ABSTRACT
It is quite evident that agriculture product waste is abundant. Further process of it will produce
a value-added product such as organic fertilizer. Lignocellulose waste contain important compounds,
i.e cellulose, hemicellulose and lignin (include rice straw, wood, bagasse). In the degradation process
maximum results will be attained through a necessary pretreatment - mechanical, physico-chemical,
chemical and biological. Lignocellulolitic microbes consisting of molds, bacteria and actinomycetes
were able to degrade lignocellulosic materials to produce organic fertilizers, whereas anaerobic
bacteria can produce multi-enzyme complex / cellulosome.
Key words : cellulase, agricultural wastes, lignocellulose, organic fertilizer
INTISARI
Limbah pertanian yang berlimpah merupakan suatu bahan yang mempunyai nilai tambah bila
diproses lebih lanjut, salah satunya adalah untuk pupuk organik. Limbah lignoselulosa seperti jerami
padi, kayu, bagas terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Untuk memperoleh hasil yang maksimal
pada proses degradasi, diperlukan perlakuan awal yang bisa dilakukan secara mekanik, fisika-kimia,
kimia dan biologi. Mikroba lignoselulolitik yang terdiri dari kapang, bakteri dan aktinomisetes dapat
mendegradasi bahan lignoselulosa untuk menghasilkan pupuk organik, termasuk bakteri anaerob yang
dapat menghasilkan multi enzim kompleks/selulosom.
merupakan polimer aromatik yang berasosiasi pertanian mengandung bahan lignoselulosa yang
dengan polisakarida pada dinding sel sekunder merupakan komponen utama dari tanaman.
tanaman. Pada umumnya, lignin mengandung Penggunaan bahan lignoselulosa lebih menarik
tiga jenis alkohol aromatik yaitu coniferyl, dibandingkan dengan bahan berpati karena tidak
sinapyl dan p-coumaryl (Howard dkk, 2003). bersaing dalam penggunaan untuk kepentingan
Pada tanaman, selulosa dilapisi oleh polimer pangan (Singhania, 2009).
yang sebagian besar terdiri dari xilan dan lignin. Bahan lignoselulosa bisa diperoleh dari
Xilan dapat didegradasi oleh xilanase, akan tetapi berbagai sumber, misalnya tangkai kayu,
lignin sangat sulit terdegradasi. Jika xilan dan lignin jerami padi, daun, rumput dan sebagainya.
dihilangkan, maka selulosa dapat didegradasi oleh Komponen bahan lignoselulosa yang terdiri
selulase dari bakteri atau kapang selulolitik untuk dari polimer selulosa, hemiselulosa dan lignin
menghasilkan selobiosa dan glukosa. Selobiosa ini sangat kompleks. Dalam proses degradasi,
sering berfungsi menghambat sistem kerja dari penggunaannya sebagai substrat harus melalui
selulase dan proses selulolitik akan cepat berhenti beberapa tahapan antara lain delignifikasi untuk
bila tidak ada mikroba sakarolitik lainnya dalam melepas selulosa dan hemiselulosa dari ikatan
ekosistim tersebut. Kelebihan selobiose yang kompleks lignin dan depolimerisasi untuk
dihasilkan akan dimanfaatkan oleh mikroba mendapatkan gula bebas.
sakarolitik tersebut sehingga mikroba selulolitik Selulosa adalah unsur pokok pada tanaman
dapat melanjutkan degradasi selulosa (Bayer dan merupakan biopolimer linier dari molekul
dkk,1994). anhidroglukopiranosa pada ikatan β-1,4 glukosidik
Proses pretreatment pada bahan lignoselulosa yang berlimpah di alam (Dashtban et.al., 2009).
perlu dilakukan untuk mempermudah proses Hemiselulosa yang merupakan komponen kedua
hidrolisis yaitu untuk membuka struktur terbanyak adalah polimer heterogen dari pentosa
lignoselulosa agar selulosa menjadi lebih mudah (xilosa, arabinosa), heksosa (mannosa, glukosa,
diakses oleh enzim yang memecah polimer galaktosa) dan sugar acid (Saha, 2003). Residu
polisakarida menjadi bentuk monomer, sehingga gula utama yang menyusun yaitu xilan, mannan,
dapat mengurangi penggunaan enzim dan galaktan dan glukan (Fengel dan Wegener, 1995).
dapat menekan biaya (Dashtban dkk, 2009). Pada kayu keras kebanyakan hemiselulosa
Pengelolaan limbah pertanian yang banyak mengandung xilan, sedangkan pada kayu lunak
mengandung lignoselulosa untuk dijadikan pupuk mengandung glukomannan.
organik dengan bantuan mikroorganisma pengurai Lignin adalah heteropolimer amorf yang
dapat dilakukan untuk menggantikan penggunaan terdiri dari tiga unit fenilpropan (p-coumaryl,
pupuk anorganik yang masih banyak digunakan coniferil dan sinapyl alkohol) yang terikat
dan bersifat tidak ramah lingkungan. dengan ikatan yang berbeda. Fungsi utama lignin
Di dalam tulisan ini akan dibahas limbah adalah memperkuat struktur tanaman dalam
pertanian yang banyak mengandung lignoselulosa, menahan terhadap serangan mikroba dan tekanan
proses pretreatment sebelum dihidrolisis oleh oksidasi (Hendriks dan Zeeman, 2009). Di dalam
selulase dan potensi selulase dalam mendegradasi jaringan tanaman, lignin sulit didegradasi karena
limbah selulosa untuk pupuk organik. mempunyai struktur yang kompleks dan heterogen
yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa.
LIMBAH PERTANIAN DAN Kandungan lignoselulosa pada berbagai limbah
LIGNOSELULOSA pertanian dapat dilihat pada Tabel 1. Berbagai
produk nilai tambah dari limbah lignoselulosa
Limbah pertanian seperti jerami, bonggol diantaranya adalah untuk pupuk organik,
jagung, kulit kacang kacangan merupakan limbah bioetanol, biogas, biodiesel, biohidrogen, industri
lignoselulosa yang masih mempunyai nilai kimia (Gambar 1). Produk produk tersebut
ekonomis bila dilakukan pengolahan lebih lanjut. diperoleh melalui proses yang berbeda. Bioetanol
Sejalan dengan perkembangan bioteknologi, misalnya dihasilkan melalui proses SSF yang
pemanfaatan mikroba dalam proses biokonversi merupakan proses sakarifikasi dan fermentasi
limbah dapat dilakukan guna mendapatkan nilai secara simultan. Pupuk organik dan penggembur
tambah dari bahan limbah tersebut menjadi tanah merupakan salah satu produk humifikasi
produk lain seperti pupuk, bioetanol, pakan bahan organik disamping kompos yang kaya akan
ternak dan sebagainya. Pada umumnya, limbah nutrien.
71
Potensi Selulase dalam Mendegradasi
Lignoselulosa Limbah ... : Trisanti Anindyawati
Gambar 1. Produk Nilai Tambah dari Bahan Limbah Lignoselulosa (Mtui, 2009)
Keterangan : SSF = Fermentasi dan Sakarifikasi secara Simultan; VFAs = Asam Lemak Volatil.
72
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 2, Desember 2010 : 70 - 77
73
Potensi Selulase dalam Mendegradasi
Lignoselulosa Limbah ... : Trisanti Anindyawati
dan selooligosakarida. Seperti terlihat pada Bahan berkayu kebanyakan dapat didegradasi
Tabel 3, berbagai kelompok mikroorganisma oleh kapang. Sedangkan beberapa jenis bakteri
dari kapang, bakteri dan aktinomisetes dapat aerob dan anaerob khususnya bakteri tanah sering
menghasilkan selulase. Kapang dari jenis dapat mendegradasi selulosa dan hemiselulosa,
Trichoderma dan Aspergillus sangat banyak akan tetapi bakteri anaerob seperti Clostridium
ditemui sebagai penghasil hemiselulase (Gerhatz, sp. dan Ruminococcus sp. pada dasarnya berbeda
1990). Selain itu, menurut Chandel dkk, 2007, dalam cara degradasinya. Bakteri anaerob
beberapa kelompok mikroorganisma seperti menghasilkan multi enzim selulase kompleks
Clostridium, Cellulomonas, Trichoderma, yang stabil dan sering disebut dengan selulosom.
Penicillium, Neurospora, Fusarium, Aspergillus Jenis bakteri ini dapat bekerja secara sinergi.
dan sebagainya mempunyai aktivitas selulolitik Multi enzim ini mempunyai aktivitas yang tinggi
dan hemiselulolitik yang tinggi. terhadap selulosa kristal, seperti Clostridium
cellulyticum, C. cellulovorans, C. josui, C.
Tabel 3. Berbagai Mikroorganisma Penghasil Selulase papyrosolvens dan C. thermocellum (Ohara dkk.,
1998).
Mikroorganisma
SELULOSOM
(MULTI ENZIM KOMPLEKS)
Kelompok Genus Spesies
Selulosom adalah penggabungan cellulose-
Fungi/ Jamur Aspergillus A. niger binding domain (CBD) dan xilan-binding domain
A. nidulands (XBD) menjadi multienzim kompleks dengan
A. oryzae berat molekul tinggi yang banyak ditemukan
(rekombinan) pada beberapa mikroorganisma selulolitik an
Fusarium F. solani aerob. Selulosom merupakan selulase kompleks
F. oxysporum dari beberapa bakteri atau kapang selulolitik
Humicola H. insolens yang bekerja secara sinergi dengan ciri berlainan
H. grisea (Bayer dkk, 1994; Dashtban dkk, 2009).
Melanocarpus M. albomyces Kompleks enzim ini sangat efisien dalam proses
Penicillium P. brasilianum degradasi selulosa dan hemiselulosa. Produk
P. occitanis utama degradasi selulosa dari kapang selulosom
P. decumbans adalah glukosa, sedangkan dari bakteri selulosom
Trichoderma T. reesei
adalah selobiosa. Kapang selulosom lebih
banyak kekurangannya dibandingkan dengan
T. longibrachiatum
bakteri selulosom seperti aktivitas sinergi antara
T. harzianum
komponen dan aktivitas hidrolisis pada selulosa
Bakteri Acidothermus A. cellulolyticus
dan hemiselulosa (Dashtban dkk, 2009). Seperti
Bacillus Bacillus sp. terlihat pada gambar 2, ekosistim selulosa tidak
Clostridium C. acetobutylicum ditempati oleh mikroba selulolitik itu sendiri,
C. thermocellum tetapi ditempati bersama-sama dengan mikroba
Pseudomonas P. cellulosa lainnya, baik selulolitik maupun non selulolitik.
Rhodothermus R. marinus Selulosa oleh selulosom dan mikroba selulolitik
Aktinomisetes Cellulomonas C. fimi lainnya akan didegradasi menjadi selobiosa dan
C. bioazotea glukosa. Oleh mikroba xilanolitik, xilan akan
C. uda didegradasi menjadi senyawa gula terlarut dan
Streptomyces S. drozdowiczii oleh mikroba sakarolitik dirombak lagi menjadi
S. sp.
gula yang lebih sederhana. Selanjutnya, gula
sederhana tersebut akan dimanfaatkan oleh
S. lividans
mikroba lainnya untuk menghasilkan produk-
Thermononospora T. fusca
produk lain seperti etanol, aseton, metan dan
T. curvata
sebagainya. Disamping itu akan dihasilkan pula
Sumber: R.K Sukumaran et.al., 2005 vitamin, nutrien serta protective agents (Bayer
dkk, 1994).
74
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 2, Desember 2010 : 70 - 77
75
Potensi Selulase dalam Mendegradasi
Lignoselulosa Limbah ... : Trisanti Anindyawati
76
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 2, Desember 2010 : 70 - 77
Howard, R.L., Abotsi, E., J. van Rensburg Peraturan Menteri Pertanian No. 28/ Permentan/
E.L., and Howard, S. 2003. Lignocellulose OT.140/2/2009. Standar Mutu Pupuk
Biotechnology: Issue of Bioconversion and Organik.
Enzyme Production. African J. of Biotech. Perez, J., J.M. Dorado, T. Rubia, J. Martinez.
Vol 2(12), 602-619. 2002. Biodegradation and Biological
Isroi. 2010. Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai treatments of Cellulose, Hemicellulose and
Pupuk Organik In Situ Untuk Mengurangi Lignin: An Overview. Int. Microbiol. 5, 53-
Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk. 63.
http://isroi.wordpress.com/2010/02/12/4905/ Saha, B.C. 2003. Hemicellulose Bioconversion.
Kim, K.H. and J. Hong. 2001. Supercritical CO2 J. Ind. Microbiol. Biotechnol. 30: 279-291.
Pretreatment of Lignocellulose enhances Saha, B.C. 2004. Lignocellulose Biodegradation
enzymatic cellulose hydrolysis. Bioresource and Application in Biotechnology. US
Technol. Vol 77(2), 139-144. Government Work. American Chemical
Malik, F.R., S. Ahmed, and Y.M. Rizki. 2001. Society. 2-14.
Utilization of Lignocellulosic Waste for the Shimizu, K., K. Sudo, H. Ono, M. Ishihara, T. Fujii
Preparation of Nitrogenous Biofertilizer. and S. Hishiyama. 1998. Integrated Process
Pakistan J. of Biological Sciences 4(10), for Total Utilization of Wood Componen by
1217-1220. Steam Explosion Pretreatment. Biomass and
Mosier, N., C. Wayman, B. Dale, R. Elander, Bioenergy, Vol 14(3), 195-203.
Y.Y. Lee, M. Holtzapple, M. Ladisch. 2005. Singhania, 2009. Cellulolytic Enzymes.
Features of Promising Technologies for Biotechnology for Agro-Industrial Residues
Pretreatment of Lignocellulose. Biores. Utilization. Chapter 20, 371-381.
Technol. 96, 673-686. Sukumaran, R.K, R.R Singhania and A. Pandey.
Mtui, Y.S. 2009. Recent Advances in Pretreatment 2005. Microbial Cellulases: Production,
of Lignocellulosic Wastes and Production Applications and Challenges. J. of Scientific
of Value Added Products. African J. of & Industrial Res. Vol 64, 832-844.
Biotechnology Vol. 8(8), 1398-1415. Widiastuti, H., Isroi, Siswanto. 2009. Keefektifan
Ohara, H., S. Karita, T. Kimura, K.Sakka and Beberapa Dekomposer Untuk Pengomposan
K. Ohmiya. 1998. Cellulase Complex from Limbah Sludge Pabrik Kertas Sebagai Bahan
Ruminococcus albus. Annual Report IC Baku Pupuk Organik. Berita Selulosa Vol
Biotech Vol. 21. 358-370. 44(2), 99-110.
Pason, P., K. Ratanakhanokchai and K.L. Kyu. Yoon, H.H. 1998. Pretreatment of Lignocellulosic
2003. Multiple Cellulases and Xylanases Biomass by Autohydrolysis and Aqueous
of Bacillus circulans B-6. Biotechnology Ammonia Percolation. Korean J. of Chemical
for Sustainable Utilization of Biological Eng., Vol 15(6), 631-636.
Resources in the Tropics Vol. 16. Proceedings
of Project Seminars in 2000-2003 for JSPS-
NCRT/DOST/LIPI/VCC. IC Biotech, Japan p.
305-310.
77