjumlahkan tegangan-tegangan melingkari simpal basis, maka
VBE – VCC + (IC + IB)RC + IBRB = 0
Atau
Keuntungan rangkaian ini adalah kesederhanaannya (hanya ada dua tahanan) dan
tanggapan frekuensinya yang lebih baik (akan dibahas kemudian).
HAL KHUSUS
Prategangan umpan-balik kolektor mempunyai keuntungan lain bila dibanding
dengan prategangan emiter; yaitu transistornya tak dapat jenuh. Bila resistansi
basisnya diturunkan, titik operasi bergerak ke arah titik jenuh sepanjang garis beban
dc. Tapi tak pernah mencapai kejenuhan betapapun rendahnya nilai resistansi basis.
𝑽𝑪𝑪−𝟎,𝟕
IC ≅ (6.5)
𝑹𝑪
RB = βdcRC (6.6)
Cara termudah untuk melihatnya ialah dengan memasukkan nilai ini ke pers.(6.4):
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬 𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬
IC = 𝑹𝑪+𝛃𝐝𝐜𝑹𝑪/𝛃𝒅𝒄 = 𝟐𝑹𝑪
Nilai ini mendekati setengah VCC/RC, yaitu arus jenuh. Sehinga dapat memenuhi
pers.(6.6) didapatkan titik Q yang dekat di tengah-tengah garis beban.
CONTOH 6.3
Dalam gambar 6.5a, hitunglah arus kolektor untuk dua nilai βdc ini; 100 dan 300. Jika
diketahui VCC = 20 V, RC = 2kΩ, βdcRC = 200kΩ.
Penyelesaian
ARUS EMITER
Dengan demikian kita dapat melihat ke pembagi tegangan tanpa beban yang
mempunyai tegangan Thevenin sebesar
𝑹𝟐
VTH = 𝑹𝟏+𝑹𝟐 VCC (6.7)
Karena emiter di bootstrap terhadap basis,nilai arus kolektor hampir sama dengan
nilai ini
𝑽𝑻𝑯−𝑽𝑩𝑬
IE = (6.8)
𝑹𝑬
Perhatikan bahwa βdc tidak terdapat dalam rumus arus emiter. Ini berarti bahwa
rangkaian ini kebal terhadap perubahan βdc, yang berarti bahwa titik Q mantap.
R1 RC RC
R2 RE RE
PEMBAGI TEGANGAN KAKU (STIFF VOLTAGE DIVIDER)
RTH = R1 || R2 (6.10)
Bila RE 100 kali lebih besar daripada RTH/βdc, maka suku yang kedua dapat diabaikan
dan persamaan disederhanakan menjadi
𝑽𝑻𝑯−𝑽𝑩𝑬
IE = 𝑹𝑬
Biasanya,R2 lebih kecil dari pada R1 dan pers. (6.12) disederhanakan menjadi
GARIS BEBAN DC
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑪𝑬
IC = (6.14)
𝑹𝑪+𝑹𝑬
TEGANGAN-TEGANGAN TRANSISTOR
VE = VTH – VBE
Karena emiter dibootstrap dengan satu tegangan jatuh VBE pada basis. Pada
rancangan kaku, tegangan basis tanah ialah VB = VTH
(6.19)
VE = 0.1VCC (6.20)
𝑽𝑬
RE = 𝑰𝑬 (6.21)
RC = 4RE (6.22)
CONTOH 6.4
2500Ω+800Ω
5000Ω + 1500Ω
800