Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FAJRUL SAPARSAH

KELAS : 1 CD

BAB 6 RANGKAIAN-RANGKAIAN PRATEGANGAN RESISTOR

6.1 PRATEGANGAN BASIS (BASE BIAS)


Gambar 6.1a adalah contoh prategangan basis (disebut juga prategangan tetap).
Biasanya, catu daya basis sama dengan catu daya kolektor; atau VBB = VCC. Dalam
hal ini, tahanan basis dan tahanan kolektor disambung dengan sisi positif dan catu
kolektor. βdc dapat mempunyai perubahan 9:1 terhadap arus dan suhu. Jadi, kita tidak
pernah menggunakan prategangan basis dalam rangkaian-rangkaian linier.
Pengguna utama pretegangan basis adalah rangkaian digital yang transistornya
digunakan sebagai switch diantara keadaan putus dan keadaan jenuh. Dalam hal ini,
kita menggunakan kejenuhan untuk mengatasi perubahan pada β dc.

RC
RB RC

RB

CONTOH 6.1

Transistor 2N3904 dalam gambar 3 adalah transistor silicon dengan Βdc sebesar 100.
Berapakah harga yang akan dibaca oleh voltmeter dc pada terminal kolektor – emitter
?
Mula – mula dapatkan arus basis. Arus tersebut sama dengan jatuh tegangan pada
resistor. Basis dibagi dengan resistansi :
Arus kolektor adalah
IC = βdc x IB = 100 x 9,3 µA = 0,93 mA

Tegangan kolektor – emitter sama dengan tegangan catu kolektor dikurangi dengan
jatuh tegangan pada resistor kolektor :
VCE = VCC – (IC x RC) = 20 – (0,93(0,001)5(1000)) = 15,4 V

6.2 PRATEGANGAN UMPAN-BALIK EMITER


Gambar 6.2a menunjukkan cara pertama yang digunakan untuk mengimbangi
perubahan βcd. Pada kedua kasus ini, gagasannya adalah berusaha menggunakan
tegangan melintas tahanan emiter untuk mengimbangi perubahan pada β dc. Misalnya,
bila βdc naik, arus kolektor naik. Arus ini akan menaikkan tegangan emiter, yang akan
menurunkan tegangan melintas tahanan basis dan mengurangi arus basis. Arus basis
yang berkurang ini mengakibatkan berkurangnya arus kolektor, dan menanggulangi
sebagian kenaikkan semula pada βcd.
GARIS BEBAN DC
Jika kita menjumlahkan tegangan-tegangan melingkari simpal kolektor pada gambar
6.2b, kita mendapatkan: VCE + IERE - VCC + ICRC = 0
Karena IE sama dengan IC, persamaan ini dapat diatur kembali menjadi:
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑪𝑬
IC ≅ (6.1)
𝑹𝑪+𝑹𝑬

Sekarang kita dengan cepat dapat melihat bahwa ujung atas garis beban
mempunyai arus jenuh VCC/(RC+RE) dan ujung bawah garis beban mempunyai
tegangan putus VCC.
RC
RB RC

RB

RE
RE

PENGARUH βdc
Selanjutnya, kita dapat menghitung tegangan-tegangan melingkari simpal basis
untuk mendapatkan VBE + IERE - VCC + IBRB = 0
Karena IE ≅ IC dan IB = IC/ βdc, kita dapat menulis kembali persamaan diatas menjadi
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬
IC ≅ 𝑹𝑬+𝑹𝑩/𝛃𝐝𝐜 (6.2)

Tujuan prategangan umpan-balik emiter adalah untuk menghilangkan pengaruh


perubahan βdc; ini berarti sama dengan RE yang jauh lebih besar dari pada RB/βdc.
Tetapi, dalam rangkaian praktis kita tak dapat membuat RE cukup besar untuk
menghilangkan pengaruh βdc tanpa menjenuhkan transistor.
KEJENUHAN
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬
Jika RB = βdcRC, maka pers. (6.2) menghasilkan : IC ≅ 𝑹𝑬+𝑹𝑪

Gambar 6.3b mengikhtisarkan perhitungan-perhitungan tadi dengan memperlihatkan


garis beban dc dan dua titik Q. Prategangan emiter masih terlalu peka terhadap
perubahan βdc.

CONTOH 6.2
Hitunglah nilai jenuh arus kolektor dalam gambar 6-3a. Lalu hitunglah arus kolektor
untuk dua nilai Bdc Ini: 200 dan 500.
Arus kolektor jenuh (Saturated) Adalah
Ic(sat) = ____15___ = 33,3 mA
600Ω + 150Ω
Bila βdc = 200 ,persamaan (6-2) memberikan
Ic(sat) = ____25v-0,7V___ = 16,19 mA
150Ω + 300Ω : 200
Bila βdc = 500 ,maka
Ic = ____25v-0,7V___ = 40,47 mA
150Ω + 300KΩ : 500

6.3 PRATEGANGAN UMPAN-BALIK KOLEKTOR


Gambar 6.4a memperlihatkan prategangan umpan-balik kolektor (disebut juga
prategangan diri). Yang membedakannya adalah tahanan basis disambung dengan
kolektor dan bukan dengan catu daya.
PERILAKU UMPAN-BALIK
Cara kerja umpan-balik kolektor adalah bila suhu naik, βdc dalam gambar 6.4a juga
naik. Ini mengakibatkan kenaikan suhu kolektor. Sesaat setelah arus kolektor naik,
tegangan kolektor emiter turun( ada penurunan tegangan besar melintasi RC. ini
berarti bahwa tegangan melintas tahanan basis mengecil, dan menyebabkan
penurunan arus basis.
GARIS BEBAN DC
Dengan menjumlahkan tegangan melingkari simpal konektor, diperoleh
VCE – VCC + (IC + IB)RC = 0
Karena dalam daerah aktif IB jauh lebih kecil dari pada IC, kita dapat mengabaikan IB
dan persamaannya dapat diubah menjadi
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑪𝑬
IC ≅ (6.3)
𝑹𝑪

RC RC RC

RB
PENGARUH βdc
Jika kita menjumlahkan tegangan-tegangan melingkari simpal basis, maka
VBE – VCC + (IC + IB)RC + IBRB = 0
Atau

VBE – VCC + ICRC + IBRB ≅ 0


Karena IB = IC/βdc, persamaan tadi dapat digunakan untuk mencari IC sebagai berikut:
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬
IC ≅ 𝑹𝑪+𝑹𝑩/𝛃𝒅𝒄 (6.4)

Keuntungan rangkaian ini adalah kesederhanaannya (hanya ada dua tahanan) dan
tanggapan frekuensinya yang lebih baik (akan dibahas kemudian).
HAL KHUSUS
Prategangan umpan-balik kolektor mempunyai keuntungan lain bila dibanding
dengan prategangan emiter; yaitu transistornya tak dapat jenuh. Bila resistansi
basisnya diturunkan, titik operasi bergerak ke arah titik jenuh sepanjang garis beban
dc. Tapi tak pernah mencapai kejenuhan betapapun rendahnya nilai resistansi basis.
𝑽𝑪𝑪−𝟎,𝟕
IC ≅ (6.5)
𝑹𝑪

GARIS TUNTUTAN PERANCANGAN


Dengan prategangan umpan-balik kolektor, penentuan ini meminta:

RB = βdcRC (6.6)

Cara termudah untuk melihatnya ialah dengan memasukkan nilai ini ke pers.(6.4):
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬 𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑩𝑬
IC = 𝑹𝑪+𝛃𝐝𝐜𝑹𝑪/𝛃𝒅𝒄 = 𝟐𝑹𝑪

Nilai ini mendekati setengah VCC/RC, yaitu arus jenuh. Sehinga dapat memenuhi
pers.(6.6) didapatkan titik Q yang dekat di tengah-tengah garis beban.

CONTOH 6.3

Dalam gambar 6.5a, hitunglah arus kolektor untuk dua nilai βdc ini; 100 dan 300. Jika
diketahui VCC = 20 V, RC = 2kΩ, βdcRC = 200kΩ.

Penyelesaian

Bila βdc = 100, pers.(6.4) memberikan


20V−0,7V
IC = 2kΩ+200kΩ/100 = 4,82 mA

Bila βdc = 300,


20V−0,7V
IC = 2kΩ+200kΩ/300 = 7,23 mA

6.4 PRATEGANGAN PEMBAGI TEGANGAN

Gambar 6.6a memperlihatkan prategangan pembagi tegangan (disebut juga


prategangan semesta(universal)). Rangkaian ini adalah rangkaian prategangan yang
paling banyak digunakan dalam rangkaian-rangkaian linear. Nama “pembagi
tegangan” berasal dari pembagi tegangan yang dibentuk oleh R1 dan R2. Tegangan
melintas R2 memberi prategangan maju pada diode emiter.

ARUS EMITER

Dengan demikian kita dapat melihat ke pembagi tegangan tanpa beban yang
mempunyai tegangan Thevenin sebesar
𝑹𝟐
VTH = 𝑹𝟏+𝑹𝟐 VCC (6.7)

Karena emiter di bootstrap terhadap basis,nilai arus kolektor hampir sama dengan
nilai ini
𝑽𝑻𝑯−𝑽𝑩𝑬
IE = (6.8)
𝑹𝑬

Perhatikan bahwa βdc tidak terdapat dalam rumus arus emiter. Ini berarti bahwa
rangkaian ini kebal terhadap perubahan βdc, yang berarti bahwa titik Q mantap.

R1 RC RC

R2 RE RE
PEMBAGI TEGANGAN KAKU (STIFF VOLTAGE DIVIDER)

Kunci rangkaian yang terancang baik adalah kekakuan(stiffness) pembagi


teganganya. Jika kita mengganti rangkaian pada gambar 6.6a dengan rangkaian
theveninnya, kita mendapatkan rangkaian ekivalen pada gambar 6.7, dengan:
𝑹𝟏𝑹𝟐
RTH = 𝑹𝟏+𝑹𝟐 (6.9)

Persamaan ini dapat ditulis dengan sederhana sebagai berikut

RTH = R1 || R2 (6.10)

Dengan menjumlah tegangan-tegangan melingkari simpal basis pada gambar 6.7


diperoleh

VBE + IERE – VTH + IBRTH = 0

Karena IB ≅IE/βdc, persamaan tadi disederhanakan menjadi


𝑽𝑻𝑯−𝑽𝑩𝑬
IE ≅ 𝑹𝑬+𝑹𝑻𝑯/𝛃𝐝𝐜 (6.11)

Bila RE 100 kali lebih besar daripada RTH/βdc, maka suku yang kedua dapat diabaikan
dan persamaan disederhanakan menjadi
𝑽𝑻𝑯−𝑽𝑩𝑬
IE = 𝑹𝑬

Rangkaian prategangan pembagi tegangan yang kaku adalah rangkaian yang


memenuhi syarat sebagai berikut: RTH ≤ 0,01 βdcRE
(6.12)

Biasanya,R2 lebih kecil dari pada R1 dan pers. (6.12) disederhanakan menjadi

R2 ≤ 0,01 βdcRE (6.13)

GARIS BEBAN DC
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑪𝑬
IC = (6.14)
𝑹𝑪+𝑹𝑬

TEGANGAN-TEGANGAN TRANSISTOR

VC = VCC – ICRC (6.17)

Tegangan emiter tanah ialah VE = IERE (6.18)

Tegangan emiter tanah dapat juga diperoleh dari

VE = VTH – VBE
Karena emiter dibootstrap dengan satu tegangan jatuh VBE pada basis. Pada
rancangan kaku, tegangan basis tanah ialah VB = VTH
(6.19)

GARIS TUNTUNAN PERANCANGAN

VE = 0.1VCC (6.20)
𝑽𝑬
RE = 𝑰𝑬 (6.21)

RC = 4RE (6.22)

Akhirnya kita dapat menghitung R1 dengan menggunakan perbandingan:


𝑽𝟏
R1 = 𝑽𝟐 R2 (6.23)

CONTOH 6.4

IS(Jen) = ____17V_____ = 5,15mA

2500Ω+800Ω

Harga ini menunjukkan ujung atas garis beban dc,

Pembagi tegangan kaku menghasilkan tegangan thevenin yang besarnya

VTH = ____1500_____ 17V = 3,92V

5000Ω + 1500Ω

Arus Emiternya adalah:

IE = 3,92V – 0.7V = 4,025mA ≅ IC

800

Tegangan kolektornya adalah

VC =17V – (4,025) (= 4,025mA) = 6,93V

Anda mungkin juga menyukai