Anda di halaman 1dari 8

Vol.

XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat


Untuk Penderita Penyakit Hipertensi
Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Sugeng W1, Adianto Birowo2
1,2
Program Studi S1 Sistem Informasi, FST, Universitas Respati Yogyakarta
1
sugeng166oke@gmail.com, 2adianto@gmail.com

INTISARI

Obat memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah obat yang dipakai untuk
penderita Hipertensi, yaitu penyakit yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan tekanan darah
di atas batas normal. Dengan berbagai macam pilihan obat, maka dapat dimungkinkan terjadinya
kesulitan bagi tenaga medis untuk menentukan obat yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. Oleh
karena itu diperlukan aturan untuk pemilihan obat hipertensi dengan tujuann agar obat yang
dipilih dapat sesuai dengan kondisi penderita hipertensi.
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan salah satu dari metode
pengambilan keputusan yang menggunakan hierarkhi untuk memecahkan masalah. Langkah awal
adalah melakukan wawancara dengan tenaga medis tentang topik yang akan dibahas, yaitu
pemilihan obat hipertensi. Selanjutnya menetapkan kriteria dan alternatif sebagai faktor
pendukung untuk pemilihan obat hipertensi lalu kemudian dibandingkan dengan tingkat
kepentingan secara berpasangan. Hasil perhitungan dengan rumus AHP kemudian dicocokkan
dengan perhitungan menggunakan software Expert Choice.
Hasil dari penelitian berupa perhitungan kriteria yang menjadi prioritas adalah kriteria
kondisi pasien dengan bobot nilai 0.426 dan alternatif yang menjadi prioritas berdasarkan
kriteria kondisi pasien adalah obat Amlodipin 10 mg serta Amlodipin 5 mg dengan bobot nilai
masing-masing 0.258.
Kata Kunci : Hipertensi, Obat Hipertensi, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

I. PENDAHULUAN yang akan diberikan kepada penderita


Perkembangan ilmu pengetahuan dan hipertensi sehingga dapat memenuhi
teknologi di zaman sekarang sejalan dengan persyaratan obat yang efektif, aman dan
meningkatnya tuntutan dan kebutuhan murah.
masyarakat terutama dalam pelayanan Pemilihan obat hipertensi yang dilakukan
kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan di Puskesmas X Yogyakarta pada saat ini
prasarana yang berkualitas. Harapan masih tergantung dari rekomendasi dokter,
masyarakat akan pelayanan yang berkualitas tetapi sebenarnya pemilihan obat dengan cara
harus diwujudkan dengan berbagai cara dan tersebut seringkali masih kurang efektif,
upaya, antara lain dengan melayani pasien misalnya pemilihan obat hipertensi yang
secara maksimal, menyediakan fasilitas mahal walaupun alternatif obat hipertensi
perawatan, alat kesehatan dan tentunya yang aman dan lebih murah juga tersedia.
berbagai obat yang berkualitas agar pasien Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat
dapat terlayani dengan baik. membantu dalam pemilihan obat hipertensi
Dalam hal menyediakan obat yang secara efektif dan sesuai dengan kondisi
berkualitas harus sesuai dengan kebutuhan penderita hipertensi.
pasien karena berbagai macam jenis obat yang Sistem Pendukung Keputusan atau
selalu bertambah setiap harinya. Salah satunya Decision Support System (DSS) adalah sistem
adalah obat bagi penderita penyakit hipertensi, yang tepat untuk membantu proses
yaitu penyakit yang sering dikenal dengan pengambilan keputusan. Dengan sistem
tekanan darah tinggi. Banyaknya obat pendukung keputusan diharapkan dapat
hipertensi yang ditawarkan dapat memberikan alternatif solusi terhadap masalah
menimbulkan kesulitan dokter dan tenaga yang terjadi. Sistem pendukung keputusan
medis untuk memilih obat yang sesuai dengan memerlukan metode untuk mencari alternatif
kondisi penderita hipertensi. Oleh karena itu solusinya. Salah satu metode dari sistem
diperlukan suatu aturan untuk pemilihan obat pendukung keputusan yang digunakan untuk

1
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

memberikan alternatif solusi terhadap suatu satu keunggulannya adalah dapat digambarkan
masalah adalah metode Analytical Hierarchy secara grafis sehingga mudah dipahami oleh
Process (AHP). semua pihak yang terlibat dalam pengambilan
Metode ini digunakan karena metode keputusan (Kusrini.2007).
Analytical Hierarchy Process (AHP) peralatan Melalui penelitian ini akan dilakukan
utamanya adalah sebuah hierarki fungsional analisa faktor pendukung pemilihan obat bagi
dengan input utamanya persepsi manusia. penderita hipertensi dengan metode Analytical
Keberadaan hierarki memungkinkan Hierarchy Process (AHP) sehingga
dipecahnya masalah kompleks atau tidak diharapkan dapat membantu dokter dan tenaga
terstruktur dalam sub–sub masalah, lalu medis dalam memilih obat hipertensi secara
menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. efektif dengan mempertimbangkan kondisi
Analytical Hierarchy Process (AHP) salah pasien.

II. PERMASALAHAN Bachtiar (2010) di dalam penelitiannya


Permasalahan yang diangkat dalam membahas tentang proses penjurusan
penelitian ini adalah : siswa/siswi di sebuah Madrasah. Tujuan dari
1. Apakah sistem pendukung keputusan dapat penelitian tersebut adalah menganalisa proses
membantu dokter dan tenaga medis untuk penjurusan siswa dan merancang Sistem
memilih obat hipertensi yang sesuai Pendukung Keputusan (SPK) tentang
dengan pasien di Puskesmas X penjurusaan program studi dengan
Yogyakarta? menggunakan metode AHP. Kriteria yang
2. Apakah dengan menggunakan metode digunakan adalah psikotest, minat siswa dan
Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat nilai akaademik. Hasil yang dicapai dengan
digunakan dalam pemilihan obat hipertensi metode ini aplikasi dapat memberikan
untuk mendukung pengambilan keputusan alternatif solusi dalam penjurusan program
oleh dokter dan tenaga medis dengan studi. Penelitian lain dilakukan oleh Santosa
inputan kriteria yang ditentukan? (2012). Tujuan dari penelitian tersebut adalah
bagaimana perusahaan menentukan pemilihan
III. TUJUAN PENELITIAN Internet Service Provider (ISO) yang tepat.
Beberapa tujuan yang akan dicapai dari Metode AHP digunakan untuk menentukan
penelitian ini adalah sebagai berikut; prioritas kriteria. Adapun kriteria yang
1. Membantu dokter dan tenaga medis di digunakan adalah kredibilitas ISP, kepuasan
Puskesmas Ngaglik 2 untuk dapat memilih pelanggan, keamanan dan biaya yang harus
obat hipertensi yang tepat dan efektif dibayarkan. Hasil yang diharapkan adalah
untuk pasien. berupa prosentase masing-masing kriteria
2. Membuktikan apakah metode AHP yang akan menjadi rujukan untuk
(Analytical Hierarchy Process) cocok menentukan ISP mana yang akan dipilih.
digunakan dalam pemilihan obat
hipertensi. V.2. Landasan Teori
1. Hipertensi
IV. BATASAN MASALAH Hipertensi atau sering dikenal dengan
Beberapa batasan masalah dalam tekanan darah tinggi adalah terjadinya
penelitian ini, yaitu; peningkatan tekanan darah diatas batas normal
1. Menganalisa faktor pendukung pemilihan yaitu 120/80mmHg di dalam arteri
obat hipertensi. (Shibghotallah.2014).
2. Faktor pendukung yang digunakan untuk Klasifikasi hipertensi menurut Joint
pemilihan obat hipertensi dengan metode National Comitte (JNC VII) adalah (Setyarini,
AHP (Analytical Hierarchy Process) dkk.2013) :
adalah : 1) Normal: sistole <120 mmHg dan diastole
a. Kondisi Pasien <80 mmHg
b. Efek Samping 2) Prehipertensi: sistole 120-139 mmHg dan
c. Harga Obat diastole 80-89 mmHg
d. Kecepatan Reaksi 3) Hipertensi tahap I: sistole 140-159 mmHg
3. Metode yang digunakan adalah AHP dan diastole 90-99 mmHg
(Analytical Hierarchy Process). 4) Hipertensi tahap 2: sistole >160 mmHg
dan diastole >100 mmHg.
V. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori.
V.1. Tinjauan Pustaka. 2. Expert Choice

2
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Expert Choice adalah sebuah perangkatVI. Pembahasan


lunak yang mendukung collaborative decision VI.1. Pengembangan Model
dan sistem perangkat keras yang memfasilitasi Metode pengembangan model yang
grup membuat keputusan yang lebih efisien, dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
analitis, dan yang dapat dibenarkan. menggunakan metode AHP. Peralatan AHP
memungkinkan interaksi real-time dari tim adalah sebuah hierarki fungsional dengan
manajemen untuk mencapai kesepakatan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan
(consensus on decisions) (Santoso.2012). hierarki memungkinkan dipecahnya masalah
kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub
3. Sistem Pendukung Keputusan masalah.
Sistem Pendukung Keputusan atau Langkah-langkah yang dilakukan adalah
Decission Support System (DSS) merupakan sebagai berikut (Kusrini.2007):
sistem informasi interaktif yang menyediakan 1. Mendefinisikan Masalah
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian Pada kasus ini, masalah yang akan
data. Sistem ini digunakan untuk membantu dianalisa dan tujuan yang akan dicapai
pengambilan keputusan dalam situasi yang adalah menentukan faktor pendukung
semiterstruktur (semistructured decision) dan pemilihan obat bagi penderita hipertensi.
situasi yang tidak terstruktur (unstructured Faktor pendukung yang digunakan adalah
decision), dimana tak seorang pun tahu secara harga, efek samping, kondisi pasien, dan
pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat kecepatan reaksi.
(Kusrini, 2007) 2. Membuat Struktur Hierarki
Penyusunan hierarki adalah dengan
4. Metode Analytical Hierachy Process menetapkan tujuan yaitu menentukan
(AHP) faktor pendukung pemilihan obat bagi
Metode Analytical Hierarchy Process penderita hipertensi yang merupakan
(AHP) adalah sebuah hierarki fungsional sasaran analisa secara keseluruhan pada
dengan input utamanya persepsi manusia. level teratas.
Keberadaan hierarki memungkinkan 3. Menentukan Prioritas Kriteria
dipecahnya masalah kompleks atau tidak Menurut Saaty (1998), untuk berbagai
terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala
menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. terbaik untuk mengekspresikan pendapat.
Dalam menyelesaikan permasalahan Skala Saaty bisa diukur menggunakan
dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus tabel analisis seperti Tabel I.
dipahami, diantaranya adalah (Kusrini.2007) :
a) Membuat hierarki
b) Penilaian kriteria dan alternatif
c) Menentukan Prioritas (Synthesis of
Priorty)
d) Konsistensi Logis (Logical Consistency)

TABEL I. SKALA PENILAIAN PERBANDINGAN PASANGAN


No. Intensitas
Keterangan
Kepentingan
1 1 Kedua elemen sama pentingnya
2 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
3 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya
4 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
5 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
6 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
7 Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j,
maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i
(Sumber: Kusrini.2007).

Langkah yang harus dilakukan dalam Matriks perbandingan berpasangan, yaitu


menentukan prioritas kriteria adalah sebagai membandingkan elemen secara
berikut (Kusrini.2007): berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
1. Membuat matriks perbandingan Matriks perbandingan berpasangan diisi
berpasangan menggunakan bilangan untuk

3
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

merepresentasikan kepentingan relatif dari Selanjutnya akan dilakukan proses


suatu elemen terhadap elemen yang penghitungan dengan AHP untuk menentukan
lainnya. faktor pendukung pemilihan obat bagi
2. Membuat matriks nilai kriteria penderita hipertensi. Proses penghitungan ini
Pertimbangan-pertimbangan terhadap dilakukan dengan cara perhitungan secara
perbandingan berpasangan disintesis untuk manual, sesudah itu kemudian hasilnya
memperoleh keseluruhan prioritas. dicocokkan dengan hasil perhitungan
3. Membuat matriks penjumlahan setiap baris menggunakan perangkat lunak Expert Choice
Dalam pembuatan keputusan, penting 11.5. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
untuk mengetahui seberapa baik sebagai berikut:
konsistensi yang ada.
4. Penghitungan rasio konsistensi 1. Mendefinisikan Masalah
Memeriksa konsistensi hierarki. Jika rasio Level 1: Tujuan, Level tujuan adalah
konsistensi (CI/IR) kurang atau sama menentukan faktor pendukung pemilihan obat
dengan 0.1, maka hasil perhitungan bagi penderita hipertensi.
dinyatakan benar. Daftar Indeks Random Level 2: Kriteria, Level kriteria meliputi
Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam Tabel kriteria-kriteria, yaitu hargam efek samping,
II. kondisi pasien, dan kecepatan reaksi.
TABEL II. DAFTAR INDEKS RANDOM Level 3: Alternatif, Level alternatif berisi
KONSISTENSI (IR) nama obat-obat anti hipertensi, yaitu
No. Ukuran Nilai IR Amlodipin 10 mg, Amlodipin 5 mg, Captopril
Matriks 25 mg, Captopril 12.5 mg, Hidroklorotiazida
1 1,2 0.00 25 mg, Nifedipin 10 mg.
2 3 0.58
3 4 0.90 2. Membuat Struktur Hierarki
4 5 1.12 Sesuai dengan definisi masalah, berikut
5 6 1.24 struktur hierarkinya seperti pada Gambar 1.
6 7 1.32
7 8 1.41
8 9 1.45
9 10 1.49
10 11 1.51
11 12 1.48
12 13 1.56
13 14 1.57
14 15 1.59
(Sumber: Kusrini.2007).
Menentukan Faktor Pendukung Pemilihan Obat
Hipertensi

Harga Efek Kondisi Kecepata


Samping Pasien n
Reaksi

Amplodi Amplo Captopril Captopril Hidroklor Nifedipin


pin dipin 25 mg 12.5 mg otiazida 10 mg
10 mg 5 mg 25 mg

Gambar 1. Struktur Hierarki Faktor Pendukung Pemilihan Obat Hipertensi

4
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

4.2. Penghitungan Prioritas Kriteria 1. Membuat Matriks Perbandingan


dengan AHP Berpasangan
Langkah-langkah yang harus dilakukan Penilaian perbandingan antara satu kriteria
dalam menentukan prioritas kriteria adalah dengan kriteria yang lain. Penilaian matriks
sebagai berikut: perbandingan berpasangan dapat dilihat pada
Tabel III.

TABEL III. PENILAIAN MATRIKS PERBANDINGAN BERPASANGAN

Kondisi Efek Kecepatan


Harga
Pasien Samping Reaksi
Kondisi Pasien 1.00 2.00 3.00 2.00
Efek Samping 0.50 1.00 2.00 1.00
Harga 0.33 0.50 1.00 1.00
Kecepatan Reaksi 0.50 1.00 1.00 1.00
Jumlah 2.33 4.50 7.00 5.00

1. Membuat Matriks Nilai Kriteria


Perhitungan matriks nilai kriteria ini diperoleh menggunakan rumus berikut:

Hasil perhitungan matriks nilai kriteria bisa dilihat dalam Tabel IV.

TABEL IV. MATRIKS NILAI KRITERIA


Kondisi Efek Kecepatan
Harga Jumlah Prioritas
Pasien Samping Reaksi
Kondisi Pasien 0.43 0.44 0.43 0.40 1.70 0.43
Efek Samping 0.21 0.22 0.29 0.20 0.92 0.23
Harga 0.14 0.11 0.14 0.20 0.60 0.15
Kecepatan Reaksi 0.21 0.22 0.14 0.20 0.78 0.19

2. Membuat Matriks Penjumlahan Setiap matriks perbandingan berpasangan. Hasil


Baris perhitungan matriks penjumlahan setiap
Matriks penjumlahan setiap baris dibuat baris bisa dilihat dalam Tabel V.
dengan mengalikan nilai prioritas dengan

TABEL V. MATRIKS PENJUMLAHAN SETIAP BARIS


Kondisi Efek Kecepatan
Harga Jumlah
Pasien Samping Reaksi
Kondisi Pasien 0.43 0.46 0.45 0.39 1.72
Efek Samping 0.21 0.23 0.30 0.19 0.94
Harga 0.13 0.12 0.15 0.19 0.59
Kecepatan Reaksi 0.21 0.23 0.15 0.19 0.79

3. Penghitungan Rasio Konsistensi sama dengan 0.1, maka hasil perhitungan


Penghitungan rasio konsistensi tujuannya bisa dinyatakan benar (Kusrini, 2007).
untuk memeriksa konsistensi hierarki, jika Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat
nilainya lebih dari 10%, maka penilaian tabel seperti pada Tabel VI.
dan judgement harus diperbaiki. Namun
jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau

5
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

TABEL VI. PENGHITUNGAN RASIO KONSISTENSI


Jumlah per Baris Prioritas Hasil
Kondisi Pasien 1.72 0.43 2.15
Efek Samping 0.94 0.23 1.17
Harga 0.59 0.15 0.74
Kecepatan Reaksi 0.79 0.19 0.98

4.3. Penghitungan Prioritas Alternatif penghitungan menggunakan perangkat lunak


dengan Expert Choice Expert Choice 11.5. Langkah-langkah
Hasil penghitungan prioritas alternatif penghitungannya adalah sebagai berikut:
dari masing-masing kriteria secara manual 1. Menentukan bobot alternatif dari
diatas akan dicocokkan dengan hasil masing-masing kriteria.

i. Kriteria Kondisi Pasien

Gambar 2. Expert Choice Bobot Alternatif dari Kondisi Pasien


ii. Kriteria Efek Samping

Gambar 3. Expert Choice Bobot Alternatif dari Efek Samping


iii. Kriteria Harga

Gambar 4. Expert Choice Bobot Alternatif dari Harga


iv. Kriteria Kecepatan Reaksi

Gambar 5. Expert Choice Bobot Alternatif dari Kecepatan Reaksi

2. Menghitung prioritas alternatif dari maka pemberian obat yang cocok untuk
masing-masing kriteria. penderita hipertensi adalah obat
i. Kriteria Kondisi Pasien amlodipin 10 mg dan amlodipin 5 mg
Berdasarkan perhitungan prioritas dengan nilai 0.258. Hasil perhitungan
alternatif dari kriteria kondisi pasien, dapat dilihat pada Gambar 6.

6
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Gambar 6. Expert Choice Prioritas Alternatif dari Kondisi Pasien

ii. Kriteria Efek Samping penderita hipertensi adalah obat nifedipin


Berdasarkan perhitungan prioritas 10 mg dengan nilai 0.282. Hasil
alternatif dari kriteria efek samping, perhitungan dapat dilihat pada Gambar 7.
maka pemberian obat yang cocok untuk

Gambar 7. Expert Choice Prioritas Alternatif dari Efek Samping

iii. Kriteria Harga penderita hipertensi adalah obat captopril


Berdasarkan perhitungan prioritas 25 mg dan captopril 12.5 mg dengan
alternatif dari kriteria harga, maka nilai 0.266. Hasil perhitungan dapat
pemberian obat yang cocok untuk dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hasil Expert Choice Prioritas Alternatif dari Harga

iv. Kriteria Kecepatan Reaksi penderita hipertensi adalah obat nifedipin


Berdasarkan perhitungan prioritas 10 mg dengan nilai 0.292. Hasil
alternatif dari kriteria kecepatan reaksi, perhitungan dapat dilihat pada Gambar 9.
maka pemberian obat yang cocok untuk

Gambar 9. Expert Choice Prioritas Alternatif dari Kecepatan Reaksi

7
Vol. XIII Nomor 3 November 2017 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

4.4. Hasil Analisa Faktor Pendukung Amlodipin 5 mg, Captopril 25 mg,


Pemilihan Obat Hipertensi Captopril 12.5 mg, Hidroklorotiazida 25
Hasil analisa dengan perhitungan manual mg, dan Nifedipin 10 mg. Setiap kriteria
dan dicocokkan dengan perangkat lunak dan alternatif dilakukan penentuan bobot
adalah pemilihan obat bagi penderita nilai untuk mengetahui kriteria dan
hipertensi di Puskesmas X memprioritaskan alternatif yang diprioritaskan. Sehingga
kriteria kondisi pasien dengan bobot nilai metode AHP ini cocok untuk mendukung
0.43 serta obat yang diprioritaskan adalah pengambilan keputusan oleh dokter atau
obat Amlodipin 10 mg dan Amlodipin 5 tenaga medis di Puskesmas XYZ.
mg dengan bobot nilai masing-masing
0.258.
REFERENSI
VII. KESIMPULAN
Dengan adanya sistem pendukung [1] Kusrini. 2007, KONSEP DAN APLIKASI
keputusan pemilihan obat bagi penderita SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN.
hipertensi dengan metode AHP, dapat Yogyakarta: ANDI.
diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: [2] Sanjoyo, Raden. 2013. Obat (Biomedik
Farmakologi). Jurnal Farmaset,
1. Sistem pendukung keputusan untuk (https://www.scribd.com, diakses 26
menentukan pemilihan obat bagi Oktober 2015).
penderita hipertensi dengan metode AHP [3] Santoso, Hadi. 2012. STRATEGI MEMILIH
ini dapat membantu tenaga medis di INTERNET SERVICE PROVIDER
Puskesmas XYZ dalam memilih obat TERBAIK UNTUK PERGURUAN
hipertensi berdasarkan prioritas kriteria TINGGI (STUDI KASUS: STMIK ATMA
kondisi pasien dengan bobot nilai 0.43 LUHUR).
dan prioritas alternatif obat sesuai [4] Shibghotallah, Zulfa Afifah. 2014. SISTEM
dengan kriteria kondisi pasien adalah PAKAR PEMILIHAN OBAT PADA
PASIEN HIPERTENSI BERBASIS WEB
Amlodipin 10 mg dan Amlodipin 5 mg MENGGUNAKAN METOD
dengan bobot nilai masing-masing 0.26. CERTAINTY FACTOR).
2. Analisa menggunakan metode AHP [5] Setyarini, Elizabeth Ari, Barus, Linda Sari,
dengan melakukan perhitungan setiap Asitoret, Maria.2012. HUBUNGAN
alternatif dan kriteria sangat GAYA HIDUP PADA PASIEN
mempengaruhi hasil yang diproses. HIPERTENSI DENGAN RESIKO
Kriteria yang digunakan adalah kondisi TERJADINYA STROKE DI RUMAH
pasien, efek samping, harga, dan SAKIT SANTO BORROMEUS
kecepatan reaksi. Alternatif yang BANDUNG.
digunakan adalah Amlodipin 10 mg,

Anda mungkin juga menyukai